BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Pembangunan
merupakan
upaya
pemerintah
untuk
meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Pembangunan juga merupakan sebuah program, proses, metode dan gerakan sosial yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat (Suhardjo, 2008). Upaya pembangunan dilakukan dengan memanfaatkan ketersediaan sumberdaya alam secara optimal. Proses pembangunan meliputi pembuatan, perbaikan dan peningkatan wilayah secara fisik maupun non fisik. Keberlangsungan
kegiatan
pembangunan
membutuhkan
instrumen
pendukung yang terdiri dari sarana dan prasarana yang dapat mempercepat laju pembangunan. Sarana
pembangunan dapat
berupa rencana, strategis, dan
kebijaksanaan serta program pembangunan yang relevan dan terstruktur. Prasarana yang berperan dalam mendorong laju pembangunan dapat berupa prasarana fisik dan bukan fisik. Parsarana bukan fisik antara lain organisasi, lembaga produksi, dan pemasaran. Sedangkan prasarana fisik dapat berupa akses transportasi, komunikasi, gedung, dan penguhubung antar daerah (Suroto. 1992). Pembangunan memiliki suatu program yaitu dapat membuat dan menyediakan sarana dan prasaran yang salah satunya berupa infrastruktur transportasi. Prasarana transportasi yang berupa jalan merupakan upaya awal percepatan pembangunan di suatu wilayah. Peran prasarana transportasi dalam perkembangan
1
wilayah dinilai sangat penting dan menjadi program pertama dalam memajukan sebuah wilayah (Satria dkk, 2011). Salah satu program pembangunan adalah penyediaan jalan yang menghubungkan antara satu wilayah dengan wilayah lainnya. Penyediaan jalan diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap perkembangan ekonomi daerah yang lebih cepat. Perangkat sarana dan prasarana akan dapat berpengaruh terhadap keberhasailan pembangunan di suatu wilayah. Jalan merupakan media terjadinya transportasi yang diperuntukan bagi lalu lintas dan sebagai pendukung keberhasilan pembangunan di suatu wilayah. Jalan dapat meningkatkan ekonomi daerah dengan menguhubungkan pusat-pusat pertumbuhan antar wilayah yang berbeda (Adisasmita, 2011). Kemacetan lalu lintas menjadi hambatan besar bagi sistem transportasi. Upaya pemerintah untuk mengurangi jumlah kemacetan lalu lintas maka dibangun sebuah jalan yang bebas hambatan atau disebut juga jalan tol. Pembangunan jalan tol dapat dimanfaatkan sebagai faktor pemicu pengembangan di suatu wilayah. Akses jalan yang mudah membuat permukaan bumi ini menjadi tanpa batas dan tanpa sekat. Dapat dilihat dari adanya kegiatan pertukaran barang dan jasa yang semakin cepat dan luas, menyebabkan terciptanya kemudahan interaksi sosial. Kemudahan akses jalan diperkirakan dapat mendorong para investor untuk mengembangkan wilayah sekitar jalan tol. Selain itu, jalan tol juga mempermudah akses transportasi yang diperkirakan dapat meningkatkan mobilitas tenaga kerja, persebaran tenaga kerja yang merata, serta mendorong terciptanya kesempatan kerja (Munir, 2005)
2
Jalan tol Cikopo-Palimanan atau yang biasa disebut dengan jalan tol Cipali merupakan jalan bebas hambatan dengan panjang 116,75 km yang menjadi jalan tol terpanjang di Indonesia. Tol Cipali melintasi lima kabupaten yaitu Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Subang, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Majalengka, dan Kabupaten Cirebon. Jalan tol Cipali dibangun di atas lahan seluas 1.080,69 ha. Jalan ini memiliki 7 pintu gerbang tol yang terletak di beberapa kecamatan antara lain Cikopo, Kalijati, Subang, Cikedung, Kertajati, Sumberjaya, dan Palimanan (PU, 2015). Pada penelitian ini akan dilakukan pada salah satu daerah yaitu Kecamatan Sumberjaya. Kecamatan Sumberjaya merupakan salah satu daerah yang dilalui tol Cipali. Secara geografis Kecamatan Sumberjaya terletak antara 108016’-108023’ Bujur Timur dan 6040’-6047’. Luas wilayah Kecamatan Sumberjaya adalah 32,73 km2 dan jumlah penduduk mencapai 57.353 jiwa. Laju pertumbuhan penduduk di Kecamatan Sumberjaya mencapai 0,4% (BPS, 2014). Pertumbuhan jumlah penduduk yang semakin meningkat akan menuntut pada proses pembangunan yang bertujuan untuk menyediakan pelayanan dan fasilitas untuk mendukung keberlangsungan hidup manusia (Djojohadikusumo, 1981). Jalan tol Cipali dibangun salah satunya bertujuan untuk mendukung penyediaan fasilitas untuk kemudahan aksesibilitas antar daerah. Jalan tol Cipali yang dinilai menjadi media untuk meningkatakan pertumbuhan ekonomi daerah-daerah yang dilaui oleh jalan tol tersebut dan menciptakan pemerataan pembangunan. Kondisi tersebut akan diikuti dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Namun, di sisi lain pembangunan jalan tol Cipali yang mengakibatkan pembukaan lahan dan merubah fungsi lahan yang dapat 3
berdampak terhadap kondisi lingkungan pada daerah yang dlalui oleh jalan tersebut. Pembukaan lahan untuk pembangunan jalan tol Cipali melibatkan lahan yang sebelumnya merupakan lahan pertanian, sungai, irigasi, jalan, selokan, dan makam. Lahan yang digunakan untuk pembangunan jalan tol di Kecamatan Sumberjaya yang sebagian besar merupakan lahan pertanian yang masih produktif (BAPPEDA, 2015). Lahan tersebut merupakan sumber penghidupan bagi masyarakat Sumberjaya sebagai sektor mata pencaharaian utama yaitu sebagai petani. Manusia menilai lahan sebagai ruang untuk melakukan berbagai kegiatan sehari-hari. Sehingga perubahan fungsi lahan akan sangat berdampak pada kondisi tingkat kesejahteraan masyarakat. Selain itu, perubahan fungsi lahan juga kemungkinan akan berdampak pada pergeseran struktur ekonomi di wilayah tersebut. Apabila jumlah permintaan tenaga kerja yang tidak sesuai dengan kriteria penawaran, maka akan menimbulkan masalah pengangguran yang akan berdampak pada perekonomian (Rahardjo, 1984). Pembangunan akses jalan sebagai mediator dari suatu pembangunan akan mempengaruhi kehidupan manusia. Pelaksanaan pembangunan jalan tol Cipali yang dibangun menggunakan lahan pertanian yang masih produktif akan sangat mungkin berdampak terhadap masyarakat pemilik dan penggarap lahan pertanian tersebut. Karena lahan yang digunakan merupakan sumber pendapatan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Selain itu, pembangunan jalan tol Cipali yang menyebabkan adanya konversi lahan juga kemungkinan akan berdampak pada kondisi ekonomi, sosial, serta lingkungan di daerah yang dilalui oleh jalan tol Cipali. Berdasarkan hal tersebut diatas, penelitian ini berjudul “Perubahan Struktur Ekonomi
4
Masyarakat Kecamatan Sumberjaya Kabupaten Majalengka (Studi Komparatif Sebelum Dan Sesudah Pembangunan Jalan Tol Cikopo Palimanan)”.
1.2. Rumusan Masalah Jalan Tol Cipali merupakan jalan bebas hambatan dengan panjang 116,75 km yang dibangun diatas lahan seluas 1.080,69 ha. (PU, 2015).
Lahan yang
digunakan untuk pembangunan jalan tol di Kecamatan Sumberjaya sebagian besar merupakan lahan pertanian yang masih produktif seluas 105,48 ha (BAPPEDA, 2015). Perubahan penggunaan lahan akibat pembangunan jalan tol secara langsung berdampak pada jumlah pemilik lahan dan penggarap lahan pertanian. Jalan tol Cipali yang melalui Kecamatan Sumberjaya dibangun diatas lahan seluas 105,5 ha. Lahan tersebut merupakan sumber penghidupan bagi masyarakat pemilik lahan yang sebagian besar bermata pencaharaian sebagai petani. Pertanian di Kecamatan Sumberjaya menghasilkan produksi padi yang relatif besar, sehingga pemerintah Majalengka mengkatagorikan daerah tersebut sebagai daerah swasembada pangan. Namun, setelah adanya jalan tol Cipali terjadi perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi lahan non pertanian yang diperkirakan akan berdampak pada perubahan struktur ekonomi terutama masyarakat pemilik lahan karena mereka kehilangan lahan yang biasa digunakan untuk kegiatan pertanian dan menjadi sumber penghasilan. Setelah adanya jalan tol Cipali masyarakat pemilik lahan harus beradaptasi
dengan
keterbatasan
lahan
yang
mereka
miliki
untuk
tetap
melangsungkan kehidupanya. Namun, di sisi lain keberadaan jalan tol juga dapat berdampak pada peningkatan sektor industri, jasa, dan perdagangan di daerah sekitar 5
yang dilalui oleh jalan tol Cipali. Kondisi tersebut diperkirakan akan mengakibatkan pergeseran struktur ekonomi dari ekonomi tradisional menjadi ekonomi modern. Jalan tol Cipali yang dibangun di atas sebidang lahan yang mengakibatkan adanya proses pembukaan lahan dan perubahan fungsi lahan. Proses pembukaan lahan yang merubah tata guna lahan diperkirakan akan berdampak pada perubahan kondisi lingkungan fisik di sekitar area pembangunan jalan tol tersebut. Maka timbul beberapa pertanyaan mengenai kondisi masyarakat pemilik lahan yang terdampak secara langsung oleh pembangunan jalan tol Cipali, antara lain: 1.
Apakah terjadi perubahan struktur ekonomi pada masyarakat pemilik lahan Kecamatan Sumberjaya pada saat sebelum dan sesudah pembangunan jalan tol Cipali?
2.
Bagaimana dampak ekonomi, sosial, dan lingkungan fisik yang terjadi di Kecamatan Sumberjaya akibat adanya jalan tol Cipali?
1.3. Tujuan Berdasarkan latar belakang dan rumusan permasalahan yang telah diuraikan sebelumnya, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui perubahan struktur ekonomi pada masyarakat pemilik lahan Kecamatan Sumberjaya pada saat sebelum dan sesudah pembangunan jalan tol Cipali. 2. Mengetahui dampak ekonomi, sosial, dan lingkungan fisik yang terjadi di Kecamatan Sumberjaya akibat adanya jalan tol Cipali?
6
1.4. Manfaat Penelitian Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang terkait antara lain: 1.
Sebagai sarana untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh penulis selama masa perkuliahan.
2.
Sebagai pengetahuan bagi pembaca untuk mengetahui perbandingan perubahan struktur ekonomi sebelum dan sesudah pembangunan jalan tol Cipali.
3.
Sebagai pengetahuan bagi pembaca untuk mengetahui dampak ekonomi, sosial, dan lingkungan fisik karena adanya jalan tol Cipali.
4.
Sebagai data dan sumber informasi bagi pemerintah untuk mengambil keputusan mengenai kebijakan dalam pembangunan daerah.
5.
Sebagai referensi untuk pengembangan penelitian selanjutnya.
1.5. Tinjauan Pustaka 1.5.1. Pendekatan Keruangan Geografi adalah ilmu yang mempelajari berbagai fenomena geosfer yang terdiri dari litosfer, pedosfer, hidrosfer, atmosfer, dan antrosfer. Objek kajian geografi yang terdiri dari objek kajian material dan objek formal. Objek material geografi merupakan objek kajian yang dipelajari dalam geografi yaitu mencakup lingkungan, manusia, dan hubungan antara manusia dengan lingkungan. Objek formal geografi merupakan
cara
berpikir
untuk
memecahkan
suatu
permasalahan
dengan
menggunakan sudut pandang geografi atau perspektif geografi (Marhadi, 2014). Dalam perspektif geografi biasa dikenal dengan pendekatan geografi yang terdiri dari 7
pendekatan keruangan, pendekatan ekologi, dan pendekatan kompleks wilayah (Hagget, 2001 dalam Marhadi, 2014). Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan keruangan. Pendekatan keruangan merupakan kerangka analisis geografi yang menekankan aspek keruangan dalam menjelaskan fenomena geosfer. Pendekatan keruangan berkaitan erat dengan persebaran dari suatu objek. Pendekatan ini digunakan untuk mengetahui persebaran penggunaan ruang yang telah ada dan penyediaan ruang yang akan dirancang. Pendekatan ini bersifat horizontal yaitu mengaitkan pola, interaksi, proses, dan struktur dalam ruang dengan dimensi waktu (Bellarminus, 2014).
1.5.2. Geografi Transportasi Geografi transportasi membuat kajian geografi terhadap fenomena transportasi yang meliputi lokasi, persebaran, dan interaksi terhadap lingkungan. Peran geografi dalam transportasi yaitu dengan memberikan prediksi, analisis, dan solusi terhadap fenomena transportasi. Karena transportasi memiliki peran penting dalam perkembangan kehidupan manusia dan harus tetap menjaga keseimbangan lingkungan (Bellarminus, 2014). Transportasi merupakan perpindahan manusia atau barang dari satu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan sarana dan prasarana yang digerakan oleh mesin atau manusia. Sarana transportasi meliputi sarana transportasi darat, laut, dan udara. Sarana transportasi yang semakin canggih dapat berjalan dengan cepat, menggunakan bahan bakar efisien dan ramah lingkungan, serta dapat mengangkut 8
penumpang dan barang lebih nyaman. Prasarana transportasi berupa jalan, jembatan, terminal, bandara, pelabuhan, dan halte yang merupakan penunjang utama proses berlangsungnya transportasi (Bellarminus, 2014). Peran transportasi bagi kehidupan manusia memiliki nilai yang sangat penting untuk bergerak dari satu tempat ke tempat lain. Transportasi juga berperan sebagai dasar untuk perkembangan pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah. Keberadaan transportasi membuat sebuah ruang menjadi tanpa batas dan mudah untuk dijangkau. Geografi dengan fokus interaksi keruangan antara penduduk dengan tempatnya akan membantu dalam memahami tentang kebutuhan transportasi dan merencanakan di masa akan datang (Marhadi, 2014). Transportasi memiliki peranan penting dalam kemajuan suatu wilayah, dimana trasnportasi akan membawa peningkatan mobilitas manusia dan distribusi barang. Dengan trasnportasi yang baik akan memudahkan terjadinya interaksi antar penduduk dan mengurangi daerah yang terisolasi. Masalah keterisolasian menjadi penghambat dalam membangun suatu daerah, maka solusi yang paling tepat adalah dengan membuka jaringan trasnportasi. Oleh karena itu, transportasi menjadi motor penggerak kemajuan ekonomi yang ditandai dengan mobilitas tinggi (Bellarminus, 2014).
1.5.3. Peran Pembangunan Dalam Pertumbuhan Ekonomi Pembangunan wilayah merupakan serangkaian upaya yang sistematis dan berkelanjutan untuk menciptakan kehidupan manusia yang lebih layak. Tujuan dasar dari suatu pembangunan mencakup tiga komponen dasar yaitu kecukupan dalam 9
memenuhi kebutuhan pokok, meningkatkan rasa percaya diri, dan kebebasan untuk memilih. Pembangunan berupa proses yang menghasilkan kesejahteraan masyarakat secara merata dan berkeadilan. Pembangunan disini tidak hanya dilihat pada hasil yang diperoleh akan tetapi pembangunan harus melihat proses yang berlangsung yang berkaitan erat dengan kondisi lingkungan fisik, sosial, dan ekonomi. Ketiga kondisi tersebut harus dipahami dengan baik agar hasil yang direncanakan dapat terlaksana secara optimum (Nugroho dan Rokhmin, 2004). Pembangunan terdiri dari dua bagian yaitu pembangunan fisik dan pembangunan non fisik. Pembangunan fisik yaitu pembangunan yang dilakukan dengan merubah kondisi wilayah secara fisik. Pembangunan fisik meliputi pembangunan prasarana atau infrastruktur untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Sedangkan pembangunan non fisik memiliki subyek utama dalam pembangunan yaitu manusia. Pembangunan non fisik dapat berupa pembangunan yang berdasarkan pada aspek sosial. Keseimbangan dalam pembangunan akan mencerminkan kondisi pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah (Pramana, 2013). Pembangunan menjadi faktor pendorong bagi pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah (Rustiadi dkk, 2009). Adanya pembangunan akan menciptakan kondisi wilayah yang semakin membaik yang didorong dengan adanya perbaikan dan penciptaan fasilitas umum. Kondisi tersebut akan menjadi daya tarik bagi para investor untuk menanamkan modal ekonomi dan menciptakan lapangan pekerjaan. Keberadaan lapangan pekerjaan tersebut menjadi peluang untuk perluasan kesempatan kerja bagi masyarakat sekitar kawasan pembangunan. Hal tersebut sesuai
10
dengan tujuan utama dalam pembangunan di suatu wilayah yaitu untuk menciptakan kesempatan kerja yang merata dan berkeadilan (Suroto, 1992). 1.5.4. Dampak Pembangunan Terhadap Lingkungan Pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat menuntut penyediaan berbagai fasilitas untuk mendukung keberlangsungan hidup manusia. Kondisi tersebut menjadi faktor utama terjadi suatu pembangunan yang berupa pembangunan secara fisik. Pembangunan yang membutuhkan dan menggunakan ketersediaan sumberdaya alam. Sehingga setiap kegiatan pembangunan akan menimbulkan beberapa masalah terhadap lingkungan (Sugandhy dan Hakim, 2007). Menurut Fandeli (2004), parameter lingkungan dikelompokan menjadi tiga bagian yang biasa disingkat dengan A, B, C yaitu Abiotic, Biotic, dan Culture. Ketiga komponen tersebut saling keterkaitan dan ketergantungan. Parameter abiotic atau unsur lingkungan yang mempengaruhi kehidupan manusia meliputi tanah, atmosfer, air, dan sinar matahari. Parameter biotic atau semua makhluk hidup yang terdiri dari manusia, hewan, dan tumbuhan. Sedangkan untuk parameter culture atau parameter berupa kondisi sosial ekonomi dan budaya di masyarakat. Kegiatan pembangunan yang melibatkan sumberdaya akan mempengaruhi kondisi lingkungan. Karena kegiatan pembangunan akan melakukan berbagai perubahan dan pergerakan yang menggunakan kekayaan sumberdaya baik berupa sumberdaya alam maupun sumberdaya manusia. Dalam kegiatan pembangunana berwawasan lingkungan maka mutu lingkungan harus tetap dijaga agar tidak rusak baik saat ini maupun yang akan datang. Pembangunan berwawasan lingkungan harus memperhitungkan penerapan 11
dalam perencanaan tata ruang, adanya standar lingkungan, penerapan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMPDAL), dan adanya kegiatan rehabilitasi kerusakan
lingkungan.
Dengan
menerapkan
aspek-aspek
tersebut
dalam
pembangunan maka hasil dari suatu pembangunan akan dinikmati baik saat ini maupun di masa akan datang (Hadi, 2012).
1.5.5. Hubungan Antara Pembangunan Jalan Tol dan Konversi Lahan Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2005, jalan tol merupakan jalan alternatif yang merupakan bagian sistem jaringan jalan umum dan jalan nasional yang penggunaanya diwajibkan membayar biaya tol. Pembuatan jalan tol bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah dengan mempermudah akses antara pusat-pusat pertumbuhan ekonomi (Bellarminus, 2014). Pengadaan jalan tol merupakan wujud pemerataan dalam pembangunan wilayah dengan memperhatikan keadilan. Jalan tol mempunyai fungsi yang lebih tinggi dibandingkan dengan jalan arteri, sehingga untuk pembuatan jalan tol harus memenuhi beberapa spesifikasi dan persyaratan teknis tertentu. Pengguna jalan tol akan dikenakan biaya yang akan digunakan untuk pengembalikan biaya investasi, pemeliharaan dan pengembangan jalan tol. Menurut Undang-undang Nomer 38 tahun 2004 tentang jalan, menjelaskan jalan tol diadakan untuk: 1. Memperlancar lalu lintas; 2. Meningkatkan hasil guna dan daya guna distribusi barang dan jasa guna menunjang pertumbuhan ekonomi; 12
3. Meringankan beban pemerintah melalui partisipasi pengguna jalan tol; 4. Meningkatkan pemerataan hasil pembangunan dan keadilan; 5. Biaya yang dikeluarkan oleh pengguna jalan tol digunakan untuk pengembalian modal, pemeliharaan, dan pengembangan jalan tol. Pembangunan jalan tol dibangun di atas lahan daratan yang sangat berkaitan dengan perubahan pola tata ruang. Pembangunan jalan tol dirancang dengan tatanan yang baik pada kawasan startegis sehingga jalan tersebut dapat dimanfaatkan secara optimal bagi para pengguna jalan. Oleh karena itu, tata ruang disini memiliki peran sebagai media yang menjadi unsur penentu terciptanya pembangunan sosial dan ekonomi (Adisasmita, 2014). Pola tata ruang yang berkaitan dengan kebutuhan lahan akan berdampak pada perubahan permukaan bumi secara fisik. Seiring dengan kebutuhan masyarakat dan pembangunan menimbulkan proses perubahan secara fisik yang meningkatkan tekanan terhadap sumberdaya lahan di suatu wilayah (Ritohardoyo, 2009). Perubahan secara fisik akan menimbulkan konversi lahan yang akan berdampak terhadap lingkungan. Konversi lahan merupakan perubahan suatu fungsi ke fungsi lainnya baik sebagian maupun keseluruhan kawasan lahan di suatu wilayah. Lahan digunakan manusia sebagai wadah untuk melakukan berbagai aktivitas kehidupan sehari-hari, sehingga adanya proses perubahan fungsi lahan dapat terjadi sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan manusia. Pemanfaatan lahan biasanya lebih mempertimbangkan kepentingan ekonomi
dibandingkan
dengan
kepentingan
lingkungan.
Kondisi
tersebut
menyebabkan sering terjadi pemanfaatan lahan yang berlebihan serta melampaui kemampuan lahan tersebut (Rustiadi, 2009). Pengembangan perkotaan yang semakin 13
meningkat dan meluas ke pedesaan yang mempersempit lahan pertanian dan lahan terbuka yang berakibat pada perubahan kualitas lingkungan (Muta’ali, 2013). Lahan memiliki peran yang sangat penting bagi kehidupan manusia, hewan, dan tumbuhan untuk melakukan berbagai aktivitas sehari-hari (Worosuprojo, 2007 dalam Suhardjo, 2008). Apalagi lapangan pekerjaan di sektor pertanian akan sangat tergantung pada sumberdaya lahan, maka apabila sumberdaya lahan pertanian menghilang para petani akan segera mencari mata pencaharian lainnya (Subroto, 2007 dalam Suhardjo, 2008). Lahan yang memiliki nilai sangat penting bagi kehidupan manusia. Pemanfaatan lahan memerlukan pertimbangan dan perhitungan yang sangat matang, agar dapat meminimalisir dampak negatif yang akan terjadi. Lingkungan alam merupakan media pendukung dari suatu pembangunan yang bersifat fisik. Pembangunan yang merubah tatanan ruang juga dapat berdampak pada penurunan kualitas lingkungan. Maka suatu pembangunan harus mengutamakan aspek lingkungan agar tetap terjaga dan lestari. Pembangunan didorong oleh laju pertumbuhan penduduk yang menuntut berbagai fasilitas untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Kondisi tersebut dapat menyebabkan penurunan daya dukung lahan secara berkelanjutan. Dampak yang dapat terjadi berkurangnya daya dukung lingkungan yang berkelanjutan bahkan terjadi proses degradasi hingga tingkat yang kritis (Kodoatie, 2003).
1.5.6. Struktur Ekonomi Pembangunan
yang
memiliki
tujuan
utama
untuk
meningkatkan
kesejahteraan masyarakat secara adil dan merata. Kegiatan pembangunan dilakukan 14
secara sistematis dan berkelanjutan. Kegiatan tersebut akan berdampak pada perubahan kondisi wilayah baik secara fisik maupun non fisik. Akibat dari perubahan tersebut hal yang paling mendasar dapat dirasakan oleh masyarakat setempat adalah perubahan struktur ekonomi (Tambunan, 1996). Perubahan struktur ekonomi yang dapat terjadi adalah perubahan pada sektor ekonomi. Sektor ekonomi utama dengan struktur ekonomi tradisional berupa pertanian berubah menjadi ekonomi modern. Kondisi tersebut disebabkan oleh adanya kebijakan baik itu secara langsung maupun tidak langsung. Kebijakan secara langsung dapat berupa pemberian insentif secara langsung pada sektor ekonomi modern. Sedangkan untuk kebijakan tidak langsung yaitu hasil dari suatu pembangunan fisik berupa penyediaan infrastruktur sarana dan prasarana yang dapat mempermudah mobilitas barang dan jasa (Tambunan, 2001). Perubahan
sektor
ekonomi
dapat
berpengaruh
terhadap
faktor
ketenagakerjaan. Dimana suatu permintaan tenaga kerja akan meningkat sesuai dengan peluang lapangan kerja. Permintaan tenaga kerja menjadi faktor utama sebagai perluasan kesempatan kerja di suatau wilayah. Namun, permintaan tenaga kerja harus sesuai dengan syarat dan ketentuan yang berlaku untuk memenuhi peluang ketersediaan lapangan kerja. Permintaan yang tidak sesuai akan menimbulkan pengangguran yang menjadi kendala dalam pertumbuhan ekonomi (Sukirno, 1981). Pembangunan yang bertujuan untuk mengembangkan suatu kawasan dapat berkontribusi dalam penanggualangan kemiskinan. Pengembangan suatu wilayah akan menjadi pemicu untuk terciptanya pertumbuhan ekonomi (Tjokrowinoto, 1996). 15
Pertumbuhan ekonomi menjadi daya tarik bagi para investor untuk membuka lapangan pekerjaan baru. Hal tersebut dapat memperluas kesempatan kerja bagi para penduduk angkatan kerja.
1.5.7. Teori Perubahan Struktur Ekonomi Teori yang dikemukakan oleh Clark-Fisher (1949) yang dikenal sebagai teori sektor mengemukakan bahwa adanya perkembangan atau perubahan tata ruang suatu daerah sebagai suatu proses yag bersifat internal. Berdasarkan teori ini kenaikan pendapatan per kapita di suatu daerah akan diikuti dengan adanya peningkatan jumlah tenaga kerja sektor industri dan jasa, sedangakan fenomena tersebut akan menyebabkan penurunan jumlah tenaga kerja yang bekerja di sektor pertanian. Menurut Sadono (1985), perubahan struktur ekonomi terjadi karena mengalami evolusi. Perubahan kondisi struktur ekonomi yang terjadi di suatu daerah mengalami beberapa perubahan antara lain: 1. Kondisi perekonomian daerah yang bersifat cukup untuk memenuhi kebutuhan sendiri (self sufficient economy). Dalam kondisi ini ditandai dengan nilai investasi dan perdagangan yang terbatas. 2. Mulai terjadi perkembangan yang ditandai dengan adanya jaringan transportasi yang akan diikuti dengan nilai investasi dan perdagangan yang meningkat. 3. Terjadi perubahan pola produksi tanaman pertanian yang lebih banyak memproduksi tanaman untuk memenuhi kebutuhan pasar. 4. Jumlah penduduk yang semakin meningkat akan mengurangi kemampuan daya dukung lahan. Permintaan akan tempat tinggal akan meningkat dan 16
menyebabkan lahan pertanian semakin sempit. Kondisi tersebut sebagai faktor dimana masyarakat beralih ke sektor industri. 5.
Perubahan dari sektor pertanian menjadi sektor industri menjadikan daerah tersebut akan mampu memenuhi permintaan terhadap barang dan jasa dengan demikian akan memperbesar peran sektor industri yang dapat menciptakan pendapatan nasional. Arthur Lewis menyatakan bahwa perekonomian di suatu negara terdiri dari
dua
macam
yaitu
perekonomian
tradisional
dan
perekonomian
modern.
Perekonomian tradisional ditandai dengan sektor unggulan yang berupa pertanian. Sektor pertanian biasanya terdapat di daerah pedesaan. Daerah pedesaaan dicirikan dengan pertumbuhan jumlah penduduk tinggi yang menyebabkan jumlah tenaga kerja juga meningkat. Kelebihan jumlah tenaga kerja juga menyebabkan produktivitas tenaga kerja di pedesaan rendah. kondisi tersebut berdampak pada upah untuk sektor pertanian menjadi rendah (Tambunan, 2001). Perekonomian modern dengan sektor unggulan berupa industri dan biasanya terdapat di daerah perkotaan. Sektor industri memiliki nilai produktivitas yang relatif tinggi karena kekurangan jumlah tenaga kerja di perkotaan. Kondisi pasar buruh saat ini mencerminkan bahwa para pengusaha biasanya mencari keuntungan tinggi sehingga membuat produktivitas tenaga kerja di daerah perkotaan tinggi. Sektor industri memberikan upah yang relatif tinggi dibandingkan dengan sektor pertanian. Karena semakin banyak tenaga kerja di sektor industri maka output yang dihasilkan juga positif sedangkan untuk sektor pertanian semakin banyak tenaga kerja tidak akan
17
mempengaruhi jumlah output karena adanya keterbatasan input yaitu tanah dan lahan (Tambunan, 2001). Teori
ini
mengasumsikan
dengan
adanya
perbedaan
upah
antara
perekonomian tradisional dan perekonomian modern ini menyebabkan adanya migrasi dan urbanisasi. Hal ini ditandai dengan adanya perubahan struktur ekonomi tradisional menjadi modern yaitu dari sektor pertanian berubah ke sektor industri. Perubahan struktur ekonomi dapat dibarengi dengan adanya peningkatan pendapatan ekonomi pada negara yang bersangkutan (Tambunan, 2001). Teori tersebut hampir sama dengan yang dikemukakan oleh Chenery, tetapi teori Chenery lebih fokus terhadap perubahan pola struktur atau sering disebut dengan transformasi struktur. Perubahan struktur ini ditandai dengan perpindahan sebagian besar tenaga kerja dari sektor pertanian tradisional ke sektor industri sebagai penggerak utama roda pertumbuhan ekonomi (Tambunan, 2001). Perubahan struktur ekonomi akan diikuti oleh pendapatan ekonomi yang semakin tinggi, hal tersebut akan berpengaruh terhadap permintaan makanan meningkat. Dengan pendapatan yang relatif tinggi juga dapat terjadi perubahan pola konsumsi masyarakat dari mengkonsumsi makanan menjadi mengkonsumsi berbagai produk barang dan jasa. Perubahan pola konsumsi tersebut menjadi motor penggerak pertumbuhan output dan dipersifikasi produk dari bidang industri dan jasa (Tambunan, 1996). Pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi berperan sebagai penggerak utama dalam kelangsungan pembangunan ekonomi di suatu daerah. Pertumbuhan ekonomi dapat digambarkan dari besar Produk Domestik Bruto (PDB). Dimana 18
perubahan struktur ekonomi yang berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi akan bebarengan dengan pertumbuhan PDB yang merupakan total pertumbuhan nilai tambah dari semua sektor ekonomi (Tambunan, 2001). PDB yang terjadi dalam transformasi ekonomi yaitu menggambarkan bahwa output pada sektor industri semakin
meningkat yang dibarengi dengan sektor jasa, sedangkan untuk sektor
pertanian semakin menurun dari waktu ke waktu. Ilustrasi yang menggambarkan pembentukan PDB dari semua sektor dapat dilihat pada Gambar 1.1. PDB
Pertanian Industri Jasa
Waktu Gambar 1.1 Ilustrasi Perubahan Struktur Ekonomi Pembentukan PDB (Sumber: Tambunan, 2001)
1.6. Keaslian Penelitian Penelitian dari Siti Patimah (2014) yang meneliti tentang perubahan struktur ekonomi dan penentuan sektor ekonomi unggulan yang berlokasi di kota Balikpapan. Untuk mengetahui adanya perubahan struktur ekonomi di kota Balikpapan Patimah menggunakan analisis input-output yang hasilnya digambarkan dengan visualisasi
19
ekonomi. Visualisasi ekonomi mengidentifikasi adanya perubahan struktur ekonomi dengan gambaran perubahan sektor ekonomi di suatu wilayah dari tahun ke tahun. Cara analisis dan metode yang saya gunakan berbeda dengan penelitian ini. Selain itu, yang membedakan penelitian saya dengan penelitian Patimah yaitu lokasi penelitian, kurun waktu, serta luasan lokasi penelitian. Penelitian selanjutnya yang meneliti tentang perubahan struktur ekonomi adalah penelitian Daripto (2001). Daripto mengidentifikasi perubahan struktur ekonomi dengan mengguanakan metode shift-share modifikasi Arcekus. Untuk mengetahui perubahan struktur ekonomi peneliti melihat pada perubahan PDRB yang dialami oleh sektor ekonomi pada tahun ke tahun. Sehingga akan terlihat adanya peningkatan atau penurunan pada setiap sektor ekonomi yang memberikan peran penting terhadap pertumbuhan ekonomi daerah. Metode tersebut juga dapat melihat sektor unggulan yang memberikan kontribusi ekonomi yang besar terhadap pendapatan ekonomi daerah. Perbedaan penelitian Daripto dengan penelitian saya yaitu terletak pada perbedaan lokasi penelitian, kurun waktu, metode, dan analaisis dalam penelitian. Penelitian selanjutnya yang meneliti tentang perubahan struktur ekonomi adalah penelitian Totok Hajanto (1996). Penelitian yang dilakukan Harjanto yang berjudul “Analisis Terhadap Faktor-faktor Yang Berpengaruh Terhadap Perubahan Struktur Perekonomian Di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta”. Penelitian tersebut bertujuan untuk menentukan dan mengidentifikasi pengaruh dari produktivitas penduduk, pengeluaran pemerintah, dan investasi terhadap perubahan struktur ekonomi. pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan 20
deskriptif dan fungsional dengan menggunakan regresi linear. Sehingga mendapatkan hasil penelitian berupa gambaran seberapa besar faktor-faktor tersebut berpengaruh terhadap perubahan perekonomian di Yogyakarta. Penelitian selanjutnya yang meneliti tentang perubahan sturktur ekonomi adalah penelitian dari L. M. Subhah Abdullah (2010). Penelitian Abdullah yang berjudul “Pengaruh Pembangunan Jalan Raya By Pass Terhadap Perubahan Orientasi Kehidupan Dan Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Nelayan Di Kecamatan Bata Laiworu Kabupaten Muna Provinsi Sulawesi Tenggara”. Tujuan dari peneliatan Abdullah yaitu untuk mengetahui perubahan kondisi sosial ekonomi masyarakat nelayan di Kecamatan Bata Laiworu. Metode yang digunakan oleh peneliti adalah survei dengan pendekatan deskriptif kualitatif yang dilakukan dengan teknik wawancara secara langsung terhadap masyarakat nelayan di Kecamatn Bata Laiworu yang terdampak oleh pembangunan jalan by pass. Hasil penelitian Abdullah yaitu berupa deskripsi yang menceritakan positif dan negatif keberadaan jalan tol yang membandingkan kondisi sebelum dan setelah adanya jalan by pass, sedangkan pada penelitian saya lebih ditekankan pada perubahan struktur ekonomi dan dampak keberadaan jalan tol. Penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan perubahan strukur ekonomi adalah penelitian yang dilakukan oleh Happy Kurniawati (2013). Peneltian tersebut berjudul “Pergeseran Sosial dan Ekonomi Petani Akibat Pembangunan (Studi Tentang Dampak Pembangunan Jalan Lingkar Salatiga)”. Tujuan dari penelitian yang dilakukan oleh Kurniawati antara lain mengidentifikasi faktor yang melatarbelakangi terjadinya pergeseran kegiatan ekonomi petani, mengetahui kegiatan ekonomi yang 21
dilakukan petani setelah alih fungsi lahan pertanian, dan mengetahui implikasi yang muncul setelah adanya pembangunan. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan memberikan gambaran yang terjadi pada para petani di Desa Pulutan setelah adanya pembangunan. Penelitian lainnya yang berkaitan dengan perubahan struktur ekonomi adalah penelitian dari Widada Yulistyadi (2013). Penelitian yang dilakukan Yulistyadi tersebut berjudul “Dampak Pembangunan Perumahan di Pedesaan Terhadap Kesempatan Kerja di Sekitar lokasi Perumahan Griya Taman Asri Kabupaten Sleman”. Tujuan dari penelitian yang dilakukan Yulistyadi yaitu mengetahui perkembangan sosial ekonomi masyarakat sekitar perumahan yang meliputi aspek ketenagakerjaan dan dampak yang ditimbulkan di wilayah sekitar perumahan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif deskriptif. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya sebagian besar terletak pada perbedaan lokasi kajian dan metode penelitian. Lokasi kajian ini di Kecamatan Sumberjaya Kabupaten Majalengka Provinsi Jawa Barat. Penelitian ini lebih difokuskan pada masyarakat pemilik lahan yang sebagian lahannya terpakai pembangunan jalan tol Cipali. Metode dalam penelitian yang dilakukan yaitu metode analisis komparatif dengan menggunakan software SPSS. Dan dalam pengambilan data digunakan teknik survei sosial ekonomi dan in-depth interview terhadap beberapa orang yang memiliki informasi lebih lengkap mengenai pembangunan jalan tol. Hasil penelitian berupa perbandingan kondisi struktur ekonomi masyarakat Kecamatan Sumberjaya sebelum dan sesudah adanya jalan tol Cipali yang digambarkan dalam bentuk grafik perbandingan, serta mengetahui dampak ekonomi, 22
sosial, dan lingkungan yang terjadi disekitar Kecamatan Sumberjaya karena adanya jalan tol Cipali.
1.7. Kerangka Pemikiran Pembangunan memiliki tujuan utama untuk mensejahterakan masyarakat secara merata dan berkeadilan. Pembangunan disini dikategorikan kedalam dua bagian yaitu pembangunan fisik dan pembangunan non fisik. Pembangunan yang bersifat fisik dapat berupa pembuatan sarana dan prasarana, sedangkan pembangunan non fisik berupa perbaikan di bidang sosial dan meningkatkan kualitas sumberdaya manusia. Dalam pembahasan ini akan difokuskan pada pembangunan secara fisik yaitu pembuatan prasarana jalan. Pembangunan jalan tol yang tidak akan terlepas dari kebutuhan akan lahan yang relatif luas. Kegiatan pembangunan secara fisik yang melibatkan kebutuhan lahan akan berdampak pada proses pembukaan lahan dan perubahan fungsi lahan. Lahan yang digunakan untuk pembuatan jalan tol sebagian besar merupakan lahan pertanian. Selain itu, lahan yang digunakan untuk pembangunan jalan tol Cipali di Sumberjaya juga merupakan lahan irigasi, perkebunan, sungai, dan lahan terbuka. Peralihan fungsi lahan menjadi jalan tol juga akan berdampak pada perubahan kondisi lingkungan di sekitar kawasan pembangunan. Lahan tersebut berfungsi sebagai lahan untuk mencari nafkah yang menjadi sumber pendapatan ekonomi terutama bagi masyarakat yang bermata pencaharian sebagai petani. Oleh karena itu, kondisi tersebut diperkirakan akan berdampak pada perubahan struktur ekonomi masyarakat yang awalnya sebagai bekerja di sektor 23
pertanian dapat berubah pada sektor non pertanian karena hilangnya lahan pertanian yang salah satunya akibat pembangunan jalan tol. Pembukaan lahan guna untuk pembangunan jalan tol Cipali juga diperkirakan akan berpengaruh terhadap kondisi ekonomi, sosial, dan lingkungan di daerah yang dilalui oleh koridor jalan tol Cipali. Jalan berfungsi untuk menghubungkan antara pusat-pusat pertumbuhan ekonomi suatu wilayah dengan wilayah lainnya. Jalan terdiri dari beberapa jenis jalan yang salah satunya adalah jalan tol. Pembuatan jalan tol bertujuan untuk mempermudah akses transportasi antar wilayah, mengurangi kemacetan lalu lintas, dan menghubungkan pusat-pusat perekonomian di setiap wilayah. Pembangunan jalan akan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkembang relatif cepat terutama pada daerah-daerah yang dilalui jalan tol. Karena dengan adanya jalan tol akan tumbuh berbagai aktifitas dan kegiatan manusia yang produktif pada sekitar jalan tol dengan memanfaatkan kemudahan akses transportasi. Hal tersebut mendorong para investor untuk berinvestasi di berbagai bidang dan menciptakan berbagai lapangan kerja. Penciptaan lapangan kerja dapat memperluas tingkat kesempatan kerja masyrakat dan mengurangi pengangguran di sutau wilayah. Adapun kerangka pemikiran dalam penelitian ini digambarkan dalam diagram alir pada Gambar 1.2.
24
Kondisi awal wilayah Pembangunan wilayah Non fisik
Fisik Peningkatanan fasilitas infrastruktur
Peningkatan kualitas sumberdaya manusiaa
Perubahan tata ruang Jalan tol
Perubahan fisik
Perubahan sosial
Konversi lahan
mobilitas penduduk
Perubahan lingkungan fisik Air
Peningkatan fasilitas umum
Perubahan ekonomi
Investasi masuk
Perubahan mata pencaharian
Persebaran penduduk
Perubahan struktur ekonomi
Kemudahan akses transportasi
Udara Tumbuh kawasan industri
Pertanian
Non pertanian
Tanah Polusi suara Gambar 1.2 Diagram Alir Kerangka Pemikiran
1.8. Batasan Operasional Menghindari kesalahan dalam memahami isi dari penelitian ini, maka peneliti terlebih dahulu akan menjelaskan beberapa batasan istilah yang akan 25
tercantum dalam isi penelitian. Adapun batasan isitilah yang akan diguanakan antara lain: 1.
Pembangunan adalah serangkaian upaya yang sistematis dan berkelanjutan untuk menciptakan kehidupan manusia yang lebih layak (Rustiadi dkk, 2009)
2. Pembangunan jalan tol adalah proses pembuatan jalan tol dari mulai pembebasan lahan hingga jalan tol resmi digunakan oleh masyarakat. 3. Konversi lahan adalah perubahan suatu fungsi ke fungsi lainnya baik sebagian maupun keseluruhan kawasan lahan di suatu wilayah (Rustiadi, 2009). 4. Struktur ekonomi adalah susunan atau komponen yang terdiri dari sektor-sektor ekonomi yang meliputi sektor pertanian, pertanian, pertambangan, industri manufaktur, listrik, gas, dan air bersih, bangunan, perdagangan, transport dan komunikasi, bank dan keuangan, serta sektor jasa (Tambunan, 2001). 5. Perubahan struktur ekonomi adalah perubahan kondisi struktur ekonomi yang ditandai dengan pergeseran dari sektor ekonomi tradisional menjadi sektor ekonomi modern (Tambunan, 2001). 6. Perubahan sosial adalah perubahan pola perilaku masyarakat, baik perubahan yang positif maupun negatif (Basrowi, 2009). 7. Perubahan lingkungan fisik adalah perubahan yang terjadi pada kondisi air, udara, cahaya, dan tanah (Soeriaatmadja, 1997).
26