BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Manusia
dalam
hidupnya
membutuhkan
berbagai
macam
pengetahuan. Sumber dari pengetahuan tersebut ada dua macam yaitu naqli dan aqli. Sumber yang bersifat naqli ini merupakan pilar dari sebagian besar ilmu pengetahuan yang dibutuhkan oleh manusia baik dalam agamanya secara khusus, maupun masalah dunia pada umumnya. Dan sumber yang sangat otentik bagi umat Islam dalam hal ini adalah Al-Qur’an dan Hadits Rasulullah saw.1 At-thibb an-nabawi (Kedokteran Nabi) merupakan konsep yang menekankan pada 2 sumber utama yaitu Ilahiah dan Alamiah. Pengobatan ini dilandasi oleh sebuah keyakinan yang kuat bahwa hakikat penyembuhan yang sebenarnya berasal dari Allah swt yang bersifat Asy-Syafi’ (Maha Pemberi Kesembuhan) serta ketepatan kemujaraban penawar obat menjadi pegangan. Segala penyakit yang berlaku adalah dari Allah dan Allah pula yang sebenarnya menyembuhkan penyakit tersebut.Sementara manusia berikhtiar bersungguh-sungguh menggunakan ilmu yang diberikan Allah kepadanya. Perawatan akan lebih berkhasiat apabila perawat sendiri mempunyai hubungan yang kuat dengan Allah swt. Do’a adalah inti dari At-thibb an-
1
Al-Qaththan, Syaikh Manna’. 2005. Pengantar Studi Ilmu Hadits. Jakarta: Pustaka AlKautsar. Hlm. 19
1
2
nabawi, tawakal merupakan pelengkap, pasien juga didekatkan dengan Allah swt melalui nasehat dan tuntunan beribadah dengan benar serta menjauhi sifat-sifat madzmumah (tercela). Hijamah merupakan cara pengobatan yang dilakukan oleh Nabi dan di anjurkan untuk umatnya melakukan hijamah (bekam). Hijamah telah dikanal di dunia medis modern saat ini, dan digunakan sebagai terapi professional di negara-negara maju dengan sebutan Cupping Therapy, Cupping Operation, atau Oxidant Drainage Operation.2 Hijamah atau bekam sebagai salah satu metode pengobatan tercanggih yang berdasarkan wahyu, belakangan ini kian popular ditengah masyarakat dan mulai diandalkan sebagai solusi dalam mengatasi berbagai problem kesehatan. Bahkan tidak sedikit masyarakat yang mengamalkan bekam secara rutin sebagai tindakan preventif atau merawat kesehatan.Lebih dari itu layanan-layanan terapi bekam bermunculan dimana-mana, didukung pula terbitnya literatur buku dan penulisan tentang bekam dan pengobatan Islami di media-media. Boleh jadi kini merupakan abad kebangkitan kedokteran Islam, AthThibbun Nabawi yang pernah mengalami kejayaan dimasa lampau ditengah dilematik kedokteran konvensional serta keputusan medis modern. Hijamah atau di negeri ini lebih dikenal dengan istilah bekam (blood cupping), atau ada juga yang menyebut cantuk/canduk (jawa), kop, bekop (padang), candok (Palembang). Hijamah yang berasal dari kata Al Hijmu berarti menghisap 2
Diktat Pendidikan, Program Pendidikan Jurusan Kedokteran Islam (Ath-Thibb An-Nabawi), Bekam Center Indonesia Dan MA Dr Ibnu Mas’ud Wiradesa Pekalongan
3
atau menyedot. Sedangkan Al-Muhjam atau Al Mihjamah merupakan alat untuk membekam berupa gelas untuk menampung darah yang dikeluarkan dari permukaan kulit, atau gelas yang mengumpulkan darah hijamah. Bekam juga dimaknai menghisap darah abnormal atau mengeluarkan materi unsur racun/toksin dari permukaan kulit tubuh menggunakan tusukan jarum atau penyayat dengan ujung pisau. Dalam kitab-kitab arab pengertian bekam adalah mengeluarkan darah dari kulit dengan cara menghisap, kemudian penyayatan ringan pada permukaan kulit, kemudian dilakukan penghisapan lagi agar darah bisa keluar dan menimbulkan kesembuhan dengan izin Allah swt.3 Termasuk bekam adalah pengobatan dengan cara menghisap permukaan kulit, sehingga daerah dan segala sesuatu yang berada dibawah kulit akan ikut tersedot dan membanjiri daerah yang dihisap tersebut, dan terjadilah fenomena pengumpulan darah. Cara-cara demikian juga di praktekkan di Griya Bekam & Herbal Syah Asror yaitu tempat pengobatan alternatif dan ilmiah di depan Puskesmas jalan Warungasem No.17 Batang. Pengobatan dengan bekam dan ramuan alami sudah melekat dan menjadi sunnah. Terkait dengan ramuan herbal yang digunakan di pengobatan alternatif Griya Bekam & Herbal Syah Asror bekerja sama dengan PT. Naturindo Fresh yang menawarkan berbagai produk pengobatan dari bahan alami yang terkenal dengan semboyannya The Power of Nature jamu 3
Tabloit Bekam Hidup Sehat Secara Islami &Alami.Edisi 3 Cetakan Ke2 TH.2. 2011. Hlm.
18-19
4
Indonesia untuk semua. Pemilik Griya Bekam & Herbal Syah Asror bernama Bapak Drs. M. Helmi Asror SH.CN.SP.B. sebagai Tabib atau orang yang mengobati para pasien, karena beliau dalam menjalankan hidupnya hanya ingin menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain untuk mencapai kesuksesannya serta ditemani para karyawanya yang sudah mahir dalam praktek bekam dan lain sebagainya. Ada dua jenis bekam yang berkembang, yakni bekam dengan mengeluarkan darah atau disebut bekam basah damiyah/rutbah yang berkembang di tanah Arab, ada pula bekam kering Jaffah tanpa pengeluaran darah yang berkembang di Cina, Eropa dan Amerika. Dalam sejarahnya bekam sudah dikenal sejak 4000 tahun sebelum masehi dalam perkembangannya. Para tabib memekai pedoman titik tertentu di tubuh pasien, dalam menentukan titik mereka menggunakan pedoman dalam lembaran payrus. Di dalamnya telah digambarkan titik-titik ath-tho’ atau at-ta ataupun tun. Di zaman Nabi Muhammad saw, bekam sudah banyak dikerjakan para sahabat. Bahkan menjadi dan kebiasaan mereka. Rasulullah saw selain memerintahkan umatnya untuk berobat dengan hijamah, juga memberikan petunjuk tempat-tempat yang sangat baik untuk dibekam. Beberapa area bekam yang disunnahkan Rasulullah saw antara lain dan lainnya Ummu Muqits (puncak kepala), Akhda’ain (dua urat leher), Al-Kahil (punuk/tengkuk), Al-Khadain (bahu), Belikat, Ala Warik (pinggang).4
4
Wawancara Kepada Drs. M. Helmi Asror SH.CN.Sp.B. Yang Merupakan Kepala Dan Tabib Di Griya Bekam&Herbal Syah Asror.Pada Sabtu 8 Agustus 2015 jam 09.00 WIB
5
Di Griya Bekam & Herbal Syah Asror Warungasem Batang tidak hanya membuka praktek bekam saja, tetapi melayani gurah, cek kesehatan, refleksi dan ruqyah. Ada pun macam-macam bekam yang di praktekkan di Griya Bekam & Herbal Syah Asror Warungasem Batang sebagai berikut: 1. Bekam Kesehatan atau Kebugaran 2. Bekam Penyakit 3. Bekam Kecantikan 4. Bekam Stamina Pria Di era sekarang ini tidak sedikit masyarakat lebih memilih melakukan pengobatan alternatif dari pada pengobatan medis. Dasar pengobatan bekam di Griya Bekam & Herbal Syah Asror Warungasem Batang dengan berpedoman terhadap hadits-hadits Nabi saw. Sekian banyak pasien yang bekam di Griya Bekam & Herbal Syah Asror Warungasem Batang dan bagaimana hasilnya, telah membuktikan secara nyata bahwa memang hijamah adalah baik, yang tidak hanya efektif mengobati berbagai penyakit ringan. Sunnah Nabi saw tentang berbagai penyakit kronis, menjadi bahan perbincangan para pakar kedokteran dan pengobatan modern, seperti penyakit kanker dan reumatik maupun penyakitpenyakit
lainnya.
Memang
hadits–hadits
Nabawi
tentang
masalah
pengobatan ini hanyalah setitik air di tengah lautan. Tapi nyatanya para pakar kedokteran tak mampu menyelaminya dan akal mereka seakan lumpuh.
6
Ketika hendak melaksanakan bekam sebagai sunnah Nabi saw, Bapak Drs. M. Helmi Asror SH.CN.SP.B. menyuruh pasiennya untuk membaca Syahadatain, Istighfar, Sholawat dan berdo’a selama proses bekam serta membaca do’a untuk penyembuhan yang berbunyi:
ِ ِ َّاس وا ْش ِ ت الش ِ ب الن َّاِف الَ ِش َفاءَ إِالَّ ِش َف ُاؤ َك الَ يُغَ ِاد ُر َس َق ًما َّ س َر َ ْف فَأَن ْ أَ ْذه َ ْب الْبَأ “Singkirkanlah penyakit wahai Rabb manusia, sembuhkanlah karena Engkaulah
Yang
Menyembuhkan,
tiada
kesembuhan
melainkan
kesembuhan-Mu, suatu kesembuhan yang tidak meninggalkan rasa sakit.” Maka dalam tulisan ini, penulis bermaksud untuk meneliti cara pelaksanaan bekam atau hijamah yang dipraktekkan di Griya Bekam & Herbal Syah Asror Warungasem Batang. Maka dari itu penulis memberi judul
dengan
tema
“IMPLEMENTASIHADITS
TENTANG
HIJAMAHSTUDI KASUS DI GRIYA BEKAM & HERBAL SYAH ASROR WARUNGASEM BATANG”. B. Rumusan Masalah 1. Hadits apa saja yang menjelaskan tentang hijamah atau bekam ? 2. Bagaimana implementasi hadits tentang bekam di Griya Bekam & Herbal Syah Asror Warungasem Batang ? 3. Bagaimana makna hijamah bagi Hajim dan pasien di Griya Bekam & Herbal Syah Asror Warungasem Batang ? C. Tujuan Masalah 1. Untuk mengetahui hadits-hadits yang menerangkan tentang hijamah.
7
2. Untuk mengetahui implementasi hadits tentang bekam di Griya Bekam & Herbal Syah Asror Warungasem Batang. 3. Untuk mengetahui makna hijamah bagi Hajim dan pasien di Griya Bekam & Herbal Syah Asror Warungasem Batang. D. Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan khasanah bagi ilmu pengetahuan, khususnya tentang hadits bekam atau hijamah dan praktek bekam di Griya Bekam & Herbal Syah Asror Warungasem Batang Pekalongan. 2. Kegunaan Praktis a. Bagi Griya Bekam & Herbal Syah Asror Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan pedoman bagi semua orang yang berkecimpung di Griya Bekam & Herbal Syah Asror Warungasem Batang. b. Bagi Peneliti dan Pembaca Sebagai tambahan pengetahuan dan wawasan pengalaman yang luas bagi peneliti dan pembaca. E. Tinjauan Pustaka Sejauh pengetahuan penulis, dari beberapa literatur yang penulis baca terdapat beberapa buku, serta penelitian-penelitian yang telah membahas tentang pengobatan melalui hijamah dengan kajian yang berbeda-beda baik
8
melalui kajian kitab ataupun lapangan. Akan tetapi sebagian penelitian menggunakan metode library research, diantaranya: Skripsi oleh Hamidah dengan judul Pengaruh Terapi Bekam Terhadap Kesehatan Psikis (Studi Analisis Pusat Kesehatan Holistik “Zahra” Kota Semarang) tahun 2008 Program Studi Ilmu Ushuluddin Jurusan Tasawuf Psikoterapi. Hamidah menyimpulkan p bahwa terapi bekam merupakan
salah
satu
terapi
yang
memiliki
kelebihan
tersendiri
dibandingkan dengan terapi pengobatan alternatif lain. Kelebihan yang pertama adalah adanya jaminan halal berdasarkan anjuran Nabi Muhammad saw kepada umat Islam untuk menjadikan terapi bekam sebagai terapi pengobatan. Oleh karena itu, menurut penulis, perlu adanya pengembangan, baik berwujud sosialisasi pemanfaatan sebagai terapi pengobatan maupun pelatihan keilmuannya. Sosialisasi pemanfaatan penelitian terapi bekam secara tidak langsung juga menjadi bagian dari ibadah umat Islam, yakni sebagai perwujudan pelaksanaan sunnah Rasulullah saw. Skripsi oleh Haryono dengan judul Hijamah (bekam) Menurut Hadits Nabi saw (Studi Tematik Hadits) tahun 2008 Program Studi Ilmu Ushuluddin. Hasil kesimpulan dari Haryono adalah memperkenalkan salah satu metode pengobatan yang dianjurkan oleh Rasulullah saw kepada kaum muslimin dan telah terbukti dalam mengobati berbagai penyakit. Kemudian yang perlu diingat bahwa hijamah (bekam) hanyalah sarana untuk mengobati penyakit, akan tetapi pada hakikatnya yang menyembuhkan adalah hanya Allah swt.
9
Skripsi oleh Mukhsinin dengan judul Perbedaan Kadar Asam Urat Sebelum
dan
Sesudah
Terapi
Bekam
Basah
(Hijamah)tahun2012.
Kesimpulan yang di dapat dari Mukhsinin adalah: a. Pada penelitian ini didapatkan respon kadar asam urat yang berbeda-beda sesudah bekam dimana sekitar 6% responden memiliki kadar asam urat yang cenderung tetap, 38% responden terjadi penurunan kadar asam urat dan sebagian besar responden sekitar 56% mengalami kenaikan kadar asam urat sesudah bekam. b. Tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara kadar asam urat sebelum dan sesudah bekam jika hanya diamati dalam satu waktu. c. Bekam merupakan perbuatan yang baik, Nabi Muhammad saw memperboleh berbekam dengan kata lain bekam bukan suatu kewajiban bagi umat muslim namun merupakan pilihan alternatif dalam metode pengobatan jika terbukti secara ilmiah. Berdasarkan beberapa pustaka di atas dapat di ketahui bahwasannya belum ada yang melakukan pembahasan mengenai implementasi hadits tentang hijamah sebagaimana yang penulis laksanakan di Griya Bekam & Herbal Syah Asror Warungasem Batang. Perbedaan dari penelitian sebelumnya yaitu implementasi hadits tentang hijamah dengan menggunakan pendekatan living hadits. Oleh karena itu, menurut penulis, penelitian ini sangat signifikan untuk dilakukan sebagai usaha untuk menambah wacana khususnya mengenai implementasi hadits tentang bekam.
10
F. Landasan Teori Dalam penelitian ini, peneliti fokus pada masalah IMPLEMENTASI HADITS TENTANG HIJAMAH (STUDI KASUS DI GRIYA BEKAM & HERBAL SYAH ASROR WARUNGASEM BATANG) Penelitian ini termasuk Living Hadits, karena penelitian ini memberikan perhatian pada respon masyarakat terhadap hadits Nabi saw. Bagi umat Islam, al-Qur’an dan Hadits merupakan kitab suci yang menjadi dasar dan pedoman dalam menjalani kehidupan mereka. Dalam kehidupan sehari-hari mereka umumnya telah melakukan praktik resepsi terhadap al-Qur’an dan hadits, baik dalam bentuk membaca, memahami dan mengamalkan, maupun dalam bentuk resepsi sosio-kultural. Berbagai bentuk dan model praktik resepsi dan respon masyarakat dalam mempelakukan dan berinteraksi dengan hadits itulah yang disebut dengan living hadits di tengah kehidupan masyarakat.5 Sesuai dengan jenis penelitian maka teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah fenomenologis yaitu berusaha memehami perilaku manusia dari segi kerangka berfikir maupun bertindak sebagai orang yang aktif menciptakan kehidupan sosialnya sendiri, tidak memandang individu secara statis dan terpaksa dalam bertindak, melainkan memiliki strategi bertindak yang tepat bagi dirinya sendiri, sehingga memerlukan pengkajian yang mendalam. 6
5
Abdul Mustaqim. Metode Penelitian Al-Qur’an Dan Tafsir. (Yogyakarta: Idea Press, 2014) Hlm. 103-104. 6 Aslicati, lilik, et al, 2009, Metode Penelitian Sosial, Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka Departemen Pendidikan Nasional, Hlm. 3
11
Karena pandangan fenomenologis tidak berasumsi bahwa peneliti mengetahui arti sesuatu bagi orang-orang yang sedang diteliti, maka penekanannya pada aspek subyektif dari perilaku seseorang dan berusaha masuk ke dalam dunia konseptual para subyek yang diteliti sedemikian rupa sehingga mengerti apa dan bagaimana suatu pengertian yang dikembangkan oleh mereka di sekitar peristiwa dalam kehidupan sehari-hari.7Melalui teori tersebut memungkinkan peneliti untuk dapat memahami fenomena kegiatan pengobatan bekam yang dilaksanakan di Griya Bekam & Herbal Syah Asror Warungasem Batang. Kehadiran praktek bekam di Griya Bekam & Herbal Syah Asror di samping masyarakat yang melayani pengobatan bekam, disana pula melayani berbagai pengobatan dengan cara yang lain, seperti Gurah, Ruqyah, Refleksi dan lain sebagainya. Dengan demikian, penulis mencoba menganalisis bagaimana cara bekam yang dilakukan di Griya Bekam & Herbal Syah Asror dan melakukan observasi terhadap beberapa pasiennya serta dikaitkan dengan hadits yang menjadi pegangan dalam melaksanakan praktek bekam. G. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yaitu penelitian yang mencoba merekam fakta yang ada dilapangan dengan pengamatan dan wawancara secara langsung kepada siapa saja yang 7
Lexy J Maleong, 2005, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, Hlm. 31
12
dianggap terlibat. Yaitu peneliti terjun langsung ke lapangan untuk mengetahui proses bekam yang di praktekkan di Griya Bekam & Herbal Syah Asror. 2. Pendekatan Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan living hadits. Sebagaimana sudah dijelaskan oleh Soekamto, bahwa penelitian dalam ilmu pengetahuan empiric pada umumnya bertujuan untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran. Sehingga penulis menggunakan pendekatan tersebut sebagai alat untuk menganalisa anjuran hijamah yang dipraktekkan di Griya Bekam & Herbal Syah Asror Warungasem Batang. 3. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan, tulisan, dan perilaku yang diamati dan diambil dari perilaku (subyek) dan masyarakat sekitar.8 Metode penelitian kualitatif oleh Bagdon dan Taylor, diartikan sebagai prosedur penelitian dan menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dari perilaku yang diamati.9 Oleh karena itu, penulis merasa perlu menggunakan metode kualitatif, yaitu penelitian yang difokuskan pada gejala-gejala umum yang ada didalam kehidupan manusia. 8
Basrowi&Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif(Jakarta: Rineka Cipta, 2008), Hlm. 1. Lexy J. Maleong. Metode Penelitian Kualitatif(Bandung: Remaja Rosdakarya. 2006), Hlm. 4.
9
13
4. Subyek Penelitian Subyek dalam penelitian yang penulis laksanakan dapat dikelompokkan menjadi dua bagian.Pertama, subyek yang berkaitan dengan tempat dimana dalam penelitian ini yang menjadi subyeknya adalah Tabib di Griya Bekam & Herbal Syah Asror yaitu Drs. H. M. Helmi Asror SH.CN.SP.B.kedua, subyek penelitian yang berkaitan dengan sumber informasi data yang dibutuhkan yaitu pelaksanaan bekam di Griya Bekam & Herbal Syah Asror. H. Lokasi Penelitian Penentuan lokasi sangat penting dalam sebuah penelitian, untuk menentukan lokasi terlebih dahulu meninjau lokasi dan menjalin komunikasi yang baik dengan informan penelitian. Lokasi penelitian terdiri dari tempat, pelaku dan kegiatan. Dalam penelitian ini lokasi yang dipilih adalah Griya Bekam & Herbal Syah Asror Warungasem Batang. Sedangkan pelaku dan kegiatannya adalah Bapak Drs. M. Helmi Asror SH.CN.SP.B. sebagai tabib dan para pasien yang telah menjadi pasien di Griya Bekam & Herbal Syah Asror Warungasem Batang. 1. Sumber Data Penelitian ini merupakan penelitian lapangan, sehingga sumber data yang digunakan terdiri dari dua sumber, yaitu: a. Sumber data primer, yaitu sumber data utama yang langsung berhubungan dengan pembahasan judul, yaitu: seluruh civitas di Griya Bekam & Herbal Syah Asror Warungasem Batang.
14
b. Sumber data sekunder, merupakan sumber data utama yang tidak langsung berhubungan dengan pembahasan judul, seperti melacak sumber-sumber lain yang relevan, yaitu buku-buku, jurnal, majalah, dan lain-lain. 2. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan beberapa metode, diantaranya : a. Observasi Suatu teknik atau cara pengumpulan data dengan melakukan pengamatan terhadap bekam yang dipraktekkan di Griya Bekam & Herbal Syah Asror Warungasem Batang. Metode ini digunakan untuk mengamati langsung proses hijamah dengan para tabib di lingkungan Griya Bekam & Herbal Syah Asror Warungasem Batang. b. Interview Percakapan
yang
dilakukan
dengan
maksud
tertentu.
Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak yaitu, wawancara (interviwer)dan wawancara (interviwee). Metode ini digunakan untuk memperoleh informasi-informasi tentang hijamah dari Bapak Drs. M. Helmi Asror SH.CN.SP.B. dan beberapa pasien.
15
c. Dokumentasi Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.10 Dokumentasi ini dipergunakan untuk memperoleh data mengenai sejarah singkat, letak geografis, keadaan sarana dan prasarana di Griya Bekam & Herbal Syah Asror. 3. Analisis Data Penelitian ini termasuk penelitian Living Hadits, maka yang dihasilkan adalah data yang bersifat kualitatif. Adapun dalam proses penelitian ini, penulis menggunakan teknik data sebagai berikut: a. Analisis data deskriptif, digunakan untuk menjelaskan suatu data, fakta atau pemikiran yang ada, baik mengenai kondisi yang ada atau yang sedang berlangsung. Teknik ini digunakan untuk mendeskripsikan jawaban dari permasalahan penelitian ini terutama pelaksanaan Bekam di Griya Bekam & Herbal Syah Asror Warungasem Batang. b. Analisis data induktif yaitu salah satu cara berpikir dari fakta-fakta yang khusus, peristiwa-peristiwa yang ada, kemudian ditarik kesimpulan yang bersifat umum. Teknik ini digunakan dengan cara berpikir dari faktafakta yang ada mengenai para pasien bekam yang dilakukan di Griya Bekam & Herbal Syah Asror Warungasem Batang.
10
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan,Bandung: Alfabeta, 2008, Hlm. 329
16
I. Sistematika Penulisan Untuk mempermudah dan memahami gambaran secara menyeluruh tentang skripsi ini, penulis membuat sistematika pembahasan beserta garis besarnya, sebagai berikut : Bab I membahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, kajian pustaka, teori yang digunakan, metode penelitian, serta sistematika pembahasan. Isi pokok bab ini merupakan gambaran dari keseluruhan penelitian yang dilakukan. Uraian lebih rinci diuraikan dalam bab-bab selanjutnya. Bab II membahas tentang diskripsi bekam dalam perspektif hadits yang di anjurkan oleh Nabi saw.Meliputi pengertian bekam, sejarah terapi bekam, klasifikasi penyakit yang dapat disembuhkan dengan terapi bekam. Bab III membahas tentang gambaran umum wilayah penelitian yaitu pengobatan alternatif di Griya Bekam & Herbal Syah Asror Warungasem Batang. Dalam bab ini diuraikan tentang letak geografis, sejarah berdirinya, biografi pendirinya serta kegiatannya. Pembahasan dalam bab ini dimaksudkan untuk memberikan keterangan mengenai wilayah Griya Bekam & Herbal Syah Asror Warngasem Batang. Bab IV membahas mengenai hasil penelitian dan pembahasan. Bahasan
dalam
bab
ini,
adalah
hasil
penelitian
yang
berarti
deskripsimengenai pemahaman tabib terhadap praktik bekam di Griya Bekam & Herbal Syah Asror.
17
Bab V merupakan bab penutup, adapun yang terkandung didalamnya adalah kesimpulan atas rumusan masalah, serta saran-saran tentang segala sesuatu yang berkaitan