BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia, melalui upaya pengajaran dan pelatihan, serta proses, cara, perbuatan mendidik (Kamus Bahasa Indonesia Online). Salah satu tempat untuk mendapatkan pendidikan formal adalah Perguruan Tinggi. Melalui perguruan tinggi para mahasiswa belajar berbagai
macam
pengetahuan
baru.
hal,
untuk
mencapai
keterampilan,
kecakapan
Salah satu ukuran keberhasilan mahasiswa
dan dalam
menyesuaikan diri terhadap bidang akademiknya, dapat dilihat dari prestasi akademik yang dicapai dan juga proses pengerjaan tugas-tugas kuliah. Menurut hasil observasi peneliti, mahasiswa memiliki kecenderungan untuk melakukan pekerjaan yang menyenangkan dibandingkan dengan pekerjaan yang kurang menyenangkan. Bagi mahasiswa, pekerjaan tugas kuliah sering diabaikan sehingga mereka kesulitan dalam menyelesaikan tugas-tugasnya. Menurut observasi peneliti, setiap mahasiswa memiliki kondisi belajar yang berbeda-beda, sehingga berdampak dalam proses pengerjaan tugas kuliah. Dalam pengerjaan tugas kuliah ini mahasiswa mempunyai keinginan untuk menyelesaikan tugas dengan memanfaatkan waktu yang ada tanpa menundanunda dalam menyelesaikan tugas. Akan tetapi seringkali dalam menghadapi tugas-tugas tersebut muncul rasa enggan atau malas untuk mengerjakannya. Rasa enggan itu berasal dari kondisi psikologis yang dialami individu dan mendorong individu itu untuk menghindari tugas-tugas yang seharusnya 1
2
dikerjakan. Gejala dari perilaku ini dapat disebut dengan prokrastinasi, yang dapat diartikan sebagai perilaku menunda untuk memulai pekerjaan, menurut Lay (dalam Elmer, 2000) atau kegagalan untuk menyelesaikan pekerjaan yang ditangani tepat pada waktunya (Ferrari & Scher, 1995). Menurut observasi peneliti, mahasiswa melakukan tindakan prokrastinasi karena berbagai macam alasan, ada yang melakukannya karena mengganggap mudah tugas atau pekerjaannya, ada pula yang memang malas dan jauh lebih nyaman apabila menundanya dan mengerjakan tugasnya pada saat mendekati batas waktu (deadline). Solomon dan Rothblum (1984) pada penelitian prokrastinasi yang kebanyakan dilakukan pada mahasiswa ditemukan bahwa 50% sampai dengan 90% terjadi prokrastinasi akademik pada mahasiswa. Menurut Solomon & Rothblum (1984) prokrastinasi akademik adalah suatu kecenderungan menunda untuk memulai maupun menyelesaikan tugas-tugas secara keseluruhan untuk melakukan aktivitas lain yang tidak berguna, sehingga tugas-tugas menjadi terhambat, tidak pernah menyelesaikan tugas tepat waktu, serta sering terlambat mengikuti pertemuan kelas. Kemudian mereka juga menyatakan bahwa terdapat 6 area akademik yaitu tugas mengarang (membuat paper), belajar dalam menghadapi ujian, membaca buku penunjang, tugas-tugas administratif penunjang proses belajar ,menghadiri pertemuan dan kinerja akademik secara keseluruhan. Mahasiswa melakukan prokastinasi meliputi manajemen waktu yang buruk, kesulitan untuk berkonsentrasi, rasa takut dan kecemasan, keyakinan negatif, adanya masalah pribadi, kebosanan, ekspektasi yang tidak realistis dan perfeksionisme
serta ketakutan akan kegagalan
(Santrock, 2009). Berdasarkan hasil observasi peneliti pada mahasiswa jurusan Psikologi Universitas Bina Nusantara Jakarta, cukup banyak ditemukan mahasiswa pada
3
masa kuliah tingkat akhir melakukan tindakan prokrastinasi akademik sehingga dapat menghambat hasil prestasi yang akan diraihnya. Menurut peneliti hal tersebut terjadi dikarenakan adanya beberapa faktor yang berperan pada prokrastinasi, faktor internal yang berasal dari dalam individu maupun faktor eksternal yang berasal dari luar individu, kedua faktor tersebut terdapat dalam diri mahasiswa. Faktor internal seperti kondisi fisik dan psikologi mahasiswa yang kurang baik seperti kelelahan, sakit, sedang mengalami masalah, kurangnya motivasi, cemas terhadap tugas. Kemudian pada faktor eksternal seperti kondisi lingkungan serta pertemanan yang memiliki peran sehingga muncul perilaku prokrastinasi tersebut. Setiap mahasiswa memiliki motivasi berprestasi yang berbeda-beda, ada mahasiswa yang memiliki motivasi untuk mendapatkan nilai A serta IPK 4,00, ada pula mahasiswa yang memiliki motivasi sekedar mencapai target lulus dalam mata kuliah, apalagi mata kuliah yang memang memiliki tingkat kesulitan yang tinggi. Oleh sebab itu diperlukan adanya sebuah motivasi bagi mahasiswa untuk meraih prestasi tersebut dengan berbagai macam dorongan atau hasrat agar berprestasi dalam bidang akademik. Motivasi menurut Uno (2007) adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang untuk bertingkah laku. Dorongan ini berada pada diri seseorang yang menggerakkan untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan dorongan dalam dirinya. Oleh karena itu, perbuatan seseorang yang didasarkan atas motivasi tertentu mengandung tema sesuai dengan motivasi yang mendasarinya. Lebih lanjut Uno menerangkan motivasi juga dapat dikatakan sebagai perbedaan antara dapat melaksanakan dan kemauan melaksanakan. Motivasi lebih dekat pada kemauan melaksanakan tugas untuk mencapai tujuan. Salah satu jenis motivasi yang dipandang mempunyai peranan dalam perilaku kerja individu adalah motivasi berprestasi.
4
Menurut Atkinson dalam (Fibrina, 2009) motivasi berprestasi adalah kecenderungan umum untuk berusaha meraih kesuksesan dan memiliki orientasi tujuan, aktivitas sukses atau gagal. Dengan merasa mampu, maka individu akan memiliki sikap optimis dalam menghadapi masalah dan tantangan hidup. Sehingga individu mendapat dorongan atau motivasi dalam mencapai tujuantujuan yang ada. Menurut Mc.Clelland dalam (Rumiani, 2006) orang yang memiliki motivasi berprestasi menunjukkan ciri-ciri seperti: suka bekerja keras, ulet, membutuhkan umpan balik secara nyata, berorientasi masa depan, tidak membuang waktu, optimis, bertanggung jawab dan memperhatikan resiko. Motivasi berprestasi menurut McClelland dalam (Rumiani, 2006) yaitu dorongan yang menggerakkan seseorang menuju suatu keberhasilan dan untuk mengerjakan pekerjaan dengan baik. Individu yang memiliki kebutuhan berprestasi yang tinggi adalah mereka yang menyukai tantangan dalam setiap pekerjaannya. Mereka didorong oleh hasrat untuk menjadi yang terdepan, untuk menyelesaikan permasalahan dan untuk menampilkan performa kerja yang luar biasa. Oleh sebab itu, peneliti ingin mengetahui sejauh mana hubungan antara motivasi berprestasi dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa jurusan Psikologi Universitas Bina Nusantara Jakarta. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan hal-hal yang telah dikemukakan di latar belakang masalah, maka pokok permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut : “Apakah ada hubungan motivasi berprestasi dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa jurusan Psikologi Universitas Bina Nusantara Jakarta?”
5
1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui hubungan motivasi
berprestasi dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa jurusan Psikologi Universitas Bina Nusantara Jakarta.
1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Manfaat teroritis dari penelitian ini adalah memberikan sumbangan ilmiah pada pengembangan Ilmu Psikologi, khususnya Psikologi Pendidikan
tentang
hubungan
motivasi
berprestasi
dengan
prokrastinasi akademik pada mahasiswa jurusan Psikologi Universitas Bina Nusantara Jakarta. 2. Manfaat Praktis Manfaat praktis dari penelitian ini adalah memaparkan hubungan motivasi berprestasi dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa jurusan Psikologi Universitas Bina Nusantara Jakarta.