1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Salah satu permasalahan yang sering dialami dalam di dunia pendidikan adalah kurangnya motivasi belajar yang mempengaruhi terhadap hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Pendidikan menpunyai tugas untuk membimbing dan mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan manusia dari tahap ke tahap kehidupan anak didik sampai mencapai titik kemampuan yang optimal. Potensi atau kemampuan berkembangan dalam diri manusia itu baru dapat berlangsung dengan baik bilamana diberi kesempatan yang cukup baik dan menguntungkan untuk berkembang melalui pendidikan yang terarah. Kemampuan potensial pada diri manusia itu baru aktual dan fungsional bila disediakan kesempatan untuk muncul dan berkembang dengan menghilangkan segala gangguan yang dapat menghambatnya. Hambatanhambatan mental dan spritual banyak sekali corak dan jenisnya, seperti hambatan pribadi dan keluarga serta hambatan sosial. Hambatan sosial, misalnya hambatan emosional (tidak adanya motivasi belajar) dan lingkungan masyarakat yang tidak mendorong kepada kemajuan dan cenderung melema hnya kemampuan dan motivasi siswa dalam menjalankan pendidikan. 1 Motivasi dalam pendidikan itu sangat penting, karena motivasi merupakan salah satu komponen yang paling penting dalam belajar namun
1
M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi aksara, 2009), hlm. 156
1
2
sering kali sulit untuk di ukur.2 Di sekolah seringkali terdapat anak yang malas, tidak menyenangkan, suka membolos dan sebagainya. Dalam hal demikian berarti guru tidak berhasil memberikan motivasi yang tepat untuk mendorong agar ia bekerja dengan segenap tenaga dan pikiranya. Banyak bakat anak tidak berkembang karena tidak diperoleh motivasi yang tepat, jika seorang mendapat motivasi yang tepat, maka paduan tenaga yang luar biasa, sehingga tercapai hasil-hasil yang semula tidak terduga.3 Tindakan memotivasi akan lebih dapat berhasil, jika tujuannya jelas dan disadari oleh yang dimotivasi serta sesuai dengan kebutuhan orang yang dimotivasi. Oleh karena itu, setiap orang (pendidik) yang akan memberi motivasi harus mengenal dan memahami benar-benar latar belakang kehidupanya, kebutuhan dan kepribadian orang yang akan dimotivasi serta teori-teori bagaimana motivasi bisa berhasil. 4 Motivasi belajar dalam diri seseorang cenderung tidak tetap, kadang-kadang kuat dan kadang lemah, bahkan dapat hilang sama sekali, oleh karena itu motivasi belajar sangat penting untuk tetap mempertahankan belajar. Sedangkan pengertian belajar yaitu suatu proses usaha untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi denga lingkungannya. 5
2
Esa Nur Wahyuni, Motivasi Dalam Pembelajaran (Malang: UIN Malang Press, 2009),
3
M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), hlm
4
Ibid., hlm. 74. Slameto, Belajar dan Faktor-Fakor yang Mempengaruhi (Jakarta: Rineka Cipta, 2001),
hlm. 11. 60-61 5
hlm. 2.
3
Dalam istilah lain tingkah laku belajar dikendalikan oleh ganjaran (reward) atau mpenguatan (reinforcement).6 Sehingga dalam prakteknya pemberian reward (ganjaran) digunakan oleh pendidik (guru) sebagai bentuk penguatan, stimulus dalam mendidik. Istilah reward atau ganjaran digunakan ketika siswa (anak didik) sukses berhasil menyelesaikan tugas dengan baik, sehingga tak jarang dijumpai pemberian reward sebagai bentuk penguatan positif diberikan pendidik (guru) kepada anak didik sebagai wujud tanda kasih sayang, penghargaan atas kemampuan dan prestasi seseorang, bentuk dorongan atau tanda kepercayaan. 7 Pemberian reward tidak harus berupa benda atau uang kerena hal ini akan berpengaruh buruk terhadap kepribadian anak karena ia akan tumbuh menjadi anak yang matrealistis; ia akan selalu menginginkan imbalan atas apa yang telah dikerjakannya. Hadiah yang berbentuk inmateri, seperti pujian di depan orang banyak, senyuman, tepuk tangan, justru lebih efektif dan berpengaruh positif terhadap pertumbuhan jiwanya.8 Reward sebenarnya dapat dijadikan alat yang efektif dalam pencapaian tujuan pendidikan atau bahkan menjadi bumerang (serangan balik) bagi anak didik. Pemberian reward secara berlebihan berdampak pada penekanan diri serta perasaan frustasi anak. Penempatan reward secara tepat dapat menjadi motivasi tersendiri pada diri anak didik dalam menumbuhkembangkan
6
Wasti Soemanto, Psikologi Pendidikan (Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan) (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2000), hlm. 117. 7 Sardiman A. M, Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar (jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2000), hlm. 34. 8 Hasan Syamsi Basya, Mendidik Anak Zaman Kita (Jakarta: Zaman, 2009),hlm. 135-136.
4
totalitas kemampuan diri menuju keutamaan dan kesempurnaan. Namun jangan sampai penggunaan reward menjadikan anak untuk melakukan sesuatu hanya karena ingin mendapatkan reward. Seperti yang telah disampaikan di atas, reward yang sesuai dengan ukuran dan tepat dalam pemberiannya maka hal ini dapat memberikan motivasi prestasi dalam belajar siswa. Dengan demikian hal ini akan meningkatkan prestasi belajar siswa dan akan memberikan kepercayaan diri siswa atas apa yang akan dilakukannya. Maka
penulis akan melakukan
penelitian mengenai penerapan sistem reward untuk meningkatkan motivasi belajar siswa di kelas B TKIT Al Fikri Medono Pekalongan. Pemberian reward
hendaknya dilakukan dalam waktu yang tepat
terhadap siswa, karena dengan pemberian reward yang terlalu sering akan membuat pemberian reward itu menjadi hal yang biasa dan tidak lagi di minati oleh siswa sebagai motivasi belajar. Ketika akhir pekan dan ketika setelah libur panjang, biasanya siswa susah untuk beradaptasi kembali dengan lingkungan sekolah, di sini adalah salah satu waktu yang tepat untuk menerapkan reward ini kepada siswa yang mau mengikuti kegiatan belajar kembali, sehingga siswa yang lain terpacu untuk mengikuti pembelajaran dengan motivasi belajar yang tinggi. Kenyataan yang terjadi dilapangan, setelah melakukan observasi awal, siswa yang telah diberi reward atas keberhasilannya melakukan sesuatu pekerjaan sesuai dengan perintah guru, reward itu mampu meningkatkan motivasi belajar siswa.
5
Berawal dari alur pikir dan latar belakang di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Penerapan Sistem Reward Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Di Kelas B TKIT Al Fikri Medono Pekalongan Tahun Ajaran 2013-2014”. Adapun alasan penulis memilih penelitian di TKIT Al Fikri Medono Pekalongan adalah sebagai berikut : 1. Di TKIT Al Fikri terdapat penerapan reward dalam meningkatkan motivasi belajar siswa, diantaranya berupa : Reward berupa tepuk tangan dan pujian, Reward berupa kepercayaan untuk menjadi pemimpin kelas, Reward berupa kepercayaan untuk menjadi imam dalam shalat, Reward berupa gambar, dan Reward berupa barang/benda. 2. Pemberian reward sangat penting dalam meningkatkan motivasi belajar siswa. 3. Belum ada yang melakukan penelitian sebelumnya di TKIT Al Fikri Medono Pekalongan. Dengan demikian penelitian ini merupakan penelitian yang pertama kalinya dilakukan di TKIT Al Fikri Medono Pekalongan.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka terdapat rumusan masalah sebagau berikut : 1. Bagaimana penerapan sistem reward untuk meningkatkan motivasi belajar siswa di kelas B TKIT Al Fikri Medono Pekalongan Tahun Ajaran 20132014?
6
2. Faktor apa saja yang mendukung dan menghambat pemberian reward terhadap motivasi belajar siswa di kelas B TKIT Al Fikri Medono Pekalongan Tahun Ajaran 2013 - 2014?
C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mendiskripsikan penerapan reward terhadap peningkatkan motivasi belajar siswa di kelas B TKIT Al Fikri Medono Pekalongan Tahun Ajaran 2013-2014. 2. Untuk mengetahui faktor yang mendukung dan menghambat pemberian reward terhadap peningkatan motivasi belajar siswa di kelas B TKIT Al Fikri Medono Pekalongan Tahun Ajaran 2013-2014.
D. Kegunaan Penelitian 1. Secara Teoritis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menyumbang pemikiran bagi para guru dan lembaga pendidikan pada umumnya tentang penerapan reward terhadap motivasi belajar siswa. b. Mengembangkan wawasan penulis dalam motivasi belajar siswa. Sebagai referensi bagi penelitian-penelitian yang sejenis. c. Memberikan masukan kepada peneliti selanjutnya agar dalam penelitian lebih memfokuskan kepada pemberian reward. 2. Secara Praktis : a. Dapat digunakan oleh guru sebagai metode atau cara dalam upaya meningkatkan motivasi belajar siswa.
7
b. Dapat menjadi solusi dari problem yang dihadapi para orang tua khususnya dalam hal penerapan reward sebagai motivasi belajar siswa. c. Dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa melalui penerapan reward.
E. Tinjauan Pustaka 1. Analisis teori Secara bahasa reward diartikan sebagai ganjaran, hadiah, upah, penghargaan. 9 Reward adalah sembarang perangsang, situasi atau pernyataan lisan yang bisa menghasilkan kepuasan atau menambah kemungkinan suatu perbuatan yang dipelajari. 10 Salah satu upaya yang dapat ditempuh oleh seorang guru dalam rangka meningkatkan motivasi belajar anak didik yaitu dengan memberikan reward. Reward merupakan suatu metode yang dapat diberikan guru kepada anak didik untuk menumbuhkan motivasi anak didik agar mereka lebih giat dan semangat dalam interaksi belajar mengajar. Reward yang diberikan guru, seperti seperti mengajak anak didik untuk melakukan atau mencapai tujuan yang diharapkan oleh guru yang disertai dengan rangsangan seperti pemberian hadiah maupun ucapan yang dapat membesarkan hati anak didik.
9
Leo Syahputra, Kamus lengkap Inggris-Indonesia (Jakarta: Lima Bintang, 2001),
hlm. 167. 10
J. C. P. Chaplin, Kamus lengkap Psikologi, terj. Kartini kartono, Cet. Ke-1 (Jakarta: Rajawali, 2009), hlm. 436.
8
Dengan cara seperti di atas, penggunaan reward dapat memotivasi dan mendorong siswa untuk aktif dalam belajar guna memperoleh prestasi yang lebih, dengan cara memberika rangsangan berupa hadiah baik fisik maupun non fisik. Hal ini berarti telah mendorong anak didik untuk aktif mengikuti proses belajar mengajar, anak didik tidak hanya menerima transfer ilmu dari guru, mereka juga tidak bosan mengikuti pelajaran Skripsi Awaliyah Fani Furaidah berjudul “Efektifitas Penggunaan Reward dan Punishment Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Di RA Assyafi’iyah Desa Gringsing Sari Kecamatan Wonotunggal Kabupaten Batang”, mengatakan bahwa peningkatan motivasi belajar siswa di RA Assafi’iyah Desa Gringsing Sari Kecamatan Wonotunggal Kabupaten Batang setelah menggunakan reward dan punishment telah berhasil meningkatkan motivasi siswa di sekolah tersebut. 11 Skripsi Anik Rizkiyah yang berjudul “Pengaruh Hukuman dan Ganjaran Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Qur’an Hadist di MAN 01 Kedungwuni Kabupaten Pekalongan”, menyebutkan bahwa ganjaran membawa pengaruh cukup besar terhadap kejiwaan dan semangat dari peserta didik untuk lebih giat lagi untuk meningkatkan prestasi belajarnya”.12
11
Awaliyah Fani Furaidah, “EfektifitasPenggunaan Reward dan Punishment Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa di RA Assafi’iyah Desa Gringsing Kecamatan Wonotunggal Kabupaten Batang” Skripsi Sarjana Pendidikan Agama Islam, (Pekalongan, STAIN Pekalongan, 2013), hlm. 85. 12 Anik Rizkiyah, “Pengaruh Hukuman dan Ganjaran Terhadap Peningktan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Qur’an Hadist Siswa Kelas XI MAN 01 Kedungwuni Kabupaten Pekalongan” Skripsi Sarjana Pendidikan Agama Islam, (Pekalongan, STAIN Pekalongan, 2007), hlm. 76.
9
Skripsi Nur Inayah yang berjudul “Pengaruh Reward Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa (Studi Korelasi Di Kelas III SDIT Permata Hati Batang Tahun Ajaran 2009/ 2010)”, disebutkan bahwa korelasi yang terjadi antara reward dengan motivasi belajar siswa di kelas III SDIT Permata Hati Batang adalah korelasi yang positif. Hal ini dapat dilihat dari nilai r XY sebesar 0,6706 lebih besar dari nilai rt baik pada taraf signifikan 5 % sebesar 0,361 atau 0,6706 > 0,361 maupun pada taraf signifikan 1 % sebesar 0,463 atau 0,6706 > 0,463. Bila dilihat dari tabel intepretasi, nilai r XY sebesar 0,6706 terletak pada interval 0,60 – 0,799 yang mengandung penafsiran bahwa antara variabel X dan variabel Y mempunyai korelasi yang kuat. Dengan demikian hipotesis yang penulis ajukan diterima dan terbukti.13 Skripsi Nuke Fitriyaningrum yang berjudul “Korelasi Pemberian Hukuman dengan Disiplin Kelas (Studi di SD Negeri Sukorejo Limpung Kabupaten Batang)”, disebutkan bahwa dalam penelitian yang dilakukan di SD Negeri sukorejo Limpung Batang ditemukan bahwa pelaksanaan pemberian hukuman dan pelaksanaan disiplin kelas mempunyai pengaruh positif. Hal ini terbukti pada kesalahan 5% rt = 0,304, dan rxy = 0,408 dengan demikian rxy > rt berarti Ho ditolak dan Ha diterima, pada tingkat kesalahan 1% rt = 0,393 dan r xy = 0,408, dengan demikian rxy> rt. Berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Baik pada tingkat kesalahan 5% maupun 1%
13
Nur Inayah, “Pengaruh Reward Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa (Studi Korelasi Di Kelas III SDIT Permata Hati Batang Tahun Ajaran 2009/ 2010), Skripsi Sarjana Pendidikan Agama Islam, (Pekalongan: STAIN Pekalongan 2010), hlm. 80.
10
membuktikan bahwa r xy> rt. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa setelah diadakan pengujian hipotesis yang penulis ajukan, Ha diterima baik dalam kesalahan 5% maupun 1%. 14 Skripsi Siti Rofi’ah yang berjudul “Pengaruh Penerapan Metode Ganjaran dan Hukuman Terhadap Kemandirian Santri di Pondok Pesantren Asasul Huda di Desa Klawen Bawang Kabupaten Batang”, disebutkan bahwa dari perhitungan diperoleh rxy sebesar 0,0290, sedangkan dalam tabel (rt) pada taraf signifikan 5% sebesar 0,254, dan pada taraf signifikan 1% sebesar 0,330. dari perhitungan tersebut ternyata rxy lebih kecil dari pada rt, baik pada taraf dignifikan 5% maupun 1%. Dengan demikian, Ha (hipotesis yang peneliti ajukan) ditolak dan H o diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa antara penerapan metode ganjaran dan hukuman dengan kemandirian santri di Pondok Pesantren Asasul Huda Kecamatan Bawang Kabupaten Batang tidak terdapat korelasi yang positif dan signifikan. 15 Skripsi Rusmiyati yang berjudul “Pengaruh Reward And Punishment Terhadap Motivasi Belajar PAI Anak Didik Kelas VI SDN Sragi” menyimpulkan bahwa hasil penelitian menunjukkan penerapan reward and punishment yang diberikan oleh guru mata pelajaran
14
Nuke Fitriyaningrum, “Korelasi Pemberian Hukuman dengan Disiplin Kelas (Studi di SD Negeri Sukorejo Limpung Kabupaten Batang)”, Skripsi Sarjana Pendidikan Agama Islam, (Pekalongan: STAIN Pekalongan 2010), hlm. 82. 15 Siti Rofi’ah, “Pengaruh Penerapan Metode Ganjaran dan Hukuman Terhadap Kemandirian Santri di Pondok Pesantren Asasul Huda di Desa Klawen Bawang Kabupaten Batang”, Skripsi Sarjana Pendidikan Agama Islam, (Pekalongan: STAIN Pekalongan 2010), hlm. 71.
11
pendidikan agama Islam di SDN 01 Sragi sangat baik, hal ini dibuktikan dengan hasil analisis angket reward and punishment anak didik SDN 01 Sragi adalah 82, 7%, nilai ini terletak pada internal persentase nilai 82% 100% yang artinya sangat baik, ada pengaruh reward and punishement terhadap motivasi belajar pendidikan agama Islam anak kelas IV SDN 01 Sragi.16 Sedangkan pada penelitian ini lebih memfokuskan pada proses pembelajarannya yaitu pada pengaruh penerapan sistem reward terhadap peningkatan
motivasi
belajar
selama
kegiatan
belajar
mengajar
berlangsung. Perbedaan lainnya terletak pada rumusan masalah dan lokasi penelitian. 2. Kerangka berfikir Berdasarkan kajian teori yang ditemukan dapat disusun kerangka pemikiran bahwa setiap anak didik memerlukan motivasi atau dorongan untuk menumbuhkan minat belajar mereka agar dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan yang diharapkan oleh guru dan orang tua. Agar motivasi belajar siswa dapat mencapai hasil yang maksimal sesuai dengan yang dikehendaki semua pihak, maka diperlukan adanya pemberian motivasi atau dorongan kepada siswa dengan cara memberikan reward yang tepat dan sesuai, karena dengan adanya reward
16
Rusmiyati, “Pengaruh Reward And Punishment Terhadap Motivasi Belajar PAI Anak Didik Kelas IV SD Negeri 01 Sragi”, Skripsi Sarjana Pendidikan Agama Islam, (Pekalongan: STAIN Pekalongan, 2009), hlm. 78.
12
anak didik akan lebih bersemangat atau bergairah dalam mengikuti pembelajaran.
F. Metode Penelitian 1. Desain Penelitian a. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang penulis gunakan adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah suatu pendekatan dalam melakukan penelitian yang berorientasi pada gejala-gejala yang bersifat alamiah karena orientasinya demikian, maka sifatnya naturalistik dan mendasar atau bersifat kealamiahan serta tidak dilakukan dilaboratorium melaikan harus terjun dilapangan17. b. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan ( field research), yaitu penelitian yang dilakukan secara langsung 18. Dengan cara ini penelitian akan dapat mengumpulkan
menentukan,
informasi
tentang
mengumpulkan data, dan pemberian
reward
dalam
meningkatkan motivasi belajar siswa di TKIT Al Fikri Medono Pekalongan Tahun Ajaran 2013-2014. 2. Sumber Data Sumber data merupakan subjek darimana data diperoleh. 19
17 18
Muhammad Nazir, Metode Penelitian (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 159 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Jilid II (Yogyakarta: Andi Offset, 2001),
hlm. 136. 19
Kartini Kartono, Pengantar Metodologi Research (Bandung: Alumni, 2003), hlm. 122.
13
a. Sumber data primer Sumber data primer yaitu data yang diperoleh dari sumber utama, adapun yang tergolong dalam sumber data primer adalah guru dan peserta didik TKIT Al Fikri b. Sumber data sekunder Sumber data sekunder yaitu data yang diperoleh dari sumber pendukung, meliputi kepala sekolah, buku-buku yang relevan. 3. Teknik Pengumpulan Data Untuk mendapatkan data yang relevan dengan prosedur yang standar, metode yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut: a. Metode Observasi Metode observasi adalah metode pengumpulan data yang di dalamnya mencatat informasi-informasi sebagaimana yang disaksikan selama penelitian. 20 Metode ini digunakan dengan cara pengamatan langsung. Adapun hal-hal yang diamati adalah perubahan perilaku siswa dalam pembelajaran setelah mendapatkan reward yang diharapakan setelah itu akan ada perubahan motivasi belajar pada siswa kelas B TKIT Al Fikri Medono Kota Pekalongan. b. Metode Interview Metode interview atau wawancara dapat diartikan sebagai bentuk percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh 2
20
W. Gulo, Metode Penelitian (Jakarta: Grasindo, 2004), hlm. 116.
14
pihak yaitu pewawancara dan terwawancara. 21 Metode ini digunakan untuk mengetahui kondisi umum kelas B TKIT Al Fikri Medono Kota Pekalongan dan penerapan reward untuk meningkatkan motivasi belajar siswa di kelas B TKIT Al Fikri Medono Kota Pekalongan. Metode interview ini ditujukan kepada guru-guru TKIT Al Fikri yang berperan sebagai narasumber utama dalam penerapan pemberian reward kepada siswa di kelas B TKIT Al Fikri Medono Pekalongan. c. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi adalah metode yang digunakan untuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip, buku, surat kabar, majalah, notulen rapat, agenda dan sebagainya. 22 Data yang dicari dengan metode dokumentasi dalam penelitian ini adalah data yang berupa keadaan di kelas B TKIT Al Fikri Medono Kota Pekalongan yang berkaitan dengan struktur kepengurusan, kondisi guru, kondisi siswa dan sebagainya. 4. Metode Analisis Data Metode analisi data yang digunakan oleh peneliti adalah metode analisis deskriptif kualitatif. Analisi deskriptif kualitatif adalah cara analisis yang cenderung menggunakan kata-kata untuk menjelaskan (describe) fenomena ataupun data yang didapatkan. Walaupun demikian
21
Lexy Moleoung., Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), hlm. 135. 22 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2008), hlm. 236 .
15
dalam memberikan penjelasan tetap harus berpegang pada kaidah ataupun tatanan yang berlaku pada penelitian23.
G. Sistematika Penulisan Bab I : Pendahuluan yang mencangkup latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II : Reward dan Motivasi Belajar. Bagian pertama tentang Reward meliputi : pertama, Pengertian Reward, Bentuk-Bentuk Reward, Syarat-Syarat Reward, Kelebihan dan Kekurangan Reward. Bagian kedua tentang Motivasi Belajar, meliputi: Pengertian Motivasi Belajar, Macam-Macam Motivasi Belajar, Fungsi Motivasi Belajar, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar, dan Langkah-Langkah Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar. Bab III : Penerapan Sistem Reward Dan Motivasi Belajar Siswa Di Kelas B TKIT Al Fikri Medono Pekalongan. Bagian pertama tentang Profil TKIT Al Fikri Medono Pekalongan, meliputi: sejarah berdiri, visi dan misi, keadaan guru, karyawan dan siswa, keadaan sarana dan prasarana. Bagian kedua tentang penerapan sistem reward untuk meningkatkan motivasi belajar siswa di kelas B TKIT Al Fikri Medono Pekalongan tahun ajaran 2013-2014. Bagian ketiga tentang faktor yang mendukung dan menghambat pemberian
23
Drajat Suhardjo, Metodologi Penelitian Interdisipliner Dan Penulisan Laporan Karya Ilmiah (Yogyakarta: Safiria Insania Press, 2008), hlm. 15.
16
reward terhadap motivasi belajar siswa di kelas B TKIT Al Fikri Medono Pekalongan Tahun Ajaran 2013-2014. Bab IV : Penerapan Sistem Reward Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Di Kelas B TKIT Al Fikri Medono Pekalongan Tahun Ajaran 2013-2014, meliputi: Analisis penerapan sistem reward untuk meningkatkan motivasi belajar siswa di kelas B TKIT Al Fikri Medono Pekalongan Tahun Ajaran 2013-2014, Analisis faktor yang mendukung dan menghambat pemberian reward terhadap motivasi belajar siswa di kelas B TKIT Al Fikri Medono Pekalongan Tahun Ajaran 2013 – 2014. Bab V : Penutup, kesimpulan dan saran-saran.