BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Tujuan organisasi sering dieskspresikan dalam bentuk pertumbuhan, sehingga banyak pihak yang berkepentingan atas perusahaan berharap agar perusahaan dapat tumbuh dengan baik. Penelitian Saputro (2002) menunjukkan bahwa pertumbuhan perusahaan merupakan suatu harapan yang diinginkan oleh pihak internal dan eksternal perusahaan, seperti investor dan kreditur. Hal ini dapat dipahami karena dengan tumbuhnya perusahaan diharapkan akan memberikan suatu dampak yang positif bagi kemakmuran mereka. Disamping itu, pertumbuhan
perusahaan
yang
tinggi
dipandang
merupakan
cerminan
keberhasilan realisasi investasi di masa lalu. Khusus bagi pemegang saham, perusahaan yang tumbuh dipandang menguntungkan terutama dari aspek tingkat pengembalian investasi yang mereka tanamkan. Dalam prakteknya ternyata pertumbuhan perusahaan ini memberikan banyak implikasi terhadap berbagai aspek, salah satunya adalah kebijakan perusahaan, seperti kebijakan dividend an kebijakan struktur modal perusahaan. Implikasi tersebut tentu saja dapat berbentuk positif dan negatif. Penelitian-penelitian yang berkaitan dengan hubungan antara pertumbuhan perusahaan dengan kebijakan dividen dan struktur modal perusahaan telah banyak dilakukan oleh para peneliti. Smith and Watts (1992) telah meneliti hubungan
Universitas Sumatera Utara
antara pertumbuhan
perusahaan
dengan kebijakan dividen dan struktur
modal, dimana hasilnya menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif yang cukup signifikan anatra pertumbuhan perusahaan dengan kebijakan deviden dan struktur modal. Demikian juga halnya dengan Gaver and Gaver (1993) telah meneliti hubungan antara pertumbuhan perusahaan dengan kebijakan dividend dan struktur modal. Namun hasilnya berbeda dengan penelitian Smith and Watts, dimana hasilnya menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara pertumbuhan perusahaan dengan kebijakan dividen (dividen payout), namun pertumbuhan perusahaan memiliki pengaruh negatif yang cukup signifikan terhada kebijakan struktur modal. Penelitian Gul (1999) menemukan bahwa tidak terdapat hubungan antara pertumbuhan perusahaan dengan kebijakan dividen (dividend payout), namun terdapat hubungan negatif yang cukup signifikan antara pertumbuhan perusahaan dengan kebijakan struktur modal perusahaan. Hipotesis sinyal menyatakan bahwa perusahaan yang berkualitas tinggi akan membayar deviden lebih tinggi (Miller & Rock (1985), dalam Jogiyanto Hartono, 1999). Di Indonesia sendiri beberapa penelitian yang terkait dengan pertumbuhan perusahaan dan pengaruhnya terhadap kebijakan dividen dan struktur modal juga telah pernah dilakukan. Tettet Fijrijanti dan Jogiyanto Hartono (2000) telah meneliti dan menemukan hasil bahwa kondisi pertumbuhan perusahaan
Universitas Sumatera Utara
mempengaruhi kebijakan pendanaan dan deviden yang dibuat perusahaan. Dan dalam hal kebijakan pendanaan telah membuktikan bahwa perusahaan yang tumbuh dan yang tidak tumbuh mengambil kebijakan pendanaan yang berbeda. Dari beberapa penelitian seperti telah diuraikan di atas, terlihat bahwa terdapat hasil yang berbeda bahkan bertolak belakang. Hal ini kemungkinan disebabkan ada faktor lain yang juga diduga berpengaruh terhadap hubungan antara pertumbuhan perusahaan dengan kebijakan dividen dan struktur modal perusahaan. Dari penelitian Subekti dan Indra Wijaya Kesuma (2001), diperoleh hasil bahwa kebijakan pendanaan tidak dipengaruhi oleh klasifikasi perusahaan yang berpotensi tumbuh atau tidak. Hal ini mengindikasikan adanya perbedaan pandangan perusahaan di negara yang sudah maju dengan perusahaan di negara yang sedang berkembang. Perbedaan pandangan ini terutama dalam penyelesaian konflik dan risiko yang berkaitan dengan hutang (pendanaan) perusahaan. Perbedaan ini kemungkinan disebabkan oleh adanya lingkungan ekonomi dan bisnis yang berbeda antara negara yang sedang berkembang dengan negara yang sudah maju seperti peraturan pemerintah, perpajakan, kebijakan moneter dan perbankan, serta struktur kepemilikan perusahaan (Sarni, dkk 1999). Hasil penelitian yang dilakukan di pasar modal yang sudah maju menunjukkan bahwa kebijakan perusahaan baik kebijakan deviden maupun kebijakan struktur modal juga dipengaruhi oleh kepemilikan manajerial. Penelitian tersebut antara lain dilakukan oleh Mehran (1992), Jensen, et, al (1992), Moh'd et, al (1998). Menurut Skinner (1993), bagi perusahaan yang
Universitas Sumatera Utara
tumbuh kepemilikan manajerial pada suatu perusahaan merupakan suatu faktor yang sangat penting, karena pertama perusahaan yang tumbuh mempunyai potensi yang besar dalam menghasilkan laba, tetapi realisasi laba tersebut seringkali tertunda dan penundaan management earning melalui kepemilikan managerial ini merupakan suatu mekanisme yang baik, kedua kemungkinan konflik kepentingan antara manajer dan pemegang saham pada perusahaan yang tumbuh akan semakin besar, hal ini disebabkan, pada perusahaan tumbuh pembatasan kegiatan yang berkaitan dengan kebijakan pendanaan yang dilakukan oleh manajer akan semakin kecil. Peran kepemilikan manajerial ini dipertegas oleh (Jensen and Meckling, 1976), yakni adanya kepemilikan manajerial akan mensejajarkan kepentingan antara, manajer dengan pemegang saham. Penelitian ini merupakan pengembangan atas penelitian yang sudah ada sebelumnya. Penelitian yang akan dilakukan merupakan penelitian lanjutan dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya (Smith & Watts, 1992 ; Gaver & Gaver, 1992) dengan menambah variabel struktur kepemilikan sebagai variabel moderating yang mempengaruhi hubungan antara pertumbuhan perusahaan dengan kebijakan dividen dan struktur modal. Kepemilikan manajerial dijadikan moderating variabel dengan alasan ; (1) hasil penelitian yang dilakukan di Indonesia menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh kepemilikan manajerial terhadap kebijakan perusahaan, khususnya kebijakan dividen dan kebijakan struktur modal (Setiawan, 2004), (2) Indonesia merupakan suatu negara yang berkembang yang memiliki karakteristik yang unik, di mana perusahaan, khususnya yang go publik mempunyai tingkat utang yang tinggi, konsentrasi
Universitas Sumatera Utara
kepemilikan yang sangat tinggi dan rendahnya kepemilikan manajerial (Reeves, 2002), sehingga ada dugaan sementara dengan rendahnya kepemilikan manaierial dan tingginya konsentrasi kepemilikan saham akan menyebabkan manajer tidak mempunyai kemampuan untuk menjalankan agendanya sendiri, seluruh kebijakan yang dilakukan diatur oleh kelompok mayoritas tersebut. Perbedaan lain dari penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah dalam
pengukuran
variabel
pertumbuhan
perusahaan.
Dalam
penelitian
sebelumnva, variabel pertumbuhan perusahaan diproxykan dengan nilai skor factor dari investment opportunity set (IOS), sedangkan dalam penelitian ini digunakan nilai Tobin's Q. Secara umum Tobin's Q menyajikan dua konsep yaitu: (1) Growth Opportunities atau kesempatan tumbuh dan (2) Kinerja perusahaan (Chung & Pruitt, 1994 ; De Jong, 1999). Konsep yang pertama didefinisikan sebagai market's expectation dari nilai proyek di masa yang akan datang berdasarkan pengeluaran yang dilakukan oleh manajemen. Sedangkan konsep yang kedua merupakan alat ukur dari kinerja perusahaan. Menurut Brealey dan Myers (1988) suatu perusahaan rnempunyai kesempatan tumbuh jika nilai Tobin's Q sama atau lebih besar dari satu, sedangkan suatu perusahaan dikatakan tidak melakukan pertumbuhan atau berhenti berinvestasi jika nilai Tobin's Q lebih kecil dari satu.
1.2. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan di atas, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
1. Apakah terdapat pengaruh pertumbuhan perusahaan terhadap kebijakan dividen? 2. Apakah terdapat pengaruh pertumbuhan perusahaan terhadap kebijakan struktur modal? 3. Apakah kepemilikan manajerial mempengaruhi hubungan antara pertumbuhan perusahaan dengan kebijakan dividen? 4. Apakah kepemilikan manajerial mempengaruhi hubungan antara pertumbuhan perusahaan dengan kebijakan struktur modal?
1.3. Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan beberapa tujuan sesuai relevansinya dengan perumusan masalah yang telah disusun. Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk menguji pengaruh pertumbuhan perusahaan terhadap kebijakan dividen. 2. Untuk menguji pengaruh pertumbuhan perusahaan terhadap kebijakan struktur modal. 3. Untuk menguji pengaruh kepemilikan manajerial terhadap hubungan antara pertumbuhan perusahaan dengan kebijakan dividen. 4. Untuk menguji pengaruh kepemilikan manajerial terhadap hubungan antara pertumbuhan perusahaan dengan kebijakan struktur modal.
Universitas Sumatera Utara
1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi banyak pihak, baik praktisi, akademisi dan pihak-pihak yang memberi perhatian terhadap perkembangan ilmu keuangan dan pasar modal, disamping juga bermanfaat bagi peneliti sendiri. Manfaat yang diharapkan diperoleh dari penelitian ini antara lain sebagai berikut : 1. Bagi praktisi yang berkepentingan (baik investor, calon investor dan manajer perusahaan), penelitian ini diharapkan dapat memperjelas pemahaman tentang pengaruh kepemilikan manajerial terhadap hubungan antara pertumbuhan perusahaan terhadap kebijakan dividen dan strukaur modal. sehingga bermanfaat dalam pengambilan keputusan yang terbaik dan optimal, seperti keputusan investasi, keputusan pendanaan, d1l. 2. Bagi institusi perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan dapat meminimalisir agency cost dalam perusahaan. 3. Bagi para akademisi dan peneliti yang concern dalam bidang akuntansi dan keuangan, penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu referensi untuk melakukan penelitian-penelitian berikutnya. Penelitian ini diharapkan dapat melengkapi temuan empiris dalam bidang akuntansi dan keuangan khususnya pada perusahaan go publik di Indonesia, sehingga bermanfaat bagi kemajuan dan pengembangan keilmuan serta praktiknya di masa yang akan datang. 4. Bagi penulis, penelitian ilmiah ini bermanfaat dalam mengasah kemampuan intelektual dengan basis kerangka berpikir ilmiah dalam rangka memiliki kompetensi keilmuan yang memadai.
Universitas Sumatera Utara