BAB I PENDAHULUAN 1.1.
Penjelasan dan Pengertian Judul 1.1.1. Pengertian Redesain Redesain adalah sebuah proses perencanaan dan perancangan untuk melakukan suatu perubahan pada struktur dan fungsi suatu benda, bangunan, maupun sistem untuk manfaat yang lebih baik dari desain sebelumnya.1 Dalam dunia arsitektur, merancang ulang identik dengan membangun kembali sebuah karya lama yang dinilai kurang tepat guna. Redesain ini dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti mengubah, mengurangi maupun menambahkan unsur pada suatu bangunan. Bangunan yang diredesain perlu direncanakan dengan matang untuk mendapatkan hasil yang efisien, efektif dan dapat menjawab masalah yang terjadi.2 1.1.2. Pengertian Pasar Pasar secara umum dipahami sebagai tempat terjadinya transaksi jual beli (proses penjualan dan pembelian) yang dilakukan oleh penjual dan pembeli pada waktu tertentu dan pada tempat tertentu.3 Di dalam pasar, penjual dan pembeli akan melakukan transaksi. Transaksi sendiri merupakan kesepakatan dalam proses jual-beli barang atau jasa. Syarat terjadinya transaksi adalah adanya barang atau jasa yang diperjual belikan, adanya pedagang, adanya pembeli, adanya kesepakatan harga barang atau jasa, serta tidak ada paksaan dari pihak manapun.4 1.1.3. Pengertian Tanaman Hias Tanaman hias meliputi tumbuhan dan tanaman dalam bentuk terna, merambat, semak, perdu maupun pohon yang sengaja ditanam manusia untuk fungsi taman, kebun rumah, ataupun dekorasi. Pada umumnya tanaman hias
1
Dwi Nugroho, Agung. “Redesign kantor wilayah kementrian agama jawa tengah” dimuat dalam eprints.undip.ac.id (6 Oktober 2013 pukul 06.15), halaman 10 2 Ferina. “Redesain Wisma Fajar Senayan untuk Fungsi Wisma Atlet yang Mendukung Pemulihan Kelelahan-Konsep Perencanaan dan Perancangan, halaman 7 3 (richardsirait.blogspot.com/2011/04/tugas-4-pengertian-pasar.html?m=1 diakses pada 24 September 2013, pukul 22.25 WIB 4 syadiashare.com/jenis-jenis-pasar.html diakses pada 24 September 2013, pukul 22.25 WIB
1
merupakan pengelompokan berdasarkan fungsi dari tanaman hortikultura. Bagian yang dimanfaatkan orang kini tidak sekedar bunga, tetapi kesan keindahan yang ada pada tanaman-tanaman tersebut.5 1.1.4. Pengertian Pasar Tanaman Hias Pasar tanaman hias dapat diartikan sebagai sebuah pasar atau pusat jual beli yang menawarkan berbagai jenis tanaman hias. Tanaman hias yang diperjual belikan adalah tanaman hias jenis bunga dan tanaman hias jenis daun. 1.1.5. Pengertian Arsitektur Organik Arsitektur organik adalah cabang ilmu di dunia arsitektur yang mempelajari perencanaan dan perancangan arsitektur dengan mengambil sumber alam berupa makhluk hidup ataupun yang berhubungan dengan makhluk hidup sebagai dasar dalam mengolah bentuk dan fungsi bangunan.6 1.1.6. Redesain Pasar Tanaman Hias dengan Pendekatan Arsitektur Organik Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa Redesain Pasar Tanaman Hias dengan Pendekatan Arsitektur Organik adalah proses perencanaan dan perancangan ulang arsitektur bangunan pasar tanaman hias dengan berbasis pada prinsip-prinsip arsitektur organik pada tata ruang luar (eksterior) maupun tata dalam (interior) sehingga menciptakan Pasar Tanaman Hias yang lebih berkembang, menarik dan berdaya guna. 1.2.
Latar Belakang Permasalahan 1.2.1. PASTY sebagai Destinasi Perdagangan dan Pariwisata Terbentuknya Pasar Satwa dan Tanaman Hias Yogyakarta atau PASTY dilatarbelakangi adanya program relokasi Pasar Burung Ngasem. Pemerintah melakukan program relokasi tersebut sebagai upaya pengembangan Kota Yogyakarta ke arah Selatan untuk mengurangi pemusatan kegiatan, aktivitas dan kepariwisataan di daerah Utara. Relokasi ini adalah pada kegiatan pasar satwanya. Sedangkan pasar tanaman hias merupakan kumpulan pedagang tanaman hias, tanaman buah serta tanaman obat yang tersebar di kota Yogyakarta.
5
http://pctuntirta.wordpress.com/tag/pengertian-tanaman-hias/ diakses pada 3 Oktober 2013, pukul 20.43 WIB 6 Pomporompom.blogspot.com/2010/08/arsitektur-organik.html?m=1 diakses pada 4 Oktober 2013, pukul 5.50 WIB
2
Gambar 1. 1 PASTY zona satwa dan zona tanaman hias
Sumber : survey 2013
PASTY selain fungsinya sebagai pasar perdagangan satwa dan tanaman hias juga berfungsi sebagai daerah pariwisata. Hal tersebut sejalan dengan konsep pengembangan pasar yang diusung yaitu „pasar dalam taman‟. Kegiatan transaksi jual-beli seperti pada pola transaksi pasar pada umumnya diintegrasikan dengan kegiatan pariwisata dengan fasilitas pendukung yang disediakan ditempat tersebut. Adanya perancangan terhadap taman-taman dan openspace memberikan suasana baru dalam pasar tersebut. Pengunjung dapat merasakan atmosfer yang lebih luas dari sekedar kegiatan transaksi jual-beli satwa dan tanaman. 1.2.2. Pembagian Zonasi dalam PASTY PASTY terbagi menjadi tiga zona utama yang terpisahkan oleh Jalan Bantul. Sebelah Timur jalan merupakan zona satwa yang merupakan pasar burung dan hewan. Zona ini ditempati oleh pedagang-pedagang yang direlokasi dari pasar burung Ngasem yang telah dikenal lama oleh masyarakat luas. Sedangkan pada bagian Barat jalan merupakan zona tanaman hias dan zona ikan hias.
ZONA TANAMAN HIAS ZONA SATWA ZONA IKAN HIAS
Gambar 1. 2 Pembagian zonasi di kompleks PASTY
Sumber : Agastya, Zhuba Aqsa. 2011. Tugas Akhir
Zona tanaman hias ini dulunya merupakan lokasi display/pameran tanaman yang dijual dan terdapat pula kantor pengelola yang masih beroperasi hingga saat ini. Lokasi ini sendiri pada mulanya bernama Bursa Agro Jogja milik Dinas 3
Pertanian, sehingga bangunan, gedung serta infrastruktur pada lokasi ini beberapa merupakan peninggalan dari dinas pertanian.
Gambar 1. 3 Kubah Burung di zona tanaman hias
Sumber : survey 2013
Ketika dikelola oleh Dinas Pertanian, zona tanaman hias ini adalah sarana edukatif berbasis ilmu pengetahuan alam. Wahana seperti kubah burung dan gedung display tanaman hias yang bernilai edukatif merupakan peninggalan dari Dinas Pertanian untuk kompleks ini.7 1.2.3. Kurang Berkembangnya Zona Tanaman Hias Keberadaan zona tanaman hias yang berhadapan persis dengan zona satwa merupakan konsep perencanaan yang dibangun oleh pemerintah untuk membentuk sebuah pusat pasar satwa dan tanaman hias dalam satu kompleks. Selain merupakan upaya efisiensi perancangan pasar, konsep ini juga diharapkan memberikan daya tarik lebih bagi pengunjung daripada sekedar proses jual beli. Ide tentang „pasar dalam taman‟ memberikan angin segar tentang bagaimana sebuah pasar dengan segala aktivitas di dalamnya dintegrasikan dengan tatanan taman dan ruang terbuka yang memiliki nuansa rekreatif. Meskipun konsep tersebut telah diupayakan, namun dalam kenyataannya terjadi dampak lain yang kurang disadari dalam proses perancangan kompleks ini. Hal ini tercermin dalam pola kegiatan serta aktivitas yang terjadi pada dua zona pasar ini. Zona satwa memiliki kegiatan dan aktivitas yang padat serta banyak pengunjung yang berdatangan di tempat ini. Suasana yang hidup dan ramai tidak lepas dari perancangan tata ruang yang ada pada pasar zona satwa ini. Ruang-ruang yang terbentuk merupakan rangkaian ruang-ruang kegiatan yang saling terhubung satu sama lain secara kontinyu. Fungsi kios-kios hewan yang padar terintegrasi secara jelas dengan pola penataan ruang terbuka dan akses pejalan kaki. Pengunjung seakan-akan merasakan masuk dalam dunia satwa yang tiada habisnya 7
Wawancara pada tanggal 19 Oktober 2013 pukul 11.30 WIB dengan bapak Deni, salah satu pedagang tanaman hias di PASTY zona tanaman hias
4
karena tidak ada bagian ruang yang terkesan kosong di kawasan ini. Ditambah lagi pedagang-pedagangnya yang sudah dikenal masyarakat karena merupakan pedagang yang direlokasi dari Pasar Satwa Ngasem.
Gambar 1. 4 Suasana hidup dan ramai kegiatan di PASTY zona satwa
Sumber : survey 2013
Hal tersebut tidak terjadi di zona tanaman hias PASTY. Pola ruang yang terbentuk terkesan memisah satu sama lain. Kios-kios yang berada didalamnya kurang terintegrasi dengan ruang-ruang lain disekelilingnya seperti ruang taman, parkir, ruang edukasi, ruang kuliner. Pola yang ada terkesan menyebar tidak teratur, bahkan konsentrasi hanya memusat pada area pasar saja yang berada pada sisi utara site. Kurangnya integrasi ini berakibat tidak adanya alur pergerakan yang jelas bagi pengunjung yang datang serta tidak teraksesnya seluruh fasilitas pada site secara optimal.
Gambar 1. 5 hubungan fungsi ruang yang tidak beralur dan kurang terintegrasi
Sumber : analisa penulis
Fakta dilapangan menunjukkan jumlah pengunjung di zona tanaman hias jauh lebih sedikit daripada di zona satwa. Perbandingan pengunjung di kedua zona ini dapat mencapai 10 : 1. Dengan rata-rata pengunjung 7.000 – 10.000 orang perhari, dapat ditaksir bahwa pengunjung PASTY di zona tanaman hias tidak lebih dari 1000 orang. Akibatnya tidak terjadi pemerataan transaksi serta pemerataan kesejahteraan yang terjadi antara zona satwa dengan zona tanaman hias ini.8
8
http://nasional.kompas.com/read/2010/09/24/1437366 diakses pada 30 September 2013, pukul 20.25 WIB
5
Gambar 1. 6 Suasana sepi dan sunyi di PASTY zona tanaman hias
Sumber : survey 2013
1.2.4. Pentingnya Redesain Perencanaan dan Perancangan Pasar Tanaman Hias Pasar tanaman hias PASTY dalam hal ini memerlukan upaya perencanaan dan perancangan yang lebih baik untuk meningkatkan aktivitas dan kegiatan pengguna di pasar ini. Pasar tanaman hias ini perlu dirancang sedemikian rupa sehingga memiliki daya tarik lebih sebagai destinasi wisata. Redesain pasar tanaman hias diusulkan sebagai solusi utama dengan mengupayakan perencanaan dan perancangan yang berorientasikan pada berbaikan tata ruang dan infrastruktur yang ada dengan mempertahankan gagasan awal tentang „pasar dalam taman‟. Kebutuhan dan persepsi masyarakat umum terhadap pasar tanaman hias akan terus berkembang kedepannya. Pengunjung dan wisatawan tidak lagi sekedar melakukan transaksi jual-beli tanaman di pasar tanaman. Pengintegrasian fungsi pasar dan fungsi rekreatif juga belum cukup menjawab permasalahan ke depan dimana pengunjung kemungkinan sudah biasa dengan lifestyle rekreatif yang banyak didapatkan di tempat lain. Arsitektur organik sebagai pendekatan perancangan berperan untuk menciptakan atmosfer pasar yang baru, menjawab kebutuhan dan harapan masyarakat kedepannya. 1.2.5. Arsitektur Organik sebagai Pendekatan Perancangan Pasar Tanaman Hias Konsep tentang arsitektur organik dapat sesuai diterapkan sebagai landasan perencanaan dan perancangan pasar tanaman hias. Konsep ini memberikan pemahaman yang mendalam tentang perancangan yang berbasis kepada alam yang berhubungan dengan makhluk hidup dan lingkungan sekitar. Karakter nature yang kuat dapat dikaitkan juga dengan tanaman hias sebagai salah satu „objek‟ yang dominan
dalam
sebuah
pasar
tanaman
hias,
meskipun
dalam
proses
perancangannya tidak terpaku terhadap faktor tanaman hias itu sendiri. 6
Gambar 1. 7 nature sebagai sumber dalam mendesain
Sumber : Liraluis. Organic Principles
Berdasarkan teori yang ada, arsitektur organik merupakan arsitektur yang humanis dengan memperhatikan manusia di dalamnya sebagai elemen yang aktivitasnya dilindungi. Bentuk organik arsitektur bukan semata-mata imitasi dari alam melainkan kesatuan ruang dalam dan ruang luar sehingga menuntut keterkaitan antara bangunan dengan alam sekitar (site). Ornamen-ornamen dalam arsitektur organik juga bukan hanya penempelan semata melainkan struktural yang konstruksional.9
Gambar 1. 8 denah, tampak, potongan Falling Water
Sumber : usahomeandgarden.com/architecture/fallingwater
Konsep ini dapat diterapkan di lokasi manapun. Dalam konteks PASTY yang berada di lingkup perkotaan, konsep ini dapat memberikan solusi yang tidak terduga bahkan terkesan imajinatif. Organisasi ruang yang inkonvensional, provokatif, bahkan anti-kekuasaan dapat memberikan sesuatu yang segar, menarik,
9
Rukayah, Siti. “Penekanan Desain Arsitektur Organik dan Green Architecture pada Perancangan Pusat Rekreasi dan Klub Pemancingan di Rawapening Kabupaten Semarang, halaman 51 (http://eprints.undip.ac.id/5935/1/45-tutut.pdf diunduh pada 20 Oktober 2013 pukul 09.40 WIB)
7
dan mengandung keceriaan anak-anak. Desain terkadang penuh aksen kejutan yang tidak terduga.10
Gambar 1. 9 WTC Transportation Hub, karya organik ditengah perkotaan
Sumber : http://www.gregallegretti.com/world-trade-center-hub
1.3.
Rumusan Permasalahan
Zona tanaman hias tidak seramai dan sehidup zona satwa, karena zona tanaman hias terlihat kurang menarik dan atraktif bagi pengunjung yang datang.
Jumlah pengunjung pada zona tanaman hias jauh lebih sedikit dibandingkan dengan zona satwa hingga mencapai 10 : 1, karena zona satwa menawarkan lebih banyak pilihan serta memiliki sarana prasarana yang lebih komplit dibandingkan zona tanaman hias.
Pola tata ruang di zona tanaman hias adalah menyebar dan terkesan kurang teratur, sehingga banyak terdapat ruang-ruang mati / deadspace.
Pola yang kurang teratur mengakibatkan tidak adanya alur pergerakan dan aktivitas yang jelas bagi pengunjung yang datang
Minimnya
informasi
penunjuk
arah
dan
penamaan
kios,
sehingga
membingungkan bagi pengunjung yang datang.
Jarak antar dagangan tanaman hias terlalu padat, sehingga ruang pergerakan pengunjung dalam melakukan transaksi menjadi sempit.
Kondisi beberapa kios tanaman hias sudah tidak layak lagi, karena kondisi fisik atap maupun struktur sudah rusak.
Beberapa bangunan peninggalan dari Dinas Pertanian kurang mendapat perencanaan yang matang, sehingga kurang terjadi integrasi atau tidak sinergi dengan kompleks pasar tanaman hias ini.
10
Pomporompom.blogspot.com/2010/08/arsitektur-organik.html?m=1 diakses pada 4 Oktober 2013, pukul 5.50 WIB
8
Konsep bangunan saat ini terkesan apa adanya atau konvensional, sehingga kurang dapat mengikuti perkembangan zaman.
Konsep „pasar dalam taman‟ yang diusung pemerintah kurang mampu terimplementasi dengan jelas di pasar tanaman hias, sehingga suasana yang diharapkan dari konsep tersebut kurang terasa.
1.4.
Rumusan Masalah 1.4.1. Masalah Umum Bagaimana merencanakan dan merancang sebuah pasar tanaman hias yang mampu memberikan solusi permasalahan arsitektural dalam hal daya tarik, pengaturan tata ruang, arsitektur bangunan pasar, arsitektur taman serta perencanaan dan perancangan yang mampu memenuhi tuntutan kebutuhan sekarang dan yang akan datang? 1.4.2. Masalah Khusus Bagaimana merancang sebuah pasar tanaman hias melalui pendekatan konsep arsitektur organik?
1.5.
Tujuan 1.5.1. Tujuan Umum Mendapatkan landasan konseptual dalam perencanaan dan perancangan pasar tanaman hias yang menuntut adanya nilai lebih dalam skala pasar itu sendiri maupun aspek lain yang ditambahkan atau diintegrasikan dengan fungsi asli pasar. 1.5.2. Tujuan Khusus Mengetahui
unsur-unsur
dalam
arsitektur
organik
yang
dapat
diimplementasikan sebagai landasan perancangan pasar tanaman hias. 1.6.
Sasaran 1.6.1. Sasaran Umum a. Evaluasi terhadap kondisi eksisting melalui : -
Identifikasi fenomena penyebab kurang berkembangnya zona tanaman hias PASTY
-
Identifikasi jenis pengunjung ataupun wisatawan yang datang
-
Identifikasi kebutuhan dan aktivitas dalam bangunan 9
-
Identifikasi
hubungan
bangunan
eksisting
dengan
bangunan
disekitarnya b. Redesain pasar tanaman hias melalui : -
Identifikasi kondisi eksisting tata ruang dan pola ruang pasar
-
Identifikasi fasilitas, sarana dan prasarana eksisting pasar
-
Identifikasi site dan lingkungan
c. Evaluasi terhadap tuntutan redesain melalui : -
Identifikasi kriteria, fungsi, jenis, jumlah dan besaran ruang dalam bangunan
-
Identifikasi gagasan arsitektur yang cocok untuk diterapkan
-
Identifikasi rancangan yang mampu eksis terhadap perkembangan zaman
1.6.2. Sasaran Khusus a. Mengetahui dan memahami konsep arsitektur organik dalam perancangan sebuah pasar tanaman hias b. Mengetahui dan memahami aplikasi konsep arsitektur organik pada pasar tanaman hias. c. Mengetahui dan memahami precedent atau contoh-contoh penerapan konsep arsitektur organik dan contoh-contoh redesain pasar sebagai aspek pembanding dalam perencanaan dan perancangan. 1.7.
Lingkup Pembahasan 1.7.1. Arsitektural a. Tata Ruang Luar -
Lansekap site
-
Sirkulasi
-
Fasilitas outdoor
-
Elemen tata hijau dan lingkungan alami
-
Suasana
b. Tata Ruang Dalam -
Jenis, jumlah, besaran ruang
-
Hierarki dan konfigurasi ruang
-
Sirkulasi 10
-
Fasilitas indoor
-
Suasana
1.7.2. Non Arsitektural
1.8.
-
Identifikasi site dan lingkungan
-
Identifikasi karakter dan kebutuhan wisatawan
-
Identifikasi karakteristik kegiatan yang direncanakan
Metode Pembahasan 1.8.1. Teknik Pencarian Data a. Studi Literatur Mencari data dan informasi yang berasal dari berbagai literatur maupun sumber internet yang menerangkan landasan teori tentang prinsip dan aplikasi arsitektur organik pada bangunan, fakta-fakta empirik mengenai kondisi eksisting PASTY, studi kasus atau aspek pembanding yang berkaitan dengan pasar tanaman hias dan arsitektur organik, serta standar-standar terkait dengan pasar tanaman hias PASTY serta bagaimana konsep arsitektur organik dapat diterapkan dalam perancangan. b. Wawancara dari berbagai sumber Mencari data dan informasi melalui teknik wawancara dengan beberapa narasumber baik dari pihak pengelola PASTY dan dinas-dinas terkait. Data dan informasi yang dicari meliputi : -
Data dan informasi perencanaan dan perancangan eksisting PASTY (gambar layout ruang, besaran site, besaran bangunan)
-
Data dan informasi fungsi dan kegiatan yang diakomodasi dalam PASTY di zona tanaman hias
-
Data dan informasi jumlah pedagang, jenis dagangan, jumlah serta jenis pengunjung yang datang
-
Data dan informasi tentang sistem perdagangan, sistem pengelolaan, sistem retribusi, sistem keamanan, dan sistem-sistem lain terkait pasar PASTY di zona tanaman hias
11
-
Data dan informasi lain tentang peraturan-peraturan yang terkait dengan pembangunan PASTY khususnya zona tanaman hias
c. Regulasi Mencari data maupun peraturan yang menyangkut tentang disiplin ilmu arsitektur (RTBL, RTRW, KDB, KLB, sempadan, standar bangunan, dll) yang berkaitan dengan perencanaan dan perancangan PASTY khususnya zona tanaman hias. d. Aspek Pembanding Mencari data dan informasi dari internet maupun observasi lapangan. Data dan informasi dicari adalah yang berkaitan dengan pasar tanaman hias serta aplikasi konsep arsitektur organik sebagai landasan perancangan. Informasi lapangan juga didapatkan dengan melakukan survey bangunanbangunan setipe atau studi precedent untuk mendapatkan contoh rancangan pasar tanaman hias yang baik maupun aplikasi prinsip arsitektur organik untuk sebuah karya arsitektur. Data dan informasi tersebut kemudian dibandingkan serta dicari kelebihan dan kekurangannya. 1.8.2. Teknik Analisis Melakukan analisis terhadap hasil observasi yang telah dilakukan melalui studi literatur, wawancara dari berbagai sumber, studi regulasi dan aspek pembanding. Analisis dilakukan dengan mengambil prinsip-prinsip, persyaratan bangunan, kebijakan setempat, standar-standar, serta aplikasi perencanaan dan perancangan bangunan. Sedangkan
analisa
terhadap
aspek
pembanding
dilakukan
dengan
identifikasi kualitas serta spesifikasi dari precedent / contoh desain sebagai objek yang dibandingkan. Hasil dari identifikasi ini kemudian menghasilkan kesimpulan mengenai kelebihan dan kekurangan dari objek yang dibandingkan. Analisis-analisa tersebut difokuskan untuk mendasari konsep tema utama mengenai redesain pasar tanaman hias melalui pendekatan arsitektur organik.
12
1.8.3. Teknik Sintesis dan Perumusan Konsep Perencanaan dan Perancangan Hasil analisis yang telah dilakukan kemudian diterapkan ke dalam proses perencanaan dan perancangan mengenai redesain pasar tanaman hias PASTY melalui pendekatan arsitektur organik, yang kemudian diwujudkan ke dalam rumusan konsep bangunan pasar tanaman hias beserta rancangannya. 1.9.
Sistematika Penulisan
BAB I Pendahuluan Berisi
tentang penjelasan judul, latar belakang permasalahan, rumusan
permasalahan, rumusan masalah baik umum maupun khusus, tujuan dan sasaran baik umum maupun khusus terkait hal-hal yang ingin dicapai terkait pemecahan masalah, lingkup pembahasan mengenai hal-hal yang dibahas secara arsitektural maupun nonarsitektural. Metoda pembahasan berisi mengenai teknik pencarian, analisis data dan perumusan konsep perencanaan dan perancangan. Sistematika penulisan berisi uraian singkat setiap langkah-langkah di setiap bab. Keaslian penulisan berisi tulisan-tulisan sejenis tentang redesain pasar tanaman hias maupun tentang arsitektur organik sebagai pembanding dan menunjukkan keaslian penulisan karya tulis ini. Dan yang terakhir adalah kerangka berfikir yang merupakan langkah dan proses berfikir dalam merumuskan konsep perencanaan dan perancangan tentang redesain pasar tanaman hias dengan pendekatan arsitektur organik. BAB II Tinjauan Pustaka Berisi tentang beberapa tinjauan pustaka aspek perencanaan dan perancangan meliputi definisi, fungsi, karakteristik, jenis, standar, dan konsep yang berkaitan dengan redesain pasar tanaman hias dengan pendekatan arsitektur organik. Selain itu dijelaskan juga tinjauan lapangan yang membahas mengenai situasi dan kondisi, serta peraturan terkait dengan pembangunan di kawasan site dan sekitarnya. BAB III Evaluasi Bangunan Eksisting Berisi tentang gambaran kondisi eksisting atau fakta-fakta empiric bangunan dan site PASTY zona tanaman hias serta memberikan evaluasi secara terperinci mengenai unsur-unsur yang berada di dalamnya. Evaluasi-evaluasi ini yang kemudian menjadi koreksi dan hal yang perlu diberikan solusi yang solutif untuk perencanaan dan perancangan yang lebih baik. 13
BAB IV Analisis dan Sintesis Konsep Perencanaan dan Perancangan Berisi tentang analisa data yang didapatkan pada proses pencarian data serta informasi yang berkaitan dengan redesain pasar tanaman hias melalui pendekatan arsitektur organik. Analisa inilah yang kemudian menjadi bahan pendekatan konsep dan studi kasus untuk mendapatkan kesimpulan yang digunakan untuk merumuskan konsep perencanaan dan perancangan. BAB V Konsep Perencanaan dan Perancangan Berisi tentang rumusan konsep yang melandasi redesain Pasar Tanaman Hias dengan Pendekatan Arsitektur Organik. 1.10. Keaslian Penulisan Dilihat dari beberapa judul pra tugas akhir dan beberapa karya tulis dari sumber lain, terdapat beberapa persamaan dan perbedaan. Hal tersebut dapat terlihat pada tipe bangunan, objek sasaran, konsep maupun pendekatan yang digunakan. Beberapa judul tersebut diantaranya adalah sebagai berikut : Tabel 1. 1 Keaslian Penulisan
NO 1.
JUDUL Penekanan Desain Arsitektur Organik dan Green Architecture pada Perancangan Pusat Rekreasi dan Klub Pemancingan di Rawapening, Kabupaten Semarang Penulis : Siti Rukayah Tahun 2003
-
-
-
-
2.
Penerapan Arsitektur Organik pada Hotel Resort Penulis :
-
-
SUBSTANSI Penekanan desain yang menggunakan konsep Arsitektur Organik Tata ruang luar yang dirancang untuk menciptakan aktivitas yang rekreatif dengan bentukbentuk yang kreatif Konsep ruang dalam memperhatikan kenyamanan, fungsional, rekreatif ruang, dan estetika dari ruang Sistem yang digunakan memperhatikan kesesuaiannya dengan lingkungan, keamanan, keawetan, dan kekokohan, serta mencerminkan aktivitas yang rekreatif Perancangan tempat atau sarana manusia untuk dapat berinteraksi dengan alam Pendekatan perancangan
-
-
PERBEDAAN Latar belakang proses perancangan Fungsi bangunan yang dirancang Sasaran perancangan
Latar belakang proses perancangan Fungsi bangunan yang dirancang, 14
Rory Sachrul Tahun 2006
-
3.
4.
Redesain Pasar Tlogorejo Yogyakarta dengan Pendekatan Arsitektur Tropis Penulis : Iman Budi Santoso Tahun 2011
-
Redesain Pasar Mangiran Bantuk dengan Aplikasi Urban Park Penulis : Gunawan Prasetyo Tahun 2011
-
-
-
menggunakan konsep teori Arsitektur Organik yaitu kembali kea lam / back to nature Perancangan tapak / lokasi yang dapat menunjang terciptanya nuansa alam Tinjauan terhadap pasar Tlogorejo yang memiliki potensi dalam pengembangan kawasan perdagangan di sekitarnya Usulan redesain berada di kompleks luar dan dalam pasar Pemecahan masalah dengan perluasan lahan Solusi lain dengan penataan ruang yang lebih bersahabat bagi pasar dan lalulintas sekitar
-
-
-
-
-
yaitu Hotel Resort Lokasi site Sasaran perancangan
Klasifikasi pasar yang menjadi objek redesain, yaitu pasar tradisional Pendekatan arsitektur tropis
Objek arsitektur yang dirancang, berupa integrasi antara pasar dengan urban park Metode dalam proses perancangan
15
1.11. Kerangka Penulisan
Diagram 1. 1 Kerangka Berfikir
16