BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Stres telah menjadi bagian hidup para pekerja. Pesatnya perkembangan asuransi saat ini mendorong setiap perusahaan asuransi bersaing secara ketat serta menuntut pegawai mereka untuk bekerja dengan baik dan maksimal dalam pencapaian target yang akan dicapai secara professional (Ismirani, 2011). Perusahaan asuransi, mempunyai usaha bermacam-macam, dengan banyaknya tuntutan kerja tidak menutup kemungkinan karyawan mengalami stres kerja. Karena dalam menyelesaikan pekerjaan, karyawan seringkali dihadapkan pada masalah-masalah, baik dari dalam lingkungan perusahaan maupun dari luar lingkungan perusahaan. Dalam hal ini karyawan mau tidak mau akan dihadapkan pada perasaan tertekan atau stres (Badiah, 2013). Meningkatnya perkembangan jaman saat ini yang semakin maju mengharuskan salah satu perusahaan asuransi di Indonesia untuk bisa beradaptasi dalam segala kondisi. Agen asuransi saat ini dihadapkan dengan berbagai masalah yang dapat dilihat dalam pertumbuhan ekonomi yang tidak seimbang dan adanya beberapa masalah yang dihadapi perusahaan asuransi sehingga mempengaruhi agen untuk terkena stres (Dewi, 2016). Fakta yang terjadi pada perusahaan asuransi tersebut mengalami beberapa masalah yang mempengaruhi stres kerja misalnya, adanya tuntutan tugas ketika agen tidak mampu melaksanakan tugasnya dengan baik sehingga membuat agen merasa stres, adanya perubahan situasi bisnis dimana perusahaan asuransi saling 1 http://digilib.mercubuana.ac.id/
2
bersaing dan membuat agen merasa tersaingi sehingga tidak mampu mendapatkan nasabah. Hal ini sesuai dengan pernyataan Robbins (2016) bahwa stres kerja merupakan keadaan yang dinamik yang diinginkan dan hasilnya diartikan sebagai sesuatu hal yang tidak pasti namun sangat penting baginya yang berupa peluang, kendala maupun tuntutan. Faktor yang mempengaruhi stres kerja dapat berupa faktor organisasi itu sendiri, faktor lingkungan, serta faktor individunya. Menurut Sosik dan Megerian bahwa pemimpin yang memiliki skor kompetensi EQ (kecerdasan emosional) yang tinggi ternyata menghasilkan kinerja dan capaian perusahaan yang lebih baik, apalagi jika ditambah mereka memiliki gaya kepemimpinan transformasional. Ciarrochi menyatakan bahwa kecerdasan emosional memiliki kontribusi yang unik untuk memahami hubungan antara tingkat stres seseorang dan kesehatan mentalnya (Dalam Sanjaya, 2012). Hal ini sesuai dengan pernyataan Robbins, bahwa sumber-sumber stres kerja ialah faktor lingkungan,
seperti kemajuan teknologi,
perubahan situasi
bisnis,
dan
ketidakpastian politik. Faktor organisasi, tuntutan tugas dan peran, serta peran pribadi di tempat kerja, dan struktur organisasi. Faktor individu, faktor persoalan keluarga, ekonomi, dan karakteristik bawaan. Dalam karakteristik bawaan pada masing-masing individu memiliki emosi yang berbeda-beda, ada yang gampang terbawa dan ada yang tidak. Salah satunya ialah kecerdasan emosional. Dengan kata lain, salah satu penyebab stres berasal dari kepribadian orang tersebut (Robbins, 2016). Penelitian mengenai kecerdasan emosional dan stres kerja pernah diteliti untuk mengetahui korelasi kecerdasan emosional dan stres kerja pada kinerja
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3
karyawan. Hipotesis penelitian ini adalah adanya korelasi antara kecerdasan emosional dan stres kerja pada kinerja karyawan. Subjek penelitian adalah karyawan PT. X dengan usia minimum 22 tahun, berpendidikan minimal SMA, dan memiliki pengalaman kerja minimal 1 tahun. Subjek penelitian diperoleh dengan
menggunakan
metode
pusposive
sampling.
Hasil
penelitian
memperlihatkan korelasi yang signifikan antara kecerdasan emosional dan stres kerja, serta dapat digunakan sebagai prediktor kinerja karyawan (Hidayati, 2008). Berdasarkan uraian di atas, salah satu penyebab seseorang mengalami stres kerja karena dipengaruhi kemampuan kecerdasan emosionalnya. Salovey menyatakan bahwa kecerdasan emosional terdiri dari mengenali emosi diri atau kesadaran diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain atau empati, dan membina hubungan (Dalam Goleman, 2015). Berdasarkan analisa data penelitian yang dilakukan oleh Ricko yang meneliti hubungan kecerdasan emosional dengan stress kerja anggota kru film diperoleh hasil hipotesis nihil (Ho) ditolak, dan hipotesis alternatif (Ha) diterima, yang berarti ada hubungan kecerdasan emosional dengan stres kerja pada anggota kru film. Penelitian ini membahas mengenai profesi sebagai kru film dan peneliti, Ricko (2011) yang melakukan wawancara terbatas mendapatkan informasi bahwa antar anggota sering terjadi ketegangan hubungan interpersonal dalam membina hubungan, menunjukkan sikap yang tidak kooperatif, dan salah paham antar sesama anggota (Ricko, 2011). Sesuai dengan pernyataan Salovey, dimana Salovey mengungkapkan salah satu aspek dari kecerdasan emosional adalah
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4
membina hubungan untuk dijadikan sebagai dasar dalam mengungkap kecerdasan emosional pada diri individu (Dalam Goleman, 2015). Kecerdasan emosional menurut Salovey, kecerdasan emosional dapat dikenali dari aspek-aspek kecerdasan emosional yakni aspek mengenali emosi diri yang meliputi kemampuan mengenali perasaan diri, dan membuat keputusan pribadi. Aspek mengelola emosi meliputi kemampuan menghibur diri sendiri, dan kemampuan bangkit dari perasaan yang menekan. Aspek memotivasi diri meliputi menguasai diri sendiri untuk berkreasi, dan sikap menahan untuk tidak terjerumus ke dalam keputus-asaan. Aspek mengenali emosi orang lain meliputi menempatkan diri pada orang lain, dan membantu orang lain keluar dari kesusahannya.
Dan
aspek
membina
hubungan
meliputi
kemampuan
mengendalikan emosi, dan kemampuan mempengaruhi orang lain menjadi tenang (Dalam Goleman, 2015). Berdasarkan beberapa sumber penelitian terdahulu, peneliti tertarik untuk mengangkat tema terkait kecerdasan emosional dan stres kerja pada perusahaan di bidang asuransi. Salah satunya yang akan peneliti teliti di PT. Asuransi Bhakti Bhayangkara, karena perusahaan tersebut memiliki waktu kerja yang cukup lama sekitar 9 jam, dan pegawai mereka juga menghabiskan waktu yang cukup lama bekerja di depan komputer, dan harus berhadapan dengan komplain dari konsumen. Karyawan PT. Asuransi Bhakti Bhayangkara memiliki jadwal pekerjaan yang sibuk, dan mengalami banyak masalah pekerjaan, yang menimbulkan stres pada karyawan, seperti menghindari kekeliruan atau meyelesaikan tugas dalam suatu kurun waktu yang terbatas, beban kerja yang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
5
berlebihan, serta rekan kerja yang tidak menyenangkan, setiap akhir bulan sampai awal bulan, karyawan diharuskan membuat laporan OJK, dan sering pula mereka diharuskan menyelesaikan tugas dalam kurun waktu tertentu. Hal-hal tersebut-lah yang menimbulkan stres pada karyawan. Dengan demikian judul skripsi ini adalah pengaruh kecerdasan emosional terhadap stres kerja pada karyawan PT. Asuransi Bhakti Bhayangkara. Berdasarkan fenomena yang telah dipaparkan diatas, maka yang akan menjadi fokus penelitian ini adalah pengaruh kecerdasan emosional terhadap stres kerja pada karyawan PT. Asuransi Bhakti Bhayangkara.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan masalah yang dijadikan arah penelitian oleh peneliti adalah : “Adakah pengaruh kecerdasan emosional terhadap stres kerja pada karyawan PT. Asuransi Bhakti Bhayangkara ?”
1.3 Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kecerdasan emosional terhadap stres kerja pada karyawan PT. Asuransi Bhakti Bhayangkara.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
6
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah sebagai pengembangan dan pengaplikasian ilmu Psikologi, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah ilmu Psikologi khususnya di bidang Psikologi Industri dan Organisasi.
1.4.2 Manfaat Praktis Manfaat praktis dari penelitian ini dapat menjadi masukan bagi pihak PT. Asuransi Bhakti Bhayangkara dalam pengelolaan situasi kondisi kerja, kenyamanan jiwa para anggotanya dalam melakukan tugas-tugasnya, dan juga dapat memperhatikan beban kerja yang ditanggung, sehingga dapat menempatkan individu sesuai dengan tanggung jawabnya dan mampu menampilkan kerja yang terbaik yang pada akhirnya akan menghasilkan produktifitas yang tinggi.
1.5 Sistematika Penulisan Skripsi BAB I : PENDAHULUAN. Berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian serta sistematika penulisan skripsi. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA. Bagian ini membahas teori-teori mengenai definisi stres, definisi stres kerja, sumber-sumber stres kerja, dan aspek-aspek stres kerja.
Pengertian kecerdasan emosional, faktor-
faktor kecerdasan emosional, dan aspek-aspek kecerdasan emosional. Selanjutnya dibahas pengaruh kecerdasan emosional terhadap stres
http://digilib.mercubuana.ac.id/
7
kerja pada karyawan PT. Asuransi Bhakti Bhayangkara dan hipotesis penelitian. BAB III : METODOLOGI PENELITIAN. Membahas uraian dasar metodologi yang digunakan, identifikasi variabel penelitian, definisi operasional, populasi dan sampel, metode pengumpulan data, metode analisis instrumen, dan metode analisis data penelitian. BAB IV : LAPORAN PENELITIAN. Membahas laporan hasil penelitian, berisi gambaran umum subjek penelitian, analisis deskriptif data penelitian, hasil analisis data penelitian, dan pembahasan. BAB V : PENUTUP. Bagian ini menjelaskan kesimpulan, dan saran.
http://digilib.mercubuana.ac.id/