1
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Perkembangan pasar modal di Indonesia merupakan indikator bahwa pasar modal merupakan alternatif investasi di samping perbankan. Hal ini menunjukkan bahwa kepercayaan pemodal akan investasi di pasar modal cukup baik. Pasar modal sebagai lembaga investasi yang memiliki fungsi ekonomi dan keuangan semakin diperlukan masyarakat sebagai media alternatif investasi dan penghimpunan dana (Suad Husnan, 1994:3). Dalam dunia bisnis terutama pada perdagangan saham yang terdapat di pasar modal, banyak sekali aktivitas perdagangan yang dilakukan oleh para investor untuk memperoleh keuntungan. Ada berbagai macam faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas perdagangan di pasar modal, diantaranya adalah informasi yang masuk ke pasar modal tersebut. Informasi memeganga peranan penting terhadap transaksi perdagangan di pasar modal. Para pelaku di pasar modal sangat membutuhkan setiap informasi yang dapat mempengaruhi naik turunnya harga surat berharga di pasar modal. Informasi berkaitan dengan pengambilan keputusan yang dilakukan oleh para investor untuk memilih portofolio investasi yang efisien. Ada berbagai informasi yang dipublikasikan di pasar modal baik informasi yang mempengaruhi sebagian perusahaan maupun memiliki pengaruh terhadap
2
seluruh perusahaan yang ada di pasar modal. Beberapa informasi atau fakta material yang terdapat di pasar modal misalnya adalah penggabungan usaha (merger), pengambilalihan (acquisition), peleburan usaha (consolidation), pemecahan saham (stock splits), pembagian deviden saham (stock devidend), publikasi laporan keuangan, dan masih banyak lagi. Untuk memenuhi kebutuhan informasi para investor di atas, maka manajemen perusahaan yang mendaftarkan sehamnya di pasar modal berkewajiban untuk menerbitkan laporan keuangan minimal setiap setahun sekali. Melalui penerbitan laporan keuangan ini maka perusahaan tersebut dapat menginformasikan tentang posisi keuangan, kinerja dan laporan arus kas yang diharapkan dapat bermanfaat bagi para pemakainya, khususnya para pemegang saham sebagai penanam modal beresiko. Salah satu informasi yang digunakan investor dalam menilai suatu perusahaan adalah laporan keuangan. Informasi laporan keuangan akuntansi sudah cukup menggambarkan kepada kita sejauh mana perkembangan kondisi perusahaan selama ini dan apa saja yang telah dicapainya. Agar dapat dijadikan sebagai salah satu alat pengambilan keputusan yang andal dan bermanfaat, sebuah laporan keuangan haruslah memiliki kandungan informasi yang bernilai bagi
investor. Laporan keuangan ini
merupakan informasi akuntansi yang menggambarkan seberapa besar kekayaan perusahaan, seberapa besar penghasilan yang diperoleh perusahaan serta transaksi-transaksi ekonomi apa saja yang telah dilakukan perusahaan
3
yang bisa mempengaruhi kekayaan dan penghasilan perusahaan. Informasi tersebut setidaknya harus memungkinkan mereka untuk melakukan proses penilaian (valuation) saham yang mencerminkan hubungan antara resiko dan hasil pengembalian yang sesuai dengan preferensi masing-masing investor. Suatu laporan keuangan dikatakan memiliki kandungan informasi bila publikasi dari laporan tersebut menyebabkan bergeraknya reaksi pasar. Reaksi ini timbul bukan hanya karena informasi itu sendiri, melainkan juga berkaitan dengan jarak waktu dipublikasikannya laporan keuangan. Beberapa
penelitian
mengenai
reaksi
pasar
terhadap
suatu
pengumuman dalam hal ini publikasi laporan keuangan yang merupakan suatu bentuk dari even study, menyatakan bahwa apabila investor menganggap pengumuman tersebut informatif, maka investor akan bereaksi terhadap pengumuman tersebut. Reaksi ini dapat saja terjadi sebelum, pada saat dan setelah publikasi. Serangkaian pengujian telah dilakukan untuk menguji reaksi pasar terhadap pengumuman laporan keuangan. Jennings (1990) dan Bamber (1986) mencoba menguji apakah para investor bereaksi tehadap laporan keuangan yang dipublikasikan, dengan kata lain apakah data laporan keuangan mempunyai kandungan informasi sehingga dapat mengurangi ketidakpastian atau mengubah harapan para investor. Dampak yang diteliti secara umum adalah pengaruh kandungan informasi terhadap volume perdagangan saham, harga saham, atau perbandingan kemampuan unsur laporan keuangan dalam memberikan informasi.
4
Sedangkan, Husnan, Hanafi, dan Wibowo (1995) meneliti dampak pengumuman laporan keuangan terhadap kegiatan perdagangan saham dan variabilitas tingkat keuntungan. Dari 30 sampel yang diuji hasilnya menunjukkan bahwa pada tanggal pengumuman laporan keuangan, kegiatan perdagangan maupun variabilitas tingkat keuntungan lebih tinggi dibandingkan dengan periode diluar tanggal pengumuman. Dari beberapa penelitian tersebut di atas diperoleh bukti bahwa laporan keuangan cukup informatif, dalam artian bahwa laporan keuangan tersebut mampu mengubah beliefs yang tercermin lewat perubahan volume perdagangan saham. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya adalah pada penelitian ini mempertimbangkan kondisi perdagangan di Bursa Efek Jakarta (BEJ) yang tidak sinkron (non-syn-chronous trading), dimana hal tersebut terjadi di pasar yang transaksi perdagangannya jarang terjadi atau yang disebut pasar yang tipis (thin market). Pasar modal yang sedang berkembang merupakan pasar yang tipis, yaitu banyak saham tidur atau jarang diperdagangkan. Hartono menunjukkan, jumlah hari perdagangan yang terjadi di BEJ adalah 128,27 hari dari 249 hari perdagangan efektif, atau sekitar 59,55%. Dalam kasus saham tidur, berarti saham tidak diperdagangkan beberapa lama. Doddy Setiawan dan Jogiyanto Hartono (2003) menguji efisiensi pasar bentuk setengah kuat secara keputusan. Hasil dari penelitian Doddy Setiawan
5
dan Jogiyanto (2003) menunjukkan bahwa investor seharusnya memberikan reaksi positif terhadap pengumuman deviden meningkat yang diberikan oleh perusahaan bertumbuh dan reaksi negatif terhadap pengumuman deviden meningkat yang diberikan oleh perusahaan tidak bertumbuh. Investor di Indonesia tidak menganalisis terlebih dahulu apakah sinyal tersebut valid atau tidak. Investor di Indonesia tidak canggih dan masih naive, sehingga tidak dapat bereaksi secara tepat. Jadi, pasar modal di Indonesia berdasarkan penelitian tersebut belum efisien bentuk setengah kuat secara keputusan. Penelitian tentang Pasar Modal Indonesia, khususnya terhadap sahamsaham yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) sangat menarik dan bermanfaat bagi investor. Maka, penulis ingin mengamati aktivitas volume transaksi di seputar tanggal publikasi laporan keuangan dari perusahaanperusahaan yang telah go public yang melaksanakan transaksi saham di Bursa Efek Jakarta. Berdasarkan pertimbangan di atas, maka penulis ingin melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Publikasi Laporan Keuangan Terhadap Volume Perdagangan Saham Perusahaan di Bursa Efek Jakarta”.
1.2.
Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah: Apakah terdapat perbedaan
6
rata-rata Trading Volume Activity (TVA) sebelum publikasi laporan keuangan, pada saat, dan setelah publikasi laporan keuangan?.
1.3.
Batasan Masalah Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Penelitian dilakukan dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari pojok Bursa Efek Jakarta (BEJ), Pusat Study Akuntansi (PSA) Fakultas Ekonomi UKDW, dan PPA UGM berupa: nama perusahaan, tanggal publikasi laporan keuangan, volume perdagangan saham harian, jumlah saham harian yang beredar (listed). 2. Sampel yang akan dipakai adalah sebanyak 80 perusahaan, yang mempublikasikan laporan keuangan perusahaannya. Pemilihan sampel dilakukan secara random berdasarkan data laporan keuangan yang diperoleh dari populasi semua perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ), dan dipilih emiten yang memiliki volume perdagangan aktif seputar publikasi laporan keuangan yang dijadikan sampel dalam penelitian. Laporan keuangan yang dipublikasikan adalah laporan keuangan tahun 2002. Penggunaan laporan keuangan tersebut dimaksudkan untuk lebih mengetahui reaksi pasar modal dalam menggunakan laporan keuangan untuk kepentingan investasinya. 3. Reaksi para pemodal akan dilihat pada periode jendela (Window Period) adalah selama 11 hari perdagangan. 5 hari sebelum publikasi, pada saat dan
7
5 hari setelah publikasi laporan keuangan. Periode waktu yang diamati hanya 5 hari karena untuk memperkecil kemungkinan masuknya pengaruh informasi lain di luar laporan keuangan. 4. Trading Volume Activity merupakan suatu instrumen yang digunakan untuk melihat reaksi pasar modal terhadap informasi publikasi laporan keuangan melalui pergerakkan aktivitas volume perdagangan saham di pasar modal.
1.4
Tujuan Penelitian Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan diatas, maka tujuan daripada penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan rata-rata Trading Volume Activity (TVA) sebelum publikasi laporan keuangan dan setelah publikasi laporan keuangan.
1.5.
Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi pemodal di pasar modal Indonesia Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu masukan dalam pengambilan keputusan investasi saham, terutama dalam menilai kualitas laporan keuangan. 2. Bagi pengolah pasar modal Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan tambahan dalam pengambilan keputusan mengenai sejauh mana pengungkapan yang diharuskan bagi para
8
emiten dengan mempertimbangkan asas biaya dan manfaat yang ditimbulkan. 3. Bagi Penulis Sebagai wahana untuk mempraktekkan ilmu yang telah diperoleh dibangku kuliah dan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar S1 dari fakultas Ekonomi prodi Akuntansi Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta.
1.6.
Studi Literatur dan Kerangka Pemikiran 1.6.1. Studi Literatur Pengujian
reaksi
pasar
terhadap
informasi
akuntansi
dengan
menggunakan pendekatan volume telah dilakukan oleh Beaver (1968). Beaver mengendalikan faktor non earning berupa pengumuman deviden dan pajak yang bisa mempengaruhi perdagangan saham di sekitar tanggal pengumuman laporan keuangan. Beaver menguji kegiatan perdagangan saham pada saat pengumuman laporan keuangan relatif terhadap periode di luar pengumuman. Ukuran volume perdagangan saham yang dipergunakan bukan dalam satuan lembar saham melainkan angka relatifnya terhadap jumlah saham perusahaan yang beredar. Beaver melaporkan terjadi kenaikan volume yang agak dramatis pada saat minggu pengumuman (minggu 0). Rata-rata volume perdagangan pada minggu 0 adalah 33% lebih tinggi dibandingkan rata-rata volume selama
9
periode non laporan, yang juga merupakan nilai observasi terbesar selama 17 minggu pengamatan. Pemodal menggeser posisi portofolio pada saat pengumuman earning dan pergeseran ini konsisten dengan isi laporan earning yang mempunyai kandungan informasi yang memuaskan. Foster (1986), menguji perilaku return dari saham atas perusahaanperusahaan dalam periode 12 bulan dan termasuk bulan dimana earning tahunan diumumkan. Hasil dari penelitian tersebut menggambarkan bahwa pasar modal telah mengantisipasi informasi yang terkandung dalam laporan earning tahunan sebelum diumumkannya, sehingga pendapat mengenai antisipasi panuh tidak terjadi. Kesimpulan yang hampir sama dilaporkan oleh Brown yang mengambil sampel 118 perusahaan di Australia, selama tahun 1959-1968, dalam periode 12 bulan dan termasuk bulan dimana pendapatan yang meningkat lebih dari yang diharapkan, memiliki 5.0% kenaikan dalam abnormal return saham, sedangkan perusahaan-perusahaan yang memiliki perubahan pendapatan yang menurun lebih dari yang diharapkan, memiliki 9.0% penurunan dalam abnormal return saham. Jennings (1990) dan Bamber (1986) mencoba menguji apakah para investor bereaksi terhadap laporan keuangan yang dipublikasikan, dengan kata lain apakah data laporan keuangan mempunyai kandungan informasi sehingga dapat mengurangi ketidakpastian atau mengubah harapan para investor. Dampak yang diteliti secara umum adalah pengaruh kandungan informasi
10
terhadap volume perdagangan saham, harga saham, atau perbandingan kemampuan unsur laporan keuangan dalam memberikan informasi. Beneish (1991), melakukan penelitian reaksi harga saham signifikan terhadap informasi analis yang dilaporkan dalam kolom ‘Herald on the Street’ yang dipublikasikan setiap hari dalam Wall Street Journal. Beneish melakukan penelitian terhadap 100 penerbitan dalam Wall Street Journal yang dipilih secara acak dari total populasi kurang lebih 500 pada periode 1978-1979. Hasil penelitian tersebut memberikan kesimpulan bahwa rekomendasi beli (jual) yang dipublikasikan dalam kolom ‘Herald on the Street’ pada Wall Street Journal memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja harga saham rata-rata pada hari publikasi dalam ‘Herald on the Street’ dalam dua hari perdagangan sebelumnya. Joel. S. Damsik dan Gerald A.Feltham (1992) menguji respon pasar modal terhadap laporan keuangan. Hasil penelitian yang dilakukan menyimpulkan bahwa ada perubahan harga dan volume perdagangan di sekitar tanggal pengumuman. Sedangkan, Setyowati (1995) menggunakan analisis data model pasar untuk mengamati pengaruh publikasi laba akuntansi terhadap volume perdagangan saham. Hipotesis yang diajukan adalah bahwa volume perdagangan akan meningkat secara signifikan, pada saat perusahaan mengumumkan laba tahunannya. Hasil dari penelitiannya menunjukkan adanya unexpected trading volume dan sekaligus menunjukkan bahwa volume
11
perdagangan saham meningkat secara signifikan pada hari di sekitar tanggal pengumuman laba tahunan. Husnan, Hanafi, dan Wibowo (1995), meneliti dampak pengumuman laporan keuangan terhadap kegiatan perdagangan saham dan variabilitas tingkat keuntungan. Pengamatan dilakukan terhadap 30 sampel dengan periode pengamatan 20 hari sebelum sampai dengan 20 hari setelah tanggal pengumuman laporan keuangan Desember dan Maret. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pada tanggal pengumuman, kegiatan perdagangan lebih aktif dibandingkan dengan di luar pengumuman. Meskipun demikian, laporan keuangan yang diaudit (Desember) mempunyai dampak terhadap kegiatan perdagangan yang lebih besar dari pada laporan keuangan yang tidak diaudit (Maret). Dengan demikain laporan keuangan yang diaudit dinilai lebih dapat diandalkan oleh para investor.
1.6.2. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran dari penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh volume perdagangan saham di pasar modal, sebelum publikasi laporan keuangan dan setelah publikasi laporan keuangan. Kerangka Pemikiran atas masalah yang ada serta pemecahaannya digambarkan sebagai berikut:
12
Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran
5 hari sebelum
Publikasi Laporan Keuangan
5 hari setelah
5 hari sebelum
Volume perdagangan saham
5 hari setelah
Trading Volume Activity (TVA)
Rata-rata Trading Volume Activity (TVA)
Uji t 1. one sample t test 2. Paired samples t test
1. Ada perbedaan Rata-rata TVA 2. Tidak ada perbedaan Rata-rata TVA
Langkah pertama adalah mencari tanggal publikasi laporan keuangan dan volume perdagangan saham 5 hari sebelum publikasi dan 5 hari setelah publikasi laporan keuangan masing-masing perusahaan yang menjadi sampel penelitian. Langkah selanjutnya menghitung Trading Volume Activity (TVA) ke 80 perusahaan yang menjadi sampel penelitian. Setelah Trading Volume Avtivity (TVA) perusahaan diketahui, kemudian dihitung rata-rata Trading Volume Activity (TVA). Alat uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji t (t test). Ada 2 jenis uji t yang digunakan untuk pengujian hipotesa
13
masing-masing adalah uji t untuk 1 sampel (one sample t test) dan uji t untuk sampel berpasangan (paired samples t test). Kemudian ditarik kesimpulan apakah ada perbedaan rata-rata TVA dan apakah tidak terdapat perbedaan ratarata TVA sebelum, pada saat , dan setelah publikasi laporan keuangan.
1.7.
Hipotesis Berdasarkan permasalahan yang ada dan tujuan yang ingin dicapai, maka. hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Hipotesis 1 Ho : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata Trading Volume Activity (TVA) saham sebelum publikasi laporan keuangan dengan setelah publikasi laporan keuangan. Ha : Terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata Trading Volume Activity (TVA) saham sebelum publikasi laporan keuangan dengan setelah publikasi laporan keuangan. Hipotesis 2 Ho : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata Trading Volume Activity (TVA) saham sebelum publikasi laporan keuangan dengan pada saat publikasi laporan keuangan. Ha : Terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata Trading Volume Activity (TVA) saham sebelum publikasi laporan keuangan dengan pada saat publikasi keuangan.
14
Hipotesis 3 Ho : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata Trading Volume Activity (TVA) saham setelah publikasi laporan keuangan dengan pada saat publikasi keuangan. Ha : Terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata Trading Volume Activity (TVA) saham setelah publikasi laporan keuangan dengan pada saat publikasi keuangan.
1.8.
Metodologi Penelitian 1.8.1. Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian adalah data sekunder yaitu data yang diperoleh dalam bentuk sudah jadi dan biasanya sudah dalam bentuk publikasi, mencakup jumlah volume perdagangan saham yang ditransaksikan secara harian untuk tiap-tiap perusahaan, jumlah lembar saham yang beredar untuk tiap-tiap perusahaan, tanggal publikasi laporan keuangan tahunan perusahaan per 31 Desember 2002. 1.8.2. Sumber data Sumber data diperoleh dari buku Jakarta Stock Exchange (JSX) 2003, PPA UGM, dan PSA UKDW Adapun data yang diperlukan untuk analisis adalah: 1. Tanggal publikasi laporan keuangan tahunan perusahaan yang telah diaudit untuk laporan keuangan tahun 2002.
15
2. Sampel perusahaan yang telah Go Public tahun 2002 sebanyak 80 perusahaan sampel. 3. Volume perdagangan saham harian selama 5 hari sebelum, pada saat dan 5 hari setelah laporan keuangan dipublikasikan, dengan memperhatikan hari bursa di Bursa Efek Jakarta (BEJ). 4. Jumlah saham perusahaan yang beredar tahun 2003 1.8.3. Periode penelitian Periode penelitian dalam penelitian ini adalah 5 hari sebelum publikasi laporan keuangan, pada saat dan 5 hari setelah publikasi laporan keuangan. Penentuan periode penelitian ini untuk menghindari adanya confounding effect (seperti pembagian deviden, saham bonus, dan stock split ataupun informasi lain) yang dapat menyebabkan volume perdagangan saham perusahaan yang bersangkutan akan mengalami perubahan. Jika window period kurang dari 5 hari disekitar hari publikasi laporan keuangan, maka terdapat kemungkinan investor belum sempat bereaksi, sedangkan jika lebih dari 5 hari maka ada kemungkinan reaksi investor sudah dipengaruhi oleh berbagai informasi lain. 1.8.4. Metode pengambilan sampel Ada beberapa pertimbangan yang membatasi pemilihan sampel yaitu: 1. Metode pengambilan sampel yang digunakan peneliti adalah metode purposive random sampling, yaitu penentuan sampel dari
16
populasi yang ada berdasarkan kriteria yang dikehendaki oleh peneliti.
Penentuan
kriteria
sampel
ini
diperlukan
untuk
menghindari timbulnya misspesifikasi dalam penentuan sampel penelitian yang selanjutnya akan berpengaruh terhadap hasil analisa. Sehingga saham perusahaan yang dipilih sebanyak 80 perusahaan yang mempublikasikan laporan keuangan tahunan per 31 Desember 2002. 2. Laporan keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan tertanggal 31 Desember 2002. Publikasi laporan keuangan tahunan per 31 Desember berupa laporan keuangan yang telah diaudit. 1.8.5. Metode Analisis Data Penelitian ini menggunakan model dan langkah analisis sebagai berikut: 1. Trading Volume Activity (TVA) Trading Volume Activity (TVA) merupakan suatu instrumen yang digunakan untuk melihat reaksi pasar modal terhadap informasi publikasi laporan keuangan melalui parameter pergerakkan aktivitas volume perdagangan saham di pasar modal. Sebab perubahan
harga
yang
terbentuk
belum
dengan
segera
mencerminkan informasi yang ada. Oleh karena itu, peneliti hanya dapat mengamati reaksi pasar modal melalui pergerakkan aktivitas
17
volume perdagangan saham. Perhitungan Trading Volume Activity sebagai berikut:
TVAi ,t =
jumlah saham perusahaan i, yang diperdagangkan pada waktu t jumlah saham perusahaan i, yang beredar pada waktu t
Setelah TVA masing-masing saham diketahui, kemudian dihitung rata-rata volume perdagangan relatif perusahaan sampel dengan cara: k
X TVAt =
∑ TVA
it
i =1
k
Dimana, X TVAt
= Rata-rata TVA pada waktu ke t
TVAit
= TVA sekuritas i pada waktu ke t
k
= Jumlah seluruh sampel yang diteliti
2. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan program SPSS untuk satu sampel (one sample t test) dan sampel berpasangan (Paired Sample). Sampel berpasangan, diartikan sebagai sebuah sampel dengan subjek yang sama, tetapi mengalami pengukuran dan perlakuan yang berbeda. Dalam hal ini, pengukuran dilakukan terhadap sampel selama 5 hari sebelum publikasi laporan keuangan dengan 5 hari setelah publikasi untuk melihat apakah terdapat
18
perbedaan yang signifikan rata-rata Trading Volume Activity (TVA) sebelum publikasi laporan keuangan, pada saat, dan setelah publikasi laporan keuangan. Untuk mengambil keputusan menerima atau menolak Ho dapat dilakukan dari hasil uji t yang dilakukan. Apabila nilai t hitung lebih besar daripada nilai t tabel (nilai kritis), maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak atau Ha diterima. Artinya terdapat perbedaan yang signifikan diantara rata-rata populasi, sedangkan apabila nilai t hitung lebih kecil daripada nilai t tabel (nilai kritis), maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima atau Ha ditolak. Artinya tidak ada perbedaan yang signifikan diantara rata-rata populasi selain itu pengambilan keputusan juga dapat dilakukan dengan melihat nilai probabiliti ( p value). Jika p value lebih kecil atau sama dengan taraf signifikansi yang ditentukan, maka hipotesis nol ditolak atau hipotesis alternatif diterima.