BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) ialah penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue yang di tularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Kedua jenis nyamuk ini terdapat hampir di seluruh pelosok Indonesia kecuali di tempat-tempat ketinggian lebih dari 1000 m di atas permukaan air laut (Effendy, 1995). Pada tahun 2005 total kasus DBD di seluruh propinsi di Indonesia sampai awal Oktober sebesar 0,02 % dengan jumlah kematian 1,39 %. Sedangkan Kabupaten Demak yang merupakan daerah endemis DBD, didapatkan data dari bulan Januari sampai dengan Desember 2005 terjadi kasus DBD sebanyak 50 orang (DKK, 2005). Dengan jumlah penderita DBD menurut data yang ada di Puskemas Wonosalam I Kecamatan Wonosalam Kabupaten Demak sebanyak 9 orang atau penderita, hal ini masih dibawah Kejadian Luar Biasa (KLB). Puskesmas Wonosalam I terletak di Kecamatan Wonosalam merupakan Puskesmas di Kabupaten Demak yang salah satunya berperan dalam menjalankan program pencegahan dan pemberantasan penyakit DBD. Wilayah kerja Puskesmas Wonosalam I Kecamatan Wonosalam Kabupaten Demak meliputi 11 desa. Wabah DBD masih menjadi kendala masyarakat di berbagai daerah di wilayah kerja Puskesmas Wonosalam I Kecamatan Wonosalam Kabupaten Demak, mengingat jumlah kematian begitu banyak terutama pada balita dan anak-anak (Husnil Farouk, 2004). Oleh karena itu masyarakat membutuhkan pengetahuan yang lengkap
mengenai Penyakit Demam Berdarah Dengue meliputi penyebab, gejala penyakit dan penularannya sehingga dapat melakukan pencegahan sederhana dirumah masingmasing. Meskipun banyak di media massa dan media elektronik diberitakan mengenai DBD, akan tetapi upaya pencegahan yang dilakukan masyarakat masih kurang, hal tersebut dapat terlihat dari jumlah kematian masyarakat di daerah tersebut akibat menderita DBD. Data dari Puskesmas Wonosalam I Kecamatan Wonosalam Kabupaten Demak yang diperoleh menunjukkan bahwa masyarakat yang sakit akibat penyakit DBD baik yang berat maupun yang hanya rujuk merupakan masalah kesehatan tertinggi di daerah tersebut selanjutnya adalah penderita influensa atau demam serta diare. Kejadian akibat dari penyakit DBD banyak yang berlanjut sampai penanganan ke Rumah Sakit. Pengetahuan yang diperoleh oleh masyarakat akan dapat membentuk perilaku seseorang yang dapat diwujudkan dengan melakukan tindakan, pentingnya pengetahuan tersebut hendaknya masyarakat diberitahukan akan pengetahuan mengenai upaya pencegahan DBD, sehingga masyarakat dapat melakukan upaya pencegahan dilingkungan sekitarnya tanpa bantuan dari petugas Puskesmas Wonosalam I Kecamatan Wonosalam Kabupaten Demak terhadap bahaya yang diakibatkan dari Aedes aegypti. Selain itu gejala-gejala yang ditimbul dari penyakit DBD juga masih kurang dimengerti oleh masyarakat desa khususnya pada Wilayah kerja Puskesmas Wonosalam I Kecamatan Wonosalam. Hal-hal yang menyebabkan masalah adalah angka kematian yang tinggi serta penyebaran penyakit yang mudah meluas dan terutama menyerang pada anak-anak (Danny Wiragharma, 1999).
Perspektif yang berpusat pada pesona mempertanyakan faktor-faktor internal apakah baik berupa sikap, instink, motif, kepribadian, sistem kognitif yang menjelaskan perilaku manusia (Rakhmat, 1994). Sehingga secara garis besar ada dua faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang, yaitu faktor biologis dan faktor sosiopsikologis. Menurut Wilson (dalam Rakhmat, 1994) perilaku sosial seseorang dibimbing oleh aturan-aturan yang sudah diprogram secara genetis dalam jiwa manusia. Program ini berfungsi untuk mengatur perilaku manusia untuk memiliki kemampuan memahami ekspresi wajah sampai kepada persaingan politik. Sebagaimana diketahui bahwa perilaku yang ada pada individu tidak timbul dengan sendirinya melainkan sebagai akibat dari stimulus atau rangsang yang diterima oleh individu yang bersangkutan, baik stimulus eksternal maupun internal (Walgito, 2001). Perilaku pencegahan masyarakat akan DBD di wilayah kerja Puskesmas Wonosalam I Kecamatan Wonosalam Kabupaten Demak sangat dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan masyarakat yang sebagian besar masih kurang mengenai DBD. Proses terjadinya pengetahuan menjadi masalah mendasar dalam upaya pencegahan DBD di wilayah kerja Puskesmas Wonosalam I Kecamatan Wonosalam Kabupaten Demak. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang DBD di wilayah kerja Puskesmas Wonosalam I Kecamatan Wonosalam Kabupaten Demak tersebut akan dapat mempengaruhi perilaku pencegahan DBD di wilayah kerja Puskesmas Wonosalam I Kecamatan Wonosalam Kabupaten Demak yang diakibatkan oleh nyamuk Aedes aegypty yang berkembang biak di air jernih dalam wadah yang tidak berhubungan dengan tanah. Karena itu, upaya untuk membentuk perilaku pencegahan
hendaknya masyarakat diminta selalu menguras bak air minimal satu minggu sekali, menutup tandon air, dan membuang barang bekas yang bisa menampung air. Berdasarkan hal tersebut di atas, perlu diteliti adakah hubungan antara pengetahuan masyarakat tentang DBD di wilayah kerja Puskesmas Wonosalam I Kecamatan Wonosalam Kabupaten Demak dengan perilaku pencegahan DBD di wilayah kerja Puskesmas Wonosalam I Kecamatan Wonosalam Kabupaten Demak.
B. Perumusan Masalah Berdasarkan fakta-fakta dan kondisi yang terjadi pada Puskesmas Wonosalam I Kecamatan Wonosalam Kabupaten Demak maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut “Adakah hubungan tingkat pengetahuan masyarakat tentang DBD dengan perilaku pencegahan penyakit DBD di wilayah kerja Puskesmas Wonosalam I Kecamatan Wonosalam Kabupaten Demak”.
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Untuk mengetahui hubungan
pengetahuan masyarakat tentang DBD dengan
perilaku pencegahan penyakit DBD di wilayah kerja Puskesmas Wonosalam I Kecamatan Wonosalam Kabupaten Demak. 2. Tujuan khusus a. Mendeskripsikan tingkat pengetahuan masyarakat tentang DBD di wilayah kerja Puskesmas Wonosalam I Kecamatan Wonosalam Kabupaten Demak.
b. Menggambarkan sumber perolehan pengetahuan tentang DBD yang dapat mempengaruhi pola perilaku pencegahan DBD di wilayah kerja Puskesmas Wonosalam I Kecamatan Wonosalam Kabupaten Demak. c. Mendeskripsikan perilaku pencegahan penyakit DBD di wilayah kerja Puskesmas Wonosalam I Kecamatan Wonosalam Kabupaten Demak. d. Menganalisis hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku pencegahan DBD di wilayah kerja Puskesmas Wonosalam I Kecamatan Wonosalam Kabupaten Demak.
D. Manfaat Penelitian a. Bagi Puskesmas dan Dinas Kesehatan Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran, khususnya dalam menjalankan program dan menentukan strategi serta evaluasi dalam penanggulangan dan pencegahan DBD. b. Bagi Masyarakat Hasil dari penelitian ini diharapkan sebagai tambahan informasi dan pengetahuan masyarakat terutama tentang penyakit DBD dan pencegahannya. c. Bagi Ilmu Keperawatan Dapat menambah ilmu pengetahuan mengenai praktek pencegahan DBD serta sebagai landasan penelitian selanjutnya untuk pencegahan DBD. d. Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan dan pengalaman peneliti dalam mengkaji permasalahan tentang DBD terutama tingkat pengetahuan dan perilaku masyarakat terhadap penyakit DBD.
E. Bidang Ilmu Bidang keilmuan yang diteliti adalah Ilmu Keperawatan Komunitas, khususnya pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue.