BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Lembaga perbankan, termasuk bank syari’ah, di dirikan sebagai lembaga intermediary yang berfungsi sebagai perantara antara pemilik dana dan pemakai dana. Dengan demikian, bank adalah lembaga pengganti pemilik dana dan pemakai dana. Peran sebagai pemilik dana adalah berkewajiban untuk membayar kepemilikan dana apabila pemakai dana tidak melunasi kewajibannya dan peran sebagai pemakai dana adalah apabila pemilik dana menarik dananya sebelum jatuh tempo atau sebelum waktu yang ditentukan. 1 Hal ini berarti bank harus selalu menjaga penarikan dana dari sumber dana yang di titipkannya dalam bentuk Giro, Tabungan, dan Deposito. Sementara dari sisi lain bank harus menjaga penarikan permintaan dana seperti pembiayaan yang diberikan. Untuk menjaga kemungkinan tersebut bank harus mempunyai aset yang likuid sebanyak kewajibannya. Namun aset likuid merupakan aset yang tergolong sebagai non-earning asset (aset yang tidak memberikan hasil). Oleh karena itu, jika bank memiliki aset likuid yang besar, maka aspek profitabilitas bank yang bersangkutan akan terganggu. 1
Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, (Yogyakarta : Ekonisia, 2004), hlm.64
1
2
Disisi lain, profitabilitas yang tinggi dapat dicapai jika bank memiliki aset yang menghasilkan pendapatan (earning asset) tinggi, aset jangka panjang dan operasi bank ditopang dengan dana baru. Namun tindakan seperti ini adalah sangat beresiko apabila dana yang terlanjur digunakan tidak dapat ditarik, sedang dana baru yang di harapkan tidak tersedia dan pada gilirannya menganggu likuiditas. Profitabilitas digunakan untuk mengukur efektifitas manajemen berdasarkan hasil pengembalian yang dihasilkan dari pinjaman dan investasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas bank dapat bersumber dari berbagai kinerja profitabilitas yang ditunjukkan beberapa indikator. Rasio profitabilitas yang penting bagi bank adalah Return On Asset (ROA).2 ROA penting bagi bank karena ROA digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. 3 ROA merupakan rasio antara laba sesudah pajak terhadap total asset. Semakin besar ROA menunjukkan kinerja perusahaan semakin baik, karena tingkat kembalian (return) semakin besar. Rasio-rasio keuangan yang mempengaruhi ROA adalah CAR, FDR, dan BOPO. Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung resiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana 2
3
Defri, “Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Likuiditas dan Efisiensi Operasional terhadap Profitabilitas Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI”, (Padang : Universitas Negeri Padang, 2012), hlm.3 Ahmad Buyung Nusantara, “Analisis Pengaruh NPL, CAR, LDR, dan BOPO terhadap Profitabilitas Bank”, (Semarang : Universitas Diponegoro, 2009), hlm.14
3
modal sendiri bank di samping memperoleh dana-dana dari sumbersumber di luar bank seperti dana masyarakat, pinjaman (utang), dan lainlain. Dengan kata lain CAR adalah rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko. Hal ini senada dengan pendapat Lukman
Dendawijaya bahwa, “CAR merupakan indikator terhadap
kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian-kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva yang berisiko”.4 Standar besarnya CAR sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 10/15/PBI/2008 tanggal 24 September 2008 tentang Kewajiban Modal Minimum Bank pada pasal 2 bahwa “Bank wajib menyediakan modal minimum sebesar 8 % (delapan persen) dari Aset Tertimbang Menurut Resiko (ATMR)”.5 Capital Adequacy Ratio (CAR) yang merupakan indikator permodalan di jadikan variabel yang mempengaruhi ROA di dasarkan hubungannya dengan tingkat risiko bank. Kecukupan modal berkaitan dengan penyediaan modal sendiri yang diperlukan untuk menutup risiko kerugian yang mungkin timbul dari pergerakan aktiva bank yang pada dasarnya sebagian besar dana berasal dari dana pihak ketiga atau
4
5
Lukman Dendawijaya, ManajemenPerbankan, (Bogor : Ghalia Indonesia, 2009), hlm.121 Wanindy Pamela, “Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Profitabilitas dada Bank Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”, (Pontianak : Universitas Tanjungpura, 2013), hlm.4
4
masyarakat.6 Tingginya rasio modal dapat melindungi deposan, dan memberikan dampak meningkatnya kepercayaan masyarakat pada bank, dan akhirnya dapat meningkatkan ROA. Manajemen bank perlu meningkatkan nilai CAR sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia minimal delapan persen karena dengan modal yang cukup, bank dapat melakukan ekspansi usaha dengan lebih aman dalam rangka meningkatkan profitabilitasnya.7 Financing to Deposit Ratio (FDR) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur likuiditas suatu bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan pembiayaan yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya, yaitu dengan cara membagi jumlah pembiayaan yang diberikan oleh bank terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK). Semakin tinggi Financing to Deposit Ratio (FDR) maka semakin tinggi dana yang disalurkan ke Dana Pihak Ketiga (DPK). Dengan penyaluran Dana Pihak Ketiga (DPK) yang besar maka pendapatan bank Return on Asset (ROA) akan semakin meningkat, sehingga Financing to Deposit Ratio (FDR) berpengaruh positif terhadap Return on Asset (ROA).8 Selain masalah CAR dan FDR yang dialami oleh perbankan di Indonesia, masalah yang tidak kalah peliknya adalah tentang efisiensi yang 6
7
8
Muchdarsyah Sinungan, Manajemen Dana Bank, (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2000), hlm.162 Dhika Rahma Dewi, “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas Bank Syariah di Indonesia”, (Semarang : Universitas Diponegoro, 2010), Hlm.51 Suryani, “Analisis Pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah di Indonesi”, (STAIN Malikussaleh Lhokseumawe, Walisongo, 20011), Vol 19. No 1, hlm.13
5
berkaitan dengan kegiatan operasional perbankan. Efisiensi operasional merupakan masalah yang kompleks dimana setiap perusahan perbankan selalu berusaha untuk memberikan layanan yang terbaik kepada nasabah, namun pada saat yang sama bank harus berupaya untuk beroperasi dengan efisien. Indikator efisiensi operasional yang lazim digunakan adalah BOPO (rasio beban operasional dengan pendapatan operasional).9 Rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) adalah perbandingan antara biaya operasional dengan pendapatan operasional.10 Rasio biaya operasionalnya mengingat kegiatan utama bank pada prinsipnya adalah bertindak sebagai perantara, yaitu menghimpun dan menyalurkan dana (misalnya dana masyarakat), maka biaya dan pendapatan operasional bank di dominasi oleh biaya bunga dan hasil bunga.11 Digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasional. Dalam hal ini perlu diketahui bahwa usaha utama bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan selanjutnya menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit, sehingga beban bunga merupakan porsi terbesar bagi bank. Mengingat begitu pentingnya peranan perbankan di Indonesia, maka pihak bank perlu meningkatkan kinerjanya agar tercipta perbankan yang sehat dan efisien. Tujuan akhir yang ingin dicapai suatu perusahaan 9
Restiyana, “Ananilis Pengaruh CAR, NPL, BOPO, LDR, dan NIM terhadap Profitabilitas Perbankan Studi pada Bank Umum Indonesia periode 2006 - 2010”, (Semarang : Universitas Diponegoro, 2011), hlm.21 10 Veithzal Rivai, Bank dan Financial Institution Management, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2007), hlm.722 11 Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan, (Bogor : Ghalia Indonesia, 2005), hlm.120
6
yang terpenting adalah memperoleh laba atau keuntungan yang maksimal, disamping hal-hal lainnya. Penggunaan rasio profitabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan perbandingan antara berbagai komponen yang ada dilaporan keuangan neraca dan laporan laba rugi. 12 Untuk mengukur tingkat kemampuan suatu perusahaan, digunakan rasio keuntungan atau rasio profitabilitas yang dikenal juga dengan nama rasio rentabilitas. Sehingga dalam penelitian ini ROA digunakan sebagai ukuran kinerja perbankan. ROA penting bagi bank karena ROA digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya untuk menghasilkan income. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan asset.
Peneliti mengambil studi kasus pada Bank Mandiri Syariah (BSM) karena, Bank Mandiri Syariah dapat memberikan informasi mengenai keuangan, Profitabilitas, ROA, CAR, FDR, BOPO dan informasiinformasi lainya yang penulis butuhkan. BSM membuka layanan perbankan yang sesuai dengan prinsip syariah dengan konsep dual system banking, yakni menyediakan layanan perbankan umum dan syariah sekaligus. Pembentukan tim ini bertujuan untuk mengembangkan layanan perbankan syariah di kelompok perusahaan Bank Mandiri, sebagai respon
12
Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta : Rajawali Pers, 2012), hlm.196
7
atas diberlakukannya UU No. 10 tahun 1998, yang memberi peluang bank umum untuk melayani transaksi syariah (dual banking system).
Tim
Pengembangan
Perbankan
Syariah
memandang
bahwa
pemberlakuan UU tersebut merupakan momentum yang tepat untuk melakukan konversi PT Bank Susila Bakti dari bank konvensional menjadi bank syariah. Oleh karenanya, Tim Pengembangan Perbankan Syariah segera mempersiapkan sistem dan infrastrukturnya, sehingga kegiatan usaha BSB berubah dari bank konvensional menjadi bank yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah dengan nama PT Bank Syariah Mandiri sebagaimana tercantum dalam Akta Notaris Sutjipto, SH, No. 23 tanggal 8 September 1999. PT Bank Syariah Mandiri secara resmi mulai beroperasi sejak Senin, tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999. Bank ini hadir, tampil dan tumbuh sebagai bank yang mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang melandasi kegiatan operasionalnya. Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-nilai rohani inilah yang menjadi salah satu keunggulan Bank Syariah Mandiri dalam kiprahnya di perbankan Indonesia.13
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui indikator-indikator dalam mengukur profitabilitas dalam bank syariah. Untuk itu penulis mengambil judul “ Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Financing To Deposit Ratio (FDR), Beban Operasional Terhadap Pendapatan
13
www.syariahmandri.co.id
8
Operasional (BOPO) Terhadap Profitabilitas Pada Bank Syariah Mandiri ” (Periode Tahun 2007-2014).
B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas, perumusan masalah dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut. 1.
Apakah ada pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Profitabilitas pada Bank Syariah Mandiri?
2.
Apakah ada pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap Profitabilitas pada Bank Syariah Mandiri?
3.
Apakah ada pengaruh Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap Bank Syariah Mandiri?
4.
Apakah ada pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Financing to Deposit Ratio (FDR), Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap Profitabilitas pada Bank Syariah Mandiri?
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan dengan rumusan masalah seperti dikemukakan didepan, penelitian ini bertujuan sebagai berikut. 1.
Untuk mengetahui apakah ada pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Profitabilitas pada Bank Syariah Mandiri.
2.
Untuk mengetahui apakah ada pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap Profitabilitas pada Bank Syariah Mandiri.
9
3.
Untuk mengetahui apakah ada pengaruh Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap Profitabilitas pada Bank Syariah Mandiri.
4.
Untuk mengetahui apakah ada pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Financing to Deposit Ratio (FDR), Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap Profitabilitas pada Bank Syariah Mandiri.
D. Batasan Masalah Untuk membatasi permasalahan yang akan diteliti, perlu adanya batasan masalah dalam penelitian ini. Peneliti membatasi bagaimana pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Profitabilitas pada Bank Syariah Mandiri, Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap Profiabilitas pada Bank Syariah Mandiri, Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap Profitabilitas pada Bank Syariah Mandiri, pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Financing to Deposit Ratio (FDR), dan Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap Profitabilitas pada Bank Syariah Mandiri.
10
E. Kegunaan Penelitian Kegunaan penelitian dapat dibagi dua kategori, antara lain: 1. Kegunaan teoritis Hasil penelitian ini diharapkan berguna sebagai referensi untuk penelitian yang berhubungan dengan profitabilitas (ROA) dalam bank syariah. 2. Kegunaan praktis Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi. Hasil penelitian dapat dijadikan dasar
untuk
merencanakan
pengelolaan
dana
dalam
rangka
menjalankan fungsi intermediasinya.
F. Tinjauan Pustaka 1. Penelitian Terdahulu Beberapa peneliti telah melakukan penelitian tentang pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR), Capital Edquacy Ratio (CAR), Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap Profitabilits pada Bank Syariah Mandiri. Hasil dari beberapa peneliti akan digunakan sebagai bahan referensi dan perbandingan dalam penelitian ini. Diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Dhika Rahma Dewi Menganalisis tentang Faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas Bank Syariah di Indonesia. Metode yang
11
digunakan dalam Analisis ini adalah analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui keakuratan hubungan antara ROA (variabel
dependen) dengan CAR, FDR, NPF, dan REO
sebagai variabel yang mempengaruhi (variabel independen). Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh positif terhadap ROA. Financing to Deposit Ratio (FDR) berpengaruh positif terhadap ROA. Non Performing Financing (NPF) berpengaruh negatif terhadap ROA. Rasio Efisiensi Operasional (REO) berpengaruh negatif terhadap ROA.14 2. Lyla Rahma Adyani Peneliti ini melakukan pnelitian tentang Analisis Faktorfaktor Yang Mempengaruhi Profitabilitas (ROA). Metode analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda digunakan untuk meneliti pengaruh beberapa variabel yang berkorlasi dengan variabel yang di uji. Capital adequacy Ratio (CAR) berpengaruh secara positif terhadap profitabilitas (ROA) bank. Non Performing Financing (NPF) berpengaruh secara negatif terhadap profitabilitas (ROA) bank. Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) berpengaruh negatif terhadap profitabilitas (ROA) bank. Financing to Deposit Ratio (FDR) berpengaruh secara positif terhadap profitabilitas (ROA) bank. CAR, NPF, BOPO dan FDR
14
Dhika Rahma Dewi,” Faktor-Faktor Mempengaruhi Profitabilitas Bank Syariah di Indonesia”, (Semarang : Universitas Diponegoro, 2010), hlm. 41
12
berpengaruh
secara
bersama-sama
(simultan)
terhadap
profitabilitas (ROA) bank.15
3. Ahmad Buyung Nusantara Peneliti Pengaruh
ini
NPL,
melakukan CAR,
penelitian
LDR,
Dan
tentang BOPO
Analisis Terhadap
Profitabilitas Bank (Perbandingan Bank Umum Go Publik dan Bank Umum Non Go Publik di Indonesia Periode Tahun 20052007). Teknik analisis yang digunakan adalah regresi berganda. hasil analisis menunjukkan bahwa data NPL, CAR, LDR, dan BOPO secara parsial signifikan terhadap ROA bank go publik pada level of signifikan kurang dari 5%. Sedangkan pada bank non go public, hanya LDR yang berpengaruh signifikan. Hal ini berarti terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan dari pengaruh 4 variabel bebas tersebut terhadap ROA pada bank go publik dan bank non go publik.16 4. Wanindy Pamela Peneliti ini menganalisis tentang Capital Adequacy Ratio (CAR) Berpengaruh Terhadap Profitabilitas Pada Bank Yang Terdaftar Di Bursa Effek Indonesia Periode 2007-2011. Teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis regresi sederhana 15
Lyla Rahma Adyani dan R. Djoko Sampurno, “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas (ROA)”, (Semarang : Universitas Diponegro, 2011), hlm. 8 16 Ahmad Buyung Nusantara, “Analisis Pengaruh NPL, CAR, LDR, dan BOPO terhadap Profitabilitas Bank”, (Semarang : Universitas Diponegoro, 2009), hlm. 5
13
yang terdiri dari satu variabel bebas dan satu variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Capital Adequacy Ratio (CAR)
sedangkan
variabel
Berdasarkan analisis data
terikat
adalah
Profitabilitas.
terdapat pengaruh Capital Adequacy
Ratio (CAR) terhadap profitabilitas bank. 17 5. David Patriot Marten Penelitian ini melakukan penelitian tentang Pengaruh Kecukupan Modal dan Kualitas Aset terhadap Profitabilitas pada PT. Bank Syariah Bukopin, Tbk. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda yang terdiri dari dua variabel independen yaitu kecukupan modal (CAR) dan kualitas aset (NPF) sedangkan variabel dependen yaitu ROA. berdasarkan analisis data terdapat CAR berpengaruh secara signifikan dan negtif terhadap profitabilitas yang diukur dengan ROA. kualitas aset yang diukur dengan NPF tidak berpengaruh secara signifikan dan memiliki hubungan yang positif terhadap profitabilitas yang di ukur dengan ROA. 18
17
Windy Pamela, “Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) Terhadap Profitabilitas pada Bank yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”, (Pontianak : Universitas Tanjungpura, 2013), hlm.2 18 David Patriot Marten, “Pengaruh Kecukupan Modal dan Kualitas Aset terhadap Profitabilitas pada Bank Syariah Bukopin”, (Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia, 2013), hlm.1
14
6. Suryani Suryani menganalisis tentang Analisis Pengaruh FDR terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah di Indonesia. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier yang terdiri dari satu variabel terikat. Berdasarkan hasil analisis FDR tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA. 19 7. Muh Sabir, Muhammad Ali, Hamid Habbe Penelitian ini menganalisis tentang Pengaruh Rasio Kesehatan Bank terhadap Kinerja Keuangan pada Bank Umum Syariah dan Bank Konvensional di Indonesia. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda. Berdasarkan hasil analisis CAR tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA, BOPO tidak berpengaruh terhadap ROA, NOM berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA, NPF tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA, FDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA, NIM berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA, NPL berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA, LDR berpengaruh negatif signifikan terhadao ROA.20
19
Suryani, “Analisis Pengaruh FDR terhadap Profitabilitas pada Bank Syariah di Indonesia”, (STAIN Malikussaleh Lhokseumawe, volume 19, No 1, 2011), hlm.69 20 Muh Sabir, Muhammad Ali, Hamid Habbe, “Pengaruh Rasio Kesehatan Bank terhadap Kinerja Keuangan pada Bank Umum Syariah dan Bank Umum Konvensional di Indonesia”, (Makasar : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unhas Makasar, Vol. 1 No. 1, 2012), hlm.83-85
15
8. A.A. Yogi Prasanjaya Dan I Wayan Ramantha Menganalisis tentang Analisis Pengaruh Rasio CAR, BOPO, LDR Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Profitabilitas Bank Yang Terdaftar di BEI. Teknik analisis yang digunakan adalah teknik anaisis regresi linear berganda. Berdasarkan hasil analisis CAR tidak berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas perbankan. BOPO berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas perbankan, LDR berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas, Ukuran Perusahaan tidak
berpengaruh signifikan terhadap
Profitabilitas. LDR dan BOPO berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas, akan tetapi CAR dan Ukuran Perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas.21
21
A.A. Yogi Prasanjaya Dan I Wayan Ramantha, “Ananlisis Pengaruh Rasio CAR, BOPO, LDR Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Profitabilitas Bank Yang Terdaftar Di BEI”, (Bali : Universitas Udayana, 2013), hlm.13
16
Tabel 1.1. Penelitian Terdahulu No
1.
Peneliti
Judul
Variabel yang
(tahun)
Penelitian
digunakan
Metode
Hasil
Dhika
Faktor-faktor
Variabel dependen: Analisis
Capital
Rahma
yang
ROA
regresi
berpengaruh positif terhadap ROA. adalah CAR, FDR, NPF, dan REO sebagai
Dewi
mempengaruhi
Variabel
berganda
Financing to Deposit
(2010)
profitabilitas
Independen: CAR,
berpengaruh positif terhadap ROA. Non studi kasus pada bank syariah Indonesia.
Bank Syariah di
FDR,
Performing
Indonesia
REO
NPF,
dan
sebagai
variabel mempengaruhi
yang
Adequacy
Perbedaan
Ratio
(CAR) Variabel yang digunakan oleh peneliti
Ratio (FDR) variabel X dan ROA sebagai variabel Y,
Financing
(NPF) sedangakan variabel yang digunakan oleh
berpengaruh negatif terhadap ROA. penulis adalah CAR, FDR, dan BOPO Rasio
Efisiensi Operasional (REO) sebagai variabel X dan ROA sebagai
berpengaruh negatif terhadap ROA.
variabel Y studi kasus pada Bank Syariah
17
No
Peneliti
Judul
Variabel yang
(tahun)
Penelitian
digunakan
Metode
Hasil
Perbedaan
(variabel
Mandiri.
independen) 2.
Lyla
Analisis
Variabel
Analisis
Capital
Rahma
Faktor-faktor
Dependen:
regresi
berpengaruh secara positif terhadap peneliti terdapat 1 variabel yang berbeda
Adyani
Yang
profitabilitas
linier
profitabilitas
(2011)
Mempengaruhi
(ROA)
Profitabilitas
Independen: CAR,
berpengaruh secara negatif terhadap peneliti adalah CAR, NPF, BOPO, dan FDR
(ROA)
NPF, BOPO, FDR
profitabilitas
Variabel berganda
adequacy
Ratio
(ROA)
Performing
bank.
Financing
(ROA)
bank.
(CAR) Diantara 5 variabel yang digunakan oleh
Non dengan yang digunakan oleh penulis yaitu (NPF) variabel NPF. Variabel yang digunakan oleh
Biaya sebagai variabel X dan profitabilitas (ROA)
Operasional Pendapatan Operasional sebagai variabel Y. Sedangkan variabel yang (BOPO) berpengaruh negatif terhadap digunakan oleh penulis adalah CAR, FDR, profitabilitas (ROA) bank. Financing to dan BOPO sebagai variabel X dan ROA Deposit
Ratio
(FDR)
berpengaruh sebagai variabel Y, studi kasus pada Bank
18
No
Peneliti
Judul
Variabel yang
(tahun)
Penelitian
digunakan
Metode
Hasil
Perbedaan
secara positif terhadap profitabilitas Syariah Mandiri periode 2008-2013 (ROA) bank. CAR, NPF, BOPO dan FDR
berpengaruh
secara
bersama-
sama(simultan) terhadap profitabilitas (ROA) bank. 3.
Ahmad
Analisis
Variabel
Analisis
Hasil analisis menunjukkan bahwa data Perbedaan antara peneliti dan penulis adalah
Buyung
Pengaruh NPL,
Dependen:
regresi
NPL, CAR, LDR, dan BOPO secara variabel NPL, CAR, LDR, dan BOPO
Nusantara
CAR,
Profitabilitas
berganda
parsial signifikan terhadap ROA bank sebagai variabel X dan ROA sebagai
(2009)
Dan
LDR, BOPO
go publik pada level of signifikan variabel Y, studi kasus perbandingan Bank Variabel
Terhadap
kurang dari 5%. Sedangkan pada bank Umum go publik dan bank umum non go Independen: NPL,
Profitabilitas
non go publik, hanya LDR yang publik di Indonesia periode 2005-2007. CAR,
Bank
LDR, dan berpengaruh signifikan. Hal ini berarti Sedangkan peneliti menggunakan CAR,
19
No
Peneliti
Judul
Variabel yang
(tahun)
Penelitian
digunakan
(Perbandingan Bank
Metode
BOPO
Hasil
terdapat
Umum
perbedaan
Perbedaan
pengaruh
yang FDR, dan BOPO sebagai variabel X dan
signifikan dari pengaruh 4 variabel ROA sebagai variabel Y, studi kasus pada
Go Publik dan
bebas tersebut terhadap ROA pada bank Bank Syariah Mandiri Periode 2008-2013.
Bank
go publik dan bank non go publik.
Umum
Non Go Publik di
Indonesia
Periode Tahun 2005-2007). 4.
Wanindy
Capital
Variabel
Analisis
Hasil
Pamela
Adequacy
Dependen:
regresi
pengaruh
2013
Ratio
Profitabilitas
sederhana
(CAR) terhadap profitabilitas bank.
(CAR)
Berpengaruh
dari
analisis Capital
data
Adequacy
terdapat Perbedaan antara peneliti dan penulis adalah Ratio penelliti menggunakan 1 variabel CAR sebagai variabel X dan Profitabilitas sebagai variabel Y, studi kasus pada bank yang
20
No
Peneliti
Judul
Variabel yang
(tahun)
Penelitian
digunakan
Metode
Hasil
Perbedaan
Terhadap
Variabel
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
Profitabilitas
Independen: CAR
2007-2011.
Pada
Sedangakan
penulis
Bank
menggunakan 3 variabel CAR, FDR, dan
Yang Terdaftar
BOPO sebagai variabel X dan ROA sebagai
Di Bursa Effek
variabel Y, studi kasus pada Bank Syariah
Indonesia
Mandiri periode 2008-2013.
Periode
2007-
2011. 5.
David
Pengaruh
Variabel Dependen Analisis
Hasil dari analisis CAR berpengaruh Perbedaan antara peneliti dan penulis adalah
Patriot
Kecukupan
: Profitabilitas
regresi
secra signifikan dan negatif terhadap peneliti menggunakan 2 variabel independen
Marten
Modal
linier
profitabilitas yang di ukur dengan ROA. yaitu CAR dan NPF, dengan variabel
berganda
Kualitas Aset yang di ukur dengan NPF dependen yaitu ROA. Studi kasus pada PT.
Aset Variabel
(20130
terhadap
21
No
Peneliti
Judul
Variabel yang
(tahun)
Penelitian
digunakan
Profitabilitas
Independen
pada PT. Bank
kecukupan
Syariah
dan kualitas aset
Metode
:
Hasil
Perbedaan
tidak berpengaruh secara signifikan dan Bank Syariah Bukopin, Tbk
modal
memiliki
hubungan
yang
positif Sedangkan penulis menggunakan 3 variabel
terhadap profitabilitas yang di ukur independen yaitu CAR, FDR, dan BOPO,
Bukopin, Tbk
dengan ROA.
dengan variabel dependen ROA. Studi kasus pada PT. Bank Syariah Mandiri periode 2007-2014.
6.
Suryani
Analisis
Variabel Dependen Analisis
Hasil analisis FDR tidak berpengaruh Peneliti hanya menggunakan variabel FDR
(2011)
Pengaruh FDR
: Profitabilitas
signifikan terhadap ROA.
terhadap
regresi linier
sebagai variabel X dan ROA sebagai variabel Y.
Variabel Profitabilitas
Sedangkan penulis menggunakan 3 variabel Independen : FDR
Perbankan Syariah
independen yaitu CAR, FDR, dan BOPO, di
dengan variabel dependen ROA. Studi kasus
22
No
Peneliti
Judul
Variabel yang
(tahun)
Penelitian
digunakan
Metode
Hasil
Perbedaan
Indonesia
pada PT. Bank Syariah Mandiri periode 2007-2014.
7.
Muh
Pengaruh Rasio
Variabel Dependen Analisis
Hasil Analisis CAR tidak berpengaruh Perbedaan peneliti dangan penulis adalah
Sabir,
Kesehatan
: ROA
Regresi
signifikan terhadap ROA, BOPO tidak peneliti menggunakan 8 variabel independen
Berganda
berpengaruh
terhadap
berpengaruh
positif
Muhamma Bank terhadap
ROA,
NOM yaitu CAR, BOPO, NOM, NPF, FDR, NIM,
Variabel d
Ali, Kinerja
dan
signifikan NPL, LDR dan variabel dependen yaitu
Independen : CAR, Hamid
Keuangan pada
Habbe
Bank
(2012)
Syariah
terhadap ROA, NPF tidak berpengaruh ROA. Studi kasus Bank Umum dan Bank BOPO,
NOM,
Umum
signifikan
terhadap
berpengaruh
positif
ROA.FDR Konvensional di Indonesia.
NPF, FDR, NIM, dan
dan
signifikan Sedangkan penulis menggunakan 3 variabel
NPL, LDR Bank
terhadap
ROA,
NIM
berpengaruh independen yaitu CAR, FDR, dan BOPO,
Konvensional
positif dan signifikan terhadap ROA, dengan variabel dependen ROA. Studi kasus
di Indonesia
NPL berpengaruh negatif dan signifikan pada PT. Bank Syariah Mandiri periode
23
No
Peneliti
Judul
Variabel yang
(tahun)
Penelitian
digunakan
Metode
Hasil
terhadap
ROA,
Perbedaan
LDR
berpengaruh 2007-2014.
negatif signifikan terhadap ROA. 8.
A.A. Yogi Analisis
Variabel
Analisis
Hasil analisis CAR tidak berpengaruh Peneliti
Prasanjaya
Dependen:
regresi
signifikan
terhadap
Profitabilitas
linier
perbankan.
BOPO
berpengaruh sebagai variabel X dan profitabilitas sebagai
berganda
signifikan
terhadap
Profitabilitas variabel Y, studi kasus pada bank yang
Dan
Pengaruh Rasio
I CAR,
BOPO,
WayanRa
LDR
Dan
mantha
Ukuran
(2013)
Perusahaan
Profitabilitas BOPO,
menggunakan LDR,
dan
variabel
ukuran
CAR,
perusahaan
Variabel perbankan, LDR berpengaruh signifikan terdaftar
di
BEI.
Sedangkan
penulis
Independen: CAR, terhadap
Profitabilitas,
Ukuran menggunakan variabel CAR, FDR, dan
BOPO, LDR dan Terhadap
Perusahaan
tidak
berpengaruh BOPO sebagai variabel X dan ROA sebagai
Ukuran Perusahaan Profitabilitas
signifikan terhadap Profitabilitas. LDR variabel Y, studi kasus pada Bank Syariah
Bank
dan
Terdaftar
Yang di
BOPO
berpengaruh
signifikan Mandiri periode 2008-2013.
terhadap Profitabilitas, akan tetapi CAR
24
No
Peneliti
Judul
Variabel yang
(tahun)
Penelitian
digunakan
Metode
BEI.
Hasil
dan
Ukuran
berpengaruh Profitabilitas
Sumber: Kumpulan Penelitian Terdahulu yang diolah penulis
Perusahaan signifikan
Perbedaan
tidak terhadap
25
2. Kerangka Teori 1). Profitabilitas
Profitabilitas
merupakan
kemampuan
bank
dalam
menghasilkan laba.22 Rasio ini mengukur efektivitas manajemen secara keseluruhan yang ditujukan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan maupun investasi. Semakin baik rasio profitabilitas maka semakin baik menggambarkan kemampuan tingginya perolehan keuntungan perusahaan.23
Profitabilitas juga sebagai salah satu acuan dalam mengukur besarnya laba menjadi begitu penting untuk mengetahui apakah perusahaan telah menjalankan usahanya secara efisien. Efisiensi sebuah usaha baru dapat diketahui setelah membandingkan laba yang diperoleh dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Laba bersih (net income) merupakan ukuran pokok keseluruhan keberhasilan perusahaan. Laba atau kurangnya laba, mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk mendapat pinjaman dan
pendanaan
ekuitas,
posisi
likuiditas
perusahaan,
dan
kemampuan untuk berubah. Jumlah laba bersih kerap dibandingkan dengan ukuran kegiatan atau kondisi finansial lainnya (misalnya, penjualan, aktiva, ekuitas pemegang saham) untuk menilai kinerja 22
Melayu S.P. Hasibuan, Dasar-Dasar Perbankan, (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2009), hlm.104 23 Irham Fahmi, Analisis Laporan Keuangan, (Bandung : Alfabeta, 2012), hlm.135
26
sebagai suatu presentase dari beberapa tingkat aktivitas atau investasi. Perbandingan ini disebut rasio profitabilitas (profitability ratio).
Tujuan profitabilitas berkaitan dengan kemampuan perusahaan untuk
menyediakan
modal
bagi
perusahaan.
Profitabilitas
perusahaan sangat terkait dengan likuiditasnya karena pendapatan pada akhirnya akan menghasilkan arus kas.24 Untuk mengukur tingkat kemampuan suatu perusahaan, digunakan rasio keuntungan atau rasio profitabilitas yang dikenal juga dengan nama rasio rentabilitas. Rasio profitabilitas yang penting bagi bank adalah Return On Asset (ROA). ROA penting bagi bank karena ROA digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya.25
Sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, terdapat beberapa jenis rasio profitabilitas yang dapat digunakan. Masing-masing jenis rasio profitabilitas digunakan untuk menilai serta mengukur posisi keuangan perusahaan dalam suatu periode tertentu atau untuk beberapa periode. Salah satu alat untuk mengukur tingkat besarnya kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan
24
Henry Simamora, Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis Jilid II, (Jakarta : Salemba Empat, 2000), hlm.528 25 Ahmad Buyung Nusantara, “Analisis Pengaruh NPL, CAR, LDR, dan BOPO terhadap Profitabilitas Bank, (Semarang : Universitas Diponegoro, 2009), hlm.14
27
aktiva yang dimiliki menggunakan rasio Return On Asset (ROA). Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan.26
Rasio ini mengukur pengembalian atas total aktiva setelah bunga pajak. Hasil pengembalian total aktiva atau total investasi menunjukan kinerja manajemen dalam menggunakan aktiva perusahaan untuk menghasilkan laba.27 Semakin besar ROA suatu bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset. ROA dihitung dengan rumus sebagai berikut.28
ROA =
x 100%
Besarnya nilai untuk laba sebelum pajak dapat dilihat pada perhitungan laba rugi bank, sedangkan total aktiva dapat dilihat pada laporan neraca bank. Laba sebelum pajak adalah laba rugi bank yang diperoleh dalam periode sebelum dikurangi pajak.29 Sedangkan total aktiva merupakan komponen yang terdiri dari kas, giro pada BI, penempatan bank lain, piutang, pembiayaan dengan prinsip sewa, pinjaman qardh, aktiva tetap, dan lain-lain.
26
Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan, (Bogor : Ghalia Indonesia, 2005), hlm.118 27 Dewi Astuti, Manajemen Keuangan Perusahaan, (Jakarta : Ghalia Indonesia, 2004), hlm.37 28 Veithzal Rivai, Bank and Financial Institution Management, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2007), hlm.100 29 Farah Margaretha, Manajemen Keuangan Bagi Industri Jasa, (Jakarta : Grasindo, 2007), hlm.61
28
2). Capital Adequacy Ratio (CAR)
Capital Adequacy Ratio yaitu rasio minimum perbandingan antara modal risiko dengan aktiva yang mengandung risiko. Ketentuan ini nampaknya sederhana namun banyak konsekuensi lanjutan dari penerapan rasio tersebut dalam praktek perhitungan. Capital Adequacy Ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam mempertahankan modal yang mencukupi
dan kemampuan bank dalam
mengidentifikasi,
mengukur, mengawasi, dan mengontrol risiko-risiko yang timbul yang dapat berpengaruh terhadap besarnya modal bank.30
Menurut ketentuan Bank Indonesia, bahwa setiap bank umum wajib menyediakan modal minimum sebesar 8% dari total Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR). 31 Baik bank nasional maupun internasional harus memenuhi rasio kecukupan modalnya (Capital Adequacy Ratio). Sebagaimana disinggung sbelumnya, bahwa CAR merupakan aspek penting bagi dunia perbankan.
32
Secara matematis CAR dapat dirumuskan sebagai berikut .33 CAR =
30
X 100%
Muchdarsyah Sinungan, Manajemen Dana Bank, (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2000), hlm.161 31 Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan, (Bogor : Ghalia Indonesia, 2005), hlm.40 32 Muhammad, Manajemen Bank Syariah, (Yogyakarta : (UPP)AMPYKPN, 2002), hlm. 215 33 Muchdarsyah Sinungan, Manajemen Dana Bank , (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2000), hlm. 162
29
3). Financing to Deposit Ratio (FDR)
FDR adalah rasio antara jumlah pembiayaan yang diberikan bank dengan dana pihak ketiga yang diterima oleh bank. FDR ditentukan oleh perbandingan antara jumlah pembiayaan yang diberikan dengan dana masyarakat yang dihimpun yaitu mencakup giro, simpanan berjangka (deposito), dan tabungan. FDR tersebut menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali
penarikan
dana
yang dilakukan
deposan dengan
mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Semakin besar kredit maka pendapatan yang diperoleh naik, karena pendapatan naik secara otomatis laba juga akan mengalami kenaikan. Tingginya FDR bank syariah saat ini menyebabkan tingkat resiko pembiayaan dan resiko likuiditas bank syariah menjadi tinggi 34. Selain itu Penyisihan dan Penghapusan Aktiva Produktif yang harus disediakan bank syariah menjadi tinggi. PPAP yang tinggi ini memperkecil aset bank syariah dan menyebabkan berkurangnya proporsi aset bank syariah terhadap aset bank umum nasional. Proporsi dana pihak ketiga dalam bentuk deposito ternyata memiliki koefisien negatif menjelaskan proporsi aset. Ini menyatakan bahwa untuk meningkatkan aset bank syariah porsi 34
Yuria Pratiwhi Cleopatra, “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Proporsi Aset Perbankan Syariah di Indonesia”,Volume 5 Nomor 1, April 2008, hlm. 17
30
deposito harus dikurangi. Dengan kata lain, bank syariah perlu memperbesar dana pihak ketiganya dalam bentuk wadiah dan tabungan. Sehingga meningkatnya giro wadiah dapat meningkatkan pembiayaan yang secara langsung meningkatkan aset bank syariah. Secara matematis FDR dapat dirumuskan sebagai berikut .35 Rasio FDR =
X 100%
4). Beban Operasional Pendapatan Operasional (BOPO)
Rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) adalah perbandingan antara biaya operasional dengan pendapatan operasional dalam mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasional.36 Rasio biaya operasional digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan
bank
dalam
melakukan
kegiatan
operasional.
Mengingat kegiatan utama bank pada prinsipnya adalah bertindak sebagai perantara, yaitu menghimpun dan menyalurkan dana (misalnya dana masyarakat), maka biaya dan pendapatan operasional bank di dominasi oleh biaya bunga dan hasil bunga.37 Dalam hal ini perlu diketahui bahwa usaha utama bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan selanjutnya menyalurkan 35
Zainul Arifin, Dasar-Dasar Mnajemen Bank Syariah, (Jakarta : Pustaka Alvabet, 2005), hlm.127 36 Veithzal Rivai, Bank dan Financial Institution Management, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2007), hlm.722 37 Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan, (Bogor : Ghalia Indonesia, 2005), hlm.120
31
kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit, sehingga beban bunga merupakan porsi terbesar bagi bank. Rasio ini dirumuskan dengan :38 BOPO =
BOPO
x 100%
dirumuskan
sebagai
perbandingan/rasio
biaya
operasional dalam 12 bulan terakhir terhadap pendapatan operasional dalam periode yang sama. Dalam rangka penilaian kesehatan bank umum, BI memberikan nilai maksimum 100 apabila BOPO mencapai angka 80%. Perbedaan nilai BOPO dari angka 100 menunjukan besar kecilnya margin pendapatan operasional terhadap biaya operasional ROA dan BOPO dapat dihitung melalui daftar laba rugi perbankan.39
3. Kerangka Berpikir Berdasarkan telaah pustaka dan kajian teori yang telah diuraikan diatas, maka muncul sebuah model kerangka berpikir yang terdiri dari tiga variabel independen diantaranya CAR, FDR dan BOPO serta satu variabel dependen yaitu profitabilitas. Adapun kerangka berpikirnya sebagai berikut: Profitabilitas
digunakan
untuk
mengukur
efektifitas
manajemen berdasarkan hasil pengembalian yang dihasilkan dari
38 39
Harmono, Manajemen Keuangan, (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2011), hlm.120 S.P. Hasibuan, Dasar-Dasar Perbankan, (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2007), hlm.100101
32
pinjaman
dan
investasi.
Faktor-faktor
yang
mempengaruhi
profitabilitas bank dapat bersumber dari berbagai kinerja profitabilitas yang ditunjukkan beberapa indikator. Rasio profitabilitas yang penting bagi bank adalah Return On Asset (ROA). ROA penting bagi bank karena ROA digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Semakin baik rasio profitabilitas maka semakin baik menggambarkan
kemampuan
tingginya
perolehan
keuntungan
perusahaan.
Rasio Return On Asset (ROA) ini melihat sejauh mana investasi yang telah ditanamkan mampu memberikan pengembalian keuntungan sesuai dengan yang diharapkan. Dan investasi tersebut sebenarnya sama dengan asset perusahaan yang ditanamkan atau ditempatlan. Rasio ini mengukur pengembalian atas total aktiva setelah bunga pajak. Hasil pengembalian total aktiva atau total investasi menunjukan kinerja manajemen dalam menggunakan aktiva perusahaan untuk menghasilkan laba. Semakin besar ROA suatu bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset.
Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan ukuran kesehatan bank yang sangat penting dan paling banyak mendapat perhatian dari investor perbankan. CAR sebagai salah satu indikator kemampuan bank dalam menutup penurunan aktiva sebagai akibat kerugian yang
33
diderita bank. Besar kecilnya CAR ditentukan oleh kemampuan bank menghasilkan laba serta komposisi pengalokasian dana pada aktiva sesuai dengan tingkat resikonya. Selain itu, CAR yang tinggi yakni adanya permodalan yang cukup mampu menambah aktiva dan membuat pembiayaan menjadi luas dengan tingkat risiko yang kecil sehingga semua itu akan berpengaruh positif terhadap profitabilitas (ROA) bank.
Financing to Deposit Ratio (FDR) adalah rasio antara jumlah pembiayaan yang diberikan bank dengan dana pihak ketiga yang diterima oleh bank. Semakin tinggi FDR menunjukan semakin riskan kondisi likuiditas bank, sebaliknya semakin rendah FDR menunjukan kurangnya efektifitas bank dalam menyalurkan kredit. Semakin tingi FDR maka semakin tinggi dan yang disalurkan ke pihak pihak ketiga. Dengan penyalursn dana pihak ketiga yang besar maka pendapatan (ROA) bank akan meningkat.
Hasil akhir dari aktivitas bank akan menghasilkan biaya dan juga pendapatan
operasional.
Rasio
Biaya
Operasional
terhadap
Pendapatan Operasional (BOPO) digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi
dan
kemampuan
bank
dalam
melakukan
kegiatan
operasional. Semakin rendah BOPO menunjukan semakin tinggi efisiensi operasional bank yakni semakin efisien aktiva bank dalam menghasilkan keuntungan yang menunjukan dengan meningkatnya
34
profitabilitas
(ROA).
Sebaliknya,
tingginya
rasio
BOPO
mencerminkan inefisiensi operasional bank yang ditandai dengan tingginya beban operasional dan akan berakibat pada berkurangnya laba dan menurunkan rasio ROA. Tapi jika peningkatan biaya operasional bank mampu diiringi dengan kenaikan pendapatan operasional yang lebih besar, maka akan berpengaruh terhadap kenaikan ROA.
Untuk lebih jelasnya alur kerangka pemikir dapat digambarkan sebagai berikut.
Gambar 1.1
Kerangka Pemikir
Capital Adequacy Ratio (CAR) X1
Financing to Deposit Ratio (FDR) X2
H1
H2 H3
Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional(BOPO) X3 H4
Profitabilitas (ROA) Y
35
4. Hipotesis Dari
uraian
kerangka
pemikir
di
atas,
penelitian
ini
menggunakan dua macam rumusan hipotesis, yaitu secara parsial dan secara simultan. Rumusan hipotesisi secara parsial adalah menguji pengaruh variabel independen (X) secara individual terhadap variabel dependen (Y). Rumusan hipotesis secra parsial adlah sebagai berikut. H01
= Diduga bahwa Capital Adequacy Ratio (CAR) (X1) tidak berpengaruh terhadap profitabilitas (ROA) (Y)
Ha1
=
Diduga bahwa Capital Adequacy Ratio (CAR) (X1)
berpengaruh terhadap profitabilitas (ROA) (Y) H02
= Diduga bahwa Financing to Deposit Ratio (FDR) (X2) tidak berpengaruh terhadap profitabilitas (ROA) (Y).
Ha2
= Diduga hawa Financing to Deposit Ratio (FDR) (X2) berpengaruh terhadap profitabilitas (ROA) (Y).
H03
= Diduga bahwa Beban Operaional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) (X3) tidak berpengaruh terhadap profitabilitas (ROA) (Y)
Ha3
= Diduga bahwa Beban Operaional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) (X3) berpengaruh terhadap profitabilitas (ROA) (Y)
Sedangkan rumusan hipotesis secara simultan adalah menguji pengaruh seluruh variabel independen (X1 dan X2) secara bersama-
36
sama terrhadap variabel dependen (Y). Rumusan hipotesis secara simultan adalah sebagai berikut. Ho4
= Diduga bahwa CAR (X1), FDR (X2), BOPO (X3) secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap profitabilitas (ROA) (Y).
Ha4
= Diduga bahwa CAR (X1), FDR (X2), BOPO (X3) secara bersama-sama berpengaruh terhadap profitabilitas (ROA) (Y).
G. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode data kuantitatif. Digunakan metode kuantitatif karena penelitian ini akan menganalisis masalah yang diwujudkan dengan nilai tertentu. Penelitian ini juga menggunakan analisis regresi berganda karena menguji hubungan antara satu variabel dependen terhadap lebih dari satu variabel independen. 2. Variabel Penelitian Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis variabel yaitu : 1.
Variabel Dependen Variabel dependen (Variabel Y) yaitu Variabel yang nilainya
dipengaruhi
oleh
variabel
independen.
Variabel
37
dependen dalam penelitian ini adalah Profitabilitas yang dikontribusikan dengan huruf (Y). Dalam penelitian ini rasio profitabilitas yang digunakan aadalah Return On Asset (ROA) yaitu rasio pengukur tingkat keuntungan. Rasio ini digunakan untuk
mengukur
kemampuan
manajemen
bank
dalam
memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. 2.
Variabel Independen Variabel independen (Variabel X) yaitu variabel yang menjadi sebab terjadinya atau terpengaruhnya variabel dependen. Variabel dalam penelitian ini adalah: Financing to Deposit Ratio (FDR), Capital Adequacy Ratio (CAR), dan Beban Operasional Pendapatan Operasional (BOPO). a.
Capital Adequacy Ratio (CAR) Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam mempertahankan modal yang mencukupi dan kemampuan bank dalam mengidentifikasi, mengukur, mengawasi, dan mengontrol risiko-risiko yang timbul yang dapat berpengaruh terhadap besarnya modal bank
b.
Financing to Deposit Ratio (FDR) Financing to Deposit Ratio (FDR) adalah rasio antara jumlah pembiayaan yang diberikan bank dengan dana pihak ketiga yang diterima oleh
bank. FDR ditentukan oleh
38
perbandingan antara jumlah pembiayaan yang diberikan dengan dana masyarakat yang dihimpun yaitu mencakup giro, simpanan berjangka (deposito), dan tabungan. c.
Beban Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) Rasio Beban Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) adalah perbandingan antara biaya operasional dengan pendapatan operasional dalam mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasional. Rasio biaya operasional digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasional.
39
Tabel 1.2. Variabel Metode Penelitian Variabel
Definisi
Profitabilitas
Rasio
(ROA)
digunakan
Skala
Pengukuran variabel
ini Rasio untuk
ROA =
mengukur kemampuan manajemen
bank
dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan.
CAR (Capital Perbandingan dequacy Ratio)
antara
modal
dengan aktiva Tertimbang
Rasio
CAR
40
Variabel
Definisi
Skala
Pengukuran variabel
menurut risiko. FDR
Perbandingan
Rasio
(Financing to antara
FDR=
Deposit
jumlah pembiayaan
Ratio)
dengan dana pihak
x 100%
ketiga. Beban
Perbandingan
Operasional
antara
terhadap
operasional dengan
Pendapatan
pendapatan
Operasional
operasional dalam
(BOPO)
mengukur
biaya
efisiensi
tingkat dan
kemampuan dalam
Rasio
bank
melakukan
kegiatan operasional
BOPO=
x100%
41
3. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah gabungan dari seluruh elemen yang berbentuk
peristiwa,
hal
maupun
orang
yang
memiliki
karakteristik yang serupa yang menjadi pusat perhatian seorang peneliti karena itu dipandang sebagai sebuah semesta penelitian.40 Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri yang terdapat di Indonesia. 2. Sampel Sampel adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak diselidiki, dan dianggap bisa mewakili keseluruhan populasi.41 Penentuan sampel dalam penelitian ini diambil secara purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.42 Sampel yang purposive adalah sampel yang dipilih dengan cermat sehingga relevan dengan rancangan penelitian. Dalam hal ini pertimbangan yang diambil adalah laporan keuangan PT. Bank Syariah Mandiri dalam bentuk triwulan yang di publikasikan. Adapun kriteria-kriteria yang harus dipenuhi sampel penelitian ini adalah sebagai berikut.
40
Dhian Dayinta Pratiwi, “Pengaruh CAR, BOPO, dan FDR terhadap Return On Asset (ROA) Bank Umum Syariah”, (Semarang : Unuversitas Diponegoro, 2012), hlm.71 41 Mudrajat Kuncoro, Metode Riset Untuk Bisnis & Ekonomi, (Jakarta : Erlangga, 2009), hlm.122. 42 Dwi Ismawati, “Pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR), Cash Ratio (CR), Capital Adequacy Ratio (CAR), dan Dana Pihak Ketiga (DPK) Terhadap Tingkat Profitabilitas pada PT. BANk Syariah Mandiri Periode 2006-2008”, (Yogyakarta : UIN Sunan Kalijaga, 2009), hlm.34
42
1.
Perusahaan menerbitkan data laporan keuangan selama kurun waktu penelitian tahun 2007-2014 yang mempunyai laba positif.
2.
Data yang dibutuhkan peneliti tersedia selama periode 20072014.
3.
Perusahaan tersebut mempunyai data yang sesuai dengan kriteria dan lengkap terkait dengan variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini.
4. Sumber dan Metode Pengumpulan Data 1. Sumber Data Sumber data yang digunakan pada penelitian ini berupa data sekunder. Data sekunder adalah data yang tidak langsung diperoleh dari sumber pertama dan telah tersusun dalam bentuk dokumen tertulis.43 Data sekunder tersebut merupakan data dari sumber utama yang telah dikumpulkan oleh instansi tertentu untuk dipublikasikan kepada pihak lain, misalnya BEI, BEJ, BI ataupun lainnya. Pada penelitian ini data sekunder diperoleh dari dokumentasi laporan keuangan PT Bank Syariah Mandiri tahun 2008-2013.
43
V. Wiratna Sujarwani dan Poly Endrayatno, Statistika Untuk Penelitian, (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2012), hlm. 21
43
2. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini melalui studi pustaka yang dilakukan dengan mengkaji bukubuku literatur, jurnal untuk memperoleh landasan teoritis yang komprehensif tentang bank syari’ah serta mengeksplorasi laporan-laporan keuangan dari bank berupa laporan triwulan. Media internet juga digunakan untuk memperoleh data dan informasi. Adapun internet yang digunakan untuk memperoleh data dan informasi perkembangan bank adalah : www.bi.go.id
5. Teknik Analisis Data 1. Uji Asumsi Klasik Dalam penelitian ini model analisis yang digunakan adalah regresi untuk menguji hipotesis, sebelum melakukan uji ini yang terlebih dahulu adalah uji asumsi klasik, karena secara teoritis model regresi penelitian ini akan menghasilkan nilai parameter apabila asumsi klasik regresi terpenuhi. Pada penelitian ini dilakukan
empat
pengujian
asumsi
klasik,
yaitu
:
uji
multikolinieritas, uji normalitas, uji autokorelasi, dan uji heterokedastisitas.
44
a.
Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas dilakukan untuk menguji apakah pada model regresi
ditemukan adanya kolerasi antar
variabel independen. Jika terjadi kolerasi, maka dinamakan terdapat problem Multikolinieritas. Model regresi yang baik terjadi korelasi diantara variabel independen. 44 Multikolonieritas dapat juga dilihat dari (1) nilai tolerance dan lawannya (2) variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/Tolerance). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukan adanya multikolonieritas adalah nilai Tolerance ≤ 0.10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10.45
44
45
Ahmad Buyung Nusantara, “Analisis Pengaruh NPL,CAR,LDR, dan BOPO Terhadap Profitabilitas Bank (Perbandingan Bank Umum Go Publik dan Bank Umum Non Go Publik di Indonesia Periode Tahun 2005-2007)”, (Semarang : Unuversitas Diponegoro, 2009), hlm.45 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS19,( Semarang : Universitas Diponegoro, 2011), hlm 105-106
45
b.
Uji Normalitas Data Uji Normalitas bertujuan untuk menguji salah satu asumsi dasar analisis regresi berganda, yaitu variabelvariabel independen dan dependen harus berdistribusi normal atau mendekati normal. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Ada
dua
cara
untuk
mendeteksi
apakah
residual
berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. 46 1.
Analisis Grafik Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati normal. Namun demikian hanya dengan melihat histogram hal ini dapat menyesatkan khususnya untuk jumlah sampel yang kecil. Metode yang lebih handal adalah dengan melihat normal probability
plot
yang
membandingkan
distribusi
komulatif dari distribusi normal. Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan
46
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS19, (Semarang : Universitas Diponegoro, 2011), hlm.160-163
46
melihat histogram dari residualnya. Dasar pengambilan keputusan: a.
Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti
arah
garis
diagonal
atau
grafik
histogramnya menunjukan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. b.
Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram
tidak
menunjukan
pola
distribusi
normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. 2. Analisi Statistik Uji normalitas dengan grafik tidak bisa dijadikan acuan utama karena hasil interpretasinya dapat berbedabeda. Oleh karena itu, dilakukan uji statistik untuk meyakinkan hasil uji normalitas, yaitu dengan uji kolmogrov-simirnov.
Distribusi
residual
dapat
dikatakan normal apabila nilai sig lebih besar dari 0.05 (sig >0.05) c.
Uji Autokorelasi Salah satu asumsi regresi linear adalah tidak terdapatnya autokorelasi. Autokorelasi ialah korelasi antara sesama urutan pengamatan dari waktu ke waktu.
47
Uji autokorelasi dilakukan untuk mengetahui apakah dalam suatu model regresi linear terdapat hubungan yang kuat baik positif maupun negative antar data yang ada pada variabel-variabel penelitian.47 Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi maka dinamakan
ada
problem
autokorelasi.
Autokorelasi
muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. 48 Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi, salah satunya menggunakan uji Durbin-Witson. Uji DW ini hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu (frst order autocorrelation) dan mensyaratkan adanya intercept dalam model regresi dan tidak ada variabel lag di antara variabel penjelas.49 Hipotesisi yang diuji adalah: H0: ρ = 0 (baca: hipotesis nolnya adalah tidak ada autokorelasi)
47
Husein Umar, Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Edisi Kedua, (Jakarta : Rajawali Pers, 2009), hlm.182 48 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS19, (Semarang : Universitas Diponegoro, 2011), hlm.110 49 Mudrajat Kuncoro, Metode Kuantitatif Teori dan Aplikasi untuk Bisnis dan Ekonomi, (Yogyakarta : (UPP) STIM YKPN, 2007), hlm.90-91
48
Ha: ρ > 0 (baca: hipotesis alternatifnya adalah ada autokorelasi
positif)
Keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah : 1. Bila nilai DW lebih besar daripada batas atas (upper bound, U), maka koefisien autokorelasi sama dengan nol. Artinya, tidak ada autokorelasi positif. 2. Bila nilai DW lebih rendah daripada batas bawah (lower bound, L), koefisien autokorelasi lebih besar daripada nol. Artinya ada autokorelasi positif. 3. Bia nilai DW terletak diantara batas atas dan batas bawah, maka tidak dapat disimpulkan.
d.
Uji Heterokedastisitas Uji heterokedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan
lain
tetap,
disebut
homoskedastisitas,
sementara itu untuk varians yang berbeda disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas.50 Ada tidaknya heterokedastisitas dapat dilihat dari: 50
Husein Umar, Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Edisi Kedua, hlm.179
49
Grafik plot antara lain prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residual SRESID. Deteksi ada tidaknya
heterokedastisitas
dapat
dilakukan
dengan
melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SREID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di-studentized. Dasar analisis: 1.
Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar
kemudian
menyempit),
maka
mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas. 2.
Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.51
2. Metode Analis Regresi Dalam penelitian ini, teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda, karena variabel bebas dalam penelitian ini lebih dari satu. Teknik analisis berganda merupakan teknik uji yang digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Variabel independen 51
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS19, (Semarang : Universitas Diponegoro, 2011), hlm.139
50
dalam penelitian ini yaitu FDR, CAR, dan BOPO terhadap Profitabilitas pada bank syariah sebagai variabel dependen. Persamaan analisis regresi berganda dapat dirumuskan sebagai berikut: Y = a + bX1 + bX2 + bX3 Y = Profitabilitas a = Konstanta b = koefisien regresi dari setiap variabel bebas X1 = FDR X2 = CAR X3 = BOPO
3. Uji Signifikan 1. Uji Hipotesis (Uji t) Uji t yang menunjukan seberapa jauh pengaruh suatu variabel penjelas secara individual dalam menerangkan variase variabel terikat.52 Keterangan : 1.
Hipotesis nol (Ho) yang hendak diuji adalah apakah suatu parameter (b1) sama dengan nol, Ho: b1 = 0
2.
Hipotesis alternatifnya (Ha) parameter suatu variabel tidak sama dengan nol, Ha : b1 ≠ 0
52
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, (Semarang : Universitas Diponegoro, 2011), hlm.98-99
51
Cara melakukan uji t adalah sebagai berikut. a.
Qiuck look : bila jumlah degree of freedom (df) adalah 20 atau lebih, dan derajat kepercayaan sebesar 5%, maka Ho yang menyatakan bi = 0 derajat ditolak bila nilai t lebih besar dari 2 (dalam nilai absolut). Dengan kata lain kita menerima hipotesis alternatif (Ha), yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen.
b.
Membandingkan nilai statistik t dengan titik kritis menurut tabel. Apabila nilai statistik t hasil perhitungan lebih tinggi dibandingkan nilai t tabel, kita menerima hipotesisi alternatif (Ha) yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen. Atau dapat juga dengan menggunakan asumsi : 1. Hipotesis nol (H0) ditolak apabila dalam parameter menunjukan bahwa taraf signifikansi operasi (p-value) ≤ taraf signifikansi (α=0,05), dengan kata lain hipotesis alternatif (Ha) dapat diterima. Hal ini dapat diartikan bahwa variabel-variabel independen secara individual berpengaruh terhadap variabel dependen. 2. Hipotesis nol (H0) tidak dapat ditolak (diterima) apabila dalam parameter menunjukan bahwa taraf signifikansi
52
operasi (p-value) > taraf signifikansi (α=0,05). Hal ini dapat diartikan bahwa variabel-variabel independen secara individual tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
2. Uji Statistik F Menunjukan apakah semua variabel bebas yang terdapat dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat.53 Langkah – langkah yang dilakukan adalah : a.
Merumuskan Hipotesis (Ha) Ha diterima : berarti pengaruh yang signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan.
b.
Menentukan tingkat signifikansi
c.
Mebandingkan Fhitung dengan Ftabel Jika f hitung > f tabel maka hal ini berarti variabel bebas mampu menjelaskan variabel terikat secara bersama-sama. Sebaliknya jika f hitung < f tabel maka, hal ini berarti variabel
bebas
secara
bersama-sama
tidak
mampu
menjelaskan variabel terikatnya.
53
Mudrajat Kuncoro, Metode Riset untuk Bisnis & Ekonomi, (Jakarta : Erlangga, 2009), hlm.239
53
Kriteria pengambilan keputusan untuk menguji statistik F sebagai berikut.54 1). Quick look : bila nilai F lebih besar dari pada 4 maka Ho ditolak pada derajat 5%. Dengan kata lain kita menerima hipotesis alternatif, yang menyatakan bahwa semua variabel independen secara serentak dan signifikan mempengaruhi variabel dependen. 2). Membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F menurut tabel. Bila nilai F fitung lebih besar daripada nilai F tabel, maka Ho ditolak dan mnerima Ha.
3. Uji Koefisien Determinasi (R2) Koefisien Determinasi (R2) pada mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat.55 Nilai koefisien determinasi adalah diantara nol dan 1 (satu). Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-varianbel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati 1 (satu) berarti variabel-variabel independen
memberikan
hampir
semua
informasi
yang
dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.
54
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, (Semarang : Universitas Diponegoro, 2011), hlm.98 55 Mudrajat Kuncoro, Metode Kuantitatif Teori dan Aplikasi untuk Bisnis dan Ekonomi, (Yogyakarta : (UPP) STIM YKPN, 2007), hlm.84
54
Jika R2 yang diperoleh mendekati 1 (satu), maka semakin kuat model tersebut menerangkan variabel independen terhadap variabel dependen. Sebaliknya jika R2 mendekati 0 (nol), maka semakin lemah variabel-variabel indepeden menerangkan variabel dependen.
H. Sistematika Pembahasan Sistematika penulisan dibuat untuk memudahkan pemahaman dan memberi gambaran kepada pembaca tentang penelitian yang diuraikan oleh penulis. BAB I : PENDAHULUAN Bab satu berisi pendahuluan yang menjelaskan latar belakang masalah yang mendasari diadakanya penelitian, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, serta sistematika penulisan. BAB II : TELAAH PUSTAKA Bab dua berisi tinjauan pustaka yang menjelaskan tentang penelitian terdahulu, kerangka pemikiran teoritis dan hipotesis. BAB III : METODE PENELITIAN Bab tiga berisi metode penelitian yang terdiri dari variabel penelitian dan definisi operasional variabel, penentu populasi dan sampel, metode pengumpulan data, metode analisis data, analisis regrsi berganda.
55
BAB IV : HASIL DAN ANALISIS Bab empat berisi hasil dan pembahasan yang menjelaskan deskripsi objek penelitian, analisis data, dan interpretasi hasil. BAB V : PENUTUP Bab lima berisi penutup yang berisi kesimpulan dari hasil analisis pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Financing to Deposit Ratio (FDR), Beban Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap Profitabilitas (ROA) pada Bank Syariah Mandiri, keterbatasan penelitian, dan saran yang berupa tindakan-tindakan yang sebaiknya dilakukan.