1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah pekerja anak di perkebunan kakao Afrika Barat mulai menarik perhatian publik pada pertengahan tahun 2000. Pada saat itu salah satu stasiun televisi Inggris menayangkan sebuah tayangan dokumenter yang menampilkan pekerja anak yang bekerja dalam kondisi berbahaya di perkebunan kakao Afrika Barat (ILO-IPEC, 2005). Tayangan dokumenter dan pemberitaan intens yang menyusul disiarkan di media-media secara global menimbulkan keresahan pada pihak-pihak yang berkecimpung dalam industri kakao dan pemerintah nasional di wilayah Afrika Barat. Mereka khawatir publikasi media sekaligus opini publik yang buruk akan berujung pada pengenaan sanksi atau boikot terhadap industri dan ekspor kakao serta produksi coklat. Oleh karena itu para perwakilan industri kakao, berusaha menemukan jalan keluar dengan mengadakan pertemuan bersama perwakilan pemerintah negara-negara di Afrika Barat, para perwakilan Non Governmental Organization (NGO) terkait, para pengusaha di bidang produksi coklat dan komunitas donor internasional. Hasil dari pertemuan tersebut menghasilkan sebuah protokol yang bernama “Protocol for the Growing and Processing of Cocoa Beans and their Derivative Products” yang sejalan dengan Konvensi ILO Nomor 182 mengenai larangan dan tindakan segera untuk menghapus bentuk-bentuk pekerjaan terburuk untuk anak. 1
2
Maksud daripada bentuk-bentuk terburuk ini sendiri adalah pekerja anak yang terlibat dalam segala bentuk perbudakan, prostitusi, penyelundupan obat-obat terlarang dan terlibat dalam situasi pekerjaan yang membahayakan kesehatan, keselamatan dan moral anak. Protokol yang juga disebut dengan nama Protokol Harkin-Engel tersebut ditandatangani pada 19 September 2001 oleh Asosiasi Manufaktur Coklat dan Yayasan Coklat Dunia sebagai upaya untuk mengeliminasi bentuk-bentuk pekerjaan terburuk untuk anak di industri kakao dan coklat (ILOIPEC, 2005). Sejalan dengan pembentukan
Protokol
Harkin-Engel,
keterlibatan
International Labour Organization (ILO) sangat diharapkan untuk turut membantu merealisasikan tujuan protokol. ILO melalui salah satu program bantuan teknisnya, International Programme on the Elimination of Child Labour (IPEC) mencanangkan program subregional di wilayah Afrika Barat yang bertujuan untuk mengeliminasi dan mencegah pekerja anak di perkebunan kakao dan produksi agrikultur lainnya. Program tersebut adalah West Africa Cocoa and Commercial Agriculture Project to Combat Hazardous and Exploitative Child Labour (WACAP) yang telah berlangsung pada tahun 2002-2006. WACAP dijalankan di empat negara penghasil kakao di wilayah Afrika Barat; Ghana, Kamerun, Pantai Gading dan Nigeria, serta satu wilayah penghasil beras, yaitu Guinea (IPEC, 2007). Berdasarkan survei yang dilakukan oleh ILO-IPEC sebelumnya di keempat negara, jumlah pekerja anak yang bekerja dalam kondisi berbahaya di perkebunan kakao diperkirakan sekitar 560.000 orang. Dari jumlah tersebut, meskipun tidak disebutkan dalam jumlah yang pasti, Pantai Gading dan Ghana merupakan dua
3
negara dengan jumlah pekerja anak paling tinggi yang bekerja di perkebunan kakao (Robson, 2010). Disamping itu, menurut penelitian dari Payson Center for the International Development and Technology Transfer (2007) dari Tulane University, Pantai Gading dan Ghana merupakan dua negara yang paling disoroti mengenai masalah pekerja anak yang bekerja pada kondisi berbahaya di perkebunan kakao. Sejalan dengan bertambahnya produksi kakao di kedua negara, penggunaan pekerja anak untuk menunjang industri agrikultur kakao juga semakin meningkat. Dalam perkembangannya, Ghana menjadi fokus ILO-IPEC dalam pelaksanaan WACAP. Menurut laporan ILO-IPEC (2005), selain karena kendala waktu yang singkat, terbatasnya dana dan kendala-kendala yang terjadi di negara lainnya (seperti terjadinya perang sipil di Pantai Gading dan kurang kooperatifnya pemerintah di beberapa negara), Ghana dilihat memiliki potensi keberhasilan yang lebih tinggi untuk penerapan program-program WACAP. Pemerintah Ghana, terutama Kementerian Tenaga Kerja, Pemuda dan Ketenagakerjaan juga menunjukkan sikap yang lebih kooperatif dalam merespon program WACAP yang dijalankan di Ghana. Beberapa program inti dalam WACAP akhirnya dirintis di Ghana sebelum dijalankan di negara lainnya. Meskipun
WACAP
diinisiasi
oleh
ILO-IPEC,
namun
dalam
implementasinya juga turut bekerjasama dengan berbagai aktor, baik dari pemerintah Ghana ataupun dari beberapa NGO lokal dan internasional. Keterlibatan berbagai pihak dalam upaya mengeliminasi dan mencegah masalah pekerja pada perkebunan kakao di Ghana ini telah mampu mengidentifikasi sekitar 6560 pekerja anak yang bekerja dalam kondisi berbahaya serta mengeliminasi dan
4
mencegah 2312 pekerja anak agar tidak kembali bekerja di perkebunan kakao. WACAP merupakan program pertama dari ILO-IPEC yang dijalankan di Ghana terkait masalah pekerja anak. Pada saat berakhirnya WACAP, pemerintah Ghana mengadopsi salah satu program WACAP untuk dilanjutkan pelaksanaannya karena dilihat memiliki potensi jangka panjang untuk mengeliminasi dan mencegah masalah pekerja anak (ILO-IPEC, 2005). Maka dari itu penelitian ini ingin mengkaji lebih lanjut upaya ILO-IPEC melalui WACAP dalam mengeliminasi dan mencegah pekerja anak pada perkebunan kakao di Ghana.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan paparan latar belakang diatas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana upaya ILO-IPEC melalui WACAP dalam mengeliminasi dan mencegah pekerja anak pada perkebunan kakao di Ghana?”
1.3 Batasan Masalah Penelitian ini memfokuskan pada upaya ILO-IPEC yang bekerjasama dengan pemerintah Ghana, beberapa NGO serta komunitas lokal dalam mengeliminasi dan mencegah pekerja anak di Ghana. Pekerja anak yang menjadi fokus adalah pekerja anak yang bekerja dalam kondisi berbahaya di perkebunan kakao. Pengambilan fokus tersebut dikarenakan WACAP sendiri merupakan program yang bertujuan untuk mengeliminasi bentuk-bentuk terburuk pekerja anak pada perkebunan kakao dan sektor agrikultur komersil lainnya. Lokus tahun yang
5
digunakan dalam penelitian ini adalah pada saat berlangsungnya WACAP di Ghana, yaitu antara tahun 2002-2006.
1.4 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan upaya yang dilakukan ILOIPEC melalui WACAP dalam mengeliminasi dan mencegah pekerja anak pada perkebunan kakao di Ghana pada tahun 2002-2006.
1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Akademis Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi bahan referensi bagi akademisi, khususnya mahasiswa jurusan Hubungan Internasional yang juga mengkaji isu serupa terkait upaya organisasi internasional dalam menangani masalah pekerja anak. 1.5.2 Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan informasi bagi masyarakat publik atau pihak-pihak lainnya mengenai isu terkait upaya organisasi internasional dalam menangani masalah pekerja anak.
1.6 Sistematika Penulisan Untuk mempermudah penulisan, penelitian ini akan dibagi menjadi lima bab, yaitu:
6
BAB I : Pada bab ini penulis akan menguraikan latar belakang permasalahan, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. BAB II: Pada bab ini penulis akan menguraikan tentang kajian pustaka dan kerangka konseptual dalam penelitian ini. BAB III: Pada bab ini penulis akan menguraikan metodologi penelitian yang terdiri atas jenis penelitian, sumber data, tingkat analisis, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, teknik penyajian data. BAB IV: Pada bab ini penulis akan membagi pembahasan kedalam beberapa sub bab. Sub bab pertama akan memaparkan gambaran umum objek penelitian yang terdiri atas gambaran umum mengenai Ghana sebagai produsen kakao, yang membuat negara tersebut mempekerjakan anak-anak di perkebunan kakao. Hal tersebut kemudian terkait pada sejarah pekerja anak hingga kondisi pekerja anak di Ghana. Selanjutnya akan dipaparkan mengenai gambaran umum masuknya ILOIPEC ke Ghana melalui WACAP. Sub bab kedua akan memaparkan upaya-upaya ILO-IPEC melalui WACAP untuk mengeliminasi dan mencegah pekerja anak pada perkebunan kakao di Ghana. Dalam menganalisis hasil temuan pada sub bab selanjutnya akan menggunakan teori bantuan luar negeri dengan konsep humanitarian development aid dan technical assistance of foreign aid. BAB V: Pada bab ini penulis akan menarik kesimpulan penelitian. Kesimpulan akan ditulis dalam bentuk rangkuman secara singkat berdasarkan fakta dan data seperti yang telah dipaparkan dalam bab empat sebelumnya. Selain itu penulis juga akan memberikan saran terkait hasil bahasan penelitian.