BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Keluarga dengan tahap perkembangan usia lanjut merupakan tahap perkembangan dari keluarga yang merupakan tahap akhir dari sebuah tahapan keluarga. Pada tahap ini menurut Duvall dan Miller 1985 adalah tahap terakhir siklus kehidupan keluarga di mulai dengan salah satu atau kedua pasangan memasuki masa pensiun, terus berlangsung hingga salah satu pasangan meninggal, dan berakhir dengan pasangan lain meninggal Pada tahap perkembangan keluarga usia lanjut proses lanjut usia dan pensiun merupakan realita yang tidak dapat dihindari karena berbagai stressor dan kehilangan yang harus dialami keluarga. Stressor tersebut adalah berkurangnya pendapatan, kehilangan berbagai hubungan sosial, kehilangan pekerjaan serta perasaan menurunya produktivitas dan fungsi kesehatan. Untuk memenuhi tugas-tugas perkembangan keluarga usia lanjut keluarga harus mampu beradaptasi menghadapi stressor tersebut (Friedman, 1998). Keluarga pada tahap ini harus mampu memenuhi tugastugas perkembangan dalam keluarga yaitu mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan, menyesuaikan terhadap pendapatan yang
1
menurun, mempertahankan hubungan perkawinan, menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan, mempertahankan ikatan keluarga antar generasi, meneruskan untuk memahami eksistensi usia lanjut. Lansia merupakan kelompok umur yang memerlukan perhatian lebih, kerena telah mengalami berbagai kemunduran baik fungsi fisik maupun psikologisnya.
Termasuk pada kemunduran pada sistem
musculoskeletal diantaranya tulang, persendian, otot-otot pada lansia. Penurunan pada masa tulang dapat disebabkan karena ketidakaktifan fisik, perubahan hormonal dan resorbsi tulang. Efek dari penurunan masa tulang adalah tulang menjadi lemah, lunak dan dapat tertekan serta tulang berbatang panjang kurang dapat menahan sehingga mengakibatkan fraktur (Maryam,2008). Perubahan-perubahan akan terjadi pada tubuh manusia sejalan dengan makin meningkatnya usia. Perubahan tubuh terjadi sejak awal kehidupan hingga usia lanjut pada semua organ dan jaringan tubuh. Keadaan demikian itu tampak pula pada semua sistem muskuloskeletal dan jaringan lain yang ada kaitanya dengan timbulnya beberapa golongan nyeri sendi. Yang sering dialami pada usia lanjut yang menimbulkan gangguan muskuloskeletal terutama adalah nyeri sendi (fitriani, 2009). Setiap orang, apalagi lansia (lanjut usia), tentu pernah merasakan nyeri selama perjalanan hidupnya. Perasaan ini kualitas dan kuantitasnya berbeda dari satu orang ke orang lain, tergantung dari tempat nyeri, waktu, 2
penyebab dan lain- lain. Pada lansia rasa nyeri ini sudah menurun, sehingga keluhan akan berkurang, karena kepekaan sarafnya sudah mulai berkurang bahkan bisa sampai hilang sama sekali. Karena berkurangnya rasa nyeri inilah maka diagnosis nyeri pada lansia sering kali sulit atau bahkan kabur untuk menentukan tempat/daerah asal nyeri (Warfields, 1991). Berdasarkan hasil penelitian terakhir dari Zeng QY et al 2008, prevalensi nyeri sendi di Indonesia mencapai 23,6% hingga 31,3%. Angka ini menunjukan bahwa rasa nyeri sendi sudah cukup mengganggu aktivitas sangat padat di daerah perkotaan seperti mengendarai kendaraan di tengah arus kemacetan, duduk selama berjam-jam tanpa gerakan tubuh yang berati, tuntutan untuk tampil menarik dan prima, kurangya porsi berolahraga, serta faktor bertambahnya usia. Perawat berperan sebagai pemberi asuhan keperawatan kepada anggota keluarga yang sakit, sebagai pendidik kesehatan dan sebagai fasilitator agar pelayanan kesehatan mudah dijangkau dan perawat dengan mudah dapat menampung permasalahan yang di hadapi keluarga serta membantu mencarikan jalan pemecahnya, misalnya mengajarkan kepada keluarga untuk mencegah agar tidak terjadi penyakit nyeri sendi. Peran klien dan keluarga lebih difokuskan untuk menjalankan lima tugas keluarga tersebut adalah mengenal masalah kesehatan, membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat, memberi perawatan kepada 3
anggota keluarga yang sakit, mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat, mempertahankan hubungan dengan menggunakan fasilitas kesehatan masyarakat (Friedman, 1998). Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik untuk membahas tentang perawatan keluarga dengan usia lanjut terutama pada keluarga yang mempunyai
masalah
kesehatan
dengan
nyeri
sendi dan
dapat
mengaplikasikanya dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga dengan nyeri sendi. B. Tujuan penulisan Tujuan yang diharapkan dalam penulisan karya tulis ilmiah ini adalah : 1. Tujuan umum Memaparkan Asuhan Keperawatan pada Keluarga Ny. J terhadap perkembangan usia lanjut dengan masalah kesehatan nyeri sendi 2. Tujuan khusus Sasaran yang ingin dicapai penulis saat menyusun karya tulis ilmiah ini adalah : a. Memaparkan pengkajian pada keluarga Ny. J yang menderita nyeri sendi. b. Mendiagnosa masalah keluarga Ny. J yang menderita nyeri sendi. c. Merencanakan tindakan keperawatan pada keluarga Ny. J yang menderita nyeri sendi.
4
d. Memberikan implementasi keperawatan pada keluarga Ny. J yang menderita nyeri sendi. e. Mengevaluasi atas tindakan keperawatan yang dilakukan pada keluarga Ny. J yang menderita nyeri sendi. C. Metode Dan Tehnik Penulisan Penulisan karya tulis ilmiah ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan studi kasus yaitu pendekatan proses keperawatan yang meliputi : pengkajian, analisa data, intervensi, implementasi dan evaluasi. Karya Tulis Ilmiah ini menggunakan beberapa teknik penulisan, adalah sebagai berikut : 1. Wawancara a) Keluarga Untuk mendapatkan informasi tentang biografi, anggota keluarga, tingkat pengetahuan keluarga, status kesehatan keluarga, status kesehatan anggota keluarga, masalahmasalah kesehatan maupun keperawatan serta kesulitankesulitan yang dihadapi keluarga untuk meningkatkan kesehatanya. b) Petugas kesehatan dan tokoh masyarakat 2. Observasi Pengamatan yang dilakukan terhadap keluarga baik secara langsung maupun tidak langsung untuk memperoleh data, 5
dimana penulis ikut serta memberikan asuhan keperawatan melalui pengkajian, diagnosa, perencanaan,implementasi dan evaluasi. 3. Dokumentasi Pengumpulan data dengan menggunakan catatan-catatan yang ada dan laporan dari tenaga kesehatan dan sekaligus mempelajari buku-buku atau referensi yang berguna untuk memperoleh dasar-dasar teori yang berhubungan dengan arthritis. Serta permasalahanya sehingga dapat digunakan untuk landasan dalam pemberian pada keluarga. 4. Studi Kepustakaan Yaitu mempelajari buku-buku referensi perkembangan keluarga usia lanjut yang berhubungan dengan nyeri sendi.
6
D. Sistematika Penulisan: BAB I
:
PENDAHULUAN yang meliputi Latar Belakang, Tujuan Penulisan, Metode Penulisan, Sistematika Penulisan
BAB II
:
KONSEP DASAR yang meliputi Pengertian, Anatomi dan Fisiologi, Etiologi/ Predisposisi, Patofisiologi, Manifestasi
Klinik,
Penatalaksanaan,
Pengkajian
Fokus, Keperawatan, Fokus Intervensi dan Rasional BAB III :
TINJAUAN KASUS yang meliputi Pengkajian, Diagnosa Keperawatan, Intervensi Keperawatan, Implementasi, Evaluasi
BAB IV :
PEMBAHASAN
BAB V
PENUTUP
:
7