BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menempati posisi yang sangat strategis dalam perekonomian nasional. Dengan penggunaan asset yang cukup besar dan meliputi industri-industri yang cukup vital, maka langkah-langkah peningkatan efisiensi dan produktivitas BUMN merupakan hal yang sangat penting dalam upaya peningkatan kemampuan daya saing perusahaan. Pada dasarnya terdapat banyak cara untuk mengevaluasi penilaian kinerja manajemen. Selaku regulator, pemerintah telah menentukan alternatif penilaian kinerja BUMN. Adapun regulasi terakhir mengenai penilaian kinerja BUMN diatur dalam Keputusan Menteri BUMN No. 100 Tahun 2002 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan BUMN. Dalam Kepmen tersebut, tingkat kesehatan BUMN ditetapkan berdasarkan tiga aspek penilaian yaitu aspek keuangan, aspek operasional, dan aspek administrasi. Adapun indikator aspek keuangan terdiri dari Imbalan kepada Pemegang Saham (ROE), Imbalan Investasi (ROI), Rasio Kas, Collection Periods, Perputaran Persediaan, Perputaran Total Asset, dan Rasio modal sendiri terhadap total aktiva. Sedangkan indikator aspek operasional meliputi unsur-unsur kegiatan yang dianggap paling dominan dalam rangka menunjang keberhasilan operasi. Jumlah indikator yang digunakan setiap tahunnya minimal dua indikator dan maksimal lima indikator. Indikator dapat berubah dari tahun ke tahun penilaian. Dalam penilaian aspek administrasi, indikator yang digunakan
1
terdiri dari Laporan Perhitungan Tahunan, Rancangan RKAP, Laporan Periodik, dan Kinerja PUKK. Pengukuran kinerja manajemen tersebut lebih merupakan pengukuran tradisional karena data yang digunakan untuk pengukuran mudah diperoleh melalui laporan keuangan dan jelas ukurannya (kuantitatif). Robert.S.Kaplan dan David.P.Norton mengusulkan suatu sistem pengukuran kinerja yang disebut Balanced Scorecard, yang memiliki keistimewaan dalam cakupan pengukuran yang sangat luas, karena selain mempertimbangkan kinerja keuangan juga mempertimbangkan kinerja nonkeuangan yang meliputi aspek pelanggan, aspek proses bisnis internal, dan aspek pertumbuhan dan pembelajaran. Balanced Scorecard sebagai salah satu sistem pengukuran kinerja yang komprehensif dapat diterapkan pada sektor publik, yang pengukuran kinerjanya seringkali dilihat dari aspek nonkeuangan. Sebagai BUMN yang bergerak di sektor hilir distribusi gas bumi, PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk-Distrik Banten memiliki 4.178 pelanggan rumah tangga, 40 pelanggan komersial, dan 199 pelanggan industri. Dengan jumlah pelanggan yang sedemikian banyak, maka dapat dipastikan bahwa aspek pelanggan seharusnya merupakan salah satu aspek penting dalam mengukur kinerja manajemen. Namun pengukuran kinerja tradisional kurang mengakomodir hal ini. Sehingga PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk mencoba menerapkan penilaian kinerja manajemen melalui Balanced Scorecard. Hal ini kemudian diimplementasikan melalui penilaian Sasaran
2
Mutu perusahaan setiap triwulanan. Sebelumnya PT PGN juga telah menerapkan Penilaian Tingkat Kesehatan BUMN sesuai Keputusan Menteri BUMN No. 100 Tahun 2002. Hal ini diatur dalam Keputusan Direksi No. 007.K/80/750/2002 tentang Pelaksanaan RKAP Tahun 2002 dan Edaran Direksi No. 001.E/80/754/2002 tentang Petunjuk Pelaksanaan RKAP Tahun 2002. Pada penilaian tingkat kesehatan tersebut, kinerja manajemen diukur melalui tiga aspek, yaitu aspek keuangan, aspek operasional, dan aspek administrasi. Sementara pada penilaian Balanced
Scorecard, kinerja
manajemen diturunkan menjadi beberapa Key Performance Indicator dengan bobot masing-masing. Terdapat beberapa perbedaan yang cukup signifikan di antara kedua model penilaian ini. Pada model penilaian pertama, aspek keuangan terlihat sangat mendominasi dengan adanya lima indikator yang digunakan. Aspek non-keuangan hanya terlihat pada tiga indikator pada aspek operasional dan empat indikator pada aspek administrasi. Sementara pada model penilaian kedua, penekanan aspek keuangan hanya dapat terlihat dari pencapaian sasaran peningkatan laba sebelum pajak, terlaksananya investasi jaringan & non jaringan pada tahun berjalan, dan peningkatan pendapatan penjualan gas bumi. Aspek keuangan merupakan kunci penilaian kinerja manajemen, namun dengan diimbangi oleh aspek-aspek non keuangan, yaitu aspek pelanggan, aspek proses bisnis internal, dan aspek pertumbuhan dan pembelajaran yang terlihat pada sepuluh indikator lainnya.
3
Mengingat perbedaan-perbedaan yang sangat signifikan dari kedua model penilaian tersebut dan pengaruhnya terhadap kinerja manajemen, dan juga proses pengimplementasiannya pada perusahaan sebagai sebuah coorporate, maka penulis tertarik untuk menganalisis perbedaan di antara kedua model penilaian kinerja manajemen tersebut dalam skripsi ini dengan judul Analisis Perbandingan Pengukuran Kinerja antara Kepmen BUMN No. 100 Tahun 2002 dan Balanced Scorecard Studi Kasus pada PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk-Distrik Banten Tahun 2008. B. Perumusan Masalah Berdasar atas latar belakang tersebut diatas, maka masalah pada penelitian ini lebih difokuskan pada bagaimana perbandingan pengukuran kinerja berdasarkan Keputusan Menteri BUMN No. 100 Tahun 2002 dan Balanced Scorecard pada PT PGN (Persero) Tbk-Distrik Banten? C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengukuran kinerja manajemen berdasarkan Keputusan Menteri BUMN No. 100 Tahun 2002 dan Balanced Scorecard, serta untuk menganalisis perbedaan-perbedaan yang terdapat di antara kedua model pengukuran kinerja manajemen tersebut. Adapun kegunaan penelitian ini adalah: 1. Bagi Peneliti Menambah wawasan peneliti tentang pengukuran kinerja manajemen, ditinjau dari Tingkat Kesehatan BUMN sesuai dengan Keputusan Menteri BUMN No. 100 Tahun 2002 dan Balanced Scorecard.
4
2. Bagi Perusahaan Diharapkan hasil penelitian dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan yang bermanfaat bagi pihak manajemen perusahaan terutama dalam proses pengimplementasian pengukuran kinerja yang lebih mengakomodir keadaan corr bisnis yang sesungguhnya. 3
Bagi Pembaca Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan literatur pelengkap dan menambah referensi pembaca terutama mengenai pengukuran kinerja manajemen perusahaan.
5