1
BAB I PENDAHULUAN
A. JUDUL Pola Perilaku Konsumen UMKM berbasis Website Komersial. Studi Website Mbakdiskon.com.
B. ALASAN PEMILIHAN JUDUL 1. Orisinalitas Penelitian mengenai UMKM telah banyak diteliti. Namun penelitian membangun UMKM dalam kasus berbasis website komersial sejauh ini masih sangat jarang untuk ditemukan. Sebelumnya sudah ada penelitian peran asosiasi bisnis dalam pengembangan UMKM pasca orde baru yang dikerjakan Yunesa Rahman mahasiswa PSdK pada tahun 2011 dan Pola kemitraan pemberdayaan UMKM atau strategi promosi perusahaan yang diteliti oleh Dina Indraningrum mahasiswi PSdK pada tahun 2009, namun belum ada yang meneliti UMKM berbasis website komersial. Penelitian ini termasuk tantangan baru dalam semakin pesatnya kemajuan dari teknologi dan bagaimana pemanfaatannya dalam membangun usaha terutama bagi UMKM sehingga bisa dimanfaatkan untuk mencapai kesejahteraan.
2
2. Relevansi
dengan
Jurusan
Pembangunan
Sosial
dan
Kesejahteraan Membangun sebuah usaha dagang adalah salah satu cara bekerja dimana tujuannya adalah untuk menuju kesejahteraan. UMKM sedang digalakkan dalam beberapa tahun belakangan ini di Indonesia. Seiring dengan kemajuan teknologi yang semakin canggih maka dalam perkembangannya UMKM pun mulai merambah berjualan ke ranah internet. Teknologi bukan sekedar tren, melainkan terus berkembang. Maka dari itu UMKM mengikuti teknologi dalam cara berdagang dan sebagai dampak kemajuan pembangunan teknologi. Secara dampak sosialnya membangun UMKM baru mampu menciptakan lapanganlapangan pekerjaan baru. Lapangan pekerjaan yang tidak terbatas bagi siapapun yang bisa mengakses internet. UMKM yang berhasil memberikan imbal balik seperti uang kepada pendiri sekaligus pekerja yang bersama-sama menghidupkan UMKM. Baik penjual dan pembeli menerima kemudahan yang tercipta akibat dampak pembangunan teknologi yang diiringi dengan penerapan bisnis melalui internet oleh UMKM.
3. Aktualitas Dengan semakin murah dan mudahnya mengakses internet, maka lambat laun internet tidak hanya menjadi sekedar tren namun juga menjadi sebuah kebutuhan. Awalnya internet digunakan sebagai
3
tempat untuk bertukar informasi dan kabar, sehingga aplikasi komunikasi serta website berbasis portal berita dan jejaring sosial laris digunakan oleh para pengguna internet. Seiring dengan makin banyaknya interaksi manusia pada internet kini berdagang pun dapat dilakukan dengan internet. Pengguna internet tidak pernah berkurang melainkan terus bertumbuh. Pemanfaatan internet untuk berdagang inilah yang tidak bisa dilewatkan begitu saja bagi siapa saja pelaku usaha UMKM. Internet dapat membantu pemasaran, bahkan kini UMKM bisa saja menawarkan barang dagangannya hanya pada sebuah website
dalam
internet
tanpa
memiliki
gerai
tetap
seperti
mbakdiskon.com.
C. LATAR BELAKANG
1. Internet Sebagai Media Baru Dalam Melakukan Perdagangan Dunia semakin digital, peneliti sosial harus mengerti bagaimana kehidupan aktivitas sosial menjadi berubah melalui media internet (Kozinets, 2010, p. 1). Berangkat dari pemikiran Kozinets adalah salah satu alasan mengapa penelitian tentang studi kasus yang terjadi dalam perkembangan internet dan dampaknya pada bidang sosial tidak bisa diabaikan dan merupakan topik yang hangat untuk dibahas. Keberdaan internet semakin berkembang pesat dan tidak reversibel. Kedepannya media internet terus maju tidak mungkin mengalami kemunduran.
4
Kehadirannya di era modern seperti tak terpisahkan dari kehidupan seharihari. Pengguna internet di Asia pada tengah tahun 2008 sudah mencapai 578 juta jiwa dengan pertumbuhan sekitar 406.1% semenjak jangka waktu 8 tahun dari tahun 2000 hingga 2008 dan 39.5% pengguna internet dunia adalah orang Asia (Kozinets, 2010: 16). Angka pertumbuhan yang sangat luar biasa, hampir 4 dari 10 pengguna Internet di dunia adalah Orang Asia. Jumlah pengguna internet di Asia juga yang paling dominan di antara benua lain. Selain karena jumlah penduduk di Asia yang besar hal ini membuktikan bahwa pasar internet di Asia berkembang pesat dan mendominasi. Indonesia sebagai bagian dari Asia yang memiliki populasi banyak turut andil dalam menambah angka banyaknya penggunaan Internet di Asia. Apabila dulu intenet hanya bisa diakses bagi kalangan yang mampu saja kini sudah tidak. Dahulu internet wajib memerlukan komputer dan modem dial up yang tersambung kepada jaringan telpon rumah. "Akhir 1998 dan Tahun 1999 adalah awal dari perjalanan provider internet dial up di Inggris" (Tilsed dalam Bradley, 2000: 226) Hal tersebut cukup mewah karena yang ingin mengakses internet harus memiliki komputer dan merepotkan karena ketika mengakses internet maka pelanggan tidak bisa mengakses telepon rumah, kecuali sang pelanggan memiliki dua sambungan telepon rumah.
Pada masa awal kehadirannya internet
dianggap barang tersier karena pada waktu itu juga komputer bukanlah barang yang harus ada pada setiap rumah tangga. Namun internet terus
5
berkembang. "Semenjak bisnis e-commerce menarik perhatian penjualan PC menjadi meningkat" (White dalam Bradley, 2010 : 147). Pada tahap selanjutnya modem tidak hanya berbentuk dial-up. Era selanjutnya adalah kehadiran internet dengan menggunakan satelit seperti parabola dan modem portable yang bisa dibawa kemana saja. Modem portable berfungsi dengan menggunakan sim card. Walaupun internet sudah bisa digunakan semudah menggunakan sim card tetapi penggunaan internet secara mobile tetap belum populer karena telepon genggam yang mampu berinternet masih mahal juga tarif internet dari sim card masih mahal. Masuk kepada era smartphone, provider telekomunikasi selular pun baru berlomba-lomba untuk memberikan harga tarif internet yang murah. Setelah itu kegiatan internet mobile pun berkembang pesat kini internet sudah tidak hanya diakses dari komputer namun bisa dimanapun dengan menggunakan laptop, tablet, atau telepon genggam. Internet kini menjadi sumber informasi yang cepat karena bisa diakses hanya dari genggaman tangan. Kemajuan pesat yang ditunjukkan dari teknologi internet bukan hanya berdampak pada lingkup teknologinya saja. Lingkup-lingkup lain di luar teknologi pun juga terkena imbasnya seperti lingkup sosial dan ekonomi. Pada lingkup sosial gaya bersosialisasi cenderung berubah. Ketika sebelum ada berinternet maka cara yang paling lazim dalam bersosialisasi adalah bertemu dengan individu lain secara langsung atau menggunakan telepon dan surat. Sekarang perubahan sosialisasi sudah
6
bisa dirasakan. Sosialisasi secara jarak jauh makin populer dengan memanfaatkan berbagai macam jejaring sosial. Ada beberapa jejaring sosial yang populer di internet. Pada awal mula kehadiran ledakan pengguna internet friendster adalah pilihan utama dalam bersosialisasi, website ini populer dari tahun 2004 hingga 2006, setelah itu website friendster kalah dan digantikan kehadirannya dengan facebook. Website friendster sendiri mengalami kebangkrutan dan menjual website tersebut kepada pengembang game digital. Era facebook populer adalah dari 2006 hingga sekarang. Sampai saat ini facebook masih digemari berbagai kalangan baik tua, muda, laki laki, perempuan. Facebook seperti identitas seseorang di dunia maya. Sulit pada masa kini untuk menemukan orang yang memiliki akses internet namun tidak pernah memiliki akun facebook. Selanjutnya salah satu jejaring sosial yang terkenal lainnya adalah twitter. Populer mulai sekitar tahun 2008 kini twitter masih digemari. Seringkali para pengguna akses internet memiliki akun twitter dan facebook menggunakannya secara bersamaan. Twitter dianggap lebih cepat dalam berita-berita terbaru, namun facebook lebih luas dengan fitur penyimpanan foto serta grup untuk berbagi. Dan pada akhirnya tren jejaring sosial kembali bertambah pilihannya dengan kehadiran aplikasi instagram yang banyak menarik pengguna karena kemudahanya dalam menyajikan fotofoto secara menarik. Berbagai macam jejaring sosial tersebut sama-sama memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Awalnya jejaring sosial digunakan untuk sekedar berinteraksi dan bersosialisasi. Namun
7
pada perkembangannya jejaring sosial dimanfaatkan untuk berjualan. Karena berjualan di sosial media lebih mudah ketimbang membuat sebuah website komersial. Untuk berjualan di sosial media hanya memerlukan pendaftaran gratis. Sementara itu untuk membuat website komersial yang utuh maka diperlukan biaya untuk hosting data yang diunggah ke internet serta waktu untuk mendesain website agar nyaman dilihat pengunjung. Website komersial memang memerlukan persiapan yang lebih banyak. Akan tetapi website komersial dapat menjaring semua kalangan calon pembeli dan tidak terbatas dari jenis sosial media yang digunakan. Selain itu website komersial juga tahan lama karena tidak pudar hanya karena tren pasar sosial media. Dengan adanya perubahan sosialisasi dari dunia nyata ke dunia maya maka kemungkinan untuk membicarakan topik-topik ekonomi seperti keuangan dan perdagangan pun tentu saja tidak luput dari internet. Kegiatan komersial yang berada di ranah internet dikenal dengan istilah ecommerce. "E-commerce bisa di definisikan secara luas dengan arti kegiatan komersial yang dilakukan melalui jaringan telekomunikasi yang mengarah kepada pembelian terhadap barang ataupun jasa" (White dalam Bradley, 2000). Banyak sekali ragam yang bisa dijual di dunia maya. Mulai dari perangkat elektronik, perangkat otomotif, tiket, makanan, baju, celana, alat musik dan berbagai macam jenis barang lainnya. Ada enam alasan mengapa
belanja
melalui
internet
semakin dinamis
dan
berkembang. Antara lain adalah, menghemat waktu dan biaya, bisa
8
menggunakan search tool pada toko online, memiliki rekomendasi yang tersedia di laman website, bisa saling berinteraksi dengan meninggalkan testimoni dan komentar, tidak perlu terganggu karena tidak berdesakan dan website komersial selalu memperbaiki diri. (Kompas.com, 2011)
2. Penggunaan Internet Dalam Perdagangan Di Indonesia Dan Dampak Sosial Website yang menjual barang dan jasa sudah muncul sedari awal mula tren internet masuk di Indonesia. Namun kepindahan pasar di dunia nyata ke dunia maya mulai populer ketika forum-forum menyediakan tempat untuk bertukar informasi mengenai barang yang dijual. Contoh forum yang paling populer di Indonesia dalam menyediakan tempat untuk bertukar informasi mengenai jual beli adalah kaskus.co.id. Di dalam forum kepercayaan timbul dari saling kenalnya penjual dan pembeli yang berteman di dalam forum. Setelah forum membuka jalan untuk menciptakan sebuah pasar baru di dunia maya maka tren setelahnya adalah sebuah website komersial dimana memang khusus menjadi pasar. Seperti tokobagus.com dan berniaga.com, kehadiran website mereka tidak memberikan informasi seperti portal-portal lainnya. Website mereka memang khusus untuk menjajakan barang agar pembeli dapat melihatnya. Pasar model baru ini membuat transaksi melalui internet semakin populer. Selain pembuatan website komersial khusus untuk sebagai pasar mempertemukan keinginan penjual dan pembeli di dunia maya, pasar baru
9
juga terjadi di ranah jejaring sosial. Jejaring sosial yang awalnya hanya digunakan untuk menjaga hubungan dengan teman, keluarga dan relasi pun turut menjadi pasar. Banyak sekali orang Indonesia yang memanfaatkan akun facebook dan twitter untuk berdagang. Kehadiran akun
dagang
pada
jejaring
sosial
mungkin
menyebabkan
ketidaknyamanan. Tetapi disitulah letak betapa hebatnya animo orang Indonesia pengguna internet dalam memindahkan kegiatan komersial ke dalam internet. Konsep usaha mikro di Indonesia adalah apabila memiliki pegawai dibawah atau 4 orang Sementara itu usaha kecil apabila memiliki pegawai lima sampai sembilan belas orang dan usaha menengah apabila memiliki dua puluh hingga sembilan puluh sembilan pegawai (Tambunan, 2009). Sementara itu berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Pasal 1 dan 6, kriteria agar dapat dikatakan memenuhi sebagai usaha mikro atau kecil adalah dimiliki oleh perorangan, usaha ekonomi berdiri sendiri, dilakukan oleh orang Indonesia dan berdomisili di Indonesia. Dibawah naungan menteri UMKM dan maksimal memiliki kekayaan hasil jual maksimal sebanyak dua milyar lima ratus juta rupiah. Dari kedua sumber tersebut maka kriteria UMKM sudah jelas dan setiap usaha dapat ditentukan kriterianya. Selanjutnya adalah bagaimana UMKM dapat membantu ekonomi Indonesia. Apabila mengacu kepada Hoselitz (1979) maka UMKM atau semua usaha perdagangan yang dibuat adalah ciri-ciri tanda bahwa negara sedang berkembang menjadi lebih baik.
10
Semakin banyaknya masyarakat yang berusaha untuk membuat usaha perdagangan maka negara tersebut sudah masuk kedalam tahap indutrialisasi. Dimana tahap setelah industrialisasi adalah industri spesialisasi. Industri spesialisasi adalah sifat indutrialisasi yang tidak hanya sekedar memperbanyak produksi namun juga memanfaatkan diversifikasi perdagangan dengan menggunakan ilmu dan teknologi sehingga menimbulkan sifat diferensiasi pada setiap produk usaha yang dikelola. UMKM juga merupakan sebuah perantara ditengah pasar diantara permintaan dan penawaran pasar. UMKM dapat mampu menyediakan apa yang pasar inginkan sekaligus memunculkan persaingan diantara produsen sehingga berdampak positif agar produsen saling berusaha membuat barang atau jasa dengan inovasi sebaik mungkin sebelum melempar penawaran ke pasar. UMKM lebih sering dianggap sebelah mata, banyak orang yang terjun ke dalam UMKM karena tidak mampu bersaing dapat pekerjaan di sektor formal dan bertahan hidup secara serabutan. Padahal di negara maju seperti Taiwan, Korea Selatan dan Jepang UMKM sangat digalakkan dalam kegiatan industri terutama di bidang elektronika dan mesin (Tambunan, 2009). Pandangan mengenai UMKM harus lebih dibuka dengan perspektif yang lebih positif. Salah satunya adalah dengan melakukan penelitian agar hasil UMKM dapat terbukti dengan sumber dan hasil data yang valid dan benar. Selama ini juga UMKM acapkali digambarkan sebagai tempatnya orang-orang miskin karena seiring belum
11
banyaknya usaha yang naik naik tingkat seperti dari mikro ke kecil, kecil ke menengah dan menengah ke besar. Padahal walaupun identik dengan kemiskinan produktivitas UMKM selalu meningkat dari tahun 1997 sampai 2006 (Tambunan 2009: 59-64) Produktivitas bisa dibuat semakin tinggi dengan kepedulian pemerintah serta pemanfaat ilmu dan teknologi. Beruntung di Indonesia undang-undang untuk UMKM sudah dikeluarkan seperti yang tercantum pada awal latar belakang penelitian ini yang diharapkan bisa dinikmati hasilnya dalam beberapa tahun ke depan. Selanjutnya adalah kesadaran dalam memanfaatkan ilmu dan teknologi yang perlu dikuatkan agar UMKM tidak semata-mata sebagai bagian dari kemiskinan. Salah satunya yang dicoba diangkat oleh peneliti adalah UMKM yang memanfaatkan teknologi internet dengan basis website komersial. Pemilihan penelitian ini bukan hanya sekedar tanpa alasan, melainkan mengikuti perkembangan zaman dan agar mengangkat citra UMKM menjadi lebih baik dalam pemanfaatannya.
Berbicara mengenai dampak sosial maka tidak lepas dari pembahasan
berbagai faktor dari pedagang dan pembeli. Menurut
Cangara ada tujuh faktor utama dalam komunikasi antar pribadi antara lain adalah sumber, pesan, media, penerima, pengaruh, tanggapan balik dan lingkungan. (Cangara, 2005:8) Sebagai sumber informasi maka tiap individu akan mengabarkan apa saja yang mereka butuhkan, peluang
12
inilah yang diambil oleh para pelaku UMKM. Begitu pula sebagai pedagang, pelaku UMKM harus memasarkan barangnya melalui mediamedia yang ada. Terutama yang saat ini populer adalah melalui internet. Apabila melihat dalam pengaruh sosial maka internet sudah merubah cara pandang dalam berbelanja. Tidak segalanya kini harus dibeli secara manual. Dan menurut jurnal oleh Dr. Ilham daya beli konsumen ditentukan oleh faktor eksternal dan internal. Faktor internal terdiri dari kebutuhan dan motivasi, kepribadian, psikografik, persepsi, pembelajaran dan sikap. Sementara itu faktor eksternal terdiri dari keluarga, kelas sosial, budaya, komunikasi pemasaran dan kelompok acuan. (Prisgunanto, 2012: 3) Semuanya saling mempengaruhi. Adanya kebutuhan dan motivasi dari pembeli menjadikan terbukanya pasar bagi UMKM di ranah internet. Melalui pembelajaran dan sikap, maka secara sosial sekarang lebih terbuka untuk berbelanja dengan gaya baru. Selain itu barulah secara eksternal pembeli menentukan pilihan yang mana pilihan yang cocok dengan preferensi budaya, keluarga dan kelas sosial. Mahasiswa dan remaja memang menjadi rentang umur yang paling terpengaruh terhadap munculnya internet. Tumbuh dan berkembang bersama internet membuat generasi muda menjadi lebih akrab dan berani dalam eksplorasi dunia maya. Transaksi aktivitas jual beli sudah menjadi sebuah dimensi kepentingan internet bersamaan dengan informasi, komunikasi dan kegiatan hiburan. Rata-rata responden mengenal internet ketika berumur dua belas tahun, saat kelas tujuh SMP dimulai dengan
13
pengenalan internet untuk mencari tugas. Remaja perkotaan mudah untuk menemukan akses terhadap internet karena ada sambungan internet di rumah, di sekolah, wi-fi publik ataupun warnet. Dengan fungsi paling banyak dalam dimensi mencari hiburan. (Qomariyah, Tanpa Tahun: 9, 13). Remaja dan mahasiswa menjadi terbiasa dengan internet karena aksesnya yang semakin mudah. Walau transaksi bukan merupakan pilihan utama, namun dimensi ini tidak bisa dipandang sebelah mata karena semakin banyak website komersial yang tersedia karena adanya pasar yang tercipta melalui internet. Menurut laporan Nielsen konsumen Indonesia mulai menyukai belanja online untuk membeli barang dan jasa. Pada tahun 2013 nilai e-commerce Indonesia tercatat sebesar Rp 94,5 triliun diproyeksikan untuk naik tiga kali lipat pada 2016 hingga sebesar Rp 295 triliun nilai ecommerce Indonesia. (Detik.com, 2014). Pembelian yang dilakukan oleh orang Indonesia di internet pun beragam macamnya sebanyak 74% memesan pakaian dan aksesoris secara online. Produk lainnya adalah elektronik sebesar 47,5%, produk kesehatan dan kecantikan 39,2%, makanan dan minuman 31,2% serta buku atau majalah 29,8%. (Detik.com, 2014) Hal tersebut membuktikan banyak peluang untuk berdagang di internet, karena memang banyak calon pembeli yang datang. Hal ini diuntungkan dengan calon pembeli yang tidak terbatas jarak dan waktu dengan internet. Siapapun dan kapanpun bisa melihat barang dagangan yang dijual ketika sudah diunggah kedalam website. Hal yang menarik ini
14
menjadi sebuah tantangan bagaimana membangun UMKM berbasis website komersial yang bermanfaat secara sosial.
3. Landasan Teori Penelitian Teori diambil dari teori neo-capital. Dengan turunan teori social capital (modal sosial) oleh Robert Putnam. Teori Putnam digunakan karena lebih relevan dibanding dengan teori modal sosial Bourdieu. Teori model sosial mengacu kepada integrasi pembangunan dan modal sosialnya terhadap masyarakat. Teori modal sosial Putnam menekankan investasi sosial serta kepercayaan sebagai acuan utama modal. Teori ini bisa digunakan untuk penelitian terhadap individu ataupun kelompok. Investasi sosial yang dimaksud adalah memiliki relasi (networking), kepercayaan (trust), informasi (information), kemampuan (skill) ataupun sumber daya (resource), dimana bisa dimanfaatkan untuk mendapatkan timbal balik. Masalah yang terjadi dalam teori modal sosial adalah masalah pembauran terhadap masyarakat. Bila secara individual atau kelompok kurang memiliki investasi sosial maka terjadi resistensi pada tahap pembauran dan kepercayaan. Apabila terjadi resistensi maka
menghambat visi dalam
bermasyarakat. Seperti apabila dalam contoh individual adalah kurangnya investasi sosial menyebabkan sulit untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik, sementara itu dalam kelompok contohnya adalah sulit untuk menggerakkan kelompok untuk mencapai sesuatu yang dianggap kelompok lebih baik. Modal sosial bekerja dengan cara antar individu
15
yang bersatu melalui jaringan. Semakin besar dan kuat investasi sosial dari individu maka semakin kuat modal sosial yang terbentuk. Kekuatan modal sosial secara internal bisa diukur dengan struktur yang solid, pembagian otoritas yang jelas serta sumber daya yang luas. Sementara itu secara eksternal kekuatan modal sosial dinilai dari kekuatan relasi, pilihan relasi yang luas, serta intensitas dan keintiman interaksi yang timbal balik. Menurut Putnam, semakin kuat modal sosial dari suatu daerah maka semakin mudah dalam membangun ekonomi dan pemerintahan. Hal tersebut berdampak baik bagi pembangunan suatu negara. Kepercayaan (trust) menjadi hal penting dalam modal sosial karena berdampak timbal balik. Dengan hasil timbal balik saling percaya maka mudah untuk menggerakkan masyarakat dalam bekerja sama. Teori social capital oleh Putnam dirasakan relevan penggunaannya dengan penelitian yang dilakukan. Penelitian membahas masalah mengenai modal sosial yang diperlukan. Modal sosial merupakan hal yang fundamental dalam banyak dalam mengerjakan hal-hal. Modal sosial yang dibutuhkan berbeda untuk setiap tujuan yang berbeda namun masih dalam lima koridor investasi sosial yang sama yaitu relasi, kepercayaan, informasi, kemampuan dan sumber daya. Putnam percaya dengan teori social capital merubah sistem kepemilikan individual menjadi atribut kelompok. Dalam konteks penelitian ini adalah industri UMKM yang tadinya hanya digagas oleh beberapa individu, apabila dikelola dengan benar maka bisa menjadi sebuah identitas bagi sebuah kelompok. Modal
16
sosial menjadi bentuk partisipasi aktif masyarakat dalam berkehidupan yang saling membutuhkan dan memiliki keinginan timbal balik. Melalui teori capital social pula dijabarkan bahwa keberhasilan untuk menuntut atau menciptakan perubahan juga terjadi oleh rasa kepemilikan bersama. Apabila ada sesuatu hal yang ingin diwujudkan atau dicapai bersama, maka modal sosial muncul. Begitu apabila dirasakan ada yang tidak sesuai dengan keperluan ataupun keinginan sebuah kelompok, maka modal sosial akan menjadi penggagas perubahan.
D. RUMUSAN MASALAH 1. Modal sosial apa saja yang diperlukan dalam membangun dan menjalankan UMKM berbasis website komersial? 2. Faktor apa saja yang membuat pembeli merasa nyaman dan loyal dalam berbelanja secara online?
E. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN 1. Tujuan penelitian a. Mengetahui modal sosial dan dampak sosial dalam menjalankan UMKM berbasis webiste komersial. b. Meneliti pola belanja pelanggan UMKM berbasis website komersial.
17
2. Manfaat penelitian a. Untuk mengetahui serta meberikan penjelasan serta rumusan secara teoritis bagaimana cara bekerja sebuah UMKM yang mengandalkan website sebagai alur utama dalam berdagang. b. Memberikan pengetahuan mengenai pola pelanggan dalam berbelanja melalui website komersial dan bagaimana cara menjaga keberlangsungan UMKM berbasis website komersial.