BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pengiriman informasi yang dilakukan dengan mengirimkan data tanpa melakukan pengamanan terhadap konten yang dikirim mungkin saja tidak aman, karena ketika dilakukan penyadapan maka data dapat langsung dibaca oleh penyadap. Beberapa informasi penting seperti dari individu atau perusahaan menuntut keamanan dan kerahasian agar informasi tersebut tidak diketahui oleh pihak yang tidak memiliki hak. Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan salah satu cara untuk mempertahankan kerahasiaan dari informasi, antara lain pesan yang dikirimkan disandikan menjadi kode-kode yang tidak dipahami, sehingga bila ada pihak ketiga yang ingin mengetahui isi pesan akan kesulitan dalam menterjemahkan isi informasi yang sebenarnya. Suatu teknik penyandian dikembangkan atas dasar permasalahan tersebut, yang dikenal sebagai kriptografi. Kriptografi
adalah
ilmu
yang
mempelajari
mengenai
bagaimana
cara
mengamankan suatu informasi. Pengamanan ini dilakukan dengan mensandikan informasi tersebut dengan suatu kunci khusus. Informasi ini sebelum disandikan
2
dinamakan plaintext. Setelah disandikan dengan suatu kunci dinamakan ciphertext. (Didi, 2006). Terdapat berbagai macam algoritma kriptografi, baik simetris maupun asimetris. Algoritma simetris adalah algoritma yang menggunakan kunci yang sama pada proses enkripsi dan dekripsi, sedangkan algoritma asimetris adalah pasangan kunci kriptografi yang salah satunya digunakan untuk proses enkripsi dan satu lagi dekripsi. Algoritma kriptografi yang dipercaya kuat namun diketahui lambat dalam proses penyandiannya maka tidak akan dijadikan pilihan oleh pengguna, Salah satu algoritma asimetri yang terkenal adalah ElGamal. Kekuatan algoritma ElGamal terletak pada kesulitan penghitungan logaritma diskret pada bilangan modulo prima yang besar sehingga upaya untuk melakukan cryptanalisis logaritma ini menjadi sangat sukar (Mulya, 2013). Algoritma yang tidak kalah dalam hal keamanan dari ElGamal yaitu algoritma Massey-Omura. Algoritma MasseyOmura kesulitan terletak pada logaritma diskrit. Algoritma ini merupakan pengembangan dari Three Pass Protocol, yaitu melakukan suatu kerangka kerja yang memungkinkan satu pihak untuk aman mengirim pesan ke pihak kedua tanpa perlu untuk bertukar atau mendistribusikan kunci enkripsi (Reza, 2012). Setiap algoritma memiliki kompleksitasnya masing-masing yang mempengaruhi performance dari algoritma tersebut. Tingkat performance tersebut dapat dilihat dari waktu proses dari algoritma. Waktu proses tersebut dipengaruhi oleh berbagai aspek dari perangkat komputer dan data yang diproses. Algoritma yang memiliki waktu proses yang cepat lebih dipilih dalam melakukan proses dalam kehidupan
3
sehari-hari. Oleh karena itu perhitungan analisis algoritma dibutuhkan untuk menentukan performance berdasarkan waktu proses dari algoritma yang di analisis. Salah satu contoh yang mendiskusikan tentang analisis algoritma dilakukan oleh Fauzi pada (2014) yang membahas analisis kompleksitas algoritma Prim, algoritma Kruskal, dan algoritma Sollin. Analisis dilakukan dengan menentukan nilai O(n) pada masing masing algoritma. Program dianalisis dan didapatkan hasil untuk dibandingkan tiap algoritma. Penelitian lain oleh Farah et al (2012) membahas tentang performance dari algoritma kriptografi diantaranya waktu proses, kecepatan algoritma, dan besar data keluaran. Penelitian ini dilakukan dengan data sebesar 68KB, 105KB, 124 KB, dan 235KB. Hasil dari percobaan ditampilkan dalam grafik perbandingan dari ketiga algoritma yang digunakan. Hasil yang didapatkan berbeda-beda. RSA terbaik dalam hal waktu proses enkripsi dan kecepatan enkripsi, dan ElGamal dalam hal waktu proses dekripsi dan kecepatan dekripsi. RSA menggunakan penyimpanan terkecil dalam ciphertext, dari keseluruhan performance RSA lebih baik dari pada ElGamal dan Paillier. Penelitian ini akan membandingkan dua algoritma asimetris untuk melakukan enkripsi dan dekripsi data yaitu algoritma ElGamal dan Massey-Omura. Perbandingan akan dilakukan pada waktu proses, kecepatan, besar data dan analisis algoritmanya.
4
1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah menganalisis perbandingan kriptografi algoritma ElGamal dan Massey-Omura.
1.3 Batasan Masalah Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Data yang diinput berupa teks atau tulisan, bukan suara maupun gambar.
2.
Ukuran teks yang dapat dienkripsi maksimal 2000 karakter, yang dapat berupa angka, huruf dan tombol lain yang tersedia pada keyboard.
3.
Karakter yang digunakan berdasarkan Tabel ASCII 256.
1.4 Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Menganalisis
perbandingan
kecepatan
mengenkripsi
dan
deskripsi
menggunakan algoritma ElGamal dan Massey-Omura. 2.
Melakukan analisis algoritma untuk menentukan kompleksitas algoritma terhadap algoritma ElGamal dan Massey-Omura.
5
1.5 Manfaat Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Memahami sistem kerja dari proses kriptografi mengunakan Algoritma ElGamal dan Massey-Omura.
2.
Sebagai bahan acuan untuk penelitian dibidang keamanan data.
3.
Dapat digunakan dalam pengamanan data.
4.
Solusi pemilihan algoritma yang sesuai dengan kebutuhan.