1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengembangan bisnis syariah di beberapa negara Islam dimulai pada dunia perbankan. Pakistan tahun 1979 bidang syariah dengan menghapuskan sistem bunga, Mesir mendirikan Islamic Bank dan beroperasi Maret 1978, siprus mendirikan Faisal Islamic Bank Of kibris beroperasi tahun 1983, Kuwait mendirikan Kuwait Finance House Tahun 1977, Uni Emirat Arab mendirikan Dubai Islamic Bank tahun 1975 dan Malaysia mendirikan Bank Islam Malaysia Berhad Tahun 1983, sedangkan di Indonesia kita ketahui memulai pembukaan bisnis syariah pada Tahun 1992 dengan mendirikan Bank Muamalat Indonesia.1 Perbankan syariah yang berfungsi sebagai lembaga perantara keuangan, juga melakukan transaksi-transaksi yang sama halnya dengan perbankan konvensional. Dana yang dihimpun oleh lembaga keuangan syariah dari masyarakat yang kelebihan dana akan disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan dana, sehingga akan terciptalah suatu proses pembangunan ekonomi bagi masyarakat. Lembaga keuangan terbagi menjadi dua yaitu lembaga keuangan bank dan lembaga non bank. Lembaga keuangan yang non bank diantaranya adalah BMT. BMT merupakan lembaga yang bergerak dalam bidang keuangan yang memegang
1
Muhammad Yusuf dan Wiroso, Bisnis syariah Edisi 2, Jakarta, Mitra wacana media, 2011 , hal, 1.
2
peran penting dalam memenuhi kebutuhan masyarakat kecil. BMT merupakan jalan alternatif bagi masyarakat kecil yang kelebihan dana dan kekurangan dana. Kehadiran BMT sebagai pendatang baru dalam dunia pemberdayaan masyarakat yang melalui sistem simpan pinjam syariah dimaksudkan untuk menjadi alternatif yang lebih inovatif dalam jasa keuangan. Sifat usaha BMT yang berorentasi pada bisnis dimaksudkan agar pengelolaan BMT dapat dijalankan secara profesional, sehingga mencapai tingkat efisiensi tertinggi. Aspek bisnis BMT menjadi kunci sukses mengembangkan BMT dari sinilah BMT akan mampu memberikan bagi hasil yang kompetitif kepada para deposanya serta mampu meningkatkan kesejahteraan para pengelolaan sejajar dengan lembaga lain.2 BMT sebagai salah satu lembaga keuangan yang diharapkan dapat ikut membantu mengurangi kesulitan ekonomi masyarakat yaitu salah satunya dengan memberikan bantuan pinjaman modal kepada masyarakat kecil untuk dapat melakukan usaha dan dapat meningkatkan pendapatan. Dana merupakan suatu permasalahan pokok yang selalu ada dalam setiap usaha, terutama bagi masyarakat kecil. Dalam hal ini, keberadaan BMT dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat kecil yang kelebihan dan kekurangan dana. BMT merupakan lembaga keuangan yang berprinsip syariah dan harus memiliki strategi fungsional yang baik, terutama dalam pengelolaan keuangannya. Karena dalam pengelolaan keuangan tersebut terkait dengan kepercayaan masyarakat terhadap dana yang dititipkan. Dengan demikian BMT harus dapat
2
hal.120.
Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Wa Tamwil, Yogyakarta : UII Pres, 2004,
3
mengelola keuangan dari masyarakat dengan baik agar BMT maupun masyarakat dapat memperoleh keuntungan (profit). Sebagai lembaga keuangan yang dikelola secara professional, maka BMT harus menganut prinsip manajemen. Oleh karenanya, BMT tidak bisa dikelola hanya dengan bekal semangat saja. Setiap insan BMT harus mengikuti trend perkembangan lingkungan bisnisnya, sehingga tidak ketinggalan. BMT sebagai organisasi bisnis yang juga berfungsi sosial harus dikelola dengan mengacu pada prinsip manajemen tersebut, yang tentu saja dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan organisasi.3 Bagi hasil pada bank syariah sering disebut sebagai pengganti bunga pada bank konvensional, hanya bedanya apabila dalam bagi hasil keuntungan yang diperoleh bersifat fluktuatif artinya tergantung dari kondisi usaha yang telah dijalankan. Oleh karena itu bank syariah harus seoptimal mungkin untuk mengelola dana pihak ketiga yang tentunya tanpa melanggar aspek kesyariahan agar bagi hasil yang didapatkan akan meningkat, karena dengan hal ini nasabah akan tertarik untuk menyinpan dananya dan bank juga akan lebih mudah untuk mendapatkan modal berupa dana pihak ketiga dari para nasabah penyimpan. Selain itu dengan meningkatnya profitabilitas bank maupun nasabahnya, hal itu menunjukan bahwa kinerja perbankan khusunya perbankan syariah yang tinggi. Sebagai lembaga yang penting dalam perekonomian maka perlu adanya pengawasan kinerja yang baik oleh regulator perbankan. Salah satu indikator untuk
menilai
3
kinerja
Ibid, hlm.135
keuangan
suatu
bank
adalah
melihat
tingkat
4
profitabilitasnya. Hal ini terkait sejauh mana bank menjalankan usahanya secara efisien. Efisiensi diukur dengan membandingkan laba yang diperoleh dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba. Semakin tinggi profitabilitas suatu bank, maka semakin baik pula kinerja bank tersebut. Dan untuk meningkatkan nilai profitabilitas dapat ditempuh dengan melakukan maksimalisasi keuntungan yang diperoleh bank melalui optimalisasi struktur pembiayaan yang disalurkan bank kepada nasabahnya.4 Untuk menilai profitabilitas suatu perusahaan dengan melakukan berbagai alat analisis, tergantung dari tujuan analisisnya. Analisis profitabilitas memberikan bukti
pendukung mengenai
kemampuan perusahaan
untuk
memperoleh laba dan sejauh mana efektivitas pengelolaan perusahaan. Alat-alat analisis yang sering digunakan untuk analisis profitabilitas.
Indikator
kemampuan menghasilkan laba dapat diukur dengan Return On Equity yaitu rasio yang berguna untuk menunjukkan kemampuan lembaga untuk menghasilkan laba bersih dari penggunaan modal yang ditanamkan. Kemampuan menghimpun dana menunjukkan kemampuan lembaga keuangan memberikan pembiayaan produktif dari hasil penghimpunan dana masyarakat, dihitung berdasarkan perbandingan atas simpanan yang berhasil dihimpun dari masyarakat dengan pembiayaan produktif yang dikeluarkan ke masyarakat. Menurut teori klasik, simpanan atau tabungan adalah fungsi dari tingkat bunga. Semakin tinggi suku bunga maka semakin tinggi keinginan masyarakat untuk menabung, ini berarti pada tingkat bunga yang tinggi masyarakat akan lebih 4
Jamal Lulail Yunus, Manajemen Bank Syariah Mikro, Malang, UIN-Malang Press, 2009, hlm.39.
5
terdorong untuk mengorbankan konsumsinya guna menambah tabungan.5 Simpanan Mudharabah yaitu simpanan pihak ketiga yang penarikanya dapat dilakukan setiap saat atau beberapa kali sesuai perjanjian,atau keseluruhan dana pihak ketiga yang terdiri dari tabungan dan deposito Mudharabah di Bank Syariah dengan satuan tetapan bertbentuk rupiah. Mudharabah memiliki dua bentuk, yakni mudharabah mutlaqah dan mudharabah muqayyadah, perbedaan utamanya di antara keduanya terletak pada ada atau tidaknya persyaratan yang diberikan pemiliknya dana kepada bank dalam mengelola hartanya.6 Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, artinya bank dalam hal ini menjadi tempat menyimpan uang atau tempat berinvestasi bagi masyarakat. Tujuan utama masyarakat menyimpan uangnya dibank adalah untuk keamanan uangnya. Tujuan kedua biasanya adalah untuk melakukan investasi dengan harapan akan memperoleh bunga atau bagi hasil dari simpananya. Sedangkan tujuan lainya untuk memudahkan dalam transaksi pembayaran, oleh sebab itu, untuk memenuhi tujuan diatas maka secara umum jenis simpanan di bank adalah terdiri dari simpanan Giro, simpanan tabungan, simpanan deposito. Semakin besar simpanan yang ada dalam suatu lembaga keuangan, maka semakin besar pula bagi hasil yang akan diterima oleh nasabah. Secara ekonimis, suatu perusahaan didirikan pada umumnya unutk mendapatkan keuntungan. Begitu juga dengan BMT, sebagai lembaga keuangan BMT berperan melaksanakan tugas-tugas keuangannya. Sehubungan dengan tugas-tugasnya tersebut, BMT berhak mendapatkan imbalan atau jasa-jasanya 5 6
Nopirin, Ekonomi Moneter, Yogyakarta : BPEE, 2000, hal 71. Ibid, hal.299.
6
yang berupa keuntungan atau laba. Keuntungan merupakan potensi bagi perusahaan untuk menjaga kontinunitas operasionalnya bahkan perkembangan hidupnya. Tingkat bagi hasil yang ditetapkan oleh lembaga keuangan biasanya lebih besar dibandingkan tingkat bagi hasil yang diberikan kepada nasabah yang menempatkan dana dilembaga keuangan. Tingkat bagi hasil pembiayaan yang dibebankan lembaga keuangan kepada peminjam merupakan pendapatan bagi lembaga keuangan. Bila lembaga keuangan dapat menutup biaya yang harus dipikulnya dan menghasilkan laba maka lembaga keuangan bisa tumbuh dengan sehat. Dalam penelitian ini dipilih di KJKS BMT Bahtera pekalongan karena KJKS BMT BAHTERA Pekalongan yang merupakan lembaga simpan pinjam syari’ah sejak tahun 1995 sampai saat ini, mampu menghimpun dana Simpanan dan Simpanan berjangka dari para anggota dan calon anggota yang mengalami perkembangan pesat. Selain itu wilayah kerja operasional KJKS BMT Bahtera tidak hanya di wilayah Pekalongan saja tetapi dapat menjangkau seluruh wilayah Propinsi Jawa Tengah. Selain itu lembaga keuangan ini telah berbagai penghargaan pada tahun 2008, tepatnya 31 Oktober 2008, KJKS BMT BAHTERA mendapat penghargaan dari Menteri perumahan Rakyat RI, berupa penghargaan Nasional “ADI UPAYA PURITAMA” (Lembaga mikro Syari’ah terbaik Pelopor pelaksanaan Program KPRS Syari’ah mikro bersubsidi). Pada tahun 2009, KJKS BMT BAHTERA untuk KEDUA KALINYA mendapat penghargaan dari Menteri perumahan
7
Rakyat RI, berupa penghargaan Nasional “ADI UPAYA PURITAMA” (Lembaga mikro Syari’ah terbaik Pelopor pelaksanaan Program KPRS Syari’ah mikro bersubsidi). Mendapat predikat Koperasi sehat dari Kantor Dinas Koperasi dan UMKM Prop. Jateng. Kemudian yang terbaru mendapat sertifikasi standarisasi ISO 9001 2008.7 Berikut data empiris mengenai
nasabah simpanan mudharabah dan
simpanan mudharabah berjangka pertahun dari tahun 2010-2013. Tabel 1.1 Data Laporan Pertahun Jumlah Nasabah Simpanan Mudharabah KJKS BMT Bahtera Pekalongan Periode 2010-2013.8 Jumlah Nasabah simpanan mudharabah Nasabah simpanan mudharaah berjangka
2010 9.404 Orang
2011 9.629 Orang
2012 8.985 Orang
2013 9.151 Orang
358 Orang
369 Orang
452 Orang
386 Orang
(Sumber: Laporan Keuangan Pertahun KJKS BMT Bahtera 2010-2013, data diolah)
Dari data di atas dapat dilihat bahwa nasabah simpanan mudharabah dari tahun 2010-2011 mengalami peningkatan sebesar 222 nasabah kemudian tahun 2011-2012 menurun pesat sebesar 644 nasabah tetapi pada tahun 2013 meningkat lagi sebesar 166 nasabah. Ini berati nasabah simpanan mudharabah tertinggi terdapat pada tahun 2011 dan terendah pada tahun 2012. Sedang dari nasabah
7 8
KJKS BMT Bahtera, SOP(Standar Operasional). Laporan Keuangan KJKS BMT Bahtera Pekalongan 2010-2013
8
simpanan mudharabah berjangka dapat dilihat bahwa dari tahun 2010-2012 nasabah selalu meningkat namun tahun 2013 nasabah mengalami penurunan. Tabel 1.2 Data Porsi Bagi Hasil Simpanan Mudharabah Yang di Bagi dan Rasio Keuangan KJKS BMT Bahtera.9 No. Tahun
Bagi hasil
Bagi hasil simpanan
simpanan
mudaharabah
mudaharabah
berjangka
ROE (%)
1.
2010
97.399.651,11
109.178.712,19
2,05
2.
2011
75.654.565,50
43.654.855,60
15,5
3.
2012
79.324.191,40
87.097.358,50
2,12
4.
2013
83.369.621,94
68.369.572,49
1,71
(Sumber: Laporan Keuangan Pertahun KJKS BMT Bahtera 2010-2013, data diolah)
Dari data di atas dapat dilihat bahwa bagi hasil simpanan mudharabah yang di bagi pada KJKS BMT Bahtera Pekalongan dari tahun 2010-2011 yaitu menurun dari Rp. 97.399.651,11sampai Rp. 75.654.565,50 atau 22,32 %. Tetapi pada tahun 2011-2012 mengalami peningkatan bagi hasil yaitu Rp. 75.654.565,50 sampai Rp. 79.324.191,40 atau sebesar 4,85%, dan di tahun 2012-2013 juga mengalami peningkatan yaitu dari Rp. 79.324.191,40 ke Rp. 83.369.621,94atau 5,10%. Kemudian bagi hasil simpanan mudharabah berjangka dari tahun 20102011 sebesar Rp. 109.178.712,19 sampai Rp. 43.654.855,60 atau sekitar 60,01% ini mengalami penurunan yang sangat pesat, tetapi pada tahun 2011-2012 jika mengalami sedikit peningkatan yaitu 99,51%, kemudian pada tahun 2012-2013 9
Ibid
9
cenderung menurun lagi yaitu sekitar 21,50%. Sedangkan rasio keuangan (ROE) KJKS BMT Bahtera dari tahun 2010-2011 yaitu 2,05%-15,5%, ini mengalami kenaikan yang sangat pesat dibanding tahun 2011-2013 rasio keuangannya cenderung mengalami penurunan yang sangat pesat pula yaitu dari 15,5%-1,71% Informasi mengenai besarnya persentase bagi hasil simpanan yang akan diterima oleh masing-masing pihak yaitu pihak lembaga keuangan dan pihak nasabah
akan sangat menentukan bagi kedua belah pihak, terutama pihak
lembaga keuangan. Jumlah bagi hasil yang akan diterima akan digunakan sebagai penambah modal yang akan disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan. Guna mengetahui seberapa besar pengaruh bagi hasil terhadap tingkat laba (Profitabilitas) lembaga keuangan syariah, maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang “ Pengaruh Bagi Hasil Simpanan Mudharabah Profitabilitas Pada KJKS BMT Bahtera Pekalongan “.
Terhadap
10
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah bagi hasil simpanan mudharabah secara parsial mempunyai pengaruh signifikan terhadap profitabilitas di KJKS BMT Bahtera Pekalongan? 2. Apakah bagi hasil simpanan berjangka mudharabah secara parsial mempunyai pengaruh
signifikan
terhadap
profitabilitas
di
KJKS
BMT
Bahtera
Pekalongan? 3. Apakah bagi hasil simpanan mudharabah dan simpanan berjangka mudharabah secara simultan berpengaruh terhadap profitabilitas?
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan masalah yang dirumuskan, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui adanya pengaruh bagi hasil simpanan mudharabah secara parsial terhadap profitabilitas. 2. Untuk mengetahui adanya pengaruh bagi hasil simpanan berjangka mudharabah secara parsial terhadap profitabilitas. 3. Untuk mengetahui apakah bagi hasil simpanan mudharabah dan simpanan berjangka mudharabah secara simultan berpengaruh terhadap profitabilitas.
11
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi pihak Perusahaan Memperoleh bantuan pemikiran cara-cara yang dibutuhkan untuk mengetahui pengaruh bagi hasil simpanan mudharabah dan simpanan berjangka mudharabah terhadap tingkat penerimaan laba, sehingga manajemen dapat mengambil langkah-langkah yang terarah di dalam meningkatkan profitabilitas perusahaan. 2. Bagi Pembaca Penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi tambahan tentang analisis pengaruh bagi hasil simpanan mudharabah dan simpanan berjangka mudharabah terhadap profitabilitas bagi peneliti yang berminat untuk meneliti bidang yang sama serta hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran tentang preferensi masyarakat terhadap lembaga keuangan syariah. 3. Bagi Penulis Dapat menerapkan ilmu dan teori yang selama ini telah diterima dan dipelajari bagi pengembangan usaha secara nyata serta melatih pola fikir yang sistematis dan meningkatkan penalaran dalam perumusan masalah secara ilmiah.
12
E. Telaah Pustaka Dalam proses pembuatan skripsi ini, telah ditemukan sumber yang membahas mengenai teori-teori ekonomi, terutama yang membahas masalahmasalah yang berkaitan dengan penelitian ini dan Penelitian terdahulu dijadikan sebagai bahan referensi tersendiri dalam pembuatan skripsi Penelitian ini, di antara Penelitian itu adalah : Kasmir (2007) biaya dana atau cost of fund adalah total biaya bunga yang dikeluarkan oleh bank untuk memperoleh dana simpanan baik dalam bentuk simpanan giro, tabungan maupun deposito. Total biaya dana ini harus dikurangi dengan cadangan wajib atau reserve requirement yang telah ditetapkan oleh pemerintah.10 Ismail (2010), biaya dana merupakan biaya yang dikeluarkan oleh bank dalam rangka menghimpun dana pihak ketiga. Artinya, bank akan menghitung biaya yang dikeluarkan atas setiap dana yang berhasil dihimpunya dari berbagai sumber dana yang setelah diperhitungkan adanya cadangan dana yang wajib dipelihara oleh setiap bank.11 Penelitian yang dilakukan oleh Reza Dwi Anggara (2010) yang berjudul Analisa Pengaruh Profitabilitas,Rasio Biaya dan simpanan anggota mudharabah terhadap tingkat bagi hsil tabungan Mudharabah Di BMT Bina Ummat Sejahtera Lasem Rembang hasil yang diperoleh yaitu Terdapat pengaruh profitabiitas/ROA (Return On asset)terhadap tingkat Bagi hasil tabungan mudharabah Terdapat pengaruh 10 11
2010
rasio
biaya/BOPO
(Biaya
Operasional
terhadap
Pendapatan
Kasmir, Manajemen Perbankan, PT. Raja Grafindo Persada : Jakarta, 2010 Ismail, Manajemen Perbankan : Dari Teori Menuju Aplikasi, Kencana : Surabaya,
13
Operasional)terhadap tingkat bagi hasil tabungan mudharabah,Terdapat pengaruh simpanan
anggota
Mudharabah
terhadap
tingkat
Bagi
hasil
tabungan
mudharabah.12 Penelitian yang dilakukan Siti Juwairiyah (2009) “Analisis Pengaruh profitabilitas dan efisiensi terhadap tingkat bagi hasil tabungan dan deposito mudharabah mutlaqah. Hasil yang diperoleh Pengaruh Return on asset secara parsial terhadap tingkat Bagi hasil simpanan mudharabah, Pengaruh BOPO (Biaya Operasional terhadap Pndapatan Operasioanal) secara parsial terhadap tingkat Bagi hasil simpanan mudharabah, . Pengaruh Return On asset dan BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional) secara simultan terhadap tingkat Bagi hasil simpanan mudharabah.13 Penelitian yang dilakukan oleh Marita Hadika (2013) yang berjudul Pengaruh Pendapatan Bagi Hasil Mudharabah Dan Musyarakah Terhadap Profitabilitas Bank Syariah 2008 - 2012 (studi kasus PT. Bank Mandiri Syariah tbk). Analisis yang digunakan yaitu pendekatan kuantitatif metode analisis data regresi linier berganda dengan pertimbangan uji asumsi klasik yaitu uji normalitas, multikolinieritas, heterokedastisitas, dan autokorelasi serta uji hipotesis hasil yang didapat menunjukkan bahwa pendapatan bagi hasil mudharabah dan musyarakah mempengaruhi profitabilitas (ROA) sebesar 22,2%. Pendapatan bagi hasil secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel
12
Reza Dwi Anggara, Analisa Pengaruh Profitabilitas,Rasio Biaya dan simpanan anggota mudharabah terhadap tingkat bagi hsil tabungan Mudharabah Di BMT Bina Ummat Sejahtera Lasem Rembang, UIN Sunan Kalijaga Jogyakarta,2010. 13 Siti Juwairiyah, Analisis Pengaruh profitabilitas dan efisiensi terhadap tingkat bagi hasil tabungan dan deposito mudharabah mutlaqah, UIN Sunan Kalijaga Jogyakarta, 2009.
14
dependen ROA sedangkan secara simultan pendapatan bagi hasil mudharabah dan musyarakah berpengaruh signifikan terhadap profitabilas (ROA).14 Penelitian yang dilakukan oleh Yona Chitra Lestari (2012) dengan judul Analisis Bagi Hasil Mudharabah Dan Musyarakah Terhadap Profitabilitas PT. Bank Muamalat Tbk. Hasil yang diperoleh koefisien kolerasi mudharabah sebesar 0.0134 dan musyarakah sebesar 0.24031 dari kedua variabel menunjukan variabel yang lemah.15 Muhammad Luthfi (2010) meneliti tentang pengaruh imbalan bagi hasil terhadap simpanan nasabah (Deposito Mudharabah) pada Bank Syari’ah Bukopin tahun 2010. Hasilnya disimpulkan bahwa deposito mudharabah dipengaruhi oleh imbalan bagi hasil sangat berperan besar dalam peningkatan jumlah simpanan nasabah dalam bentuk deposito mudharabah.16 Berdasarkan uraian di atas, maka posisi penelitian ini diantara serangkaian penelitian yang telah dilakukan sebelumnya,mempunyai perbedaan yakni membahas tentang pengaruh bagi hasil simpanan mudharabah terhadap profitabilitas. Sedangkan persamaan dalam penelitian sebelumnya yaitu sama-sama membahan tentang profitabilitas yang ada di lembaga keuangan untuk menentukan hasil dari penelitian.
14
Marita Hadika, Pengaruh Pendapatan Bagi Hasil Mudaharabah dan Musyarakah Terhadap Profotabiltas Bank Sayriah 2008-2012, Stain Pekalongan, 2012, tidak terbit. 15 Yona Chitra Lestari, Analisis Bagi Hasil Mudharabah Dan Musyarakah Terhadap Profitabilitas PT. Bank Muamalat Tbk, Gunadarma Unisversity, 2012.www.gunadarma.ac.id 16 Muhammad Luthfi pengaruh imbalan bagi hasil terhadap simpanan nasabah (Deposito Mudharabah) pada Bank Syari’ah Bukopin tahun 2010. (Jakarta: Perpustakaan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah,2010)
15
Tabel 1.3 Hasil Penelitian Terdahulu
No Nama dan Judul 1. Reza Dwi Anggara (2011) “Analisa Pengaruh Profitabilitas,Rasio Biaya dan simpanan anggota mudharabah terhadap tingkat bagi hsil tabungan Mudharabah.
Perbedaan Penelitian yang dilakukan adalah pengaruh profitabilitas terhadap tingkat bagi hasil di bmt
2.
Siti Juwairiyah (2009) “Analisis Pengaruh profitabilitas dan efisiensi terhadap tingkat bagi hasil tabungan dan deposito mudharabah mutlaqah
Meneliti tentang pengaruh profitablitas dan efisiensi terhadap tingkat bagi hasil tabungan dan deposito mudharabah
3.
Marita Hadika (2013) Penelitian yang berjudul Pengaruh Pendapatan Bagi Hasil Mudharabah Dan Musyarakah Terhadap Profitabilitas Bank Syariah 2008 2012 (studi kasus PT. Bank Mandiri Syariah tbk)
Penelitian yang dilakukan adalah pengaruh pendapatan bagi hasil mudharabah dan musyarakah terhadap profitabilitas di bank syariah
Persamaan Hasil Sama-sama meneliti Terdapat pengaruh profitabiitas/ROA (Return On tentang asset)terhadap tingkat Bagi hasil tabungan mudharabah profitabilitas. Terdapat pengaruh rasio biaya/BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional)terhadap tingkat bagi hasil tabungan mudharabah,Terdapat pengaruh simpanan anggota Mudharabah terhadap tingkat Bagi hasil tabungan mudharabah. Sama-sama meneliti Pengaruh Return on asset secara parsial terhadap tentang bagi hasil tingkat Bagi hasil simpanan mudharabah, Pengaruh tabungan dan BOPO (Biaya Operasional terhadap Pndapatan profitabilitas Operasioanal) secara parsial terhadap tingkat Bagi hasil simpanan mudharabah, . Pengaruh Return On asset dan BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional) secara simultan terhadap tingkat Bagi hasil simpanan mudharabah Sama-sama meneliti hasil yang didapat menunjukkan bahwa pendapatan tentang bagi hasil Mudharabah dan musyarakah profitabilitas. mempengaruhi Profitabilitas sebesar 22,2%. Pendapatan bagi hasil secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel dependen sedangkan secara simultan pendapatan bagi hasil Mudharabah dan musyarakah berpengaruh signifikan terhadap profitabilas
16
4.
5.
Yona Chitra Lestari (2012) Penelitian dengan judul Analisis Bagi Hasil Mudharabah Dan Musyarakah Terhadap Profitabilitas PT. Bank Muamalat Tbk Muhammad Luthfi (2010) Penelitian dengan judul Pengaruh imbalan bagi hasil terhadap simpanan nasabah (Deposito Mudharabah) pada Bank Syari’ah Bukopin tahun 2010.
Meneliti tentang bagi hasil mudharabah dan musyarakah terhadap profitabilitas PT. Bank Muamalat Tbk Penelitian di Bank syari’ah Bukopin
Sama-sama meneliti tentang profitabilitas.
Hasil yang diperoleh koefisien kolerasi Mudharabah sebesar 0.0134 dan musyarakah sebesar 0.24031 dari kedua variabel menunjukan variabel yang lemah
Sama-sama meneliti tentang bagi hasil simpanan nasabah (deposito mudharabah)
Hasilnya disimpulkan bahwa deposito mudharabah dipengaruhi oleh imbalan bagi hasil sangat berperan besar dalam peningkatan jumlah simpanan nasabah dalam bentuk deposito mudharabah.
17
F. Kerangka Teori Rencana penerimaan dana atau lebih tepat dikatakan sebagai target penerimaan dana dari pihak ketiga selalu meningkat dari tahun ke tahun pada lembaga keuangan syariah guna menambah modal yang kemudian akan disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan. Sebagai respon terhadap hal tersebut, lembaga keuangan syariah telah melakukan beberapa strategi berupa penawaran produk yang antara lain adalah simpanan mudharabah dan simpanan berjangka mudharabah guna
mengoptimalkan penerimaan
laba yang akan
digunakan sebagai penambah modal yang kemudian akan disalurkan dalam bentuk produk pembiayaan. Sebagai penerima titipan, lembaga keuangan berhak membuat ketentuanketentuan terhadap titipan tersebut misal, lembaga keuangan berhak menentukan minimum saldo untuk rekening simpanan, biaya administrasi sebagai kompensasi atas usaha lembaga keuangan dalam mencatat setiap mutasi atau pengiriman laporan atas mutasi pada rekening tersebut serta menentukan porsi bagi hasil yang akan di bagikan antara nasabah dan lembaga keuangan. Tetapi setiap ketentuan harus disepakati oleh kedua belah pihak. Dalam hal ini biasanya ketentuanketentuan tersebut dinyatakan secara tertulis. Pada mekanisme lembaga keuangan syariah atau bagi hasil, pendapatan bagi hasil ini berlaku untuk produk-produk penyertaan, baik penyertaan menyeluruh maupun sebagian-sebagian, atau bentuk bisnis korporasi (kerjasama). Pihak-pihak yang terlibat dalam kepentingan bisnis yang disebutkan tadi, harus melakukan transparansi dan kemitraan secara baik dan ideal. Sebab semua
18
pengeluaran dan pemasukan rutin yang berkaitan dengan bisnis penyertaan, bukan untuk kepentingan pribadi yang menjalankan proyek.17 Untuk menumbuh kembangkan usaha koperasi syariah maka para pengurus harus memiliki strategi pencairan dana. Secara umum, sumber dana koperasi diklasifikasikan sebagai berikut :18 1. Simpanan pokok Merupakan modal awal anggota yang disetorkan dimana modal awal tersebut sama dan tidak boleh dibedakan antar anggota. 2. Simpanan wajib Merupakan simpanan wajib masuk dalam kategori modal koperasi sebagaimana simpanan pokok dimana besar kewajibanya diputuskan berdasarkan hasil syuro (musyawarah) anggota serta penyetoranya dilakukan secara kontinu setiap bulanya sampai seseorang dinyatakan keluar dari keanggotaan koperasi syariah. 3. Simpanan sukarela Merupakan bentuk investasi dari anggota atau calon anggota yang memiliki kelebihan dana kemudian menyimpanya di koperasi syariah. Ada pola utama yang saat ini telah dijalankan oleh lembaga keuangan dalam penghimpunan dana, yaitu : a. Pola pengimpunan dana prinsip mudharabah Mudharabah adalah perjanjian atas suatu jenis perkongsian, di mana pihak pertama (shohibul mal) menyediakan dana, dan pihak kedua (mudharib) 17
Muhammad, Teknik Penghitungan Bagi Hasil Di Bank Syariah, Yogyakarta : UII Press,
18
Nur S. Buchori, Koperasi Syariah, Sidoarjo : Zie dan Zen-On, 2009. Hal.29
2001.
19
bertangungjawab atas pengelolaan usaha. Hasil usaha dibagikan sesuai nisbah (porsi bagi hasil) yang telah disepakati bersama secara awal. b. Pola Distribusi Bagi hasil19 Distribusi pendapatan yang dimaksud di sini adalah pembagian pendapatan atas pengelolan dana yang diterima koperasi Syariah dibagi kepada para anggota yang memiliki jenis simpanan atau kepada pemilik modal yang telah memberikan pinjaman kepada kopersai syariah dalam bentuk mudharabah atau musyarakah. Sedangkan pembagian yang bersifat tahunan (periode khusus) maka distribusi pendapatan tersebut termasuk kategori SHU (sisa hasil usaha) dalam aturan koperasi. Untuk pembagian bagi hasil kepada anggota yang memiliki jenis simpanan atau pemberi pinjaman adalah didasarkan kepada hasil usaha riil yang dierima koperasi pada saat bulan berjalan. Umumnya ditentukan berdasarkan nisbah yaitu rasio keuntungan antara koperasi syariah dan anggota atau pemberi pinjaman terhadap hasil riil usahanya. Misalnya nisbah 30:70, yaitu jenis simpanan Qurban anggota adalah 30 sedangkan untuk koperasi 70 terhadap keuntungan bersih koperasi(laba bulan berjalan. c. Profitabilitas Kinerja keuangan bank
dapat
diukur dengan
menganalisis
dan
mengevaluasi laporan keuangan. Informasi posisi keuangan dan kinerja keuangan dimasa lalu seringkali digunakan sebagai dasar untuk
19
Nur S. Buchori, Koperasi Syariah, Sidoarjo : Zie dan Zen-On, 2009. Hal.40
20
memprediksi posisi keuangan dan kinerja di masa depan dan hal-hal lain yang langsung menarik perhatian pemakai seperti pembayaran dividen, upah, pergerakan harga sekuritas dan kemampuan bank untuk memenuhi komitmennya ketika jatuh tempo. Dalam pengukuran kinerja bank digunakan rasio, yang merupakan alat untuk menganalisis laporan keuangan. Rasio menggambarkan suatu hubungan atau pertimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain.20 Dengan menggunakan alat analisis berupa rasio keuangan dapat menjelaskan dan memberikan gambaran kepada penganalisis tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan dari suatu periode ke periode berikutnya. Salah satu dari rasio keuangan adalah rasio Profitabilitas yang menggambarkan kemampuan peusahaan untuk mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada, seperti kegiatan penjualan, kas, modal, dan sebagainya. Profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba. Laba merupkan kelebihan penghasilan diatas biaya selama satu periode akuntansi atau jumlah yang berasal dari pengurangan harga pokok produksi, biaya lain-lain dan kerugian dari penghasilan operasi.21 Profitabilitas dapat diartikan kemampuan suatu perusahaan untuk memperoleh laba yang berhubungan dengan penjualan,
20
Slamet Munawir, “Analisis Laporan Keuangan”, (Yogyakarta: Liberty, 2002), hlm.
230. 21
Sofyan Syafri Harahap, Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2000), hlm.35.
21
total aktiva, maupun hutang jangka panjang. Jadi dapat dikatakan bahwa profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba berdasarkan besarnya penjualan, total aktiva, modal sendiri.22 Salah satu rasio profitabilitas adalah Return On Equity (ROE) atau tingkat pengembalian modal merupakan perbandingan antara net income atau laba bersih dengan equity capital. Ratio ini mengukur berapa besar pengembalian yang diperoleh pemilik bisnis (pemegang saham) atas modal yang disetorkan untuk bisnis tersebut. Return on equity
merupakan
indikator yang tepat untuk keberhasilan bisnis dalam memperkaya pemegang sahamnya. Tujuan yang berkaitan dengan analisis kinerja keuangan bank antara lain:23 1). Untuk mengetahui keberhasilan pengelolaan keuangan bank terutama kondisi likuiditas, kecukupan modal dan probabilitas yang dicapai dalam tahun berjalan maupun tahun sebelumnya. 2). Untuk mengetahui kemampuan bank dalam mendayagunakan semua asset yang dimiliki dalam menghasilkan profit secara efisien. Pendapatan lembaga keuangan mutlak harus ada untuk menjamin kelangsungan usaha lembaga keuangan itu sendiri. Pendapatan lembaga keuangan adalah jika penghasilan yang diterima lebih besar daripada
22
Lukman Syamsuddin, Manajemen Keuangan Perusahaan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009), hlm.59. 23 Jumingan, Analisis laporan keuangan. (Jakarta: Bumi Aksara.2006) ,hlm 239.
22
jumlah biaya yang dikeluarkan. Oleh karena itu, pendapatan lembaga keuangan harus dinyatakan dengan profitabilitas. Profitabilitas lembaga keuangan
adalah
kemampuan
suatu
lembaga
keuangan
untuk
menghasilkan laba yang dinyatakan dalam prosentase.24. Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran
Bagi Hasil Simpanan Mudharabah
H1 H3
Bagi Hasil Simpanan Berjangka Mudharabah
H2
Profitabilitas
G. Hipotesis Hipotesis merupakan pernyataan penelitian tentang hubungan antara variabel-variabel dalam penelitian. Fungsi hipotesis adalah sebagai pedoman untuk dapat mengarahkan peneliti agar sesuai dengan yang kita harapkan. Berdasarkan karangka teori yang diuraikan sebelumnya, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut : H01 = Bagi hasil simpanan mudharabah tidak berpengaruh terhadap profitabilitas. Ha1 = Bagi hasil simpanan mudharabah berpengaruh terhadap profitabilitas. 24
Hasibuan Malayu SP, Dasar-Dasar Perbankan, Jakarta : Gema Insani, 2001.
23
H02 = Bagi hasil simpanan mudharabah berjangka tidak berpengaruh terhadap profitabilitas. Ha2 = Bagi hasil simpanan mudharabah berjangka berpengaruh terhadap profitabilitas. H03 = Bagi hasil simpanan mudharabah dan simpanan mudharabah berjangka tidak berpengaruh terhadap profitabilitas. Ha3 = Bagi hasil simpanan mudharabah dan simpanan mudharabah berjangka berpengaruh terhadap profitabilitas.
H. Metode Penelitian 1. Jenis dan Objek Penelitian a. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang tidak mementingkan kedalaman data, penelitian kuantitatif tidak terlalu menitikberatkan pada kedalaman data, yang penting dapat merekam data sebanyak-banyaknya dari populasi yang luas. Walapun populasi penelitian
besar, tetapi dengan mudah dapat
dianalisis, baik melalui rumus-rumus statistik maupun komputer. Jadi pemecahan masalahnya didominasi oleh peran statistik.25
Digunakan
karena ingin mengetaui pengaruh bagi hasil simpanan mudharabah dan simpanan
berjangka
mudharabah
terhadap
profitabilitas
lembaga
keuangan syariah yang nantinya akan menjadi modal yang akan disalurkan
25
Saifudin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998 ), hlm 5
24
kepada masyarakat yang membutuhkan untuk usaha yang sesuai dengan pertimbangan nilai Islami. b. Objek Penelitian Objek penelitian yang digunakan adalah data laporan keuangan konsolidasi KJKS BMT Bahtera Pekalongan selama 4 tahun yaitu laporan keuangan tahun 2010 – 2013. 2. Operasional Variabel Berkaitan dengan masalah yang akan di bahas dalam penelitian ini, maka dapat di jelaskan tentang operasional variabel sebagai berikut : a. Bagi hasil mudharabah Variabel independent yang pertama adalah bagi hasil simpanan mudharabah. Bagi hasil simpanan Mudharabah adalah pendapatan pembagian keuntungan yang di peroleh nasabah atas penyertaannya dalam bentuk simpanan Mudharabah .Dalam penelitian ini variabel bagi hasil simpanan mudharabah di ukur dengan menggunakan rumus :
2
. −
ℎ
ℎ
×
ℎ
×
ℎ
b. Bagi hasil simpanan berjangka mudharabah Variabel independent yang kedua adalah bagi hasil simpanan berjangka mudharabah. Bagi hasil simpanan berjangka Mudharabah adalah pendapatan
pembagian
keuntungan
yang diperoleh
nasabah
atas
penyertaannya dalam bentuk simpanan berjangka Mudharabah. Dalam penelitian ini variabel bagi hasil simpanan berjangka mudharabah diukur dengan menggunakan rumus :
25
2
−
c.
ℎ
ℎ
×
ℎ
×
ℎ
Profitabilitas Variabel dependen dalam penelitian ini adalah profitabilitas. Profitabilitas lembaga keuangan adalah kemampuan suatu lembaga keuangan untuk menghasilkan laba yang dinyatakan dalam prosentase. Indikator kemampuan menghasilkan laba dapat diukur dengan Return On Equity yaitu rasio yang berguna untuk menunjukkan kemampuan lembaga untuk menghasilkan laba bersih dari penggunaan modal yang ditanamkan dengan rumus sebagai berikut:26
=
Tabel 1.4 Definisi Operasional Variabel Definisi
N Variabel o. 1. Bagi Hasil Bagi hasil simpanan Mudharabah Mudharabah adalah pendapatan pembagian keuntungan yang di peroleh nasabah atas penyertaannya dalam bentuk simpanan Mudharabah 2. Bagi Hasil Bagi hasil simpanan simpanan berjangka Mudharabah Mudharabah adalah berjangka pendapatan pembagian 26
× 100%
Rumus
× ×
Skala Pengukur Rasio
Ket : a = Jumlah saldo rata-rata simp. Mudharabah b = Jumlah saldo rata-rata simpanan c = Jumlah pendapatan bagi hasil d = Nisbah
× × Ket : a = Jumlah saldo rata-rata simp. Mudharabah b = Jumlah saldo rata-rata simpanan
Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan Edisi dua, Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2003, hlm. 118
Rasio
26
3.
Profitabilitas
keuntungan yang diperoleh nasabah atas penyertaannya dalam bentuk simpanan berjangka Mudharabah Profitabilitas lembaga keuangan adalah kemampuan suatu lembaga keuangan untuk menghasilkan laba yang dinyatakan dalam prosentase.
c = Jumlah pendapatan bagi hasil d = Nisbah
=
× 100%
3. Sumber data d. Data Primer Yaitu data yang diperoleh langsung dari sumbernya melalui observasi dan wawancara langsung dengan narasumber. Peneliti menggunakan data ini untuk mendapatkan informasi langsung pada narasumber yang dicari. Sumber data primernya adalah hasil observasi dan wawancara yang bertujuan untuk mengetahui dan memahami aktifitas yang menentukan kebijakan dalam menangani masalah bagi hasil pada simpanan mudharabah di BMT Bahtera Pekalongan. e. Data Skunder Yaitu sumber data yang diperoleh dari literature yang dapat memberikan penjelasan yang berkaitan dengan permasalahan.27 Dalam hal ini data diambil dari buku, dokumentasi, internet, arsip dan artikel-artikel 27
Saifudin Azwar, Metode Penelitian, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1998, hlm.93
Rasio
27
ataupun yang lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini. Peneliti menggunakan
metode
ini
untuk
memperkuat
penemuan
dan
melengkapi informasi yang telah dikumpulkan melalui wawancara langsung dari lembaga keuangan BMT Bahtera Pekalongan. Data sekunder digunakan untuk mendukung data primer dalam menganalisa pengaruh bagi hasil simpanan mudharabah dan simpanan berjangka
mudharabah
terhadap
profitabilitas
di
BMT
Bahtera
Pekalongan. 4. Teknik pengumpulan data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam menunjang penelitian ini adalah teknik dokumentasi, yaitu data yang diperoleh dalam bentuk sudah jadi berupa laporan keuangan tahunan dari BMT Bahtera Pekalongan. 5. Metode Analisis Data a. Statistik deskriptif Analisis stasistik deskriptif digunakan untuk mengetahui nilai statistik variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian. Dengan statistik deskriptif dapat diketahui nilai rata-rata, minimum, maksimum dan standar deviasi dari variabel-variabel yang diteliti. b. Uji asumsi klasik Uji asumsi klasik digunakan untuk mengatahui apakah data yang akan diregresikan tersebut layak untuk diteliti atau tidak. Dalam penelitian ini, model analisis yang digunakan adalah regresi untuk menguji hipotesis.
28
Pada penelitian ini, dilakukan empat pengujian asumsi klasik, yaitu normalitas, multikolonieritas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi. 1) Uji Normalitas Data Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variable terikat dan variable bebas, keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan analisis statistik. Analisis Grafik dilakukan dengan cara melihat probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal, distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.28 Uji statistik lain yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistic non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan membandingkan distribusi data yang akan diuji normalitasnya dengan distribusi normal baku. Uji Kolmogorov-Smirnov (K-S)
28
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19, Edisi V, (Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011), hlm. 160.
29
dilakukan dengan membuat hipotesis, Ho (data residual berdistribusi normal), Ha (data residual tidak berdistribusi normal).29 2) Uji Multikoliniearitas Uji ini akan digunakan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen.30 Uji multikolinieritas dapat diukur dari nilai tolerance atau VIF (variance inflation factor) dari masing-masing variabel, jika nilai Toleransi ≤ 0.10 atau VIF ≥ 10 maka terdapat multikolinieritas, sehingga variabel tersebut harus dibuang atau sebaliknya. 3) Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah yang terjadi homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.31 Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara resudualnya (SRESID) dan nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan
29
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19, Edisi V,
hlm. 164 30
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19, Edisi V,
31
Ibid, hlm. 139
hlm. 105
30
sumbu X adalah residual (Y prediksi-Y sesungguhnya) yang telah di studentized. Dasar pengambilan keputusan dengan grafik ini adalah dengan melihat pola yang dibentuk oleh titik dalam grafik. Jika titiktitik
tersebut
membentuk
suatu
pola,
maka
terdapat
gejala
heteroskedastisitas. Tetapi jika titik-titik pada grafik scatterplot menyebar secara acak maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Selain melihat melihat grafik scatterplot, dapat juga dilakukan dengan menggunakan uji glejer. Dengan menggunakan uji glejser, nilai absolut residual diregresikan pada tiap-tiap variabel independen. Jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadi Heteroskedastisitas. Hal ini terlihat dari probabilitas signifikansinya diatas kepercayaan 5%. Jadi dapat disimpulkan
model
regresi
tidak
mengandung
adanya
Heteroskdastisitas.32 4) Uji Autokolerasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t dengan kesalahan periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi. Uji ini dilakukan dengan menggunakan Uji Durbin-Watson (DW test) hipotesinya adalah:33
32
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19, Edisi V,
hlm. 143 33
hlm. 111
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19, Edisi V,
31
Ho
: tidak ada autokorelasi(r=0)
Ha
: ada autokorelasi(r≠0)
c. Analisis Regresi Linier Berganda Metode analisis yang digunakan adalah model regresi linier berganda yang persamaannya dapat dituliskan sebagai berikut:34 Y = a + b1X1 + b2X2 + e Dimana : Y = Tingkat Laba yang diperoleh (diukur dalam prosentase) X1 = Bagi hasil simpanan mudharabah X2 = Bagi hasil Simpanan Berjangka Mudharabah a
= Konstanta
b
= Kemiringan
e = error atau variabel penggangu Berdasarkan penetapan model persamaan regresi linier berganda yang telah dikemukakan diatas, pengolahan data dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS for Windows versi 16. Uji analisis linier berganda ini antara lain: a) Uji t (Signifikan Parameter Individual) Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh hubungan satu variabel penjelas secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat.35 Uji t digunakan untuk menguji signifikan pengaruh bagihasil simpanan mudharabah 34 35
hlm. 218
Salafudin, Statistik terapan Untuk Penelitian Sosial, hlm. 156 Mudrajad Kuncoro, Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi, (Jakarta: Erlangga, 2003),
32
terhadap kinerja keuangan BMT Bahtera. Oleh karena itu uji t ini untuk menguji hipotesis H1 dan H2 b) Uji F (Signifikansi Simultan) Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai hubungan secara bersama-sama terhadap variabel terikat.36
Uji F ini
digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh bagi hasil simpanan mudharabah dan simpanan mudharabah berjangka terhadap return on equity (ROE) secara simultan. c) Uji R2 (Koefisien determinasi) Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 dan 1. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai
yang
mendekati
1
berarti
variabel
independen
memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Koefisien determinasi untuk data silang relatif rendah karena adanya variasi yang besar antara masing-masing pengamatan. Sedangkan untuk
36
Ibid, hlm 219
33
data runtun waktu mempunyai nilai koefisien determinasi yang tinggi.37
I. Sistematika Penulisan Untuk mengetahui secara umum dan mempermudah pada pembahasan. Penulis menyajikan sistematika penulisan yang di bagi menjadi 5 (lima) bab. Adapun sistematika penulisannya sebagai berikut : BAB I:
Pada bab I berisi pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, kerangka teori, metode penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II:
Landasan teori, pada bab ini menguraikan secara singkat teori yang berhubungan dengan penelitian melalui teoriteori yang mendukung serta relevan dari buku atau literature yang berkaitan dengan masalah yang diteliti dan juga sebagai sumber informasi dan referensi media lain. Adapun isinya
adalah
teori
tentang
Bagi
Hasil,
Simpanan
Mudharabah dan Profitabilitas. BAB III :
Gambaran umum tentang BMT Bahtera Pekalongan. Dalam bab ini terbagi menjadi empat yaitu sejarah berdirinya BMT Bahtera Pekalongan, visi dan misi, data laporan keuangan
37
hlm. 97
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19, Edisi V,
34
tentang
Bagi
Hasil
Simpanan
Mudharabah
dan
Profitabilotas Periode 2010-2013. BAB IV :
Analisis
tentang
Pengaruh
Bagi
Hasil
Simpanan
Mudharabah terhadap Profitabilitas di BMT Bahtera Pekalongan Periode 2010-2013. BAB V :
Penutup, yang berisi kesimpulan dan saran.