1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Perkawinan merupakan kejadian yang sakral bagi manusia yang menjalaninya. Tujuan perkawinan diantaranya untuk membentuk sebuah keluarga yang harmonis yang dapat membentuk suasana bahagia menuju terwujudnya ketenangan, kenyamanan bagi suami isteri serta anggota keluarga. Perkawinan adalah suatu peristiwa penting dalam kehidupan manusia dan juga merupakan ikatan tali suci atau merupakan perjanjian suci antara laki-laki dan perempuan. Menciptakan sebuah perkawinan yang harmonis tentu didasari dengan rasa kasih sayang penuh kasih antara suami dan isteri. Pada akhirnya akan membentuk keluarga kecil yang bahagia dan tidak lepas dari kondisi lingkungan budaya disekitarnya. Jalinan hubungan keluarga antara suami dan isteri harus dapat bersama-sama membina dan mempertahankan keutuhan rumah tangga. Tanpa adanya kesatuan rumah tangga tersebut akan berakibat menjadi masalah-masalah pada kehidupan keluarga, yang berawal dari percecokkan dan berujung kepada perceraian. Masalah-masalah yang melanda dalam rumah tangga semakin banyak dihadapi seiring meningkatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Diantaranya tuntutan terhadap setiap pribadi dalam rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan hidup semakin tinggi. Kebutuhan hidup yang tidak terpenuhi akan berakibat menjadi satu pokok permasalahan dalam keluarga.
1
2
Dampak dari krisis ekonomi tersebut turut memicu peningkatan perceraian. Dimulai dengan kondisi masyarakat yang semakin terbebani dengan tingginya harga kebutuhan, banyaknya kasus pemutusan hubungan kerja oleh banyak perusahan, penurunan penghasilan keluarga, meningkatnya kebutuhan hidup dan menimbulkan konflik keluarga. Budaya semacam ini secara tidak langsung sudah menujukan adanya sikap masyarakat Indonesia saat ini yang memandang bahwa sebuah perkawinan bukan hal yang sakral. Perceraian adalah suatu proses dimana hubungan suami isteri tatkala tidak ditemui lagi keharmonisan dalam perkawinan. Mengenai definisi perceraian undang-undang perkawinan tidak mengatur secara tegas, melainkan hanya menetukan bahwa perceraian hanyalah satu sebab dari putusnya perkawinan. Adapun yang dimaksud dengan perkawinan menurut Pasal 1 UU No.1 Tahun 1974 tentang Perkawinan adalah “Ikatan lahir batin antara seorang laki-laki dengan seorang perempuan sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”.1 Perceraian menurut Subekti adalah “penghapusan perkawinan dengan putusan hakim atau tuntutan salah satu pihak dalam perkawinan itu”.2 Jadi, putusnya ikatan lahir batin antara suami dan istri yang mengakibatkan berakhirnya hubungan keluarga (rumah tangga) antara suami dan istri tersebut. Di samping sebab lain yakni kematian dan putusan pengadilan.
1 UURI No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan 2 Subekti, Pokok-pokok Hukum Perdata, PT.Internusa, Jakarta, 1985, hlm. 42.
3
Perkara yang terjadi di Pengadilan Negeri Sleman paling dominan adalah tentang perkara perceraian. Oleh sebab itu, penulis tertarik untuk meneliti perkara perceraian akibat percecokkan yang seringkali merugikan pihak dari isteri karena tindakan dari suaminya. Penulis mengambil salah satu perkara yang terjadi di Pengadilan Negeri Sleman dengan nomor: 32/Pdt.G/2014/PN.Slmn, tentang Gugatan Perceraian Mengenai Percecokkan antara Penggugat (isteri) dan yang Tergugat (suami). Penggugat mengajukan perceraian kepada Tergugat adalah karena sering terjadi pertengkaran atau percekcokan diantara Penggugat dengan Tergugat yang disebabkan Tergugat tidak bekerja untuk menafkahi kebutuhan keluarga.
B. Tujuan Tujuan dalam penulisan laporan ini dibedakan menjadi dua yaitu tujuan subjektif dan tujuan objektif. Adapun tujuan subjektif dan objektif adalah sebagai berikut. 1. Tujuan Subjektif a. Untuk memenuhi syarat kelulusan dari Program Diploma 3 Hukum Sekolah Vokasi UGM. b. Untuk mendapatkan gelar Ahli Madya Hukum. 2. Tujuan Objektif a. Untuk mendeskripsikan proses gugatan perceraian pada putusan nomor: 32/Pdt.G/2014/PN.Slmn atas dasar percecokkan pada Pengadilan Negeri Sleman.
4
b. Untuk
menjelaskan
akibat
hukum
dari
putusan
nomor:
32/Pdt.G/2014/PN.Slmn atas gugatan perceraian di Pengadilan Negeri Sleman.
C. Manfaat Berdasarkan tujuan di atas maka manfaat yang ingin dicapai dalam penulisan laporan ini adalah: 1.
Manfaat Teoritis Untuk memberikan kontribusi pengetahuan tentang proses perkara gugatan perceraian pada Pengadilan Negeri serta dapat dipahami sebagai bahan penulisan lebih lanjut.
2.
Manfaat Praktis a. Bagi penulis Dapat digunakan untuk memperluas wawasan dibidang Pengadilan pada umumnya dan memperkaya pengetahuan tentang perkara gugatan perceraian pada khususnya. b. Bagi lembaga terkait Sebagai salah satu bahan kajian dalam mengembangkan proses kegiatan pelayanan gugatan perceraian yang lebih baik untuk masyarakat.
5
D. Keaslian Penulisan Berdasarkan studi kepustakaan yang dilakukan penulis, terdapat judul yang berkaitan dengan Laporan Praktik Kerja Lapangan, yaitu : Perkara
Gugatan
Perceraian
Di
Pengadilan
Negeri
Bantul
Nomor
77/PDT.G/2013/PN.BTL, Laporan Praktik Kerja Lapangan Prodi D3 Hukum Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada Tahun 2014 yang ditulis oleh Asfan Syarifudin. Isi Laporan Kerja Lapangan ini mengenai Perkara Gugatan Perceraian Nomor 77/PDT.G/2013/PN.BTL. Berdasarkan paparan tersebut, dapat disimpulkan bahwa penulis menyatakan dengan sebenarnya. Laporan ini benar-benar merupakan hasil karya penulis sendiri, bebas dari peniruan terhadap laporan penulis lain.