1
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Persaingan bisnis yang semakin ketat sekarang ini menuntut para pelaku
bisnis untuk meningkatkan efisiensi di segala bidang, terutama dalam bidang bisnis busana muslim. Busana muslim merupakan segala sesuatu yang dipakai mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki dan bertujuan sebagai penutup aurat bagi orang islam. Dengan mayoritas penduduk Indonesia yang beragama islam, industri busana muslim memiliki keuntungan karena hal tersebut secara tidak langsung menciptakan pangsa pasar yang sangat luas. (www.kompasiana.com, 10 Oktober 2012). Dirjen Industri Kecil dan Menengah (IKM) dari Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan bahwa pertumbuhan industri busana muslim di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya, bahkan pada semester pertama tahun 2012 mengalami peningkatan sekitar 8,5%, tumbuh di atas pertumbuhan industri fesyen nasional yang hanya mencapai 7% per tahun. Hal tersebut membuktikan bahwa industri busana muslim memiliki peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi Indoesia. (www.pakarkonveksi.info, 10 Oktober 2012). Salah satu kota yang memiliki potensi luar biasa dalam sektor industri busana muslim adalah Bandung. Bandung merupakan kota dengan angka kreatifitas yang terbilang tinggi. Terbukti saat ini, Bandung menjadi tujuan wisata bagi wisatawan mancanegara. Hal ini salah satunya dikarenakan busana muslim yang dihasilkan oleh
2
desainer-desainer asal Bandung seringkali menjadi tren busana muslim mancanegara. Dengan potensi yang ada saat ini, diharapkan Bandung mampu menjadi pusat tren busana muslim internasional. (www.inilahjabar.com, 10 Oktober 2012) Perkembangan yang pesat dalam sektor industri busana muslim di Bandung menimbulkan persaingan bisnis yang semakin ketat. Kondisi ini menuntut perusahaan yang bergerak di bidang busana muslim untuk lebih meningkatkan dan mengembangkan produk yang dimiliki agar dapat memenangkan persaingan. Perusahaan harus mampu menciptakan produk yang menawarkan manfaat-manfaat sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen. Manfaat-manfaat tersebut dapat diciptakan melalui atribut produk seperti merek, kemasan, warna, mutu, jaminan, dan pelayanan. Atribut produk yang ditawarkan perusahaan diharapkan mampu mempengaruhi konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian. Salah satu perusahaan di Bandung yang bergerak dalam industri busana muslim khususnya produk peci adalah Toko Peci M. IMING. Toko Peci M. IMING merupakan salah satu toko peci tertua di Bandung. Peci M. Iming pertama kali dipasarkan pada tahun 1918 oleh Mas Iming atau yang lebih dikenal dengan nama M. Iming. Saat ini H. Mochammad Sabana yang merupakan pemilik dari Toko Peci M. IMING sudah mendirikan tiga toko di Bandung, yaitu di jalan P.H.H Mustofa no. 51 yang juga merupakan pusat dari toko peci ini, dan toko cabang yang berlokasi di jalan Pelajar Pejuang serta toko cabang lainnya yang berlokasi di jalan Kosambi. Pemasaran peci M. Iming ini sudah tersebar ke luar kota Bandung, bahkan sudah
3
mencapai kota-kota di luar provinsi Jawa Barat seperti kota Yogyakarta, Jakarta, Makasar, dan terus menyebar ke kota-kota lain. (Sumber: Toko Peci M. IMING, 17 September 2012) Terdapat beberapa perusahaan yang menjadi pesaing dari produk peci M. Iming saat ini, diantaranya adalah Peci H.M. Achsan, Peci Bung Karno, Peci Rajut Alinayah, dan Peci Perdana. Dengan banyaknya perusahaan yang menghasilkan produk sejenis, volume penjualan Toko Peci M. IMING terancam menurun. Hal ini menuntut Toko Peci M. IMING untuk lebih bekerja keras dalam memahami manfaatmanfaat yang dibutuhkan konsumen dalam suatu produk agar dapat mempertahankan dan bahkan meningkatkan pangsa pasar yang dimiliki. (www.indonetwork.com, 10 Oktober 2012) Adapun data mengenai jumlah penjualan produk selama tiga tahun terakhir dari Toko Peci M. IMING sebagai berikut: Tabel 1.1 Jumlah Penjualan Produk Peci M. IMING 2009-2011 Tahun
Jumlah Penjualan (per potong)
2009
12.464
2010
19.243
2011
16.349
Sumber: Toko Peci M. IMING
4
Berdasarkan tabel 1.1 di atas, dapat diketahui bahwa jumlah penjualan peci M. Iming mengalami penurunan yang cukup signifikan pada tahun 2011. Hal ini menjadi masalah yang harus dihadapi Toko Peci M. IMING dalam mempertahankan volume penjualannya. Untuk menanggapi masalah tersebut, Toko Peci M. IMING perlu merumuskan strategi pemasaran dengan kebijakan atribut produk yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen pasar sasaran dan diharapkan mampu menjadi pilihan dalam pengambilan keputusan pembelian. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul: “Pengaruh Atribut Produk Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Toko Peci M. IMING.”
1.2
Identifikasi Masalah Berdasarkan penjelasan latar belakang di atas, maka penulis perlu
mengidentifikasi masalah yang timbul. Hal ini digunakan untuk menyederhanakan permasalahan dan memperjelas arah penelitian sesuai dengan judul yang dikemukakan di atas. Permasalahan yang akan di identifikasi sebagai berikut: 1. Bagaimana kebijakan atribut produk yang ditawarkan oleh Toko Peci M. IMING? 2. Bagaimana tanggapan konsumen mengenai atribut produk Toko Peci M. IMING?
5
3. Bagaimana keputusan pembelian yang dilakukan konsumen terhadap produk Toko Peci M. IMING? 4. Seberapa besar pengaruh atribut produk terhadap keputusan pembelian konsumen pada Toko Peci M. IMING?
1.3
Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui lebih jauh tentang
pengaruh atribut produk peci terhadap keputusan pembelian konsumen pada Toko Peci M. IMING. Disamping itu, penelitian ini dimaksudkan sebagai syarat untuk mencapai gelar sarjana pada Program Studi Manajemen, Fakultas Bisnis dan Manajemen Universitas Widyatama Bandung. Adapun tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui kebijakan atribut produk yang ditawarkan oleh Toko Peci M. IMING. 2. Untuk mengetahui tanggapan konsumen mengenai atribut produk yang ditawarkan Toko Peci M. IMING. 3. Untuk mengetahui keputusan pembelian yang dilakukan konsumen terhadap produk Toko Peci M. IMING. 4. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh atribut produk terhadap keputusan pembelian konsumen Toko Peci M. IMING.
6
1.4
Kegunaan Penelitian Dari penelitian yang dilaksanakan penulis, maka diharapkan bahwa hasil dari
penelitian ini dapat berguna: 1. Bagi Pihak Perusahaan Dengan penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam pengembangan perusahaan itu sendiri, terutama dalam hal penerapan atribut produk yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. 2. Penulis Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang penerapan pelaksanaan teori yang selama ini penulis peroleh di bangku kuliah serta pelaksanaannya secara langsung di lapangan khususnya yang berkaitan dengan atribut produk terhadap keputusan pembelian konsumen. 3. Pihak Lainnya Sebagai bahan acuan dan referensi bagi pihak lain yang ingin memperdalam dan meneliti pengaruh atribut produk terhadap keputusan pembelian konsumen pada suatu perusahaan.
1.5
Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Pada dasarnya pemasaran adalah suatu pertukaran nilai antara individu
maupun organisasi. Penanganan proses pertukaran memerlukan analisa, perencanaan,
7
pelaksanaan dan pengendalian. Dalam memasarkan produk dan menjaring konsumen, perusahaan harus berhadapan dengan lingkungan yang terdiri dari pelaku dan kekuatan-kekuatan yang dapat mempengaruhi perusahaan untuk mengembangkan dan mempertahankan kelangsungan perusahaannya. Perusahaan dalam menjalankan usahanya harus memutuskan apa dan bagaimana strategi yang dijalankan atau dipakai untuk menghadapi lingkungan eksternal dan internal. Cakupan kegiatan pemasaran ditentukan oleh konsep pemasaran yang disebut dengan bauran pemasaran (marketmg mix), misalnya variabel produk (produk), variabel harga (price), variabel lokasi (place), dan variabel promosi (promotion). Variabel-variabel ini dapat dikontrol oleh perusahaan dan dapat dipergunakan untuk mempengaruhi tanggapan konsumen. Pengertian bauran pemasaran menurut Kotler dan Armstrong (2008:62) yang dialih bahasakan oleh Bob Sabran sebagai berikut: “Bauran pemasaran (marketing mix) adalah kumpulan alat pemasaran taktis terkendali yang dipadukan perusahaan untuk menghasilkan respons yang diinginkannya di pasar sasaran.” Dalam bauran pemasaran, produk merupakan unsur yang paling penting, karena produk mencakup, seluruh perencanaan yang mendahului produksi aktual, produk mencakup riset dan pengembangan, dan produk mencakup semua layanan yang menyertai produk seperti instalisasi dan pemeliharaan. Pengertian produk menurut Kotler dan Keller (2008:4) yang dialih bahasakan oleh Benyamin Molan adalah sebagai berikut:
8
“Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan, termasuk barang fisik, jasa, pengalaman, acara, orang, tempat, properti, organisasi, informasi, dan ide.” Suatu produk tidak dapat terlepas dari atribut produk. Pengertian atribut produk menurut menurut Tjiptono dalam bukunya “Strategi Pemasaran” (2008:103) adalah sebagai berikut: “Atribut produk adalah unsur-unsur produk yang dianggap penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian.” Adapun unsur-unsur atribut produk yang dianggap penting menurut Tjiptono (2008:104), yaitu sebagai berikut: a. Merek b. Kemasan c. Pemberian Label (Labelling) d. Layanan Pelengkap (Supplementary Services) e. Jaminan (Garansi) f. Harga Atribut-atribut yang menyertai suatu produk dapat menjadikan suatu ciri yang dapat membedakan produk sejenis antara perusahaan satu dengan perusahaan lain. Dari pengertian atribut produk di atas, dapat disimpulkan bahwa atribut produk merupakan salah satu faktor penting dalam pemasaran. Ciri berhasil atau tidaknya usaha pemasaran adalah besarnya tingkat penjualan dari produk atau jasa yang disediakan oleh perusahaan. Salah satu cara mencapai keuntungan itu adalah dengan menciptakan
atribut-atribut
dalam
produk perusahaan
yang dapat
9
mempengaruhi
keputusan
pembelian
konsumen.
Atribut
produk
menjadi
pertimbangan konsumen untuk melakukan pembelian atas produk dan mempunyai pengaruh terhadap minat beli konsumen. Hal itu menuntut perusahaan untuk menjadikan atribut produk sebagai faktor penting dan merupakan daya tarik bagi konsumen. Definisi keputusan pembelian menurut Kotler dan Keller (2008:185) yang dialih bahasakan oleh Benyamin Molan adalah sebagai berikut: “Keputusan pembelian pelanggan secara penuh merupakan suatu proses yang berasal dari semua pengalaman mereka dalam pembelajaran, memilih, menggunakan, dan bahkan menyingkirkan suatu produk.” Dalam keputusan pembelian, terdapat tahap-tahap yang dilakukan oleh konsumen dalam memutuskan untuk membeli suatu produk. Kotler dan Keller (2008:185) yang dialih bahasakan oleh Benyamin Molan juga mengemukakan tentang tahap-tahap dalam keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen sebagai berikut: 1. Pengenalan masalah 2. Pencarian Informasi 3. Evaluasi Alternatif 4. Keputusan Pembelian 5. Perilaku Pasca Pembelian Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa keputusan pembelian konsumen merupakan suatu proses yang berasal dari pengalaman konsumen, mulai
10
dari pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, sampai dengan perilaku pasca pembelian. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut: “Atribut produk berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian konsumen pada Toko Peci M. IMING”.
1.6
Metode Penelitian Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif. Penelitian ini
bertujuan untuk mengumpulkan data yang menggambarkan keadaan objek penelitian kemudian menganalisanya sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan. Pengertian penelitian deskriptif menurut Zulganef (2008:11) adalah sebagai berikut: “Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan menggambarkan suatu kondisi atau fenomena tertentu, tidak memilah-milah atau mencari faktor-faktor atau variabel tertentu.”
1.7
Lokasi dan Waktu Penelitian Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini,
penulis melakukan penelitian di Toko Peci M. IMING yang beralamat di Jalan P.H.H Mustofa No. 51 Bandung, pelaksanaan penelitian dilakukan oleh penulis dari bulan Juni 2012 sampai dengan Desember 2012.