BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) adalah suatu sistem pendidikan yang ditandai dengan karakteristik, salah satunya adalah “keterpisahannya antara individu yang belajar dengan pengajar atau pengelola pendidikan”. Mereka terpisahkan karena faktor jarak, waktu atau kombinasi dari keduanya. Dalam sistem ini, paradigma yang bergeser adalah adanya peran pengajar yang bersifat “fasilitator”
dan
individu yang belajar yang berperan sebagai “peserta” dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, institusi yang menyelenggarakan PJJ tidak melakukan proses pembelajaran secara tatap muka, sebagaimana layaknya yang diterapkan pada sistem tatap muka (konvensional). Pada umumnya, institusi penyelenggara PJJ menyediakan media bantu yang beragam untuk memberikan layanan bantuan belajar kepada “peserta” yang belajar. Selain dikemas dalam bentuk bahan cetak seperti buku materi pokok (modul), buku panduan belajar, buku kerja, silabus, ada pula materi belajar yang dikemas dalam bentuk bahan ajar non cetak seperti program radio, program video, kaset audio, bahkan bahan ajar berbantuan komputer. Universitas Terbuka (UT) sebagai salah satu institusi penyelenggara PJJ di Indonesia menggunakan bahan ajar cetak yang bersifat moduler (yang kemudian disebut buku materi pokok atau modul) sebagai media utama untuk
2
menyampaikan materi belajar kepada mahasiswa. Pertimbangan ini diambil karena penggunaan bahan ajar cetak, walaupun tak luput dari berbagai kekurangan, masih memiliki beberapa kelebihan atau keunggulan dibandingkan dengan penggunaan bahan ajar non cetak. Pengalaman menunjukkan bahwa bahan ajar cetak dapat dibaca dan dipelajari di mana saja dan kapan saja. Untuk membacanya tidak diperlukan alat khusus, serta relatif lebih mudah
dalam
pengiriman maupun penyimpanannya. Berarti, mahasiswa yang belajar di UT keberhasilannya sangat tergantung pada bahan ajar ini yang dikemas sedemikan rupa dan dapat mewakili sosok dosen, sehingga mempermudah proses pembelajaran. Di sisi lain, dalam menerapkan sistem PJJ, UT menghendaki mahasiswa sebanyak mungkin belajar secara mandiri. Namun demikian, bukan berarti UT tidak menyediakan layanan bantuan belajar yang memungkinkan mahasiswa untuk bertemu, berkomunikasi, dan berinteraksi dengan sesama mahasiswa dan dosen. Interaksi merupakan suatu hal
mendasar yang harus diatur untuk
mengefektifkan pembelajaran dengan sistem PJJ. Ada 3 (tiga) tipe interaksi yang digunakan UT, yaitu 1) interaksi antara mahasiswa dengan buku materi pokok (modul), 2) interaksi antara mahasiswa dengan dosen atau tutor, dan 3) interaksi di antara sesama mahasiswa. Dalam melaksanakan ketiga tipe interaksi tersebut, penggunaan bahan ajar berbantuan komputer (selanjutnya disebut program Computer Assited Instruction (CAI)) dapat menjadi sumber atau pelengkap untuk meningkatkan interaksi pembelajaran.
3
Program CAI
merupakan salah satu bentuk bahan ajar berbantuan
komputer yang sangat potensial untuk menciptakan adanya interaksi antara mahasiswa dengan bahan ajar. Heinich, et al. (1996) mengemukakan sejumlah bentuk interaksi yang dapat dimunculkan melalui media komputer seperti penyajian praktik dan latihan, tutorial, permainan, simulasi, penemuan dan pemecahan masalah. Melalui rancangan tertentu, dengan program CAI, mahasiswa dimungkinkan untuk memberikan respon, menerima umpan balik, mempelajari materi yang lebih disukai lebih dahulu, menerima koreksi, mempunyai kesempatan untuk melakukan perbaikan, dan memperoleh penguatan yang memadai. Dengan mempertimbangkan kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh komputer, maka program CAI cocok digunakan sebagai sarana kegiatan belajar mandiri. Penyampaian materi dalam proses pembelajaran yang disajikan dengan media komputer melalui program CAI mempunyai beberapa keunggulan dibandingkan dengan penggunaan media lainnya. Keunggulan utama terletak pada pengendalian komputer berada ditangan pengguna (peserta didik), sehingga tingkat kecepatan belajar peserta didik dapat disesuaikan dengan tingkat penguasaannya. Kondisi ini yang membuat disain tampilan dari program CAI mampu mengakomodasi peserta didik yang lamban dalam menerima materi pelajaran. Menurut Arsyad (dalam Herlanti, dkk., 2007) penggunaan komputer sebagai media pembelajaran dapat mengakomodasi peserta didik yang lamban dalam menerima materi, karena media tersebut dapat memberikan iklim yang
4
lebih bersifat afektif dengan cara yang lebih individual, tidak pernah lupa, tidak pernah bosan, sangat sabar dalam menjalankan instruksi seperti yang diinginkan. Keunggulan lainnya dari tampilan program CAI pada layar monitor komputer adalah kemampuannya dalam menghadirkan ilustrasi atau visualisasi dari obyek-obyek yang sebenarnya tidak ada secara fisik atau diistilahkan dengan imagery. Menurut Matlin (1994) imagery refers to the mental representations of objects or actions that are not physically present. Secara kognitif, pembelajaran dengan menggunakan mental imagery akan meningkatkan retensi peserta didik dalam mengingat materi-materi yang sedang dipelajari. Ilustrasi
yang dihadirkan
dalam
program
CAI bertujuan
untuk
memperjelas pesan atau informasi yang disampaikan. Ilustrasi juga dimaksudkan untuk memberi variasi pada media pembelajaran sehingga menjadi lebih menarik dan memotivasi, komunikatif, dan lebih memudahkan peserta didik dalam memahami pesan. Menurut Pannen dan Purwanto (2005) menghadirkan ilustrasi dalam media pembelajaran dapat juga membantu retensi, yaitu memudahkan peserta didik untuk mengingat konsep atau gagasan yang disampaikan melalui ilustrasi. Penggunaan ilustrasi visual dalam program CAI memberikan kontribusi sebagai berikut: (a) bahan belajar lebih menarik; (b) materi pelajaran dapat diingat lebih lama; dan (c) pengalaman belajar menjadi lebih konkret. Dengan kontribusi tersebut, menurut Said (2004) akan meningkatkan daya ingat (retensi) peserta didik terhadap materi pembelajaran.
5
Dalam berbagai referensi diperoleh informasi bahwa pembelajaran interaktif berbantuan komputer merupakan alat pembelajaran yang efektif dalam membangun pemahaman tentang suatu konsep dan memiliki kekuatan dalam memberikan proses pembelajaran yang aktif dan kreatif serta mendukung proses belajar yang berorientasi pada siswa. Cotton (1991) menyatakan bahwa dari beberapa penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa skor pada tes tunda (re test) memperlihatkan adanya retensi yang lebih tinggi terhadap materi yang telah dipelajari pada siswa yang menggunakan program CAI (Computer Assisted Instruction)
dibandingkan dengan siswa yang mengikuti pembelajaran yang
tradisional.
Kusumah
dalam
Supriatna
(http://www.pppgtertulis.or.id/
index.php?id=10) menyatakan bahwa informasi yang disajikan dalam bentuk animasi, dapat memberikan kesan yang mendalam dan memberikan retensi (daya ingat) yang lama pada diri peserta didik. Dalam pembelajaran matematika, cukup banyak konsep yang penjelasannya mengandalkan adanya ilustrasi atau visualisasi. Misal, untuk menjelaskan perbedaan konsep antara permutasi dan kombinasi pada topik kombinatorik. Ilustrasi atau visualisasi sebagai hasil dari peragaan atau simulasi dapat membantu peserta didik untuk memahami konsep-konsep abstrak dan membantu menjelaskan proses yang rumit dari suatu konsep yang dibahas. Terkait dengan hal ini, teknologi komputer melalui program CAI juga memungkinkan siswa belajar dengan lebih mudah dan lebih berkembang, khususnya pada materi-materi yang tidak mudah diajarkan oleh pembelajaran atau alat bantu biasa. Hal ini dimungkinkan karena menurut Kusumah (dalam Hendrayana, 2008) komputer
6
dapat menghadirkan banyak media, seperti: teks, gambar, grafik, video, animasi, simulasi, dan permainan. Lebih lanjut, kusumah menyatakan bahwa pemahaman konsep dalam suatu pembelajaran matematika akan lebih cepat dipahami jika dalam kegiatan pembelajaran penyampaian materi disajikan melalui media komputer yang didayagunakan secara efektif. Pada kurikulum Sarjana Strata 1 Pendidikan Matematika yang sedang berjalan, pembahasan materi kombinatorik terdapat pada beberapa mata kuliah, yaitu: Matematika Dasar II, Statistika Matematika, dan Matematika pada program PGSD. Selama ini, materi kombinatorik yang ada dalam mata kuliah-mata kuliah tersebut diberikan atau disajikan kepada mahasiswa hanya dalam bentuk bahan ajar cetak (modul). Oleh sebab itu, materi tersebut menjadi kurang menarik dan agak sulit untuk dipahami mahasiswa. Padahal banyak konsep-konsep dalam materi tersebut yang proses untuk memahaminya perlu dibantu melalui pemberian visualisasi atau pemberian ilustrasi bergerak (animasi). Akibatnya, hasil belajar yang diperoleh mahasiswa menunjukkan hasil yang kurang baik. Kombinatorik merupakan suatu konsep dalam teori peluang yang bersifat abstrak dan memerlukan proses yang rumit untuk menentukan hasil suatu perhitungan. Konsep-konsep yang ada pada topik kombinatorik tersebut penjelasannya dapat difasilitasi dengan pemberian ilustrasi atau visualisasi, baik dalam bentuk gambar, bagan, maupun bentuk animasi, serta dapat disimulasikan melalui atau menggunakan program komputer. Berkaitan
dengan
pengembangan
program
CAI
yang
selama
ini
dilaksanakan di UT, dari sekian banyak program CAI yang telah dikembangkan
7
belum ada yang menyentuh materi yang di dalamnya membahas tentang kombinatorik, padahal topik tersebut oleh mahasiswa dikatakan sebagai materi yang sulit dipelajari mahasiswa dan merupakan materi dasar untuk materi-materi lainnya yang lebih sulit tingkatannya dalam mata kuliah Statistika Matematika dan Matematika Dasar II. Atas dasar permasalahan dan fakta-fakta tersebut, penulis memiliki keinginan untuk mengembangkan program CAI yang membahas tentang materi Kombinatorik
yang
dikembangkan
dan
diuji
menurut
prinsip-prinsip
pengembangan program CAI secara benar. Harapan dari pengembangan ini adalah penggunaan dari program CAI yang dihasilkannya nanti dapat mendorong peningkatan pemahaman dan retensi mahasiswa terhadap konsep-konsep yang ada pada materi kombinatorik. Untuk itu, penelitian ini dirumuskan dengan judul “Pengaruh Penggunaan Program Computer Assisted Instruction (CAI) Terhadap Pemahaman dan Retensi Mahasiswa pada Konsep Kombinatorik”.
B. Rumusan Masalah dan Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: “Bagaimanakah
pengaruh
dari
penggunaan
program
CAI
yang
telah
dikembangkan terhadap pemahaman dan retensi mahasiswa pada konsep-konsep dalam materi kombinatorik?” Adapun pertanyaan-pertanyaan penelitian ini adalah sebagai berikut :
8
1. Apakah program CAI yang dikembangkan dapat meningkatkan pemahaman mahasiswa pada konsep-konsep dalam materi kombinatorik? 2. Bagaimanakah pengaruh program CAI yang telah dikembangkan terhadap retensi mahasiswa pada konsep-konsep dalam materi kombinatorik? 3. Bagaimanakah tanggapan mahasiswa terhadap program CAI yang telah dikembangkan saat mempelajari konsep-konsep dalam materi kombinatorik? 4. Bagaimanakah aktifitas kemandirian belajar mahasiswa selama mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan program CAI ? Penelitian ini dititikberatkan pada peningkatan pemahaman dan retensi mahasiswa dalam mempelajari materi kombinatorik melalui penggunaan program CAI yang telah dikembangkan. Selanjutnya, untuk kelancaran penelitian dibuat batasan penelitian dengan beberapa pertimbangan, yaitu sebagai berikut: 1. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Terbuka Program S1 Pendidikan Matematika yang mengambil matakuliah Matematika Dasar II (PEMA4203) dan Statistika Matematika (PEMA4311) untuk masa registrasi 2010. 2. Materi
yang diujicobakan adalah konsep-konsep yang ada pada materi
kombinatorik. Materi ini dipilih karena bahan ajar yang menyajikan materi tersebut penyajiannya kurang menarik dan agak sulit untuk dipahami mahasiswa. Selain itu, hasil belajar yang diperoleh mahasiswa menunjukkan hasil yang kurang baik.
9
3. Proses belajar mengajar berlangsung secara mandiri yang dikondisikan pada tempat dan waktu
yang sama selama 240 menit dengan menggunakan
program CAI. 4. Program CAI yang dikembangkan membahas tentang konsep-konsep yang ada pada materi kombinatorik. 5. Pemahaman konsep yang dituangkan ke dalam program CAI dimaksudkan untuk memperjelas pemaparan konsep-konsep yang disampaikan melalui bahan ajar utama (modul) yang dirasakan masih sulit dipahami. Hal ini sudah menjadi kebijakkan UT bahwa pengembangan bahan ajar pendukung (program CAI) tidak boleh lepas dari paparan yang ada pada bahan ajar utama yang digunakan mahasiswa. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah penggunaan program CAI,
sedangkan yang menjadi variabel terikatnya adalah
pemahaman konsep dan retensi mahasiswa.
C. Tujuan Penelitian Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pengembangan program CAI terhadap pemahaman dan retensi mahasiswa pada konsep-konsep dalam kombinatorik. Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk: 1. Menganalisis peningkatan pemahaman mahasiswa pada konsep-konsep dalam kombinatorik setelah mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan program CAI
10
2. Menganalisis
pengaruh
dari
penggunaan
program
CAI
yang
telah
dikembangkan terhadap retensi mahasiswa pada konsep-konsep dalam materi kombinatorik 3. Mengetahui tanggapan mahasiswa terhadap program CAI yang telah dikembangkan untuk mempelajari materi kombinatorik. 4. Mengamati aktifitas kemandirian belajar mahasiswa selama mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan program CAI. Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, maka diperlukan informasi tentang: 1. Data peningkatan pemahaman mahasiswa terhadap konsep-konsep dalam kombinatorik setelah menggunakan program CAI yang telah dikembangkan. 2. Data retensi mahasiswa terhadap konsep-konsep dalam kombinatorik setelah menggunakan program CAI. 3. Tanggapan mahasiswa terhadap program CAI yang telah dikembangkan dan telah digunakannya dalam mempelajari konsep-konsep dalam kombinatorik. 4. Aktifitas kemandirian belajar mahasiswa selama belajar dengan menggunakan program CAI.
11
D. Manfaat Penelitian Manfaat dilaksanakannya penelitian ini adalah: 1. Bila pengembangan program CAI ini ternyata terbukti mempunyai pengaruh terhadap pemahaman dan retensi, maka media ini dapat dijadikan sebagai alat bantu untuk meningkatkan pemahaman dan retensi terhadap konsep-konsep lainnya dalam pembelajaran matematika pada sistem PJJ. Selain itu, dengan program CAI mahasiswa mendapat fasilitas untuk melalukan belajar secara mandiri sesuai dengan tingkat kecepatan belajarnya. 2. Dapat dijadikan acuan untuk mengembangkan program-program CAI yang sesuai dengan karakteristik dalam sistem PJJ (interaktif dan komunikatif) pada mata kuliah-mata kuliah lainnya yang materinya dianggap sulit untuk dipahami 3. Bagi UT, program CAI yang dihasilkan dalam penelitian ini dapat langsung digunakan sebagai suplemen dari bahan ajar utama pada mata kuliah-mata kuliah yang di dalamnya membahas topik kombinatorik. 4. Program CAI yang telah dikembangkan ini diharapkan dapat menjadi salah satu pendukung dalam menciptakan proses pembelajaran jarak jauh yang efektif dan efisien serta dapat dimanfaatkan sebagai sarana belajar mandiri bagi mahasiswa. 5. Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan untuk memberikan ide baru untuk penelitian lebih lanjut, sehingga hasil-hasil penelitian semakin berkembang dan dapat menjawab kebutuhan di lapangan
12
E. Definisi Operasional atau Istilah-istilah 1. Program CAI merupakan salah satu bentuk program pembelajaran interaktif yang memanfaatkan media atau program komputer yang bersifat interaktif dengan sipengguna. 2. Konsep adalah sesuatu yang diterima dalam pikiran atau suatu ide yang umum dan abstrak. 3. Pemahaman konsep. Suatu konsep umumnya terbentuk dari komponen konsep. Komponen ini merupakan suatu fakta yang spesifik. Dengan demikian, suatu konsep dapat dipandang sebagai kumpulan dari fakta yang spesifik dan saling terkait secara fungsional. Terkait dengan hal tersebut, berarti pemahaman konsep merupakan gambaran pengetahuan mahasiswa tentang suatu materi perkuliahan yang ditunjukkan oleh kemampuannya memberikan jawaban yang benar tentang sejumlah pertanyaan dalam materi yang sesuai. 4. Retensi mahasiswa, adalah gambaran mengenai daya ingat mahasiswa tentang konsep yang telah dipelajarinya setelah jangka waktu tertentu. Untuk melihat retensi mahasiswa terhadap konsep-konsep yang telah dipelajari dapat dilakukan dengan uji tunda (re test) setelah kurun waktu tertentu dari pelaksanaan post test. Retensi diukur dalam bentuk persen dari perbandingan nilai pada re test dengan post test. 5. Kemandirian Belajar, merupakan suatu proses konstruktif dan aktif sebagai suatu usaha untuk mencapai kompetensi akademis. Kemandirian siswa pada
13
saat proses berpikirnya berlangsung ia dapat mengatur dirinya sendiri pada tingkat metakognitif, motivasi, maupun perilakunya.
F. Asumsi dan Hipotesis Penelitian 1. Asumsi Penelitian ini dilakukan dan didasarkan atas asumsi-asumsi sebagai berikut: a. Program komputer memiliki kemampuan untuk memvisualisasikan konsepkonsep yang abstrak. b. Komputer memiliki suatu kepintaran yang mampu menyajikan program pembelajaran yang bersifat interaktif dan komunikatif dengan penggunanya. c. Teknologi komputer mempunyai kemampuan dalam mengkombinasikan tulisan (teks) dengan suara, warna, video, gambar, dan gerak (animasi). Kesemuanya itu dapat dimanfaatkan untuk memberikan pemahaman dan memperjelas suatu konsep yang sedang disajikan.
2. Hipotesis Sesuai dengan rumusan masalah penelitian serta tujuan yang hendak dicapai, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut: “Terdapat pengaruh positif dari penggunaan program CAI terhadap pemahaman dan retensi mahasiswa pada konsep-konsep dalam materi kombinatorik “