BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Di dalam kegiatan belajar mengajar guru merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam kesuksesan kegiatan pembelajaran. Guru merupakan orang yang bertanggung jawab penuh atas kelancaran proses pembelajaran. Keberhasilan guru dalam mengajar merupakan keberhasilan peserta didik menerima pelajaran. Sebaliknya, kegagalan guru merupakan kegagalan peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran. Guru Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu ujung tombak tumpuan harapan masyarakat yang mengajarkan tentang ajaran agama islam. Guru PAI mengajarkan tentang keimanan, serta nilai-nilai keagamaan. Yang diharapkan dapat meningkatkan keimanan kepada Allah SWT, serta berakhlaqul karimah. Sesuai dengan fungsi dan tujuan pendidikan nasional Undang-Undang SISDIKNAS No.20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 yang berbunyi : “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa dalam rangka mencerdasan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, dan bertanggung jawab”.1 Beberapa gambaran diatas dapat disimpulkan bahwa betapa pentingnya posisi guru PAI dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Oleh karena itu, sebagai guru harus kompeten dalam kegiatan
1
Eman A. Fathurrohman. pembelajaran PAI dengan metoda qur'ani http://www.slideshare.net/emanely/pembelajaran-pai. (27 Desember 2009). Diakses, 9 April 2013.
1
2
pembelajaran. Menurut Imam Taufik, “Kompeten berarti ahli dalam bidangnya”. 2 Dalam hal ini kompetensi yang harus dikuasai oleh guru ada beberapa macam diantaranya : kompetensi pedagogis, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, serta kompetensi sosial. Keempat kompetensi tersebut sangat penting untuk kuasai oleh guru. Apalagi kompetensi pedagogis, kompetensi ini merupakan kompetensi inti dari kegaiatan pembelajaran. Karena kompetensi pedagogis adalah kemampuan seorang guru dalam mendidik siswa. “Kompetensi pedagogis merupakan kompetensi yang tertua dan menjadi tuntutan mutlak bagi manusia sepanjang zaman, karena kompetensi ini melekat dalam martabat manusia sebagai pendidik.”3 Pemerintah telah memberlakukan sertifikasi bagi guru yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan sebagai pendidik. Sesuai dengan UndangUndang Nomor 25 Tahun 2000 tentang program pembangunan nasional yang berisi pembentukan badan akreditasi dan sertifikasi mengajar di daerah. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas tenaga kependidikan secara nasional. “Proses sertifikasi diberikan kepada guru yang telah memenuhi persyaratan tertentu, yaitu memiliki kualitas akademik, kompetensi, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yang dibarengi dengan peningkatan kesejahteraan yang layak.”4
2
Imam Taufik, Kamus Praktis Bahasa Indonesia (Jakarta: Ganeca Exact, 2010), hlm.675. Marselus R. Payong, Sertifikasi Profesi Guru, (Jakarta: PT Indeks, 2011) 4 Masnur Muslich, Sertifikasi Guru Menuju Profesionalisme Pendidik, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007) 3
3
B. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana tingkat kompetensi pedagogis guru PAI SMA Kota Pekalongan? 2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi kompetensi pedagogis guru PAI SMA Kota Pekalongan tersebut? Untuk
menghindari kesalahpahaman penafsiran dan mendapatkan
pengertian yang benar terhadap judul penelitian di atas, penulis berusaha menjelaskan serta menegaskan judul di atas sebagai berikut: 1. Studi Menurut kamus Bahasa Indonesia, “Studi berarti penelitian ilmiah, kajian, telaahan. Studi kasus pendekatan untuk meneliti gejala sosial dengan menganalisis satu kasus secara mendalam dan utuh”.5 2. Kompetensi pedagogis Menurut kamus Bahasa Indonesia, “Kompetensi berarti kewenangan (kekuasaan)
untuk
menentukan
(memutuskan
sesuatu)”6.
Sedangkan
“pedagogis berarti kajian mengenai cara dan kegiatan pengajaran, ilmu pengajaran”.7 Dengan demikian kompetensi pedagogis merupakan suatu kekuasaan atau kewenangan dalam diri setiap guru mengenai cara dalam kegiatan pengajaran atau ilmu dalam mengajar yang harus dikuasai sehingga dapat dikatakan ahli dalam bidangnya yaitu sebagai pendidik.
5
Qonita Alya, Kamus Bahasa Indonesia Untuk Pendidikan Dasar (Bandung: PT Indah Jaya Adipratama, 2009), hlm. 751. 6 Ibid., hlm.365. 7 Ibid., hlm.834.
4
3. Guru PAI SMA Hamzah mengatakan, “Guru adalah orang dewasa yang secara sadar bertanggung jawab dalam mendidik, mengajar, dan membimbing peserta didik”.8 Guru PAI SMA adalah orang yang memiliki kemampuan merancang program pembelajaran Pendidikan Agama Islam di tingkat Sekolah Menengah Atas serta mampu menata dan mengelola kelas agar siswa SMA dapat belajar dan pada akhirnya dapat mencapai tingkat kedewasaan sebagai tujuan akhir dari proses pendidikan. Dari beberapa pengertian di atas, maka yang dimaksud dengan judul tersebut adalah mengkaji atau meneliti tentang kompetensi pedagogis guru atau kemampuan-kemampuan guru PAI SMA dalam mengajar serta mendidik siswa SMA. Dalam hal ini peneliti melakukan penelitian pada guru-guru PAI yang mengajar di SMA Negeri saja. Dikarenakan mata pelajaran PAI di SMA Swasta sudah di pecah menjadi beberapa mata pelajaran sesuai dengan bidang PAI masing-masing. C. Tujuan Penelitian Melihat dari latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian yang hendak dicapai oleh penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui keadaan kompetensi pedagogis guru PAI SMA di Kota Pekalongan
8
Hamzah B. Uno, Profesi Kependidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), hlm.15.
5
2. Untuk mengetahui tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kompetensi pedagogis guru PAI SMA di Kota Pekalongan. D. Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian di atas, penelitian ini diharapkan memberikan manfaat yang akan memberikan kontribusi dari penulisan skripsi ini antara lain: 1. Manfaat teoritis a. Hasil penelitian ini diharapkan memiliki nilai akademis yang dapat menambah informasi dalam memperkaya khasanah ilmu pengetahuan bagi masyarakat luas b. Sebagai bahan dasar untuk penelitian lebih lanjut mengenai kompetensi pedagogis guru PAI c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas kompetensi pedagogis guru PAI yang selanjutnya berdampak pada mutu Pendidikan Agama Islam yang lebih baik d. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan dalam mengembangkan potensi menulis karya-karya ilmiah, sehingga dapat menjadi bekal yang berguna di masa yang akan datang. 2. Manfaat praktis a. Dengan penelitian ini dapat diketahui tentang kompetensi pedagogis yang dimiliki oleh guru PAI SMA di Kota Pekalongan b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai tolak ukur dan landasan dalam menguasai kompetensi pedagogis bagi guru PAI
6
c. Bagi penulis hasil penelitian ini merupakan hasil dari praktik pengalaman lapangan yang diperoleh dengan memperpadukan antara teori dengan empiris selama di bangku perkuliahan. E. Tinjauan Pustaka Pada tinjauan pustaka ini membahas tentang: 1.
Analisis teoritis dan penelitian yang relevan Dengan berpedoman pada rumusan masalah diatas, maka pada bagian ini akan disajikan pembahasan mengenai beberapa teori yang sesuai dengan topik penelitian sebagai landasan teori. Sebagaimana sudah diketahui bahwa guru merupakan komponen yang sangat penting dalam tercapainya tujuan pembelajaran, maka sesuai dengan Undang-undang No.14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen menyatakan bahwa pendidikan guru profesional minimal S1 atau D-IV serta menguasai standar kompetensi yakni kompetensi pedagogis, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial. Peraturan pemerintah No.19 Tahun 2005 pasal 28 tentang standar Nasional Pendidikan menyatakan bahwa, kompetensi pedagogis adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. 9 Menurut Akhmad Sudrajat yang bersumber pada Kementerian Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan 9
Marselus R.Payong, Loc.Cit.
7
Tenaga Kependidikan, ada 7 aspek dan 45 indikator yang berkenaan dengan penguasaan kompetensi pedagogis, diantaranya yaitu:10 a. Menguasai karakteristik peserta didik 1. Guru dapat mengidentifikasi karakteristik belajar peserta didik 2. Guru memastikan semua peserta didik mendapatkan kesempatan yang sama untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran, 3. Guru dapat mengatur kelas untuk memberikan kesempatan belajar yang sama pada semua peserta didik dengan kelainan fisik dan kemampuan belajar yang berbeda, 4. Guru mencoba mengetahui penyebab penyimpangan perilaku peserta didik untuk mencegah agar merugikan peserta didik lainnya, 5. Guru membantu mengembangkan potensi dan mengatasi kekurangan peserta didik, 6. Guru memperhatikan peserta didik dengan kelemahan fisik tertentu agar dapat mengikuti aktivitas pembelajaran, sehingga peserta didik tersebut tidak termarjinalkan (tersisihkan, diolok‐olok, minder, dsb). Dalam hal pemahaman terhadap peserta didik guru harus mampu melakukan pendekatan pada aspek perbedaan individual anak didik. Sesuai yang dinyatakan oleh Zaenal Mustakim mengenai pengaturan peserta didik, yaitu:
10
Akhmad Sudrajat. “Aspek dan Indikator Kompetensi Pedagogik Guru. http:////D:/Aspek%20dan%20Indikator%20Kompetensi%20Pedagogik%20Guru%20_%20tentang %20PENDIDIKAN.htm. (29 Januari 2012). Diakses 15 Juni 2013.
8
a) Postur tubuh anak diidk yang tinggi sebaiknya ditempatkan dibelakang b) Anak didik yang mengalami gangguan penglihatan atau pendengaran sebaiknya ditempatkan di depan c) Anak didik yang cerdas sebaiknya digabung dengan anak diidk yang kurang cerdas d) Anak diidk yang pandai bicara dikelompokkan dengan anak didik pendiam e) Anak didik yang gemar membuat keributan dan mengganggu temannya lebih baik dipisah dan tidak terlepas dari pengawasan guru.11 b. Menguasasi teori belajar dan prinsip pembelajaran yang mendidik 1. Guru memberi kesempatan peserta didik untuk menguasai materi pembelajaran sesuai usia dan kemampuan belajarnya melalui pengaturan proses pembelajaran dan aktivitas yang bervariasi, 2. Guru selalu memastikan tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi
pembelajaran
tertentu
dan
menyesuaikan
aktivitas
pembelajaran berikutnya berdasarkan tingkat pemahaman tersebut, 3. Guru menjelaskan alasan pelaksanaan, baik yang sesuai maupun berbeda dengan rencana, terkait keberhasilan pembelajaran, 4. Guru menggunakan teknik untuk memotiviasi kemauan belajar 5. Guru merencanakan kegiatan pembelajaran yang saling terkait dengan memperhatikan tujuan pembelajaran maupun proses belajar 6. Guru memperhatikan respon peserta didik yang belum/kurang memahami materi dan menggunakannya untuk memperbaiki rancangan pembelajaran berikutnya.
11
Zaenal Mustakim, Strategi & Metode Pembelajaran, (Pekalongan: STAIN Pekalongan Press, 2009), hlm. 35.
9
c. Pengembangan kurikulum 1. Guru dapat menyusun silabus yang sesuai dengan kurikulum, 2. Guru merancang rencana pembelajaran yang sesuai dengan silabus untuk membahas materi ajar tertentu agar peserta didik dapat mencapai kompetensi dasar yang ditetapkan, 3. Guru
mengikuti
urutan
materi
pembelajaran
dengan
memperhatikan tujuan pembelajaran, 4. Guru memilih materi pembelajaran yang: (1) sesuai dengan tujuan pembelajaran, (2) tepat dan mutakhir, (3) sesuai dengan usia dan tingkat kemampuan belajar peserta didik, (4) dapat dilaksanakan di kelas dan (5) sesuai dengan konteks kehidupan sehari‐hari. Perencanaan pembelajaran merupakan salah satu hal yang mendukung tercapainya tujuan pembelajaran. Menurut Hamzah B.Uno, “perencanaan adalah suatu cara yang memuaskan untuk membuat suatu kegiatan dapat berjalan dengan baik, disertai dengan berbagai langkah antisipatif guna memperkecil kesenjangan yang terjadi sehingga kegiatan tersebut mencapai tujuan yang telah ditetapkan”. 12
d. Kegiatan pembelajaran yang mendidik 1. Guru
melaksanakan
aktivitas
pembelajaran
sesuai
dengan
rancangan yang telah disusun dan pelaksanaan aktivitas tersebut mengindikasikan bahwa guru mengerti tentang tujuannya,
12
Hamzah B.Uno, Model Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hlm.83.
10
2. Guru melaksanakan pembelajaran bertujuan untuk membantu proses belajar, bukan untuk menguji sehingga merasa tertekan, 3. Guru mengkomunikasikan informasi baru (misalnya materi tambahan) sesuai dengan usia dan tingkat kemampuan belajar 4. Guru menyikapi kesalahan yang dilakukan peserta didik sebagai tahapan proses pembelajaran, bukan semata‐mata kesalahan yang harus dikoreksi. Misalnya: dengan mengetahui terlebih dahulu peserta didik lain yang setuju/tidak setuju dengan jawaban tersebut, sebelum memberikan penjelasan tentang jawaban yamg benar, 5. Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai isi kurikulum dan mengkaitkannya dengan konteks kehidupan peserta didik, 6. Guru melakukan aktivitas pembelajaran secara bervariasi dengan waktu yang cukup yang sesuai dengan usia dan tingkat kemampuan belajar dan mempertahankan perhatian peserta didik, 7. Guru mengelola kelas dengan efektif tanpa mendominasi /sibuk dengan kegiatannya sendiri agar waktu termanfaatkan 8. Guru mampu audio‐visual (termasuk tik) untuk meningkatkan motivasi
belajar
peserta
didik.
Menyesuaikan
aktivitas
pembelajaran yang dirancang dengan kondisi kelas, 9. Guru memberikan kesempatan peserta didik untuk bertanya, mempraktekkan dan berinteraksi dengan peserta didik lain, 10. Guru
mengatur
pelaksanaan
aktivitas
pembelajaran
secara
sistematis untuk membantu proses belajar peserta didik. Sebagai
11
contoh: guru menambah informasi baru setelah mengevaluasi pemahaman peserta didik terhadap materi sebelumnya, dan 11. Guru menggunakan alat bantu mengajar, dan/atau audio‐visual (termasuk tik) untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Sedangkan dalam hal pengelolaan pelaksanaan pembelajaran, guru harus mampu menciptakan sebuah interaksi terhadap peserta didik. Dimana guru dan peserta didik mampu menciptakan hubungan yang harmonis dalam proses pembelajaran. Sehingga proses pembelajaranpun akan terjadi secara optimal serta tercapainya tujuan pembelajaran. Tugas guru disini adalah mampu melakukan pendekatan terhadap peserta didik, diantaranya : pendekatan kekuasaan, pendekatan ancaman, pendekatan kebebasan,
pendekatan resep,
pendekatan pengajaran,
pendekatan
perubahan tingkah laku, pendekatan iklim sosio emosional, pendekatan proses kelompok, eclectric approach, serta pendekatan umum terhadap disiplin. 13 e. Pengembangan potensi peserta didik 1. Guru menganalisis hasil belajar berdasarkan segala bentuk penilaian terhadap peserta didik untuk mengetahui kemajuan masing‐masing. 2. Guru merancang dan melaksanakan pembelajaran yang mendorong peserta didik untuk belajar sesuai kecakapan dan pola belajar. 3. Guru merancang & melaksanakan pembelajaran untuk memunculkan kreativitas dan kemampuan berfikir kritis peserta didik.
13
Zaenal Mustakim, Op.Cit., hlm.38.
12
4. Guru
secara
aktif
membantu
peserta
didik
dalam
proses
pembelajaran dengan memberikan perhatian kepada setiap individu. 5. Guru dapat mengidentifikasi dengan benar tentang bakat, minat, potensi, dan kesulitan belajar masing-masing peserta didik. 6. Guru memberikan kesempatan belajar kepada peserta didik sesuai dengan cara belajarnya masing-masing. 7. Guru memusatkan perhatian pada interaksi dengan peserta didik dan mendorongnya untuk memahami dan menggunakannya.
f.
Komunikasi dengan peserta didik 1. Guru menggunakan pertanyaan untuk mengetahui pemahaman dan menjaga partisipasi peserta didik, termasuk memberikan pertanyaan terbuka yang menuntut peserta didik untuk menjawab dengan ide dan pengetahuan mereka. 2. Guru memberikan perhatian dan mendengarkan pertanyaan dan tanggapan peserta didik,
tanpa
menginterupsi,
kecuali
jika
diperlukan untuk mengklarifikasi pertanyaan/tanggapan tersebut. 3. Guru menanggapi pertanyaan peserta didik secara tepat, benar, dan mutakhir, sesuai tujuan pembelajaran dan isi kurikulum, tanpa mempermalukannya. 4. Guru menyajikan kegiatan pembelajaran yang dapat menumbuhkan kerja sama yang baik antarpeserta didik.
13
5. Guru mendengarkan dan memberikan perhatian terhadap semua jawaban peserta didik baik yang benar maupun yang dianggap salah untuk mengukur tingkat pemahaman peserta didik. 6. Guru memberikan perhatian terhadap pertanyaan peserta didik dan meresponnya untuk menghilangkan kebingungan pada peserta didik.
g. Penilaian dan Evaluasi 1. Guru menyusun alat penilaian yang sesuai dengan tujuan pembelajaran untuk mencapai kompetensi yang tertulis dalam RPP. 2. Guru melaksanakan penilaian dengan berbagai teknik dan jenis penilaian, selain penilaian formal yang dilaksanakan sekolah, dan mengumumkan hasil serta implikasinya kepada peserta didik, tentang tingkat pemahaman materi yang telah dan akan dipelajari. 3. Guru
menganalisis
hasil
penilaian
untuk
mengidentifikasi
topik/kompetensi dasar yang sulit sehingga diketahui kekuatan dan kelemahan peserta didik untuk keperluan remedial dan pengayaan. 4. Guru
memanfaatkan
masukan
dari
peserta
didik
dan
merefleksikannya untuk meningkatkan pembelajaran selanjutnya, dan dapat membuktikannya melalui catatan, jurnal pembelajaran, rancangan pembelajaran, materi tambahan, dan sebagainya. 5. Guru memanfatkan hasil penilaian sebagai bahan penyusunan rancangan pembelajaran yang akan dilakukan selanjutnya. Proses pembelajaran memiliki tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Untuk mengetahui hasil dari pencapaian tujuan pembelajaran,
14
maka perlu diadakan sebuah proses evaluasi. Karena antara komponen tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran atau KBM, serta evaluasi memilki hubungan yang sangat erat. Baik hubungan antara tujuan dengan KBM, hubungan antara tujuan dengan evaluasi, maupun hubungan antara KBM dengan evaluasi. 14 Latar belakang yang mempengaruhi kompetensi guru menurut Prof. Dr. Slameto, M.Pd dapat dipilah menjadi 2 yaitu: 15
faktor internal guru seperti: pendidikan, gender, golongan/pangkat, pengalaman kerja, motivasi, kecerdasan, aspirasi, dll faktor eksternal seperti: kebijakan sekolah, penetapkan beban tugas guru (tugas pokok maupun tambahan), penataran yang pernah dan perlu diikuti, pengesahan angka kredit kenaikan pangkat/golongan, iklim/budaya sekolah, jumlah dan kualitas siswa yang dilayani, dukungan dan kerjasama teman sejawat serta stake holder yang lain. Menurut Nanang Hanafiah, “Kompetensi guru merupakan perpaduan
antara kemampuan personal, keilmuan, teknologi, sosial, dan spiritual yang secara kaffah membentuk kompetensi standar profesi guru, yang mencakup penguasaan materi, pemahaman terhadap peserta didik, pembelajaran yang mendidik, pengembangan pribadi, dan profesionalisme”.16 Mohammad
Amin
mendefinisikan
tentang
kompetensi
guru,
menyatakan bahwa: Kompetensi guru pada hakikatnya tidak bisa dilepaskan dari konsep hakikat guru dan hakikat tugas guru. Kompetensi guru mencerminkan tugas dan kewajiban guru yang harus dilakukan sehubungan dengan arti jabatan guru yang menuntut suatu kompetensi tertentu sebagaiman 14
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007) 15 Haksari Apple. “Profesi Kependidikan: Pengembangan Kompetensi Pedagogik dan Profesional Guru”. www///pengembangan-kompetensi-pedagogik-dan--- FAKTOR.html. (9 November 2011). Diakses 14 November 2013. 16 Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana, Konsep Strategi Pembelajaran, (Bandung: Refika Aditama, 2012), hlm. 162.
15
telah disebutkan. Ace suryadi mengemukakan bahwa untuk mencapai taraf kompetensi , seorang guru memerlukan waktu lama dan biaya mahal. Status kompetensi yang profesional tidak diberikan oleh siapapun, tetapi harus dicapai dalam kelompok profesi bersangkutan. Awalnya, tentu harus dibina melalui penguatan landasan profesi, misalnya pembinaan tenaga kependidikan yang sesuai, pengembangan infrastruktur, pelatihan jabatan (in service training) yang memadai, efisiensi dalam sistem perencanaan, serta pembinaan administrasi dan pembinaan kepegawaian.17 Pedagogik merupakan ilmu yang membahas pendidikan, yaitu ilmu pendidikan anak. Jadi pedagogik mencoba menjelaskan tentang seluk-beluk pendidikan anak, pedagogik merupakan teori pendidikan anak. Pedagogik sebagai ilmu sangat dibutuhkan oleh guru. Tugas guru bukan hanya mengajar untuk menyampaikan, atau mentransformasikan pengetahuan kepada para anak disekolah, melainkan guru mengemban tugas untuk mengembangkan kepribadian anak didiknya secara terpadu. Guru mengembangkan sikap mental anak, mengembangkan hati nurani atau kata hati anak, sehingga ia(anak) akan sensitif terhadap masalah-masalah kemanusiaan, harkat, derajat manusia, dan menghargai sesama manusia, begitu juga guru harus mengembangkan ketrampilan anak, ketrampilan hidup di masyarakat sehingga ia mampu untuk menghadapi segala permasalahan hidupnya. 18 Dari beberapa skripsi yang ada, penulis tidak menemukan kesamaan, hanya saja beberapa variabel saja, seperti skripsi: Djamilah NIM.232308049 dengan judul “Analisis Kompetensi Pedagogis Guru Agama Islam SMP N 16 Pekalongan Dalam Perspektif UU RI No.14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen”. Menurut skripsi ini bahwa 17 18
Hamzah B. Uno, profesi kependidikan, Op.Cit., hlm.64. Uyoh sadulloh, Pedagogik (Ilmu Mendidik), (Bandung: Alfabeta, 2011)
16
kompetensi pedagogis yaitu kemampuan pemahaman tentang peserta didik secara mendalam dan penyelenggaraan pembelajaran yang mendidik. Kompetensi pedagogis seorang guru ditandai dengan kemampuannya menyelenggarakan proses pembelajaran yang bermutu, serta sikap dan tindakan yang dapat dijadikan teladan.19 Penelitian lain skripsi dari Saeful Anwar, NIM.232108244 dengan judul “Pengembangan Kompetensi Pedagogik Guru PAI SMP Di Kota Pekalongan.” Hasil penelitian ini menyatakan bahwa program pengembangan kompetensi pedagogik gurur pai smap kota pekalongan meliputi pemahaman ktsp (analisis sk-kd dan materi pai, penjabaran dalam indikator pencapaian hasil belajar, penyusunan silabus, penyususnan rpp, penyusunan program tahunan dan semester, analisis hari efektif, pembahasan tentang pembuatan dan pemanfaatan media), penyusunan bahan ajar dan lembar kerja siswa, pemahaaman model2 metodologi pembelajaran pai. Teknik evaluasi/ penilaian, termasuk cara menyususn soal, sistem scoring dan tundak lanjut, pembahasan tentang permasalahan peserta didik, pembahasan tentang buku2 materi pokok dan materi penunjang, pedoman guru, perpustakaan pai, panduan pengalaman ibadah dan akhlak mulia, pelatihan berjenjang tingkat dasar, pelatihan berjenjang tingkat menengah, dan pelatihan berjenjang tingkat atas.20
19
Djamilah, “Analisis Kompetensi Pedagogis Guru Agama Islam SMP N 16 Pekalongan Dalam Perspektif UU RI No.14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen”, Skripsi Sarjana Pendidikan Islam, (Pekalongan: Perpustakaan STAIN Pekalongan, 2010) 20 Saeful Anwar, Pengembangan Kompetensi Pedagogik Guru PAI SMP Di Kota Pekalongan, Skripsi Sarjana Pendidikan Islam, (Pekalongan: Perpustakaan STAIN Pekalongan, 2012)
17
Penelitian lain yaitu skripsi dari Siti Ayriyah NIM.232107017 dengan judul “Analisis Kompetensi Pedagogik Guru PAI SMP Islam Walisongo Kedungwuni Pekalongan”. Dalam penelitian ini menyatakan bahwa, dalam memahami peserta didik yang berbeda-beda terutama kemampuan belajar, cara dan kebiasaan belajar serta kondisi fisik peserta didik guru PAI memberikan perhatian yang berbeda pula pada peserta didik tersebut. Perhatian yang berbeda merupakan cara guru dalam memenuhi kebutuhan belajar peserta didik. Dalam membuat perencanaan pembelajaran merupakan hasil kerjasama dengan MGMP sehingga masing-masing guru tidak membuat perencanaan sendiri-sendiri. Pembuatan materi dan sumber belajar mengacu pada kesepakatan MGMP dan kurikulum sedangkan metode dan media pembelajaran disesuaikan materi pembelajaran dan kemampuan guru.21 Skripsi lain dari Isyfaul Bayu Masji NIM.23205032 dengan judul “peranan kompetensi pendidik dalam keberhasilan belajar peserta didik (Studi Di MTs.S Hifal Banyurip Alit Pekalongan)”. Menurut skripsi ini bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk melakukan perubahan guna mencapai keberhasilan. Untuk dapat mencapai keberhasilan belajar peserta didik bukan saja ditentukan oleh sekolah, pola, struktur dan isi kurikulum. Akan tetapi sebagian besar ditentukan kompetensi guru yang mengajar dan membimbing mereka. Oleh karena itu supaya keberhasilan belajar tersebut bisa tercapai, maka guru harus memiliki standar kualitas
21
Siti Ayriyah, Analisis Kompetensi Pedagogik Guru PAI SMP Islam Walisongo Kedungwuni Pekalongan, Skripsi Sarjana Pendidikan Islam, (Pekalongan: Perpustakaan STAIN Pekalongan, 2011)
18
pribadi tertentu. Yang mencakup kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional. 22 Dari beberapa penelitian yang sudah ada, bahwa sepengetahuan penulis, penelitian tentang “Studi Tentang Kompetensi Pedagogis Guru PAI SMA Kota Pekalongan”, berbeda dengan penelitian-penelitian yang pernah diteliti oleh peneliti lain. Disini penulis lebih menekankan pada pembahasan tentang tingkat kompetensi atau kemampuan pedagogis dari guru PAI SMA di Kota Pekalongan dalam mengajarkan Pendidikan Agama Islam. Yang selanjutnya membahas tentang faktor yang mempengaruhi kompetensi pedagogis tersebut yang berdampak pada kualitas pendidikan yang lebih baik lagi khususnya di Kota Pekalongan. 2. Kerangka berpikir Guru merupakan salah satu komponen penting dalam proses belajar mengajar. Kualitas guru yang baik akan menghasilkan anak didik yang baik pula. Oleh karena itu seorang guru harus menguasai kompetensi-kompetensi sebagai pengajar. Dimana kompetensi guru tersebut sangat berkaitan dengan peserta didik, materi pelajaran serta lingkungan belajar. Salah satu kompetensi yang penting yaitu kompetensi pedagogis. Karena kompetensi pedagogis merupakan kemampuan dari seorang guru dalam mengajar (ilmu mendidik). Akan tetapi kompetensi- kompetensi yang lain juga harus dipenuhi. Oleh karena itu, guru harus mengetahui, mempelajari serta menerapkannya pada diri masing-masing guru. Sehingga mencetak generasi 22
Isyfaul Bayu Masji, Peranan Kompetensi Pendidik Dalam Keberhasilan Belajar Peserta Didik (Studi Di MTs.S Hifal Banyurip Alit Pekalongan), Skripsi Sarjana Pendidikan Islam, (Pekalongan: Perpustakaan STAIN Pekalongan, 2010)
19
pendidik yang profesional serta memberikan sumbangan bagi pendidikan yang profesional juga khususnya dalam Pendidikan Agama Islam. Penguasaan kompetensi pedagogis tersebut tentunya diperoleh melalui langkah-langkah tertentu. Indikator serta pelaksanaannya yang ditetapkan sebagai standar pencapaian kompetensi pedagogis sangat diharapkan dapat mendukung tercapainya guru PAI yang profesional. Sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan agama Islam yang lebih baik lagi khususnya di Kota Pekalongan. Latar belakang pendidikan guru sangat mempengaruhi kemampuan guru dalam menyampaikan pelajaran. Baik itu pendidikan profesi keguruan maupun pendidikan pengembangan profesi guru yang diperoleh ketika menjadi guru. keaktifan guru mengikuti kegiatan ini sangat mendukung dalam meningkatkan kompetensi pedagogisnya yang selanjutnya dapat diterapkan dalam kegiatan pembelajaran di dalam kelas. Dengan demikian predikat sebagai guru profesional semakin dapat dicapai. Sehingga menciptakan pendidikan yang semakin maju pula, khususnya Pendidikan Agama Islam.
20
Sangat Kompeten Kompeten Cukup Kompeten Kurang Kompeten Tidak Kompeten
Faktor Yang Mempengaruhi
Analisis Indikator ADA/TIDAK
Indikator-indikator
Menguasai karakteristi k
Teori belajar
Kompetensi Pribadi
kurikulum
Kompetensi Sosial
KBM
komunikasi
Kompetensi Pedagogis
GURU
Keberhasilan SISWA
Potensi anak
Kompetensi Profesional
Evaluasi
21
F. Metode Penelitian 1.
Desain Penelitian a. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian gabungan (mixed method) yang menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Penelitian ini termasuk jenis penelitian lapangan (field research), yaitu “sebuah studi penelitian yang mengambil data autentik secara obyektif/studi lapangan.”23 Dalam penelitian ini peneliti melakukan studi langsung ke lapangan untuk memperoleh data yang konkret tentang kondisi kompetensi guru PAI SMA yang ada di kota Pekalongan. b. Sumber data
Sumber data primer Sumber data primer ini merupakan “data yang menjadi rujukan utama dan didapat dari sumber asli.”24 Sumber data primer dalam penelitian ini adalah guru PAI dan siswa SMA. Dalam hal ini data yang dibutuhkan adalah data tentang kompetensi pedagogis guru PAI SMA. Indikatornya adalah menguasai karakteristik peserta didik, menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik, pengembangan kurikulum, kegiatan pembelajaran yang
23
Field Reserch dalam hal ini penelitian dilakukan dalam situasi alamiyah akan tetapi didahului oleh intervensi (campur tangan) dar pihak peneliti. Intervensi ini dimaksudkan agar fenomena yang aka dikehendaki oleh peneliti dapat segera tampak dan diamati. Dengan demikian terjadi semacam kendali atau control parsial terhadap situasi di lapangan. Lihat: Saifuddin Azwar, Metode Penelitian, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2001, hlm. 21. 24 Husain Umar, Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000), hlm. 42.
22
mendidik, pengembangan potensi peserta didik, komunikasi dengan peserta didik, serta penilaian dan evaluasi.
Sumber data sekunder Sumber data sekunder merupakan “sumber
yang bisa
mendukung terhadap sumber primer atau data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan oleh pihak pengumpul data primer atau pihak lain”25. Sumber data sekundernya adalah kepala sekolah, siswa SMA, pengawas PAI serta dokumentasi mengenai kompetensi pedagogis guru PAI. Dalam hal ini data yang dibutuhkan adalah data mengenai kompetensi pedagogis guru serta faktor yang mempengaruhinya. 2. Teknik pengumpulan data Dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa metode, antara lain sebagai berikut: a. Metode Observasi Metode observasi adalah “metode pengumpulan data melalui pengamatan dan pencatatan yang sistematis mengenai fenomena-fenomena yang diselidiki secara langsung maupun tidak
langsung”.26 penulis
mengadakan pengamatan langsung terhadap kompetensi pedagogis yang dimiliki oleh guru-guru PAI SMA yang ada di Kota Pekalongan dalam mengajar Pendidikan Agama Islam.
25
Ibid., hal. 42. Sutrisno Hadi, Metodologi Research II (Yogyakarta: Fak. Psikologi UGM, 2001), cet. XXI, hlm. 36. 26
23
b. Metode Wawancara Wawancara / interview adalah “proses tanya jawab lisan di mana dua orang atau lebih saling berhadapan secara fisik yang satu dapat melihat yang lain dan yang lain dapat mendengarkan.”27 Peneliti melakukan wawancara dengan beberapa pihak yang berkaitan dengan pembahasan mengenai kompetensi pedagogis guru PAI diantaranya yaitu guru PAI SMA, kepala sekolah, serta pengawas PAI Kota Pekalongan. c. Metode Angket Metode angket yaitu pengumpulan data melalui data pernyataan tertulis yang tersusun dan disebarkan untuk memperoleh informasi atau keterangan yang sumber datanya berupa orang. Menurut Marris (1988) dalam bukunya Julia Brannen dengan judul “Memadu Metode Penelitian”, menyatakan bahwa metode kuantitatif dapat menjadi penunjang bagi metode kualitatif. Metode kuantitatif memberikan data latar belakang yang terukur untuk mengkontekstualisasi studi-studi intensif skala kecil. 28 Dalam hal ini peneliti menyebarkan beberapa data pertanyaan kepada sebagian siswa SMA untuk memperoleh data mengenai kompetensi pedagogis guru PAI. d. Dokumentasi Metode dokumentasi adalah “suatu metode untuk mengumpulkan data, yang menjadi sumber data adalah dokumen”. 29 Data-data yang diperlukan adalah data-data yang mendukung penelitian yaitu berupa 27
Ibid., hlm. 192. Julia Brannen, Memadu Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), hlm.42 29 Ibid., hlm. 52. 28
24
dokumen atau data yang diperoleh dari sekolah-sekolah SMA Kota Pekalongan mengenai keadaan guru PAI, serta data-data dari pengawa PAI wilayah Kota Pekalongan. e. Metode Triangulasi Triangulasi adalah teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Bila peneliti melakukan pengumpulan data dengan triangulasi, maka sebenarnya peneliti melakukan pengumpulan data yang sekaligus menguji kredibilitasnya, yakni kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dari berbagai sumber data. 30 3. Teknik analisis data Penafsiran data yang dilakukan penulis dengan menggunakan metode deskriptif analisis yaitu Yaitu analisis yang menggambarkan keadaan secara lengkap dan tepat yang diperoleh dari berbagai sumber untuk mencapai tujuan penelitian. Untuk menganalisis tingkat kompetensi pedagogis guru, menggunakan alat bantu skala likert. Dengan mengkategorikan sebagai berikut: 4. Presentase indikator5. Tingkat kompetensi yang terpenuhi 6. 81% -100% 7. Sangat Kompeten 8. 61% - 80% Kompeten 9. 41% - 60% 10. Cukup Kompeten 11. 21% - 40% 12. Kurang Kompeten 13. 0% - 20% 14. Tidak Kompeten
30
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Alfabeta, Bandung, 2005, hlm. 83.
25
G. Sistematika Pembahasan Untuk lebih mudah memahami skripsi ini, penulis akan mendiskripsikan sistematika penulisan skripsi sebagai berkut: Bagian awal. Pada bagian ini memuat halaman sampul luar, halaman judul, halaman pernyataan, halaman nota pembimbing, halaman pengesahan, halaman persembahan, halaman motto, halaman abstrak, halaman kata pengantar, serta halaman daftar isi. Bagian Inti. Bagian ini memuat beberapa bab, yaitu: Bab satu, Pendahuluan yaitu gambaran umum yang memuat pola dasar dari kerangka pembahasan skripsi yang terdiri atas pendahuluan, berisi: latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian dan sistematika pembahasan. Bab dua, landasan teori tentang kompetensi pedagogis guru PAI SMA Kota Pekalongan. Bab ini memberikan gambaran secara jelas yang berpijak pada beberapa kajian kepustakaan serta beberapa teori yang dikembangkan oleh para ahli pendidikan. Bab ini terdiri atas tiga sub bab yaitu, pertama pembahasan mengenai guru, yang meliputi: pengertian guru dan pengertian guru PAI. Kedua pembahasan tentang guru profesional, yang meliputi: kualifikasi akademik dan profesionalitas. Ketiga pembahasan mengenai kompetensi pedagogis, yang meliputi: pengertian kompetensi pedagogis, dan ruang lingkup kompetensi pedagogis. Bab tiga, hasil penelitian tentang kompetensi pedagogis guru PAI SMA di Kota Pekalongan. Bab ini berisi tentang kondisi obyektif guru PAI SMA Kota
26
Pekalongan. Bab ini terbagi menjadi dua sub bab yaitu, pertama data umum, meliputi: Pendidikan Agama Islam SMA di Kota Pekalongan, serta keadaan guru PAI SMA Kota Pekalongan. Kedua data khusus, mengenai kompetensi pedagogis guru PAI SMA Kota Pekalongan, yang meliputi tingkat kompetensi pedagogis, serta faktor-faktor yang mempengaruhi kompetensi pedagogis. Bab empat, analisis hasil penelitian tentang kompetensi pedagogis guru PAI SMA Kota Pekalongan. Berupa, analisis mengenai tingkat kompetensi pedagogis guru PAI SMA Kota Pekalongan, serta analisis lanjutan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kompetensi pedagogis guru PAI SMA Kota Pekalongan. Bab lima, penutup. Bab ini merupakan bab terakhir yang terdiri dari dua sub bab yaitu kesimpulan, dan saran-saran. Bagian akhir. Bagian ini terdiri atas daftar pustaka dan lampiran-lampiran. Pada daftar pustaka memuat identitas semua buku, ensiklopedia laporan penelitian,
serta sumber-sumber rujukan lainnya. Sedangkan pada bagian
lampiran memuat surat izin penelitian, surat rekomendasi penelitian, surat bukti riset, instrumen penelitian, serta daftar riwayat hidup penulis.