BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Tingkat
pertumbuhan
industri
farmasi
Indonesia
telah
mengalami
perlambatan pada tahun 2014 yaitu hanya tumbuh sekitar 3,7% (Investor Daily 2015) dibandingkan dengan prediksi pertumbuhan pasar farmasi tahun 2008-2015 yang diperkirakan tumbuh sekitar 13% per tahun (Business Monitor International).
Gambar 1.1 Pasar Farmasi Indonesia Sumber: Business Monitor International
Kinerja pertumbuhan industri yang kurang bergairah itu sebagaian disebabkan antara lain oleh pelaksanaan sistem kesejahteraan nasional Indonesia yang menyelenggarakan program kesehatannya sendiri yaitu Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang dimulai secara resmi pada tahun 2014. Selain itu, program kesehatan SJSN juga telah menetapkan sebuah lembaga nasional yaitu
1
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) sebagai pelaksana program tersebut yang telah diberi mandat untuk bertindak juga sebagai agen pusat pengadaan dan bekerja sama dengan lembaga pengadaan negara atau Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa (LKPP), untuk menyusun daftar dan menyediakan semua produk farmasi yang dibutuhkan oleh program tersebut. Dampak berikutnya dari daya beli yang sangat besar dan terpusat dari BPJS/LKPP, telah memperkuat daya tawar sehingga mendorong sebagian besar perusahaan farmasi Indonesia bersedia menurunkan harga jual produk mereka secara substansial.
Gambar 1.2 Sumber: Roadmap to National Health Insurance 2012-2019
Disamping kebijakan Pemerintah mengenai BPJS, jumlah pemain di industri farmasi di Indonesia baik lokal maupun asing cukup banyak sehingga menimbulkan persaingan dalam memperbutkan pangsa pasar obat. Menurut data dari Kementerian Kesehatan, di tahun 2014 terdapat 206 perusahaan farmasi yang beroperasi di Indonesia, terdiri dari empat perusahaan BUMN (PT. Indofarma, PT. Kimia Farma, PT. Phapros, dan PT. Biofarma), 26 perusahaan multinasional, dan
2
176 perusahaan lokal. Banyaknya jumlah produsen dan struktur pasar farmasi yang terfragmentasi di Indonesia membuat persaingan di industri ini sangat ketat. Bedasarkan laporan dari Intercontinental Marketing Service (IMS) quartal pertama tahun 2014 total penjualan obat di Indonesia nilai transaksinya sebesar 54 triliun rupiah. Total penjualan tersebut merupakan seluruh penjualan obat bebas (Over The Counter/OTC) dan obat yang diresepkan (ethical) dengan perbandingan pangsa pasar antara obat OTC dan obat ethical yaitu 40,90% kontribusi dari obat OTC, sedangkan obat resep sebesar 59,10%. Walaupun secara penjualan obat ethical masih diatas obat OTC, namun obat OTC tetap menjadi primadona perusahaan-perusahaan farmasi karena kekuatan merek yang sudah bertahan lama selama puluhan tahun. PT.Tempo Scan Pacific, Tbk (PT.TSP) merupakan salah satu pemain kuat di industri farmasi dan produk kesehatan di Indonesia yang mampu mentransformasikan diri menjadi perusahaan modern yang transparan dan kredibel. PT.TSP harus bersaing ketat dengan para pesaing-pesaing besar lainnya seperti Kalbe Group, Sanbe Group dan Pharos Group, Soho Group, dan lainnya terutama dalam perebutan pangsa pasar obat bebas (over the counter/OTC).
3
Tabel 1.1 Tren Pergerakan Pangsa Pasar Obat Bebas (OTC)
Sumber: IMS Health
Dari Tabel 1.1 di atas dapat diketahui bahwa dalam kurun waktu lima tahun ini hampir tidak ada perubahan, Kalbe Group selalu menjadi market leader dengan pangsa pasar sebesar 9%, kemudian di posisi kedua dan ketiga dikuasai oleh Sanbe Group dan Pharos Group dengan pangsa pasar masing-masing sebesar 8% dan 7%, lalu diikuti PT.TSP yang berada di posisi keempat dengan pangsa pasar sebesar 7%. 1.2 Rumusan Masalah Kebijakan Pemerintah mengenai Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) melalui lembaga nasional yaitu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) mempengaruhi penjualan obat perusahaan-perusahaan farmasi di Indonesia karena pengobatan untuk peserta BPJS kesehatan diharuskan untuk menggunakan obat generik. Jumlah perusahaan farmasi yang sangat banyak serta struktur pasar yang terfragmentasi membuat persaingan industri farmasi di Indonesia sangat ketat,
4
terutama dalam perebutan pangsa pasar obat OTC. Tren pertumbuhan pangsa pasar obat OTC dalam kurun waktu selama kurun waktu 2011-2015 masih dikuasai oleh Kalbe Group, dan posisi PT.TSP sendiri hampir tidak mengalami perubahan. Sesuai dengan salah satu statement of mision PT.TSP yaitu menjadi pemimpin pasar farmasi, maka PT.TSP juga harus berusaha merebut pangsa pasar sebesar-besarnya. Peluang untuk memperbesar pangsa obat OTC di Indonesia masih terbuka, untuk itu diperlukan strategi yang tepat bagi PT.TSP agar kapabilitas internal dan keunggulan bersaing mampu mengatasi dinamika lingkungan luar dan industri sehingga bisa bersaing dan unggul dibandingkan para pesaing. 1.3 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan uraian rumusan masalah diatas, maka didapatkan pertanyaanpertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Apakah strategi PT.TSP efektif dalam menghadapi persaingan? 2. Apa kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman PT.TSP? 3. Apa strategi yang tepat bagi PT.TSP dalam pengembangan bisnis dan menghadapi persaingan ke depan? 1.4 Tujuan Penelitian 1. Menganalisis penerapan strategi PT.TSP dalam menghadapi persaingan. 2. Menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman terhadap PT.TSP dalam menghadapi persaingan.
5
3. Menformulasikan
strategi
bersaing
kedepan
bagi
PT.TSP
untuk
menghadapi persaingan ke depan. 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah: 1. Bagi PT.TSP Melalui penelitian ini, dapat memudahkan PT.TSP dalam mengambil keputusan
untuk
menggunakan
strategi
yang
disarankan
atau
memodifikasi strategi sesuai dengan pandangan manajemen, sehingga ditemukan strategi terbaik yang dapat diterapkan agar dapat bersaing dan unggul dalam pangsa pasar obat OTC. 2. Bagi peneliti Penelitian ini dapat memberikan tambahan pengetahuan dan aplikasi penerapan ilmu, sehingga dapat menambah wawasan mengenai analisis strategi bisnis dengan membandingkan teori-teori yang ada dengan praktek di dunia nyata. 3. Bagi Pembaca Memberikan referensi dan kajian studi ilmiah bagi pembaca, akan referensi strategi dan memberikan pembelajaran tentang strategi bersaing.
1.6 Sistematika Penulisan Penulisan tesis ini dibagi dalam 5 (lima) bab yang menguraikan permasalahan penulisan yang dibahas, ditambah dengan lampiran-lampiran yang
6
berkaitan dengan tema yang dibahas. Adapun sistematika penulisannya adalah sebagai berikut: Bab I
Pendahuluan Pada bab ini akan dipaparkan mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup atau batasan penelitian, dan sistematika penulisan
Bab II Landasan Teori Pada bab ini diuraikan landasan teori yang merupakan referensi dan landasan utama dalam penulisan ini, dan penjelasan mengenenai teori-teori terkait dengan strategi bersaing. Bab III Metode Penelitian Bab ini menjelaskan metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini. Metode penelitian ini meliputi pendekatan penelitian, teknik pengumpulan data, narasumber, teknik analisis data yang dipergunakan dalam penelitian adalah Analisis Porter’s Five Forces Analysis, SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat), Matriks External Factor Evaluation (EFE), Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) dan Matriks SWOT. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Dalam bab ini diuraikan secara mendalam analisis dan pembahasan perumusan masalah terkait dengan perumusan strategi yang tepat bagi PT.TSP.
7
Bab V
Simpulan dan Saran Bab ini merupakan bagian penutup dari penulisan ini berisi intisari atau kesimpulan hasil penelitian. Berdasarkan kesipulan itulah akan diberikan saran kepada manajemen PT.TSP.
8