BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pasal 1 ayat 1 Undang-undang RI No. 20 tahun 2003 dinyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, kecerdasan, pengendalian diri, kepribadian, akhlak mulia, dan keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan peran dari semua pihak yang terlibat dalam proses pendidikan, baik dari pemerintah, pendidik, lingkungan masyarakat, orang tua, dan faktor anak didik itu sendiri. Farah (dalam www.indoskripsi.com: 2010) menuliskan bahwa sesuai dengan citacita pendidikan nasional, guru perlu memiliki beberapa konsep mengajar yang mengacu pada peningkatan kemampuan internal peserta didik dalam merancang strategi dan melaksanakan pembelajaran. Peningkatan potensi internal itu diantaranya dengan menerapkan model-model pembelajaran yang memungkinkan peserta didik mampu mencapai kompetensi secara utuh, penuh, dan kontekstual. Kualitas dan keberhasilan pembelajaran sangat dipengaruhi oleh kompetensi dan ketepatan guru memilih dan menggunakan model pembelajaran, pemilihan model pembelajaran yang sesuai dengan tujuan kurikulum dan potensi siswa merupakan kompetensi dan keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh seorang guru. Hal ini didasari oleh asumsi bahwa ketepatan guru dalam memilih model pembelajaran akan berpengaruh terhadap kualitas proses pembelajaran yang dilakukan.
Salah satu mata pelajaran yang perlu mendapat perhatian adalah matematika jika dibandingkan dengan mata pelajaran lain, prestasi siswa dalam mata pelajaran matematika masih rendah. Hal ini
karena sebagian besar siswa kurang antusias
menerima pelajaran matematika, siswa lebih bersifat pasif, takut, enggan atau malu untuk mengungkapkan ide-ide ataupun penyelesaian atas soal-soal latihan yang diberikan di depan kelas. Tidak jarang siswa kurang mampu dalam mempelajari matematika sebab matematika dianggap terlalu sulit. Permendiknas No. 22 (Depdiknas, 2006: 148) tentang standar isi tujuan pembelajaran matematika menyebutkan bahwa pembelajaran matematika memiliki tujuan untuk memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau logaritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah. Berdasarkan penjelasan tersebut pemahaman konsep itu perlu ditanamkan kepada peserta didik sejak dini yaitu sejak anak tersebut masih duduk dibangku Sekolah Dasar (SD). Mereka dituntut mengerti tentang definisi, pengertian, cara pemecahan masalah maupun pengoperasian matematika secara benar karena akan menjadi bekal dalam mempelajari matematika pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Pemahaman suatu konsep tidak lahir dengan sendirinya tetapi diproses melalui tatanan kehidupan pembelajaran. Oleh karena itu, pembelajaran matematika dapat dilakukan secara terpadu. Salah satu model pembelajaran terpadu adalah model connected, yaitu pembelajaran yang menghubungkan satu konsep dengan konsep lain, satu topik dengan topik lain, satu keterampilan dengan keterampilan lain, bahkan ide-ide yang dipelajari dalam satu semester berikutnya dalam satu pelajaran maupun antarmata pelajaran (interdisiplin). Pembelajaran dengan model connected, siswa memperoleh gambaran secara menyeluruh
tentang suatu konsep sehingga transfer pengetahuan akan sangat mudah karena konsepkonsep pokok dikembangkan terus-menerus. Sementara itu, berdasarkan pengamatan dan wawancara dengan guru serta siswa kelas IV SDN 3 Gayau Sakti pada tanggal 26 November 2011 di SDN 3 Gayau Sakti, ternyata masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar matematika serta guru tidak mengkaitkan konsep yang sedang dipelajari dengan konsep sebelumnya walaupun konsep tersebut berkaitan. Guru belum menggunakan metode pembelajaran serta media pembelajaran yang memberikan peluang kepada siswa untuk berpikir kritis, kreatif dan cerdas
dalam pemecahan masalah. Guru masih menggunakan metode
caramah, belum ada upaya melibatkan siswa dalam pembelajaran, sehingga hanya guru yang aktif sedangkan siswa pasif dalam pembelajaran. Materi pembelajaran matematika diberikan secara terpisah-pisah atau terkotak-kotak, dan materi pembelajaran yang telah diberikan oleh guru pada pertemuan sebelumnya tidak dikaitkan dengan materi pembelajaran selanjutnya. Sehingga siswa cepat lupa dengan materi pembelajaran yang telah diberikan sebelumnya, karena siswa tidak memperoleh gambaran secara menyeluruh tentang suatu konsep sehingga transfer pengetahuan akan sulit karena konsep-konsep pokok tidak dikembangkan terus-menerus, sehingga pembelajaran matematika belum terlaksana dengan baik. Hal ini didukung dengan hasil belajar siswa rendah, rata-rata hasil belajar siswa berada dikisaran 4,5, belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) SDN 3 Gayau Sakti yaitu 5,0. Dari 16 siswa yang ada di kelas IV, sebanyak 7 (43,75 %) siswa tuntas sedangkan 9 (56,25 %) siswa belum tuntas. Hal tersebut disimpulkan bahwa jumlah siswa yang telah tuntas belajar belum mencapai 50% dari jumlah siswa seluruhnya. Sehubungan permasalahan di atas, diperlukan adanya suatu model yang dapat membuat siswa untuk aktif dalam pembelajaran. Pembelajaran yang sesuai dan belum
pernah dilakukan oleh guru SDN 3 Gayau Sakti adalah pembelajaran terpadu model connected dengan menggunakan media grafis, mengingat pembentukan pemahaman siswa, keterampilan dan pengalaman secara utuh tidak berlangsung secara otomatis namun harus dipelajari. Oleh karena itu, guru harus menata butir-butir pembelajaran dan proses pembelajaran secara terpadu. Sebagai alternatif pemecahan masalah tersebut, maka pada penelitian ini penulis akan melakukan perbaikan pembelajaran dengan judul: ”Penerapan Pembelajaran Terpadu Model Connected dengan Menggunakan Media Grafis untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV SDN 3 Gayau Sakti Tahun Pelajaran 2011/2012”.
1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas perlu diidentifikasikan permasalahan yang ada, yaitu sebagai berikut: 1. Rendahnya aktivitas belajar siswa, akibat siswa kurang termotivasi dalam pembelajaran matematika. 2. Rendahnya hasil belajar siswa kelas IV SDN 3 Gayau Sakti pada mata pelajaran matematika, terbukti pada hasil belajar matematika jumlah siswa yang telah tuntas belajar belum mencapai 50% dari jumlah siswa seluruhnya. 3. Guru belum menggunakan metode pembelajaran terpadu model connected, sehingga siswa tidak memperoleh gambaran secara menyeluruh tentang suatu konsep. 4. Rendahnya kemampuan guru kelas SDN 3 Gayau Sakti dalam menggunakan media grafis pada proses pembelajaran.
1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah tersebut dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimanakah
penerapan
pembelajaran
terpadu
model
connected
dengan
menggunakan media grafis untuk meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa kelas IV SDN 3 Gayau Sakti? 2. Bagaimanakah
penerapan
pembelajaran
terpadu
model
connected
dengan
menggunakan media grafis untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas IV SDN 3 Gayau Sakti?
1.4 Tujuan Penelitian Memperhatikan masalah-masalah yang timbul dalam pembelajaran diperlukan usaha-usaha agar terdapat peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa. Tujuan penelitian ini adalah : 1. Meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa kelas IV SDN 3 Gayau Sakti melalui penerapan pembelajaran terpadu model connected dengan menggunakan media grafis. 2. Meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas IV SDN 3 Gayau Sakti melalui penerapan pembelajaran terpadu model connected dengan menggunakan media grafis.
1.5 Manfaat Penelitian 1. Bagi Siswa Siswa menjadi lebih termotivasi untuk belajar matematika dan meningkatkan pemahaman konsep-konsep matematika yang sifatnya abstrak. 2. Bagi Guru Sebagai bahan masukan bagi guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di kelasnya, serta menambah dan mengembangkan kemampuan guru dalam penerapan pembelajaran terpadu model connected secara tepat. Bertambahnya pengetahuan dan wawasan tersebut maka guru akan lebih profesional.
3. Bagi Sekolah Meningkatnya kualitas pembelajaran maka dapat menghasilkan peserta didik yang berkualitas pula. Dengan menggunakan pengalaman belajar yang baru melalui penerapan pembelajaran terpadu model connected sebagai salah satu inovasi bagi sekolah dalam pembelajaran matematika. 4. Bagi peneliti Dapat menambah wawasan serta pengetahuan tentang penelitian tindakan kelas, sehingga kelak dapat menjadi guru yang professional.