BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian.
Perkembangan industri asuransi di Indonesia telah lama ada namun belum besar seperti sekarang ini. Pola pikir yang mulai berkembang membuat para pelaku industri maupun perseorangan mulai menyadari pentingnya asuransi, untuk mengawasi bisnis asuransi ini pemerintah memberi batasan-batasan dan aturan main kepada industri asuransi dengan keluarnya Undang-Undang RI No.2 tahun 1992 tentang usaha perasuransian, yang diikuti dengan peraturan-peraturan pelaksanaannya seperti yang tercermin dari Peraturan Pemerintah RI No. 73 tahun 1992 tentang penyelenggaraan usaha perasuransian, Keputusan Menteri Keuangan RI No. 223 s/d 226 / KMK 017 /1993 dan surat edaran lainnya. Membuka babak baru perasuransian di Indonesia. Perundang-undangan tersebut diatas secara eksplisit telah menegaskan posisi dan peranan usaha Asuransi dalam pembangunan nasional, khususnya di bidang ekonomi. Dalam penjelasan Undang-Undang Republik Indonesia No. 2 Tahun 1992 ditegaskan bahwa pembangunan ekonomi memerlukan dukungan investasi dalam jumlah yang memadai, yang pelaksanaannya jarus berdasarkan kemampuan sendiri, dan oleh karena itu diperlukan usaha yang sungguh-sungguh untuk mengerahkan dana investasi, khususnya yang bersumber dari tabungan masyarakat. Usaha perasuransian menjadi penting peranannya, karena melalui kegiatan usaha ini
-9-
diharapkan penyerahan dana masyarakat untuk pembiayaan pembangunan semakin dapat ditingkatkan. Dalam hal perkembangan dunia Asuransi di Indonesia sangat pesat seiring dengan tumbuhnya tingkat kesadaran rakyat Indonesia dengan pentingnya Asuransi. Namun
pesatnya
perkembangan
dunia
Asuransi
tidak
diimbangi
dengan
perkembangan permodalannya. Dibandingkan dengan industri jasa keuangan lainnya, Asuransi belum memberikan sumbangan yang besar bagi pembangunan nasional. Untuk itu, diperlukan peningkatkan reputasi industri Asuransi Indonesia, agar potensinya sebagai penghimpun dana benar-benar dapat direalisasikan. Usaha peningkatan reputasi industri Asuransi Indonesia dapat dilakukan melalui peningkatan mutu produk, pemasaran, dan mutu laporan keuangannya. Ketaatan perusahaan Asuransi terhadap standard akuntansi yang berlaku dalam industri Asuransi akan menghasilkan laporan keuangan yang bermutu dan dapat dipercaya oleh masyarakat khususnya investor yang hendak menanamkan modal. Industri Asuransi sebagai suatu sistem proteksi atas proteksi atas risiko yang dihadapi masyarakat dari kerugian yang bersifat financial, membutuhkan profesionalisme
dari
para
pengelolaannya,
yaitu
dengan
menjaga
kondisi
keuangannya sedemikian rupa sehingga dapat memberikan kepercayaan yang tinggi kepada masyarakat. Keadaan keuangan tersebut hanya dapat diketahui dari laporan keuangan yang didasarkan pada suatu prinsip akuntansi serta standar akuntansi Asuransi secara umum, di mana untuk perusahaan Asuransi di Indonesia digunakan
- 10 -
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 28 Revisi 1996. Dengan demikian, apabila perusahaan Asuransi dalam menyusun laporan keuangannnya selalu berpedoman pada standar akuntansi Asuransi, maka diharapkan laporan keuangan yang disajikannya telah memenuhi standard mutu yang baik yang mencakup prinsip, prosedur, metode, dan tehnik akuntansi yang mengatur penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Sebagaimana diketahui, laporan keuangan diperlukan selain sebagai alat pertanggungjawaban, juga sebagai sumber informasi untuk mengambil keputusan berbagai pihak yang berkepentingan dalam perusahaan. Pasal 8 ayat 1b Peraturan Pemerintah No. 73 Tahun 1992 tentang penyelenggaraan usaha perasuransian juga menyebutkan bahwa perusahaan Asuransi harus menyelenggarakan administrasi keuangan yang dapat menunjang ketertiban pengelolaan keuangan dan pelaksanaan pengendalian intern perusahaan. Dalam pembuatan laporan keuangan ada beberapa elemen yang harus dipenuhi untuk menciptakan laporan keuangan yang handal dan terpercaya, yang pada akhirnya dapat menarik investor untuk menanamkan modalnya. Salah satu elemen penting dalam bisnis asuransi adalah perhitungan underwriting (Underwriting Result) yang biasanya disajikan
dengan hasil Surplus (Surplus Underwirting).
Surplus underwriting ini adalah hasil perhitungan dari pengelola (manajer) yang akan dilaporkan kepada owner (para pemenggang saham. Hal ini menunjukan adanya indikasi Manajemen laba yang dilakukan oleh perusahaan Asuransi.
- 11 -
Mengingat pentingnya laporan keuangan yang handal dan dapat dipercaya dalam rangka mendapatkan kepercayaan dari masyarakat untuk berinvestasi di bisnis asuransi, maka masyarakat perlu mengetahui isi laporan keuangan perusahaan asuransi dengan membedah lebih dalam tentang surplus underwriting perusahaan asuransi di Indonesia. Untuk itulah penulis mengajukan judul penelitian : “ANALISA HUBUNGAN SURPLUS UNDERWRITING MANAJEMEN LABA INDUSTRI ASURANSI DI INDONESIA”
DENGAN
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut : 1. Adakah hubungan surplus underwriting dengan manajeman laba industri asuransi di Indonesia ? 2. Adakah hubungan cadangan premi dengan manajeman laba industri asuransi di Indonesia ? 3. Adakah hubungan cadangan klaim dengan manajeman laba industri asuransi di Indonesia ? 4. Adakah hubungan selisih antara cadangan klaim dan cadangan premi dengan manajeman laba industri asuransi di Indonesia ?
- 12 -
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian.
1.
Tujuan Penelitian Sesuai dengan pokok permasalahan yang ada, maka tujuan dari penelitian ini adalah : a. Untuk mengetahui seberapa besar hubungan manajemen laba dengan surplus underwriting dalam industri asuransi di Indonesia. b. Untuk mengetahui seberapa besar hubungan manajemen laba dengan cadangan premi dalam industri asuransi di Indonesia. c. Untuk mengetahui seberapa besar hubungan manajemen laba dengan cadangan kliam dalam industri asuransi di Indonesia. d. Untuk mengetahui seberapa besar hubungan manajemen laba dengan selisih antara cadangan premi dan cadangan klaim dalam industri asuransi di Indonesia.
2.
Kegunaan Penelitian. Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan kegunaan sebagai berikut : a. Kegunaan Akademis. 1) Memberi manfaat tambahan terhadap pengembangan ilmu akuntansi pada umumnya dan ilmu akuntansi asuransi pada khusunya.
- 13 -
2) Memberi tambahan informasi bagi peneliti lainnya yang ingin meneliti masalah yang ada kaitannya dengan penelitian ini. b. Kegunaan Praktis. 1) Sebagai bahan informasi bagi pembaca laporan keuangan industri asuransi untuk dapat memutuskan keputusan yang tepat dalam investasi. 2) Sebagai bahan masukan bagi perusahaan asuransi dan pihakpihak yang berkepentingan, dalam menyelenggarakan laporan keuangan perusahaan asuransi.
- 14 -