BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian
organik
merupakan
teknik
budidaya
pertanian
tanpa
menggunakan bahan-bahan kimia.Tujuan utama pertanian organik adalah menyediakan produk-produk pertanian, terutama bahan pangan yang aman bagi kesehatan produsen dan konsumen serta tidak merusak lingkungan.Pertanian organik diusahakan memberi keuntungan yang cukup besar kepada pembangunan pertanian rakyat.Hal ini disebabkan karena harga jual dari produk pertanian organik lebih tinggi dan juga dalam hal konservasi sumber daya lahan dan lingkungan. Salah satu produk dari pertanian organik yang banyak dikembangkan yaitu berbagai macam jenis sayuran.Sayuran organik diperoleh dari hasil budidaya secara organik tanpa menggunakan bahan-bahan kimia, seperti pupuk kimia, pestisida, herbisida, insektisida, dan bahan kimia lainnya.Jadi pembudidayaannya hanya digunakan pupuk organik seperti pupuk kompos dan pupuk kandang.Selain itu, bibit sayuran organik juga tidak boleh berasal dari rekayasa genetik, kecuali bibit unggul dari hasil persilangan biologis atau hasil manipulasi genetik dengan menggunakan selective breeding. Permintaan akansupply sayuran organik semakin lama semakin mengalami peningkatan. Hal ini dikarena banyak masyarakat yang semakin sadar untuk
1
2
mengkonsumsi makanan yang lebih menyehatkan. Perkembangan pertanian organik di Indonesia dimulai pada awal 1980-an yang ditandai dengan bertambahnya luas lahan pertanian organik, dan jumlah produsen organik Indonesia dari tahun ke tahun. Berdasarkan data Statistik Pertanian Organik Indonesia (SPOI) yang diterbitkan oleh Aliansi Organis Indonesia (AOI) (2015), luas area pertanian organik bersertifikat pada 2010 seluas 103.908,09 hektar (43.512%), meningkat dari 97.351,60 hektar (42.01%) pada 2009. Area tanpa sertifikasi pada 2010 seluas 134.872,24 hektar (57.305%), meningkat dari 132.764,85 hektar (56.479%)pada2009. Area dalam proses sertifikasi pada 2010 seluas 1564,37 hektar (0.675%),meningkat dari 1450 hektar (0.006 %)pada 2009. Area pertanian organik dengan sertifikasi PAMOR seluas 5.9 hektar (0.002 %), meningkat dari 1,6 hektar (0.001 %). Yogyakarta merupakan salah satu kota yang terkena dampak atas perkembangan pertanian organik. Sebagai salah satu kota yang dikunjungi oleh banyak wisatawan luar negeri, permintaan akan produk pangan organik menjadi semakin bertambah. Hal ini dibuktikan dengan banyak munculnya resto atau cafe yang menyediakan menu yang diolah secara organik dan bahannya juga berasal dari produk organik.Supermarket-supermarket di Yogyakarta juga sudah banyak yang menjual produk sayuran organik.Sehingga muncul juga produsen-produsen sayuran organik.Tani Organik Merapi (TOM) merupakan salah satu produsen sayuran organik di Yogyakarta.TOM beralamat di Dusun Balangan, Wukirsari, Cangkringan, Sleman – DIY.TOM membawahi beberapa kelompok tani sayuran organik beberapa
3
diantaranya adalah kelompok tani Gemilang dan kelompok tani Kopeng.Selain dari kelompok tani, TOM juga memiliki lahan sendiri untuk menanam sayuran organik. Luas lahan yang dimiliki oleh TOM sekitar 1,5 Ha. Saat ini TOM sudah memproduksi sebanyak 24 jenis sayuran. TOM didirikan untuk mengembangkan sistem pertanian yang lebih baik dan bertekad untuk ikut berperan dalam menyelamatkan lahan pertanian dengan bijak.Secara tidak langsung TOM juga mendukung masyarakat untuk memulai hidup yang lebih sehat dengan mengkonsumsi sayuran organik yang di hasilkan oleh TOM.Produk sayuran yang dihasilkan TOM sudah murni 100% organik karena sudah tidak memakai bahan kimia sedikitpun.TOM senantiasa mengembangkan sistem pertanian organik secara maksimal.TOM memiliki 13 petani yang terdiri dari petani binaan atau biasa di sebut petani Plasma.Petani-petani tersebut mendapatkan pembinaan tentang budidaya sayuran organik dan bibit yang ditanam didapatkan dari TOM langsung. Produksi sayuran di TOM dilakukan setiap hari, sehingga para kelompok tani melakukan panen sayuran setiap hari. Biasanya para petani megirim produknya keTOM setiap pagi, siang ataupun sore. TOM tidak menerapkan sistem panen raya karena hal tersebut tidak menguntungkan bagi petani karena harga jual dari petani akan sangat kecil. Setelah sampai di TOM produk sayuran organik tersebut kemudian di kemas dan diberi label.Setelah produk selesai dikemas kemudian produk sayuran tersebut didistribusikan ke retail retail modern seperti Superindo. Namun pengiriman
4
dilakukan hari berikutnya karena proses pengemasan dilakukan mulai siang hari sampai dengan sore hari. Hal ini menyebabkan umur simpan dari produk sayuran berkurang karena tidak bisa langsung didistribusikan. Pertanian organik semakin berkembang dengan meningkatnya permintaan masyarakat akan produk ini. Konsumen kelas menengah ke atas merupakan target pasar dari usaha ini, alasan mereka memilih sayuran organik adalah karena sayuran organik merupakan produk yang aman bagi kesehatan. Produk ini lebih sering ditemui di supermarket atau pada agen khusus produk pertanian organik,. Harganya pun sedikit lebih mahal dibandingkan sayuran pada umumnya.Slogan atau kiasan “back to nature”, merupakan satu alasan meningkatnya permintaan pada sayuran organik.Apalagi permintaan sayuran organik pun banyak datang dari luar negeri seperti Singapura, Malaysia, Eropa dan Amerika.Tentu hal ini membuka peluang bagi petani sayuran organik untuk melakukan ekspor ke negara-negara tersebut. Permintaan akan supply sayuran organik di TOM juga semakin meningkat. Saat ini TOM sudah bisa menjadi produsen yang mensupply sekitar 70% produknya ke retail modern.Beberapa hotel dan resto di Yogyakarta sudah meminta TOM untuk mensupply
produknya.TOM
juga
pernah
diminta
untuk
mengekspor
produknya.namun TOM menolak hal tersebut karena output yang dihasilkan TOM belum belum mampu untuk memenuhi permintaan dari hotel dan untuk diekspor karena untuk memenuhi permintaan dari retail modern saja terkadang TOM masih kekurangan. Hal itu bisa di sebabkan oleh beberapa faktor.Salah satunya juga
5
dikarena faktor produksi yang belum maksimal. Apabila hal ini tidak ditangan lebih lanjut maka TOM bisa saja mengalami lost sale dan tidak mendapatkan profit yang maksimal karena TOM belum mampu memanfaatkan peluang pasar sayuran organik yang sedang berkembang saat ini. Produksi merupakan suatu proses transformasi dari input menjadi output dalam sebuah industri. Proses produksi membutuhkan sebuah perencana supaya proses tersebut bisa optimal. Perencanaan yang dilakukan bisa untuk jangka panjang ataupun jangka pandek.Perencaan produksi ini berhubungan dengan jumlah produk yang dihasilkan yang bergantung pada ketersediaan sumber daya yang dimiliki. Perencanaan produksi merupakan suatu perencanaan tentang produk apa dan berapa jumlah produk yang harus diproduksi untuk satu periode yang ditentukan. Dalam melakukan perencanaan produksi, hal yang perlu diperhatikan adalah tercapainya nilai optimasi produksi sehingga selama melakukan produksi dapat dicapai tingkat biaya produksi paling rendah. Hal tersebut tentunya harus didukung dengan penyesuaian akan kapsitas, jenis perusahaan, kebutuhan bahan baku serta peramalan akan permintaan produk yang disesuaikan dengan kondisi pasar. Dengan demikian, peramalan merupakan bagian integral perencanaan produksi. Peramalan merupakan kegiatan untuk memperkirakan berapa kebutuhan yang harus dipenuhi di masa yang akan datang menyangkut kualitas dan kuantitas yang diharapkan oleh pasar. Hal ini membuktikan bahwa perencanaan produksi mengandung unsur pendugaan dari integrase peramalan permintaan. Meskipun demikian, perencanan produksi harus
6
didasari akan standar yang terukur melalui tercapainya tujuan industri yang ditentukan. Salah satu penyebab perusahaan harus tepat dalam hal perencanaan produksi adalah karena jumlah permintaan yang terkadang tidak menentu.Dengan demikian maka diperlukan suatu metode untuk mengantisipasi hal tersebut. Kenyataan yang sering terjadi ialah penumpukan produk yang akan menambah biaya simpan atau terjadi kekurangan produk yang menyebabkan permintaan konsumen tidak dapat dipenuhi, sehingga akan kehilangan kesempatan untuk mendapatkan keuntungan. Masalah tersebut terjadi karena adanya ketidaktepatan dalam perencanaan produksi, maka perencanaan produksi sangat diperlukan untuk mendapatkan keuntungan secara maksimal dan demi mencapai kesinambungan produk yang efektif untuk mengurangi risiko kerugian sebesar-besarnya serta menanggulangi risiko secara tepat. TOM sebagai produsen sayuran organik juga mempunyai perencanaan produksi.Namun biasanya disebut dengan setting tanam.Untuk membuat perencanaan tersebut TOM membuat estimasi dari permintaan sebelumnya kemudian di breakdown kepada petani.Untuk setiap jenis sayuran diorder kepada dua atau tiga petani.Hal ini bertujuan supaya ketika salah satu petani gagal panen permintaan masih bisa dipenuhi oleh petani lainnya.Namun TOM masih tetap saja belum bisa memenuhi permintaan pasar.Sehingga diperlukan perencanaan produksi yang lebih optimal karena potensi pasar yang dimili oleh TOM sangat besar hal ini dilihat dari tingkat permintaan akan produk sayuran organik yang semakin meningkat.
7
Salah satu metode yang bisa digunakan untuk perencanaan produksi adalah dengan mengguanakan pemrograman linier.Pemograman linier merupakan sebuah alat kuantitatif yang digunakan oleh manajer operasi dan manajer lainnya untuk mendapatkan solusi yang optimal dari permasalahan yang melibatkan batasanbatasan, seperti anggaran dan bahan material yang tersedia, buruh, dan waktu operasional mesin. Permasalahan-permasalahan ini merujuk pada permasalahan constrained optimization (optimalisasi yag terbatasi). Ada banyak contoh penerapan pemrograman linier untuk permasalahan-permasalahan tersebut, diantaranya seperti mengembangkan rencana finansial, mengembangkan jadwal produksi yang optimal dan melakukan perencanaan produksi dan jasa.Metode ini dipilih karena untuk membuat perencanaan produksi pada TOM terdapat batasan-batasan yaitu luas lahan, bibit dan penggunakan pupuk. Selain itu dengan metode ini juga bisa memaksimalkan profit yang akan didapatkan oleh TOM. Melalui perencanaan produksi ini diharapkan TOM dapat meningkatkan produksinya dalam memasok sayuran organik dan bisa lebih optimal dalam memenuhi permintaan pasar serta bisa memperluas pasarnya tidak hanya pada retail modern.
8
1.2. PokokPermasalahan Order sayuran organik dilakukan oleh pihak retail modern secara harian sehingga pemesanan banyaknya jumlah sayuran yang harus di supply dilakukan pada 1 hari sebelumnya. Untuk setiap komoditas sayuran diproduksi oleh dua atau tiga petani. Hal ini bertujuan supaya ketika salah satu petani gagal panen permintaan masih bisa dipenuhi oleh petani lainnya sehingga diharapkan bisa memenuhi permintaan dari retail modern. Namun, dalam prakteknya TOM masih belum mampu memenuhi seluruh permintaan sayuran organik di retail modern. Permintaan yang tidak dapat dipenuhi ini sekitar 20%. Sedangkan toleransi yang diijinkan oleh retail modern untuk permintaan yang tidak dapat dipenuhi yaitu ±10% sehingga TOM masih memiliki peluang yang tinggi mendapatkan pinalti dari retail modern. Hal ini dapat disebabkan karena adanya kendala pada perencanaan produksi TOM sehingga diperlukan perencanaan produksi ulang untuk bisa memenuhi seluruh permintaan sayuran organik untuk retail modern tersebut. 1.3. Batasan Masalah Batasan masalah dan asumsi yang digunakan supaya penelitian ini berfokus pada masalah yang telah dirumuskan adalah sebagai berikut : 1. Faktor iklim, cuaca dan faktor lain yang tidak dapat dikendalikan tidak digunakan dalam penelitian ini.
9
2. Faktor pembatas yang digunakaan dalam penelitian ini hanya luas lahan dan tingkat permintaan. 3. Data permintaan produk sayuran organik yang digunakan berdasarkan permintaan harian dari retail modern pada periode Desember 2014 – Mei 2015. 4. Perencanaan yang dilakukan untuk perencanaan produksi jangka pendek yaitu untuk memenuhi permintaan 1 bulan yaitu untuk periode Januari 2016. 5. Penjadwalan tanam dan panen setiap komoditas sayuran dilakukan dalam periode perencanaan yang dilakukan yaitu pada periode Januari 2016 1.4. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian berdasarkan rumusan masalah yang telah dijelaskan di atas adalah: 1. Mengetahui jumlah produksi optimal sayuran organik pada setiap petani berdasarkan pemanfaatan sumber daya yang tersedia dengan menggunakan metode linear programming. 2. Mengetahui tingkat sensitivitas dan profitabilitas dari perencanaan produksi optimal.
10
1.5. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Membantu produsen dalam melakukan perencanaan produksi kepada petani sehingga
produsen
mampu
memenuhi
kebutuhan
pasar
dengan
mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki. 2. Membantu produsen menetapkan strategi untuk meningkatkan profitabilitas usaha.