BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Pemilihan lokasi merupakan bagian dari aktivitas strategik manajemen (Tabari et al, 2008). Pembelajaran akan topik pemilihan lokasi memiliki sejarah penelitian yang panjang dalam berbagai bidang penelitian, seperti riset operasi, teknik industri, geografi, ekonomi, ilmu komputer, matematika, pemasaran, teknik elektro, dan perencanaan wilayah. Selain itu, banyak metode yang telah dikembangkan untuk subjek vital ini (Drezner, 1995). Pemilihan lokasi melibatkan organisasi untuk mencari lokasi, merelokasi, ataupun mengembangkan operasionalnya. Umumnya pemilihan lokasi meliputi identifikasi, analisis, evaluasi, dan pemilihan di antara berbagai alternatif. Keputusan kemudian dibuat untuk memulai pencarian terhadap lokasi “terbaik” (Yang dan Lee, 1997). Penentuan lokasi merupakan aspek yang sangat penting dalam dunia bisnis. Penentuan lokasi bahkan lebih sering digunakan untuk operasional jasa dibandingkan manufaktur (Russell & Taylor, 2011). Tujuan dari penentuan lokasi adalah untuk memaksimalkan keuntungan dari lokasi tersebut tehadap perusahaan (Heizer & Render, 2011). Penentuan lokasi saat ini menjadi semakin kompleks dikarenakan
1
globalisasi yang juga terjadi di tempat kerja. Namun, banyak faktor lain yang mempengaruhi penentuan keputusan lokasi, di antaranya adalah produktivitas tenaga kerja, devisa, budaya, perubahan sikap terhadap industri, kedekatan terhadap pasar atau konsumen, kedekatan terhadap supplier, dan kedekatan terhadap kompetitor (Heizer & Render, 2011). Penentuan lokasi tentu saja berguna tidak hanya untuk aspek industrial. Untuk aspek layanan sosial pun, penentuan lokasi sangat penting. Seperti yang dilakukan oleh Universitas Gadjah Mada dalam penentuan lokasi stasiun sepeda kampusnya. Dimulai dari Rencana Induk Pengembangan Kampus (RIPK) Universitas Gadjah Mada 2005 - 2015 yang memberikan arah pada pengembangan kawasan educopolis yaitu suatu lingkungan yang kondusif untuk proses pembelajaran dalam konteks pengembangan kolaborasi multidisiplin dan tanggap terhadap isu ekologi. Hal ini merupakan salah satu bentuk program kerja yang dicanangkan oleh UGM dalam pencapaian visinya yakni Universitas Gadjah Mada sebagai pelopor perguruan tinggi nasional berkelas dunia yang unggul dan inovatif, mengabdi kepada kepentingan bangsa dan kemanusiaan dijiwai nilai-nilai budaya bangsa berdasarkan Pancasila (Tim Sepeda Kampus UGM, 2013). Kebijakan pengelolaan layanan sepeda kampus merupakan salah satu perwujudan dari visi tersebut. Penggunaan sepeda di dalam lingkungan kampus di samping menyehatkan jasmani juga diharapkan akan meningkatkan silahturahmi antar
2
mahasiswa sebagai calon pemimpin bangsa pada berbagai bidang keahlian (Tim Sepeda Kampus UGM, 2013). Sarana prasarana transportasi di dalam kampus ditata mempertimbangkan berbagai aspek yaitu keselamatan, kenyamanan, terciptanya udara bersih, dan keterhubungan antar berbagai bagian kampus. Untuk itu prioritas diberikan berbeda pada berbagai jenis moda transportasi yaitu prioritas pertama jalan kaki, dilanjutkan kendaraan tidak bermotor, angkutan umum, dan terakhir kendaraan bermotor pribadi (Tim Sepeda Kampus UGM, 2013). Mulai pertengahan tahun 2011 universitas menyelenggarakan layanan Sepeda Kampus. Sepeda Kampus merupakan pengembangan lanjut dari Sepeda Hijau UGM yang diinisiasi pada tahun 2005 oleh Pusat Studi Pariwisata (PUSPAR). Pusat Studi Transportasi dan Logistik (PUSTRAL) dan Pusat Studi Lingkungan Hidup (PSLH). Dengan luas kampus yang mencakup kurang lebih 357 ha, keberadaan sepeda kampus menjadi alat transportasi yang sangat penting. Sepeda kampus merupakan sebuah alat transportasi publik yang dikhususkan untuk digunakan di lingkungan UGM, terutama untuk mahasiswa UGM yang berjumlah kurang lebih 9000 mahasiswa setiap tahunnya. Sepeda kampus sangat membantu mahasiswa yang ingin berpindah dari satu fakultas ke fakultas lainnya, ataupun dari kampus menuju lokasi-lokasi penting di lingkungan UGM, seperti Gelanggang Mahasiswa, GMC, dan Perpustakaan UGM, tanpa harus menggunakan kendaraan bermotor. Fasilitas sepeda ini tidak hanya
3
dapat digunakan oleh mahasiswa, namun juga masyarakat umum yang membutuhkan trasportasi untuk berpindah antar lokasi dalam lingkungan kampus UGM. Sistem yang diterapkan dalam penggunaan sepeda kampus ini adalah sistem stasiun, di mana mahasiswa dapat meminjam sepeda dari satu stasiun, dan mengembalikan sepeda ke stasiun yang paling dekat dengan lokasi tujuan di lingkungan UGM. Dengan demikian, mahasiswa tidak perlu mengembalikan sepeda ke tempat semula sepeda dipinjam. Peminjaman sepeda ini dibatasi hanya untuk perpindahan antar lingkungan dalam lingkungan universitas. Waktu peminjaman pun dibatasi, di mana setiap orang yang ingin meminjam, hanya diperbolehkan meminjam selama 30 menit. Pengguna sepeda kampus dapat meminjam sepeda dari stasiun-stasiun yang sudah tersebar di 9 lokasi yang terdapat di lingkungan UGM. Sehingga, keberadaan stasiun sepeda kampus sangat penting untuk menunjang akses mahasiswa terhadap sepeda kampus UGM. Namun, setelah 3 tahun sepeda kampus berjalan dan diterapkan, masih banyak masalah yang membuat fasilitas sepeda kampus tidak sampai pada pengguna secara efektif. Masalah dikeluhkan bermula dari jarak tempuh dari kampus-kampus menuju lokasi peminjaman yakni stasiun sepeda kampus. Jarak tempuh dari beberapa kampus atau lokasi di sekitar area UGM menuju stasiun sepeda masih cukup jauh. Permasalahan ini terlihat pada saat pengguna yang bermaksud meminjam sepeda, harus berjalan cukup jauh untuk menjangkau stasiun sepeda. Hal ini menunjukkan bahwa 4
letak stasiun sepeda di area UGM belum mengakomodir seluruh calon pengguna sepeda. Hal ini cukup bertentangan dengan prinsip pemilihan lokasi. Menurut Heizer dan Render (2011), faktor yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi di antaranya adalah kedekatan terhadap konsumen (proximity to market), yang dalam hal ini, konsumen berarti civitas akademika di lingkungan UGM. Namun halini belum terlihat dalam penetapan stasiun sepeda di lingkungan UGM. Atas dasar paparan-paparan tersebut, penulis menangkap masalah yang terjadi pada kebijakan pengelolaaan stasiun sepeda kampus di UGM. Hal tersebutlah yang melatarbelakangi penulis untuk mengangkat topik pemilihan lokasi stasiun sepeda kampus sebagai skripsi untuk mengidentifikasi lokasi stasiun sepeda kampus yang baru sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan konsumen. Karena kriteria yang akan dilibatkan tentu saja juga lebih dari satu, maka Analytical Hierarchy Process (AHP) menjadi metode yang tepat untuk mengambil keputusan dengan multi kriteria. Diharapkan skripsi ini dapat mengidentifikasi karakteristik tersebut secara tepat dan kemudian dapat memberikan solusi yakni terpilihnya sebuah lokasi baru unuk stasiun sepeda kampus. 1.2. Rumusan Masalah Pengelola sepeda kampus, dalam hal ini Direktorat Pemeliharaan dan Pengelolaan Aset (DPPA) UGM, mengharapkan adanya stasiun sepeda kampus yang
5
baru di lingkungan UGM. Namun realitas yang ada, DPPA UGM memiliki anggaran yang terbatas untuk membangun stasiun yang baru. Sehingga dari banyak alternatif pilihan yang ada, pengelola harus selektif untuk memilih satu saja wilayah yang diprioritaskan untuk dibangun stasiun sepeda kampus yang baru. Karena belum diputuskannya 1 lokasi yang layak dari 19 lokasi stasiun yang diusulkan untuk dibangun stasiun sepeda kampus, maka kriteria lokasi yang menjadi pertimbangan pun harus ditentukan dengan teliti. 1.3. Pertanyaan Penelitian Dari rumusan masalah yang telah diidentifikasi, maka pertanyaan penelitian yang kemudian muncul adalah: 1. Kriteria apa saja yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan lokasi pembangunan stasiun sepeda kampus yang baru? 2. Lokasi manakah yang akan dipilih dari berbagai alternatif lokasi yang ada untuk menjadi pertimbangan pengelola stasiun sepeda kampus untuk dibangun stasiun yang baru? 1.4. Tujuan Penelitian Dari rumusan permasalahan penelitian di atas, maka tujuan yang hendak dicapai oleh penulis adalah:
6
1. Mengindentifikasi kriteria yang sesuai dan dapat menjadi pertimbangan yang sesuai oleh pengelola stasiun sepeda kampus UGM untuk pembangunan stasiun sepeda kampus yang baru. 2. Memutuskan 1 lokasi sebagai tempat dibangunnya lokasi stasiun sepeda kampus yang baru di wilayah kampus UGM.
1.5. Lingkup Penelitian Penelitian yang dilakukan mencakup beberapa hal berikut ini untuk membuat batasan dalam penelitian dan agar fokus penelitian tidak bergeser. 1.5.1. Lokasi Penelitian ini akan dilakukan di lingkungan Universitas Gadjah Mada, di mana peneliti akan mendatangi Direktorat Pemeliharaan dan Pengelolaan Aset UGM, sub unit sepeda kampus UGM dan juga 9 lokasi stasiun sepeda kampus UGM. 1.5.2. Waktu Waktu pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti bersifat crosssectional, dimana data diambil hanya satu kali dalam jangka waktu 3 minggu. 1.5.3. Metode Penelitian ini akan menggunakan model Analyitical Hierarchy Process (AHP).
7
1.5.4. Subjek penelitian Subjek
penelitian
ini
adalah
mahasiswa-mahasiswa
yang
sering
menggunakan sepeda kampus, petugas stasiun sepeda kampus, dan Kepala Bidang Sepeda Kampus.
1.6. Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini ditujukan kepada beberapa pihak yang terkait di dalamnya. 1.6.1. Bagi akademisi 1. Penelitian ini dapat menjadi bahan untuk menambah refrensi penelitian pada aspek pemilihan lokasi dan juga penggunaan AHP. 2. Penelitian ini dapat menjadi refrensi untuk dapat memahami aplikasi nyata metode AHP dalam penentuan lokasi. 1.6.2. Bagi praktisi
1. Hasil penelitian ini dapat menjadi pertimbangan dalam pengembangan stasiun sepeda kampus, sehingga akan menjadi acuan untuk memilih lokasi yang tepat untuk pembuatan stasiun sepeda kampus yang baru. Selain itu, AHP dapat diperkenalkan sebagai salah satu metode pengambilan keputusan kompleks kepada jajaran manajemen.
8
2. Penelitian ini dapat berguna untuk mendukung UGM menuju kampus educopolis, dengan semakin banyaknya mahasiswa yang menjadi pengguna sepeda kampus.
1.7. Kerangka Penulisan Untuk lebih terstrukturnya penulisan tugas akhir ini, maka selanjutnya sistematika penulisan di dalam skripsi ini disusun sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab ini merupakan bab pendahuluan. Bab ini memaparkan berbagai aspek yang membuat penelitian pantas untuk dilaksanakan. Pemaparan dimulai dari latar belakang yang berisikan isu kontektual dan konseptual dari pemilihan lokasi stasiun sepeda kampus yang menjadi topik penelitian. Rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, lingkup penelitian, manfaat penelitian, serta kerangka penulisan juga dijabarkan untuk memberikan pengantar yang jelas bagaimana penelitian ini dimulai. BAB II LANDASAN TEORI Bab ini merupakan bab landasan teori. Bab ini merupakan bab yang berisikan tinjauan literatur yang dilakukan oleh penulis mengenai berbagai aspek yang menjadi kata kunci dalam penelitian ini. Tinjauan literatur mencakup permasalahan yang diangkat yakni mengenai lokasi, objek penelitian itu sendiri, yaitu stasiun sepeda kampus, dan juga model yang akan digunakan yaitu Analytical Hierarchy Process. Penulis juga mencari materi pendukung yang berkaitan dengan penelitian serupa yang dilakukan peneliti lain 9
sebelumnya. Tinjauan literatur dilakukan untuk mempertegas dan menyokong penelitian yang akan dilakukan pada bab selanjutnya. BAB III METODE PENELITIAN Bab III merupakan bab metode penelitian. Pada bab ini, akan dijelaskan secara terperinci bagaimana penelitian ini dilaksanakan. Penulis akan memaparkan jenis penelitian yang dilakukan dan data-data apa saja yang akan dikumpulkan. Rancangan penelitian mengenai tahapan-tahapan penelitian, dimulai dari persiapan sampai dengan teknik analisis data yang dilakukan, akan dijabarkan dalam bab ini. Bab ini kemudian akan menjadi arahan penulis dalam melaksanakan penelitian. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini merupakan bab hasil dan pembahasan. Pada bab ini, penulis telah selesai melakukan penelitian dan menjabarkan hasil yang diperoleh. Setelah penjabaran mengenai hasil penelitian dituangkan, selanjutnya penulis akan melakukan analisis terkait hasil yang diperoleh, sehingga akan ditemukan jawaban atas permasalahan yang mendasari penelitian dilakukan. BAB V SIMPULAN DAN SARAN Bab ini merupakan bab simpulan dan saran. Penelitian dilakukan melalui proses yang panjang, sehingga dibutuhkan simpulan untuk menjadikan dan menggambarkan keseluruhan penelitian menjadi ringkas dan terangkum secara baik. Diberikan pula beberapa saran untuk pihak terkait agar skripsi ini secara nyata membawa manfaat.
10