BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Tanaman hias merupakan komoditas yang bernilai ekonomi tinggi dan sangat
prospektif dibudidayakan sebagai sumber pendapatan, penyelia lapangan kerja, dan penggerak ekonomi di daerah. Usaha budidaya tanaman hias telah dilakukan sejak jaman kolonial Belanda yang terbukti dari pembudidayaan berbagai jenis tanaman subtopik secara turun temurun oleh masyarakat di dataran tinggi. Pada saat ini usaha budidaya tanaman hias telah berkembang di berbagai daerah hingga menjadi pusat pertumbuhan baru yang dapat diandalkan. Upaya pengembangan usaha tanaman hias dapat diwujudkan mengingat letak geografis, iklim, tanah, dan sumber daya manusia yang kondusif. Perhatian masyarakat terhadap tanaman hias Indonesia semakin meningkat sejak 5 tahun terakhir. Minat masyarakat untuk menanam tanaman hias secara komersial semakin besar. Hal tersebut ditunjukkan dengan perkembangan pasar yang semakin meluas dengan peningkatan permintaan di dalam maupun di luar negeri. Banyak jenis tanaman hias sub tropis yang dibudidayakan di Indonesia dipergunakan untuk ekspor ke negara lain sebagai penghasil devisa negara. Pada saat ini tanaman hias telah menjadi komoditas perdagangan dunia. Setiap negara produsen berusaha
1
2
untuk memperebutkan pasar internasional, sehingga menciptakan persaingan yang ketat. Pengembangan komoditi tanaman hias dilakukan berdasarkan berbagai pertimbangan yang mengacu pada tersedianya pangsa pasar, keuntungan kompetitif, dan nilai ekonomi. Salah satu komoditas bunga hias yang prospektif untuk dikembangkan secara nasional yaitu anggrek. Data BPS menunjukkan bahwa volume ekspor tanaman hias Indonesia masih didominasi oleh tanaman anggrek, baik itu berupa bibit seperti aranda, dendrobium, vanda, cattelya, phalaenopsis maupun berupa tanaman. Anggrek telah lama dikenal masyarakat dan menjadi salah satu idola dalam dunia tanaman hias. Kata ”ORCHIDACEACE” berasal dari kata ”Orchis”, yang dalam bahasa Yunani ”Orchis” berarti testis. Disebut demikian karena bentuk ”pseudo bulb” atau umbi akar jenis anggrek tertentu yang dijumpai di Mediterranean sangat menyerupai organ seksual mamalia. Oleh banyak kalangan, tanaman anggrek dianggap sebagai perlambangan cinta, kecantikan, dan keanggunan. Daya tarik utama tanaman anggrek ada pada kekayaan bentuk dan warna bunganya, yang tampil dalam ”palette” ~ komposisi warna yang sangat mengagumkan. Beberapa spesies tanaman anggrek diketahui juga memiliki aroma ”fragrance” atau bau yang menarik. Tanaman anggrek dimanfaatkan sebagai tanaman hias dalam pesta – pesta, upacara sosial – budaya, elemen lansekap, pameran anggrek maupun tanaman anggrek. Bunga anggrek atau cut flower dipergunakan untuk hiasan bouquet, corsages, perfume / fragrance, subjek dalam lukisan, bunga atau tanaman
3
yang disakralkan, dimanfaatkan dala m pembuatan kosmetik dan obat – obatan misalnya untuk obat sakit liver, sakit kepala, sakit telinga, kontrasepsi oral, dan sebagainya. Primadona Anggrek adalah Dendrobium. Dendrobium berasal dari kata dendro yang berarti pohon dan bios yang berarti hidup. Lebih dari 50% pangsa pasar dikuasai oleh genus anggrek terbesar ke dua itu. Bisnis yang melingkupi mulai dari anggrek pot, koleksi, hingga bunga potong. Pun penggunaan yang beragam, dari penghias tanaman, taman, rangkaian bunga, hingga penyemarak pelaminan. Besarnya pangsa pasar anggrek dendrobium antara lain disebabkan oleh beberapa hal berikut: 1. Bunga anggrek dendrobium mempunyai aneka macam bentuk, ukuran, dan warna. 2. Bunga anggrek dendrobium yang telah mekar bisa bertahan lebih dari 30 hari (masih berada di dalam pot) dan setiap tangkainya memiliki lebih dari 20 kuntum bunga. 3. Bunga anggrek dendrobium pemeliharannya cukup mudah karena mudah beradaptasi dengan lingkungan baru. 4. Harga jual anggrek dendrobium relatif murah jika dibandingkan dengan jenis anggrek lain. Salah satu pengusaha yang terjun ke bidang ini adalah Setiawan Anggrek yang dikelola oleh Bapak Herman Setiawan, penganggrek di Cilangkap, Jakarta Timur. Setiap bulan, lebih dari 5.000 pot keluar dari kebun miliknya. Seperti lazimnya sebuah perus ahaan, Setiawan Anggrek pun bertujuan untuk dapat melayani
4
pasar anggrek di Indonesia. Dimana selanjutnya GFP (Group Field Project) ini akan menganalisa strategi pemasaran yang dilakukan oleh Setiawan Anggrek.
1.2 Perumusan Masalah Hingga saat ini, banyak nursery yang masih merasa kekurangan supply produk anggrek yang akan dijualnya. Kondisi ini membuka peluang bagi pengembangan usaha anggrek. Namun ada beberapa hal yang dirasakan menjadi permasalah untuk pengembangan usaha Setiawan Anggrek : 1. Penjualan dari Setiawan Anggrek tidak sebanding dengan hasil produksi mereka. Di saat berbagai sumber informasi mengatakan bahwa masih banyak supply anggrek yang diperlukan, Setiawan Anggrek masih belum mencapai titik penjualan seperti yang diharapkan. 2. Dengan semakin banyak munculnya beredar di pasaran dengan
pemain baru di bidang Anggrek yang
produk yang dihasilkan baik dari lokal maupun
internasional, maka persaingan dalam usaha anggrek pun semakin ketat 3. Produk anggrek yang ditawarkan dari usaha Setiawan Anggrek dengan pengusaha anggrek yang lain relatif sama sehingga kurang terdapat diferensiasi produk 4. Belum terdapat informasi apakah faktor – faktor bauran pemasaran 4P Setiawan Anggrek yang dijalankan telah berjalan sesuai dengan harapan
5
1.3 Tujuan Proyek Lapangan Tujuan penelitian yang ingin kami capai dalam pembahasan mengenai strategi pemasaran terhadap produk Anggrek Dendrobium pada proyek GFP ini adalah: 1. Bagaimana meningkatkan penjualan Anggrek dari Setiawan Anggrek 2. Penggunaan sistem distribusi dan sales dalam pencapaian target penjualan 3. Kegiatan promosi dan public relations yang dapat meningkatkan penjualan anggrek di Setiawan Anggrek 4. Memberikan rekomendasi strategi pemasaran untuk meningkatkan market share penjualan Anggrek
1.4
Manfaat
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Sebagai bahan untuk mengetahui keadaan industri Tanaman Hias khususnya Anggrek di Indonesia 2. Sebagai bahan pendukung untuk memberikan masukan strategi pemasaran yang tepat bagi Setiawan Anggrek 3. Sebagai bahan untuk meneliti fa ktor – faktor yang mempengaruhi minat konsumen terhadap produk yang ditawarkan di Industri Tanaman Hias khususnya Anggrek.
6
1.5 Ruang Lingkup Seperti yang telah disepakati oleh GFP Team dan Bapak Herman Setiawan selaku Pengusaha Anggrek di Indonesia, maka dilakukan pembatasan-pembatasan penelitian sebagai berikut: 1. Produk yang akan kami bahas adalah Produk Anggrek yang dihasilkan dari perkebunan Setiawan Anggrek 2. Penelitian akan kami batasi hanya pada lahan Setiawan Anggrek dan dimana melakukan penjualan 3. Data yang akan kami gunakan berasal dari: a. Data Dinas Holtikultura b. Data Setiawan Anggrek c. In.depth interview titik – titik penjualan tertentu yang melakukan penjualan 4. Dalam penelitian, faktor- faktor yang dibahas dari sisi marketing adalah: a. Menganalisis Segmentation, Targeting, dan Positioning untuk usaha Anggrek b. Marketing Mix, bertujuan untuk membantu efektifitas dan efisiensi dari strategi marketing yang telah diterapkan pada produk Anggrek.
2