BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pengertian Pendidikan dalam seni merupakan, pendidikan sikap estetis untuk membantu membentuk manusia seutuhnya yang seimbang dan selaras dalam perkembangan fungsi jiwa, perkembangan pribadi dengan memperhatikan lingkungan sosial, budaya, alam sekitar, serta hubungan dengan tuhan. Pendidikan seni berfungsi untuk mengembangkan kepekaan dan keterampilan melalui kegiatan berapresiasi serta berpengalaman berkarya kreatif, sehingga pendidikan merupakan salah satu media dalam upaya pengembangan diri, dilihat dari sudut pandang peserta didik sebagai warga belajar, pendidikan haruslah mengarah kepada tujuan pendidikan karena tujuan pendidikan itu sendiri dapat memfasilitasi peserta didik untuk mewujudkan diri sebagai manusia dalam kehidupannya Dari kesimpulan di atas bahwa Pendidikan pada dasarnya merupakan salah satu media dalam upaya pengembangan diri, dilihat dari sudut pandang peserta didik sebagai warga belajar, peserta didik dapat memfasilitasi dirinya untuk mewujudkan diri sebagai manusia dalam kehidupannya. Pendidikan haruslah mengarah kepada tujuan pendidikan, artinya bahwa dalam setiap pendidikan peserta didik yang belajar haruslah dibimbing kepada suatu tujuan pendidikan yang terarah dalam upaya mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki masing-masing peserta didik, dalam hal mengembangkan potensi dalam diri 1
peserta didik, pendidikan haruslah ditanamkan sejak usia dini, hal ini dikarenakan bahwa pendidikan usia dini merupakan suatu usaha yang dapat memberikan rangsangan pendidikan dalam membantu perkembangannya. Dari masalah tentang pendidikan yang telah disimpulkan, Sekolah atau sarana pendidikan pun tidak luput dari sifat mutu sekolah itu sendiri, dimulai dari infrastruktur fasilitas sekolah dan bahan ajaran yang di sampaikan. Pihak sekolah dimanapun pasti tidak akan pernah lepas dari harapan seperti diantaranya, bagaimana agar bahan pelajaran yang disampaikan bagi pengajar dapat dikuasai oleh peserta didik secara tuntas, dan agar tidak menjadi jenuh karena konsep ajaran yang diberikan kurang efektif. Setiap anak berhak mendapatkan latihan kepekaan musikal, musik dapat melatih kepekaan mereka terhadap seni pada umumnya serta meningkatkan kepercayaan terhadap lingkungannya. Musik terutama musik yang bernada teratur sangat
memengaruhi
perkembangan
IQ
(Intelligent
Quotient/kecerdasan
intelektual) dan EQ (Emotional Quotiont/kecerdasan emosional). SQ (Spiritual Quotient/kecerdasan spiritual), AQ (Adversity Quotient/ Kecerdasan Mengatasi Kesulitan) seorang anak. Terdapat berbagai macam kompetensi di dalam diri peserta didik. Salah satunya adalah potensi dalam bidang musik. Walaupun potensi ini merupakan sebuah karunia dari Allah SWT, namun potensi tersebut akan sulit terlihat dan dikembangkan apabila tidak ada tindak lanjut yang dilakukan. Pernyataan McAshan dalam Sanjaya (2006:6):
2
“Kompetensi itu adalah suatu pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan atau kapabilitas yang dimiliki oleh seorang yang telah menjadi bagian dari dirinya sehingga mewarnai perilaku kognitif, afektif, dan psikomotoriknya”. Salah satu upaya yang paling tepat untuk mengembangkan bakat dalam bidang musik adalah dengan mengikuti pembelajaran musik di lembaga kursus musik. Adapun yang dimaksud musik disini adalah musik dengan nada yang harmonis. Kendati demikian menurut Elia Wardhani, Mpsi bahwa : “Tidak ada kata terlambat dalam hal mengenalkan dan mengajarkan musik pada anak ini. Hanya saja, mengajarkan musik pada anak sedini mungkin memiliki manfaat yang jauh lebih besar dari pada mengenalkan musik saat anak menginjak usia di atas 10 tahun”. Anak yang telah mengenal musik sejak dini memiliki kepekaan yang jauh lebih besar ketimbang anak yang mengenal musik di atas 10 tahun. Bukan hanya itu, mengenal musik dini pada anak juga dapat membantu anak menjadi diri pribadi mandiri, memperbaiki kontrol motoris, meningkatkan kemampuan bahasa dan berbicara, sekaligus mengontrol emosional dan perkembangan sosial anak. Bermain sambil mengenal alat musik adalah salah satu cara yang bisa dilakukan agar anak bisa mengenal musik, seperti diantaranya pada alat musik modern yaitu gitar elektrik. Pengenalan musik pada anak sebaiknya diberikan jauh sebelum anak mulai belajar memainkan instrument musik, bahkan dapat dimulai sejak dalam kandungan. Menurut Dr. Short bahwa : “sajian musik dapat memberikan pengaruh pada peningkatan prestasi akademik. Hal tersebut ia nyatakan setelah melakukan penelitian terhadap siswa kelas tiga sekolah dasar selama tiga tahun berturut-turut”. Selain itu, Bimmerbob yang menulis artikel pada http://www.echeat.com/essay.php, menuliskan bahwa: “musik dapat meningkatakan konsentrasi, detak jantung, relaksasi, dan proses pembelajaran”.
3
Kendati demikian, tidak ada kata terlambat dalam hal mengenalkan dan mengajarkan musik pada anak ini. Hanya saja, mengajarkan musik pada anak sedini mungkin memiliki manfaat yang jauh lebih besar dari pada mengenalkan musik saat anak menginjak usia di atas 10 tahun. Semakin banyaknya sekolah kursus musik pada saat ini yang terus berkembang, tentunya merupakan suatu tantangan untuk menghasilkan kualitas yang baik pada bidangnya masing-masing khususnya pada pembelajaran gitar elektrik, tujuannya selain untuk menghasilkan siswa yang berprestasi juga agar lebih menarik perhatian masyarakat untuk belajar di tempat kursus musik itu. Maka dari itu penulis memilih salah satu tempat kursus musik yang sangat terkenal di indonesia yaitu Purwacaraka Music Studio. Purwacaraka Music studio adalah salah satu tempat kursus yang siap melatih orang yang memiliki bakat di bidang musik diantaranya siap melatih anak usia dini. Purwacaraka music studio memiliki cabang di cimahi yang merupakan salah satu dari 31 kota di Indonesia dengan 73 cabang tersebar di berbagai kota besar di Indonesia. Purwacaraka music studio ini merupakan salah satu sekolah musik tekenal di Indonesia, pemiliknya bernama Purwacaraka (lahir di Beograd, Yugoslavia, 31 Maret 1960) adalah musisi dan komponis berkebangsaan Indonesia. Purwacaraka
Music
Studio
(PCMS)
telah
menghasilkan
banyak
penghargaan yang diantaranya seperti pada 7-11 Mei di Global Education Festival (GEF) World Festival of Creativity di San Remo, Italia. San Remo yang dikenal sebagai La Citta dei Fiori atau kota bunga, juga menjadi kota festival yang salah satu festivalnya adalah GEF, melibatkan 31 negara, Indonesia salah satunya, 4
adalah grup musik Lantro (Cilandak, Tebet, Bintaro) yang terdiri dari Gaty Prasetyo (vokal), Cindya Ayu (biola), Fariz Setiantoro (bas), Vicky Budiman (gitaris), Daniel Haryo (piano) dan Teuku Adriansyah (drum). Purwacarka mengaku bahwa dengan ketekunan dan kedisiplinan Lantro dapat memukau Pietro Grignani, Freddy Colt, Chris Turner dan Giancarlo Golzi selaku juri dengan penampilan mereka sehingga mereka mendapatkan penghargaan. Motivasi siswa pada gitar elektrik di Purwacaraka music studio cabang cimahi ini sangat besar, dilihat dari banyaknya siswa yang mengikuti kegiatan tersebut. Pembelajaran seni musik biasanya diajarkan melalui kegiatan
atau
pengalaman bermusik (praktek musik). Pada dasarnya diarahkan untuk menumbuhkan kepekaan rasa estetis dan artistik sehingga terbentuk sikap kritis, apresiatif dan kreatif khususnya pada bidang seni musik pada diri siswa secara menyeluruh. Sikap ini hanya mungkin tumbuh jika dilakukan serangkaian proses kegiatan pada siswa yang meliputi kegiatan pengamatan, penilaian, serta penumbuhan rasa memiliki melalui keterlibatan siswa dalam segala aktivitas seni di dalam kelas dan atau di luar kelas. Pada proses pembelajaran, ketiga proses kegiatan tersebut harus merupakan rangkaian aktivitas seni yang harus dialami siswa yang termuat dalam aktivitas mengapresiasi dan aktivitas berkreasi seni. Kegiatan praktek musik dapat meliputi kegiatan mendengarkan, menyanyikan, memainkan dan berkarya. Proses pembelajaran seni musik ini diterapkan dalam proses pembelajaran Gitar Elektrik pada salah satu fasilitas belajar di Sekolah Musik Purwacaraka Cimahi ini. Metode yang dipilih sebagai seorang pengajar harus sesuai dengan tujuan yang dicapai, seperti yang diutarakan oleh : 5
“Surakhmad (1994;58):“Proses belajar mengajar perlu dievaluasi untuk melihat keberhasilannya”. Menurut (Suharsini, 3: 2002) “Evaluasi pada dasarnya merupakan suatu kegiatan penilaian terhadap perubahan yang terjadi pada diri siswa berkaitan dengan kemampuan, pemahaman, atau keterampilan akan sesuatu yang telah dipelajarinya melalui proses belajar mengajar”. Namun pada kenyataannya ternyata proses pembelajaran yang dilakukan guru banyak mengandung kelemahan, sehingga tingkat keberhasilan siswa kurang memuaskan. Kurangnya kesadaran guru terhadap pentingnya evaluasi, antara lain dapat dilihat dari kurangnya intensitas evaluasi yang dilakukan guru”. Metode pembelajaran musik yang tepat merupakan hal penting di dalam pembelajaran seni, hal ini dikarenakan karakteristik pembelajaran seni dengan pelajaran lainnya berbeda. Kegiatan belajar mengajar dituntut tercapainya dua aspek yaitu aspek teori dan aspek praktek. Gabungan teori dan praktek merupakan salah satu strategi yang tepat, penggunaan metode yang benar dan tepat sangat berpengaruh pada keberhasilan serta tujuan yang akan dicapai dari proses belajar mengajar tersebut. Metode pembelajaran merupakan salah satu dari komponenkomponen utama yang berpedoman pada kurikulum. Dengan berpedoman pada kurikulum, interaksi pendidikan antara guru dan siswa berlangsung. Pembelajaran
Gitar
Elektrik
merupakan
suatu
wahana
untuk
mengembangkan dan menyalurkan kretivitas siswa pada bidang musik. Gitar merupakan alat musik yang praktis dan disukai banyak orang. Hampir semua aliran musik menggunakan gitar dan banyak orang senang berimprovisasi dengan alat musik gitar. Penulis tertarik untuk meneliti pembelajaran yang dilakukan oleh guru atau pelatih gitar elektrik bagi anak di bawah usia 10 tahun (usia dini) di Purwacaraka Music Studio karena, materi bahan ajar belum ada yang standar digunakan terhadap anak usia 10 tahun, sehingga dalam mempersiapkan, 6
menguasai dan memahami materi serta metode yang digunakan, pengajar perlu adanya adaptasi terhadap anak usia di bawah usia 10 tahun ini, dalam membangkitkan minat untuk mengikuti pembelajaran Gitar Elektrik di Sekolah Musik Purwacaraka Cimahi ini . Oleh karena itu dalam penelitian ini penulis memilih judul PROSES PEMBELAJARAN GITAR ELEKTRIK BAGI ANAK USIA DI BAWAH 10 TAHUN (USIA DINI) DI PURWACARAKA MUSIC STUDIO CIMAHI Peneliti berharap dengan adanya penelitian ini masalah-masalah atau gejala-gejala yang menghambat proses kegiatan pembelajaran Gitar Elektrik di Sekolah Musik Purwacaraka Cimahi dapat teratasi hingga mampu memberikan solusi yang baik terhadap Pelatih dalam kegiatan pembelajaran gitar elektrik ini. B. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “Bagaimanakah pembelajaran Gitar Elektrik Di Sekolah Musik Purwacaraka ini apakah suda berjalan secara efektif”? dilihat dari segi banyaknya minat masyarakat mengikuti pembelajaran musik di Sekolah Musik Purwacaraka khususnya alat music Gitar Elektrik Sesuai dengan apa yang diterangkan dalam pembahasan latar belakang tersebut di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini yakni: Bagaimanakah proses pembelajaran gitar elektrik di sekolah musik purwacaraka cabang cimahi ini?. Agar peneliti tepat pada sasaran, maka permasalahan yang akan dikaji dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut :
7
1.
Bagaimana pemilihan materi dalam proses pembelajaran gitar elektrik bagi anak usia 10 tahun (usia dini) sudah disesuaikan dengan kemampuan siswa?
2.
Bagaimanakah tahapan pembelajaran gitar elektrik bagi anak usia 10 tahun (usia dini) agar dapat mengikuti pelajaran yang diberikan oleh pengajar?
3.
Bagaimana kemampuan siswa setelah menempuh pembelajaran gitar elektrik dalam waktu yang singkat?
C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk dapat mengetahui dan mendeskripsikan tentang materi dan metode pembelajaran gitar elektrik untuk usia dibawah 10 tahun di sekolah musik purwacaraka cimahi yaitu sebagai berikut : 1. Mengetahui materi pembelajaran gitar elektrik untuk usia dibawah 10 tahun yang digunakan di sekolah musik Purwacaraka. 2. Mengetahui tahapan pembelajaran pengajar mengatasi masalah yang dialami oleh murid agar dapat mengikuti pelajaran yang diberikan oleh pengajar. 3. Mengetahui kemampuan siswa setelah menempuh pembelajaran gitar elektrik dalam waktu yang singkat.
D. Manfaat Penelitian Setelah penelitian ini selesai dilakukan diharapkan dapat bermanfaat dan mempunyai nilai guna, juga sebagai bahan acuan bagi: 8
1. Guru Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan proses pembelajaran sesuai dengan pengalaman untuk mencapai suatu tujuan mengajar. 2. Peneliti Mendapat pemahaman tentang metode pembelajaran yang tepat, sesuai dengan tujuan yang ingin di capai. 3. Siswa Untuk lebih mengembangkan bakat musik yang dimiliki.
4. Jurusan Seni Musik Memberikan informasi pengetahuan dan meningkatkan wawasan, serta dijadikan bahan pengembangan metode pembelajaran gitar elektrik.
E. Definisi Operasional 1. Metode Cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang telah ditentukan. 2. Pembelajaran secara efektif Mendapatkan hasil proses pembelajaran yang baik sesuai dengan tujuan yang diharapkan. 3. Gitar listrik Gitar listrik adalah sejenis alat petik rata-rata memiliki enam senar dengan urutan bunyinya E-B-G-D-A-E di hitung dari senar paling kecil hingga tebal, 9
menggunakan beberapa pickup untuk mengubah bunyi atau getaran dari string gitar menjadi arus listrik yang akan dikuatkan kembali dengan menggunakan seperangkat amplifier dan loud speaker. Suara gitar listrik dihasilkan dari getaran senar gitar yang mengenai kumparan yang ada di body gitar yang biasa disebut “pick up”. Terkadang sinyal yang keluar dari pickup diubah secara elektronik dengan gitar effect sebagai reverb ataupun distorsi.
F. Asumsi Pembelajaran gitar elektrik bagi anak usia dini di Purwacaraka Music Studio menggunakan berbagai metode dan media yang cukup efektif, apabila digunakan dalam pembelajaran gitar sesuai dengan kebutuhan anak usia dini.
10