BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perilaku seseorang timbul disebabkan adanya motivasi. Motivasi merupakan suatu keadaan yang mendorong atau merangsang seseorang untuk melakukan sesuatu atau kegiatan agar dapat mencapai tujuan yang ingin dicapainya. Motivasi dapat dikarenakan oleh keinginan atau kebutuhan dari dalam diri sendiri, dapat pula karena tuntutan dari lingkungan, misalnya tuntutan dari pekerjaan yang ditekuninya. Kegiatan yang dilakukan karena dimotivasi oleh keinginan atau kebutuhan diri bertujuan untuk mencapai kepuasan perasaan, sedangkan kegiatan yang dilakukan karena dimotivasi oleh tuntutan pekerjaan memiliki tujuan untuk mendapatkan upah atau imbalan. Seseorang lebih cenderung termotivasi oleh keinginan atau kebutuhan diri untuk mencapai kepuasan perasaan. Motivasi adalah salah satu contoh dari unsur psikologis. Unsur psikologis banyak terdapat dalam karya sastra modern seperti novel, drama, maupun puisi. Motivasi yang ditemukan dalam karya sastra modern ini adalah sebagai perwujudan kejiwaan pengarang dan para tokoh fiksi dalam sebuah cerita. Karya-karya sastra memungkinkan ditelaah melalui pendekatan psikologi karena karya sastra menampilkan watak para tokoh, walaupun imajinatif, dapat menampilkan berbagai problem psikologis (Minderop, 2010:55).
Penelitian psikologi sastra memiliki
peranan penting untuk memahami suatu karya sastra karena psikologi sastra mengkaji
1
2
lebih mendalam aspek perwatakan, dan dapat memberi pengetahuan kepada peneliti tentang masalah perwatakan yang dikembangkan, serta penelitian semacam ini juga dapat membantu mengkaji karya sastra yang penuh dengan masalah-masalah psikologis. Oleh sebab itu, penelitian ini mendeskripsikan salah satu unsur psikologi, yaitu motivasi yang menimbulkan perilaku tokoh dalam sebuah novel. Novel merupakan contoh karya sastra yang melukiskan perbuatan-perbuatan tokoh-tokohnya menurut watak dan kejiwaan masing-masing yang dapat diteliti dengan tinjauan psikologi. Karya sastra yang berbentuk novel ini di Jepang disebut dengan shosetsu, novel merupakan bentuk karya sastra yang mampu memberikan gambaran tentang kehidupan masyarakat. Sehingga sampai saat ini karya sastra berupa novel masih sangat diminati untuk dibaca ataupun diteliti unsur-unsur yang terdapat di dalamnya. Shusaku Endo merupakan salah satu novelis Jepang yang terkenal, karyakaryanya sering dibandingkan dengan karya-karya Graham Greene memiliki kesamaan yang menitikberatkan pada keprihatinan dalam masalah perilaku, moral dan juga agama Katolik yang merupakan dasar dari karangannya. Bahkan Greene secara pribadi pernah menyebutkan Shusaku Endo sebagai salah satu penulis terbaik di abad ke-20. Penelitian ini menggunakan novel Sukyandaru karya Shusaku Endo sebagai objek kajian dilatarbelakangi oleh pertimbangan sebagai berikut, novel Sukyandaru karya Shusaku Endo ini memberi gambaran watak dan unsur-unsur kejiwaan tokoh-tokohnya yang menonjol serta dipaparkan dengan jelas. Novel ini menggambarkan keinginan seorang wartawan yang bernama Kobari untuk
3
mengungkap kehidupan seorang novelis bernama Suguro yang beragama Katolik serta sangat dihormati dengan karya-karyanya yang dipengaruhi oleh agamanya, tetapi kehidupan pribadi novelis ini penuh dengan skandal yang tidak diketahui oleh penggemarnya. Walaupun bukan merupakan tokoh utama, tokoh Kobari dalam novel ini begitu banyak dimunculkan dengan usaha-usahanya untuk mengungkap skandalskandal yang dilakukan oleh tokoh Suguro. Teori struktur kepribadian dari Sigmund Freud dan teori motivasi sebagai acuan di dalam penelitian ini, adalah untuk memahami gambaran watak kejiwaan serta memahami gambaran keinginan seorang wartawan yang bernama Kobari dalam mengungkapkan kehidupan pribadi seorang novelis bernama Suguro dimana dalam karya-karyanya dipengaruhi oleh agama Katolik sebagai agama yang dianutnya, tetapi kehidupan pribadi novelis ini penuh dengan skandal.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, permasalahanpermasalahan yang menyebabkan ketertarikan dalam analisis terhadap novel Sukyandaru ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1.
Bagaimanakah struktur kepribadian tokoh Kobari dalam novel Sukyandaru karya Shusaku Endo?
2.
Bagaimana motivasi serta tindakan yang dilakukan oleh tokoh Kobari untuk mengungkapkan skandal tokoh Suguro yang terdapat dalam novel Sukyandaru karya Shusaku Endo?
4
1.3 Tujuan Di dalam mengkaji novel Sukyandaru, tujuan yang ingin dicapai dibedakan menjadi dua yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. 1.3.1 Tujuan Umum Tujuan umum penelitian ini adalah untuk meningkatkan minat dan apresiasi masyarakat terhadap karya sastra, dalam kajian bidang psikologi sastra yang dapat memberikan informasi kepada pembaca yang ingin memahami aspek psikologi sastra khususnya terhadap novel-novel Jepang. Selain itu, diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam mengembangkan ilmu di bidang studi sastra. 1.3.2 Tujuan Khusus Adapun tujuan khusus yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai kepribadian tokoh Kobari yang terdapat pada novel Sukyandaru, serta mendeskripsikan motivasi dan tindakan yang dilakukan oleh tokoh Kobari untuk mengungkapkan skandal tokoh Suguro yang terdapat dalam novel Sukyandaru karya Shusaku Endo.
1.4 Manfaat Manfaat yang akan diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.4.1 Manfaat Teoretis Penelitian ini diharapkan dapat membantu memperkaya wawasan mengenai karya sastra Jepang, serta menambah khazanah penelitian di bidang sastra khususnya
5
Jurusan Sastra Jepang. Bagi peneliti-peneliti selanjutnya diharapkan dapat menjadi suatu bandingan.
1.4.2 Manfaat Praktis Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat membantu pembaca khususnya penikmat novel dalam memahami isi cerita dalam novel Sukyandaru terutama dalam memahami struktur kepribadian, motivasi, serta tindakan-tindakan yang dilakukan oleh tokoh Kobari untuk mengungkapkan skandal tokoh Suguro.
1.5 Ruang Lingkup Sebuah penelitian memerlukan suatu ruang lingkup penelitian, agar penelitian yang dilakukan memiliki arah sehingga permasalahan akan mudah dipahami. Penelitian ini terfokus pada analisis kepribadian tokoh Kobari dan mendeskripsikan motivasi serta tindakan tokoh Kobari untuk mengungkapkan skandal tokoh Suguro yang terdapat dalam novel Sukyandaru karya Shusaku Endo.
1.6 Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah novel Sukyandaru karya Shusaku Endo yang berbahasa Jepang yang diterbitkan pada tahun 1986 oleh Shinehousha.
6
1.7 Metode Penelitian Metode berarti cara-cara strategis untuk memahami realitas, langkah-langkah sistematis untuk memecahkan rangkaian sebab akibat. Metode berfungsi untuk menyederhanakan masalah, sehingga lebih mudah dipecahkan dan dipahami (Ratna, 2006:34). Metode penelitian yang digunakan meliputi metode dan teknik pengumpulan data, penganalisisan data, dan penyajian hasil analisis data.
1.7.1 Metode dan Teknik Pengumpulan Data Metode yang digunakan dalam tahap pengumpulan data adalah dengan metode kepustakaan, yaitu penelitian yang secara khusus meneliti teks, baik lama maupun modern (Ratna, 2006:39), kemudian dilanjutkan dengan teknik catat atau tulis. Dalam hal ini yang dilakukan adalah dengan membaca data-data yang berkaitan dengan objek penelitian yaitu novel Sukyandaru karya Shusaku Endo, dan mencatat bagianbagian yang dianggap penting serta diperlukan dalam penelitian. Hal ini dilakukan untuk mempermudah proses pengklasifikasian dan penganalisisan data.
1.7.2 Metode dan Teknik Analisis Data Penganalisisan data dilakukan setelah data terkumpul, diklasifikasi, dan siap untuk dianalisis. Dalam tahap analisis data, metode yang digunakan adalah deskriptif analisis, yaitu analisis teks dilakukan dengan cara mendeskripsikan fakta-fakta yang kemudian disusul dengan analisis. Metode ini tidak semata-mata menguraikan melainkan juga memberikan pemahaman dan penjelasan secukupnya (Ratna,
7
2006:53). Data yang terkait dengan analisis kepribadian serta motivasi tokoh Kobari dalam novel Sukyandaru yang telah diklasifikasi sebelumnya, akan dipaparkan secara terperinci dan dijelaskan sesuai dengan teori yang digunakan untuk menganalisis dalam penelitian ini sehingga mampu menganalisis kepribadian serta motivasi tokoh Kobari dalam novel Sukyandaru ini.
1.7.3 Metode dan Teknik Penyajian Hasil Analisis Data Setelah data dianalisis, tahap selanjutnya yang dilakukan adalah menyajikan hasil analisis data. Penyajian hasil analisis data dalam penelitian ini akan menggunakan metode informal. Penyajian hasil analisis secara informal adalah penyajian hasil analisis data dengan menggunakan kata-kata, bukan dalam bentuk angka-angka, bagan, atau statistik (Ratna, 2006:50).
8
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN TEORI
2.1 Penelitian Sebelumnya Berdasarkan data-data yang berhasil dikumpulkan, ditemukan beberapa hasil penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini. Mashuri (2010) menulis penelitian yang berjudul “Analisis Psikologi Novel Chinmoku Karya Shusaku Endo”. Dalam penelitian ini, menggunakan teori struktural dari A. Teeuw dan dilanjutkan dengan teori psikologi yaitu teori disosiasi, teori transformasi, dan teori defensif. Dari sisi disosiasi para tokoh dihadapkan pada permasalahan yang sulit dan komplek di antaranya penyiksaan hingga kebungkaman Tuhan. Dari sisi transformasi, Sebastian Rodrigues mengalami perubahan setelah meninggalkan agama Kristen yang berdampak pada psikologinya, seperti suka melamun. Dari sisi defensif, Gerrpe yang paling menonjol karena dapat mempertahankan agama Kristen sampai mati sekalipun. Defensif juga dialami oleh Sebastian Rodrigues dan Khijiro yakni dengan masih mempertahankan keyakinan agama Kristen dalam relung hatinya yang terdalam dengan cara masing-masing. Penelitian dari Mashuri menganalisis psikologi tokoh dengan teori disosiasi, teori transformasi, dan teori defensif dalam novel Chinmoku. Walaupun penelitian Mashuri sama-sama mengkaji psikologi, teori yang digunakan dalam penelitian ini berbeda. Penelitian Mashuri ini menggunakan teori struktur kepribadian Sigmund Freud untuk
9
menganalisis kepribadian tokoh Kobari. Selain itu, obyek penelitian Mashuri berbeda dengan penelitian ini, sehingga hasil penilitian akan berbeda. Utari (2011) menulis penelitian yang berjudul “Analisis Psikologi Tokoh Ayumu Dalam Komik Raifu Karya Keiko Suenobu”. Dalam penelitian ini, dibahas tentang bagaimana psikologi tokoh Ayumu dalam komik Raifu dengan menggunakan teori depresif disorder dan teori semiotik untuk menganalisis gambar dari komik Raifu tersebut. Gangguan psikologis tersebut timbul dari perasaan bersalah yang timbul dari masa lalunya dan penyiksaan atau ijime yang dialaminya. Penelitian dari Utari mengkaji gangguan psikologis yang dialami tokoh Ayumu dengan menggunakan teori depresif disoder. Walaupun memiliki persamaan dalam mengkaji psikologi tokoh, penelitian ini lebih terfokus pada psikologi tokoh Kobari serta motivasi dan tindakannya untuk mengungkapkan skandal tokoh Suguro. Selain itu, obyek penelitian yang digunakan berbeda, sehingga hasil yang didapat tentu saja akan berbeda. Putri (2011) menulis penelitian yang berjudul “Analisis Psikologi Tokoh Suguro Novel Sukyandaru karya Shusaku Endo”. Dalam penelitian ini, menggunakan teori dari Freud (1980) yang terdiri dari id, ego, super ego untuk menganalisis unsur psikologi tokoh Suguro. Selain itu, ditunjang dengan teori abnormalitas yang terdiri dari disosiatif disoser (Halgin dan Whitbourne, 2009), sadomashokis (Halgin dan Whitbourne, 2009), dan anxiety disorder (King, 2007). Hasil analisis psikologi menunjukkan tokoh Suguro dipengaruhi oleh id, namun ego-nya tidak selalu bergantung pada id. Ego Suguro juga berfungsi dengan baik. Selain itu super ego-nya
10
mampu mengarahkan keinginan yang berasal dari id dan yang telah dikerjakan oleh ego agar bisa disesuaikan dengan perintah dan larangan dari orang sekitar. Selain itu Suguro juga mengalami kejiwaan yang tidak normal. Suguro mempunyai kepribadian ganda, mempunyai gangguan pada seksualnya dan juga mengalami kecemasan tingkat tinggi jika mengetahui hal yang buruk tentang dirinya. Penelitian dari Wiwin menggunakan obyek dan teori yang sama dengan penelitian ini, namun tokoh yang dianalisis kepribadiannya berbeda, serta dalam penelitian ini akan mendeskripsikan motivasi dan tindakan dari tokoh Kobari untuk mengungkapkan skandal dari tokoh Suguro. Selain menggunakan penelitian sebelumnya, kajian pustaka penelitian ini juga menggunakan terjemahan novel Sukyandaru yang berbahasa Indonesia dengan judul Skandal yang dialihbahasakan oleh Agus Setiadi dan diterbitkan oleh PT Gramedia Pustaka Utama dengan tebal 328 halaman.
2.2 Konsep Dalam penelitian ini digunakan beberapa konsep sebagai berikut : 2.2.1 Kepribadian Kepribadian adalah suatu integrasi dari semua aspek kepribadian yang unik dari seseorang menjadi organisasi yang unik, yang menentukan, dan dimodifikasi oleh upaya seseorang beradaptasi dengan lingkungannya yang selalu berubah (Minderop, 2010:8). Suryabrata (dalam Ghufron dan Risnawati, 2012:132) menjelaskan bahwa kepribadian merupakan suatu kebulatan dari aspek-aspek jasmaniah dan rohaniah
11
yang bersifat dinamis dalam hubungannya dengan lingkungan. Kepribadian berkembang dan dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari dalam dan dari luar individu, serta bersifat khas sehingga kepribadian masing-masing individu berbeda. Psikologi kepribadian ialah psikologi yang mempelajari kepribadian manusia dengan mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi tingkah laku manusia.
2.2.2 Penokohan Nurgiyantoro (2009:165) mengemukakan bahwa penokohan dan karakteristik menunjuk pada penempatan tokoh-tokoh tertentu dengan watak tertentu dalam sebuah cerita. Menurut Jones (dalam Nurgiyantoro, 2009:165), penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita. Sementara itu, Abrams (dalam Nurgiyantoro, 2009:165) berpendapat bahwa penokohan adalah orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif atau drama yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti yang ditafsirkan di dalam ucapan dan apa yang dilakukan di dalam tindakan. Berdasarkan beberapa pengertian tentang penokohan yang dikemukakan di atas, maka disimpulkan bahwa penokohan adalah pelukisan gambaran jelas tentang penempatan tokoh-tokoh tertentu dengan watak seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti yang ditafsirkan di dalam ucapan dan tindakan.
12
2.2.3 Motivasi Motivasi adalah alasan yang mendasari perbuatan yang dilakukan oleh seorang individu. Motivasi juga merupakan gejala psikologis dalam bentuk dorongan yang timbul pada diri seseorang untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Motivasi juga bisa dalam bentuk usaha-usaha yang dapat menyebabkan seseorang tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya. Jadi, perilaku individu ditimbulkan atau dimulai dengan adanya motivasi (Ghufron dan Risnawita, 2012:83).
2.3 Landasan Teori Teori sangat diperlukan untuk memecahkan permasalahan yang diangkat dan sekaligus sebagai acuan untuk mengarahkan penelitian untuk mencapai hasil yang ingin dicapai. Dalam penelitian ini, menggunakan teori utama yaitu teori struktur kepribadian yang ditunjang dengan teori psikologi sastra dalam mengkaji kepribadian tokoh Kobari. Penelitian ini juga menggunakan teori motivasi untuk menganalisis motivasi dan tindakan yang dilakukan oleh tokoh Kobari dalam menggungkapkan skandal tokoh Suguro.
2.3.1 Teori Struktur Kepribadian (Sigmund Freud) Menurut Freud, kepribadian terdiri atas tiga aspek yaitu id (aspek biologis), ego (aspek psikologis), superego (aspek sosiologis). Ketiga aspek itu masing-masing
13
mempunyai fungsi, sifat, komponen, dinamika sendiri-sendiri, namun ketiganya berhubungan dengan rapat sehingga tidak mungkin untuk dipisahkan pengaruhnya terhadap tingkah laku manusia (Suryabrata, 2012:124). Id adalah aspek biologis dan merupakan sistem yang original di dalam kepribadian. Freud menyebutnya juga realitas psikis yang sebenar-benarnya, oleh karena id merupakan dunia batin manusia. Id berisikan hal-hal yang dibawa sejak lahir, keinginan-keinginan, termasuk insting-insting. Id merupakan reservoir energi psikis yang menggerakkan ego dan superego. Energi psikis di dalam id itu dapat meningkat oleh karena perangsang, baik perangsang dari luar maupun perangsang dari dalam (Suryabrata, 2012:125). Ego merupakan aspek psikologis daripada kepribadian dan timbul karena kebutuhan organisme untuk berhubungan secara baik dengan dunia kenyataan. Aktivitas dari ego bersifat sadar, prasadar, maupun tak sadar. Sebagian ego bersifat sadar. Ego seluruhnya dikuasai oleh prinsip realitas, seperti tampak dalam pemikiran yang objektif, yang sesuai dengan tuntutan-tuntutan sosial. Ego dapat pula dipandang sebagai aspek eksekutif kepribadian, oleh karena ego mengontrol jalan-jalan yang ditempuh, memilih kebutuhan-kebutuhan yang dapat dipenuhi serta cara-cara memenuhinya, serta memilih obyek-obyek yang dapat memenuhi kebutuhan (Freud dalam Suryabrata, 2012:126). Superego adalah aspek sosiologis kepribadian, yang merupakan wakil dari nilainilai tradisional serta cita-cita masyarakat sebagaimana ditafsirkan orang tua kepada anak-anaknya, yang diajarkan dengan perintah dan larangan. Superego adalah
14
wewenang moral kepribadian; ia mencerminkan yang ideal bukan yang real; dan memperjuangkan kesempurnaan bukan kenikmatan (Freud dalam Suryabrata, 2012:127). Selain menggunakan teori di atas, untuk mendeskripsikan motivasi serta tindakan yang dilakukan tokoh Kobari dalam mengungkapkan skandal tokoh Suguro akan digunakan teori motivasi.
2.3.2 Teori Motivasi Motivasi adalah daya penggerak yang berada dalam diri individu untuk melakukan suatu tindakan guna mencapai sebuah tujuan. Motivasi yang ada pada individu akan mewujudkan suatu perilaku yang diarahkan pada tujuan mencapai sasaran kepuasan. Petri (dalam Ghufron dan Risnawita, 2012:83) berpendapat bahwa motivasi adalah keadaan dalam pribadi individu yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan. Motivasi dapat dibagi menjadi motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Petri (dalam Ghufron dan Risnawita, 2012:83) berpendapat bahwa motivasi ekstrinsik merupakan tingkah laku yang digerakkan oleh kekuatan eksternal individu. Individu dikatakan termotivasi secara ekstrinsik jika individu tersebut bekerja untuk mendapatkan hadiah, bekerja tergantung bantuan orang lain, lebih percaya kepada pendapat orang lain, dan menggunakan kriteria eksternal di dalam menentukan kesuksesan dan kegagalan. Petri (dalam Ghufron dan Risnawita, 2012:83) membatasi motivasi intrinsik sebagai suatu kesenangan dalam mengerjakan aktivitas. Motivasi intrinsik merupakan
15
nilai kenikmatan atau kesenangan dalam menjalankan suatu kegiatan untuk suatu tujuan tertentu. Dalam motivasi intrinsik yang berfungsi sebagai imbalan adalah kenikmatan atau kesenangan dalam menjalankan aktivitas tersebut, bukan imbalan luar seperti upah.