BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi yang disebut internet membuka sebuah dunia baru berupa jaringan tanpa batas, dengan mengakses internet kita dapat melakukan jejaring sosial, melakukan transaksi jual beli barang dan mencari sebuah berita atau informasi dengan mudah akan didapatkan tanpa harus membutuhkan waktu yang lama dalam proses pencariannya. Dan kini internet telah dimanfaatkan oleh beberapa perusahaan sebagai alat untuk mempermudah konsumen mencari tahu mengenai perusahan tersebut, dan intitusi pendidikan pun kini telah memanfaatkannya. Bahkan tempat – tempat pendidikan informal pun memanfaatkan internet sebagai sarana menunjang proses belajar mengajar kepada murid. Pemanfaatan internet sebagai sarana proses belajar mengajar adalah sebuah media yang dapat menunjang efektivitas belajar murid secara formal maupun informal. Media pembelajaran dikembangkan guna untuk meningkatkan ketertarikan anak didalam mengajar. Media Pembelajaran ini dapat lebih efektif dalam proses belajar mengajar dikarenakan menyentuh beberapa alat indra yang paling dominan saat melakukan proses belajar.1 Menurut Harolad D. Lasswell, sebagaimana dikutip oleh sandjaja (1999 :7) cara yang baik untuk menggambarkan komunikasi adalah menjawab pertanyaan berikut : Who Says what in which Channel To Whom with What Effect? ( siapa mengatakan apa dengan apa 1 Interview ibu Novi seorang pengajar siswa kelas 1 SDIT Al - ISTIQOMAH
1
2
saluran apa kepada siapa dengan efek bagaimana?)2. Media pembelajaran merupakan sebuah alat komunikasi yang digunakan untuk menyampaian pesan berupa pelajaran – pelajaran yang menggunakan fasilator (guru atau orang tua ) sebagai pembawa pesan kepada anak – anak atau siswa (sebagai komunikan). Dengan perkembangan teknologi mengubah metode belajar yang digunakan oleh para pengajar masih menggunakan dengan berceramah, dan menggunakan potongan – potongan kertas hal tersebut tidak efisien dikarenakan potongan kertas akan cepat rusak bahkan anak merasa kurang tertarik dengan gambar tersebut. Bahkan Para guru berusaha menuntut belajar anak, bertindak seolah – olah mereka bisa menuangkan materi pelajaran kedalam kepala anak. Mereka memaksa anak diam di posisi pasif. Lebih jauh lagi para guru sering kali menghadirkan konsep – konsep abstrak di materi matematika, sains dan wilayah lainnya yang melampaui pemahaman si anak. Anak – anak kelihatannya sudah belajar sesuatu, namun sebenarnya mereka hanya sekedar melakukan ‘verbalisme’mengulangi kata – kata guru tanpa memperoleh pengertian sejati ( genuine) mereka sendiri atas konsep – konsep itu tersebut. Jika orang dewasa ingin anak – anaknya memahami konsep dengan secara sejati,maka anak – anak harus diberikesempatan untuk menemukan konsep tersebut dengan cara mereka sendiri( piaget, 1969).
3
Kususnya untuk siswa kelas 1 dan 2
Sekolah Dasar ( SD) dengan usia sekitar 6 – 7 tujuh tahun. Pada usia tersebut anak belum dapat menerima pelajaran yang diberikan oleh guru secara intensif. Dikarenakan pada saat mereka berada pada tahapan pra – 2 Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta, 2004 3 William Crain,Teori Perkembangan Konsep dan aplikasi edisi ketiga, penerbit pustaka pelajar 2007
3
sekolah yaitu taman kanak – kanak, berbagai studi menunjukan bahwa usia pra – sekolah yang di tandai dengan lebih dalam kegiatan bermain. Namun setelah mereka memasuki jenjang sekolah dasar tekanan belajar lebih difokuskan pada bermain sambil belajar,dan anak telah dibebankan oleh pelajaran – pelajaran yang terdapat di sekolah. Hal tersebut mengakibatkan gangguan emosional kepada anak yang berdampak pada sikologis anak berupa perubahan sikap dan perilaku. Dikarenakan Usia 6 – 7 tahun termasuk dalam masuki tahapan periode pra oprasional dalam tahapan tersebut anak sudah mulai dapat meresepentasikan objek yang belum ada, dan mulai menggunakan penalaran keingintahuan yang tinggi dalam sebuah bentuk dan gambar. Banyak mata pelajaran yang diajarkan pada tingkat sekolah dasar, namun pelajaran yang diutamakan adalah mata pelajaran bahasa indonesia dan matematika. Karena matapelajaran tersebut salah satu syarat untuk memasuki kelas dua siswa sudah harus dapat membaca dan berhitung. Adapun alasan untuk memasuki kelas dua dapat membaca dan berhitung dikarenakan dengan dapat membaca dan berhitung siswa mudah mengikuti pelajaran dengan mudah. Ibu Iis merupakan selaku orang tua wali murid siswa kelas satu sekolah dasar menyatakan kesulitan untuk mengajak anak untuk belajar, dikarenakan mereka lebih cenderung tertarik dengan kemajuan Teknologi seperti adanya komputer dengan akses internet. Karena disekolahpun mereka sudah di ajarkan komputer dan keingintahuan yang tinggi dengan teknologi tersebut, sehingga sesampainya dirumah mereka asik dengan komputer dan teknologi lain – lainnya. Media pembelajaran yang berupa buku, gambar dan lain – lain, kini bukan menjadi media yang
4
efektif untuk membantu proses belajar mengajar dirumah. Karena didalam sebuah media website terdiri dari berbagai komponen – komponen multimedia seperti gambar, audio, video, dan animasi – animasi lainnya sehingga mereka tertarik dengan media tersebut. Namun disayangkan ada beberapa media pembelajaran yang memiliki tampilan yang rumit untuk mengaksesnya, jadi mereka kesulitan dalam mengakses website tersebut, karena dengan usia 6 tahun pastinya anak belum lancar membaca dan memahami
berbagai
makna
yang
terdapat
pada
sebuah
website
pembelajaran tersebut. 4 Disinilah peran sebuah media pembelajaran untuk proses belajar mengajar yang mengasikan sehingga anak dapat menerima pelajaran dengan mudah dan tidak terbebankan oleh materi – materi pelajaran. Media pembelajaran yang dapat bersifat informal untuk membantu proses belajar mengajar yang dilakukan oleh pengajar bahkan orang tua. Sehingga dapat menjawab pendapat piaget. Media pembelajaran menggunakan beberapa media yang digunakan yaitu media berbasis visual, media berbasis audio, media berbasis audiovisual, dan media berbasis komputer. Multimedia pembelajaran saat ini lebih banyak diminati karena tidak bersifat monoton, atau membosankan dan dirasakan efeknya lebih menarik dengan memanfaatkan akses internet yang tidak mengenal batas ruang dan waktu. Dan beberapa sumber membuktikan lewat penelitian, efektivitas media pembelajaran berbasis website berhasil meningkatkan fokusnya anak dan dengan mudah anak mengikuti pelajaran yang diberikan 4 Interview ibu iis selaku orang tua wali murid siswa kelas satu sekolah dasar
5
oleh guru dengan menyenangkan. Hasil ini diperoleh setelah melakukan observasi data dari sekolah – sekolah dan orang tua wali murid yang mencoba menggunakan metode pembelajaran berbasis website sangat efektif dikarenakan tidak terbatas dengan ruang dan waktu. 5 Berdasarkan hal tersebut penulis memanfaatkan perkembangan internet sebagai media pembelajaran dengan membuat perancangan website. Guna menjadikan media pembelajaran untuk para pengajar dan orang tua dalam kegiatan belajar mengajar, sebagai media alternatif dalam penyampaian mata pelajaran pada para siswa didalam kelas maupun diluar kelas, para pengajar dapat mengajar tanpa harus membuat gambar melalui potongan – potongan kertas atau mengambar melalui papan whiteboard kepada siswa. Selain memudahkan dan efisien, dengan media website ini mempermudah para pengajar untuk menyampaikan pelajaran kepada siswa atau anak. Dengan menggunakan media pembelajaran berupa animasi, dan gaya desain yang menarik dan menggunakan tampilan layout yang sederhana sehingga mempermudah dalam mengakses website tersebut. Dengan munculnya media pembelajaran berbasis website ini, para orang tua dan guru dapat melakukan proses dengan efektif,dan agar anak tidak bosan dalam menerima pelajaran. Sebuah media yang dibuat sebagai sarana pendidikan informal yang dapat diakses oleh para pengajar dan orang tua yang bertujuan mempermudah kegiatan belajar mengajar. sebuah media yang dapat dimanfaatkan tanpa mengenal batas ruang dan waktu.
5 Hasil Survey yang dilakukan oleh Novia (penulis)
6
Penulis akan merancang sebuah website berisikan pelajaran – pelajaran, games, dan terdapat lagu – lagu anak. Selain itu para orang tua pun dapat belajar bersama dengan anak.
1.2 Identifikasi Masalah Kurangnya media alternatif pembelajaran anak berbasis website, sebagai sarana pembelajaran bahasa indonesia dan matematika,dengan media audio visual ,video animasi dan cara penyampaian yang digemari anak – anak bisa menjadi salah satu cara efektif dalam penyampaian materi.
1.3 Batasan Masalah Bagaimana membuat media pembelajaran anak berbasis website. Dengan menggunakan desain yang sederhana namun dapat menjadi daya tarik tersendiri dari website tersebut dengan memanfaatkan karakteristik yang di miliki website. Sebagai media belajar dengan konten bahasa indonesia dan matematika siswa kelas 1.
1.4 Tujuan Perancangan Dengan media pembelajaran berbasis website ini diharapkan dapat membantu para orang tua dan guru untuk melakukan proses belajar mengajar kepada anak dalam menyerap pelajaran,khususnya mata pelajaran bahasa indonesia dan matematika.
7