BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pada zaman sekarang ini, manusia banyak sekali kebutuhan hidupnya, kebutuhan tersebut tidak hanya berupa materi tetapi juga kebutuhan untuk diri sendiri atau lebih populernya manusia memerlukan apa yang disebut dengan beladiri. Beladiri merupakan olahraga dengan metode mempertahankan diri.peraturan ini berdasarkan pada kekuatan dan keseimbangan olahraga ini, bersifat kompetitif menurut keahlian dan stamina yang tinggi. Bahkan juga disepakati sebagai olahraga yang baik atau menjaga kesehatan tubuh. SMK Kusuma Terate merupakan salah satu sekolah formal yang memasukkan pelajaran bela diri sebagai pelajaran intra sekolah, jadi semua siswa baik putra dan putri wajib mengikuti. Tujuan dari berlatih beladiri adalah agar siswa siswi mampu melindungi diri sendiri maupun orang lain, ketika bergabung dengan orang banyak dan ketika ada serangan orang yang akan berbuat jahat. Mereka belajar dengan sungguh-sungguh untuk meningkatkan latihan beladiri ini. Tentunya di sini juga tidak lepas dari pengawasan para pelatih. Para pelatih selain mengajarkan tehnik-tehnik beladiri tetapi juga mengarahkan mereka atau tidak melupakan ajaran-ajaran agama Islam. Misalnya tentang shalat, puasa, dan lain-lain.1
1
Wawancara Bapak Yari Koestomo, Tanggal 13 Januari 2009
1
Dengan akal budi manusia menjalankan hak dan kewajibannya sebagai makhluk sosial, yang artinya makhluk yang hidup bersama dengan makhluk lain di dunia walaupun pada dasarnya manusia sebagai konsumen dari segala yang ada didalam alam raya ini. Hakekatnya manusia adalah makhluk yang dinamis serta mempunyai kebutuhan yang sama dengan yang lainnya. Dari realitas yang ada menunjukkan bahwa pada saat-saat sekarang ini sering terjadi dekadensi moral dalam bentuk tindakan anarkis yang pada akhirnya mengarah kearah kriminal. Misalnya tawuran, adapun pelakunya adalah mayoritas dari kalangan anggota itu sendiri (Persaudaraan Setia Hati Terate ataupun beladiri yang lain). Sehingga hal ini menyebabkan asumsi negatif masyarakat tentang keikutsertaan beladiri. Shalat merupakan dasar yang penting dalam kehidupan, dalam alqur’an pun dijelaskan bahwa shalat dapat mencegah perbuatan keji dan munkar, karena orang yang shalatnya sungguh-sungguh maka berarti ia akan selalu ingat kepada Allah, sehingga ia tidak akan melakukan kerusakan, dan akibat dari shalat dapat tercermin dalam tingkah laku seseorang, sebagaimana firman Allah SWT dalam surat al-Ankabut ayat 45 berikut:
َ@ ِءFG ْ Hَ 8ْ اI ِJ َ KَLMْ Cَ َةOّQ َ 8ن ا َّ َة ِإOّQ َ 8ِ اSTِ ب َوَأ ِ @َVWِ 8ْ اI َ Aِ 5 َ 7ْ 8َ; ِإ َ< ِ َ@ أُوA B ُ Cْ ا ن َ aُYMَ Q ْ Cَ @َA Sُ XَYْ Zَ [ُ Xَّ8 ِ[ َأ ْآ َ] ُ\ وَاXَّ8 ِ_ ْآ ُ\ ا8َ ِ\ َوWَ Mْ `ُ 8ْ وَا Artinya: Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Qur'an) dan dirikanlah salat. Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (salat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q. S. Al- Ankabut ayat 45).
2
Kalau kita berbicara masalah beladiri, banyak sekali macamnya. Disini penulis akan mengambil satu dari berbagai macam beladiri tersebut yaitu beladiri Persaudaraan Setia Hati Terate. Lalu yang menjadi persoalan saat ini adalah apakah keikut sertaan beladiri Persaudaraan Setia Hati Terate akan mempunyai pengaruh pada kedisiplinan shalat mereka. Dari problem diatas penulis memprediksikan adanya pengaruh keikutsertaan beladiri Persaudaraan Setia Hati Terate terhadap kedisiplinan shalat apakah itu berupa pengaruh negatif atau positif. Dari uraian diatas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian yaitu dengan judul “Pengaruh Keikutsertaan Beladiri (Persaudaraan Setia Hati Terate) Terhadap Kedisiplinan Shalat Siswa SMK Kusuma Terate Madiun”.
B. Fokus Penelitian Agar pembahasan dalam skripsi ini tidak melebar, maka penelitian ini difokuskan pada permasalahan yang ada, yaitu berkaitan dengan keikursertaan bela diri dan kedisiplinan shalat siswa SMK Kusuma Terate Madiun. Adapun fokus penelitian secara rinci adalah sebagai berikut: 1. Tingkat keikutsertaan siswa SMK Kusuma Terate Madiun pada beladiri Persaudaraan Setia Hati Terate. 2. Tingkat kedisiplinan shalat siswa SMK Kusuma Terate Madiun. 3. Pengaruh keikutsertaan beladiri Persaudaraan Setia Hati Terate terhadap kedisiplinan shalat siswa SMK Kusuma Terate Madiun.
3
C. Rumusan Masalah Berangkat dari permasalahan diatas maka dapat dirumuskakn sebagai berikut : 1. Bagaimana tingkat keikutsertaan siswa SMK Kusuma Terate Madiun pada beladiri Persaudaraan Setia Hati Terate? 2. Bagaimana tingkat kedisiplinan shalat siswa SMK Kusuma Terate Madiun? 3. Adakah pengaruh keikutsertaan beladiri Persaudaraan Setia Hati Terate terhadap kedisiplinan shalat siswa SMK Kusuma Terate Madiun?
D. Tujuan Penelitian Adapun yang ingin penulis capai dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui proses keikutsertaan beladiri Persaudaraan Setia Hati Terate siswa SMK Kusuma Terate Madiun 2. Untuk mengetahui kedisiplinan shalat siswa SMK Kusuma Terate Madiun. 3. Untuk
mengetahui ada
tidaknya
pengaruh
keikutsertaan beladiri
Persaudaraan Setia Hati Terate terhadap kedisiplinan shalat siswa SMK Kusuma Terate Madiun.
E. Manfaat Penelitian Harapan penulis dalam penyusunan skripsi ini dapat berguna sebagai berikut : 1. Dari aspek teoritis
4
Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan memperluas khasanah keilmuan khususnya tentang beladiri dan pengaruhnya terhadap kedisiplinan siswa. 2. Kegunaan secara praktis a. Sebagai
masukan
dalam
sumbangan
pikiran
dalam
rangka
meningkatkan kedisplinan shalat siswa Persaudaraan Setia Hati Terate SMK Kusuma Terate Madiun b. Bagi peneliti menambah dan mengembangkan wawasan pengetahuan dan cakrawala pengalaman penulis tentang hal yang berkaitan dengan kedisiplinan shalat siswa Persaudaraan Setia Hati Terate SMK Kusuma Terate Madiun c. Sebagai pijakan dan landasan bagi peneliti lain yang hendak melakukan penelitian yang relevan.
F. Metode Penelitian 1. Rancangan Penelitian a. Jenis Penelitian Berdasarkan jenis datanya penelitian dapat dibagi menjadi dua yaitu; penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif. Penelitian ini termasuk dalam penelitian kuantitatif, yang mana data-data yang diperoleh sebagian besar berupa angka-angka.2 b. Variabel Penelitian Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian variabel adalah suatu atribut, atau sifat atau 2
Sugiono, Metode Penelitian Administrasi (Bandung: Alfabeta, 1994), 7
5
dari orang maupun objek yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.3 Dalam penelitian ini penulis mengambil dua variable yaitu : 1) Keikutsertaan bela diri Persaudaraan Setia Hati Terate sebagai variable bebas (independent) adalah merupakan variable yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variable dependen (keikutsertaan
bela
diri
Persaudaraan
Setia
Hati
Terate
mempengaruhi kedisiplinan shalat siswa).4 2) Kedisiplinan shalat siswa sebagai variable terikat (dependent) adalah merupakan variable yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variable bebas.5 2. Popupasi dan Sampel a. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam pandangannya bukan saja merupakan jumlah orang tetapi juga merupakan karakter atau sifat yang dimiliki oleh obyek yang diteliti.6 Sedang populasi yang penulis maksudkan disini adalah seluruh siswa SMK Kusuma Terate Madiun yang berjumlah 61 siswa.
3
Ibid, 20-21. Ibid, 21 5 Ibid, 21 6 Ibid, 57. 4
6
b. Sampel Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. 7 Mengingat jumlah populasi yang kurang dari 100, maka dalam penelitian ini semua populasi berhak menjadi sampel, sehingga penelitian ini disebut sebagi penelitian populasi, yaitu sebanyak 61 siswa. 3. Instrumen Pengumpulan Data Judul
Variabel
Sub
Indikator
Item
Variabel Pengaruh keikutserta an beladiri terhadap kedisiplina n shalat siswa SMK Kusuma Terate Madiun
Keikut sertaan bela diri Persaudaraa n Setia Hati Terate(x) (variabel independen )
Keikut sertaan bela diri anak didik (x-1)
Kedisiplina n shalat (y) (variabel)
Kedisiplinan shalat
-
-
-
-
7
Ibid, 58.
7
motivasi ikut beladiri latihan dan gerakan tehnik beladiri jenis aliran beladiri Pendapat anak tentang beladiri Persaudaraan Setia Hati Terate kebiasaan anak dalam melaksanakan ajaran shalat sikap anak dalam mengamalkan ajaran shalat
2, 3 4, 5, 6
7 1, 8
1,2,3,4
5, 6, 7, 8
4. Teknik Pengumpulan Data a.
Metode angket, adalah sejumlah pertanyaan penulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang kepribadian atau hal-hal yang diketahuinya.Metode angket ini penulis gunakan untuk memperoleh data tentang keadaan shalat siswa Persaudaraan Setia Hati Terate di SMK Kusuma Terate Madiun.
b.
Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data melalui arsiparsip termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori dalil atau hukum-hukum dan lain-lain yang berhubungan masalah penelitian.8 Dengan metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data tentang jumlah siswa yang ikut bela diri, struktur organisasinya, keadaan guru, karyawan, monografi (letak geografis SMK Kusuma Terate Madiun).
c.
Metode Observasi yaitu pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada obyek penelitian. Adapun observasi ini dilakukan untuk mendapatkan data tentang gambaran umum SMK Kusuma Terate Madiun, keadaan keikutsertaan beladiri dan kedisiplinannya dalam shalat serta sarana dan prasarana disekolah tersebut.
d.
Metode wawancara/interview yaitu metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematik dan berdasarkan kepada tujuan penyelidikan. Metode ini digunakan untuk
8
Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta; Rineka Cipta, 1996), 181.
8
mendapatkan data mengenai sejarah berdirinya SMK Kusuma Terate Madiun. 5. Teknik Analisa Data Data yang bersifat kuantitatif dianalisa dengan menggunakan tehnik produc moment yaitu menganalisa adanya pengaruh atau tidaknya tentang keikutsertaan beladiri Persaudaraan Setia Hati Terate terhadap kedisiplinan siswa SMK Kusuma Terate Madiun yang berdasarkan pada skor aslinya. Data-data yang telah dikumpulkan selanjutnya dianalisa dengan tehnik analisis non statistik untuk data kuantitatif dan tehnik statistik untuk data kuantitatif. Rumus yang digunakan untuk analisa statistik ini adalah product moment yaitu : Σx 1 Υ 1 − Cx 1 Cy 1 Ν rxy = SDx 1 SDy1
(
Σx 1 Υ 1
( )( ) )( )
= Jumlah hasil perkalian silang antar frekuensi sel dengan X1 dan Y1
ΣFx 1 N
Cx1
= Nilai koreksi dari variabel X1 Cx1 =
Cy1
= Nilai koreksi dari variabel Y1Cy1 =
SDx1
= Deviasi standart nilai x dalam arti tiap nilai sebagai 1 unit (dimana i= 1)
9
ΣFy1 N
Sdy1
= Deviasi standart nilai yang dalam arti tiap nilai sebagai 1 unit (dimana i=1)
N
= Number of Chases9
G. Sistematika Pembahasan Sistematika pembahasan ini dibuat untuk mempermudah pembaca untuk memperoleh gambaran tentang permasalahan yang disajikan dan dibahas skripsi ini maka disusun sistematika sebagai berikut : Bab satu, merupakan awala dari pembahasan skripsi yang terdiri dari: latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
definisi
istilah,
hipotesis,
metode
penelitian,
sistematika
pembahasan. Bab dua, membahas teori tentang pengertian beladiri Persaudaraan Setia Hati Terate, asas, sifat, tujuan materi, pengertian shalat, dasar, tujuan dan kedisiplinan shalat. Bab ketiga, merupakan pemaparan data hasil penelitian yang terdiri dari latar belakang obyek penelitian yang meliputi sejarah berdirinya, letak geografis, guru dan murid, struktur organisasi sarana dana prasarana dari SMK Kusuma Terate Madiun, serta bentuk penyajian data lapangan tentang keikutsertaan beladiri Persaudaraan Setia Hati Terate dan Kedisiplinan Shalat siswa SMK Kusuma Terate Madiun. Bab keempat, merupakan hasil analisis yang meliputi analisis tentang keikutsertaan siswa dalam beladiri Persaudaraan Setia Hati Terate, analisis
9
Anas Sudjono, Pengantar Statistik Pendidikan (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1999) 207.
10
tentang kedisiplinan shalat siswa SMK Kusuma Terate Madiun dan interpretasi data tentang pengaruh keikutsertaan siswa dalam beladiri Persaudaraan Setia Hati Terate terhadap kedisiplinan shalat siswa SMK Kusuma Terate Madiun Bab kelima, merupakan titik akhir dari pembahasan skripsi yang berisi tentang kesimpulan dan saran penutup yang terkait dengan hasil penelitian.
11
BAB II BELADIRI PERSAUDARAAN SETIA HATI TERATE DAN KEDISIPLINAN SHALAT
A. Deskripsi Teori /Tela’ah Pustaka 1. Beladiri Persaudaraan Setia Hati Terate a. Sejarah Berdirinya Beladiri Jiwa patriotisme yang tinggi ditunjukkan oleh Ki Hadjar Hardjo Oetomo, salah seorang Saudara Tertua Setia Hati, dengan bantuan teman-temannya dari Pilang Bango, Madiun dengan berani menghadang kereta api yang lewat membawa tentara Belanda atau mengangkut perbekalan militer. Penghadangan, pelemparan, dan perusakkan yang terjadi berulang-ulang sampai akhirnya ia ditangkap PID Belanda dan mendapat hukuman kurungan di penjara Cipinang dan dipindahkan ke Padang, Sumatera Barat. Setelah dibebaskan, Ki Hadjar Hardjo Oetomo yang telah mendirikan Setia Hati Pencak Sport Club yang kemudian mengaktifkan kembali perguruannya sampai akhirnya berkembang dengan nama Persaudaraan Setia Hati Terate. Persaudaraan Setia Hati Terate dalam perkembangannya dibesarkan oleh RM Imam Koesoepangat murid dari Mohammad Irsyad kadhang (saudara) Setia Hati Pencak Sport Club (SH PSC) yang merupakan murid dari Ki Hadjar Hardjo Oetomo. Sebelum menjadi kadhang SH dan mendirikan SH PSC, Ki Hadjar Hardjo Oetomo magang sebagai guru di SD Banteng Madiun.
12
Tidak betah menjadi guru, bekerja di Leerling Reambate di SS (PJKA) Bondowoso, Panarukan dan Tapen. Tahun 1906 keluar dari PJKA dan bekerja menjadi Mantri Pasar Spoor Madiun di Mlilir dengan jabatan terakhir sebagai Ajudan Opsioner Pasar Mlilir, Dolopo, Uberan dan Pagotan (wilayah selatan Madiun). Pada tahun 1916 bekerja di pabrik gula Redjo Agung Madiun. Tahun 1917 masuk menjadi saudara SH dan dikecer langsung oleh Ki Ngabei Soerodiwirjo, pendiri Persaudaran Setia Hati. Pada tahun ini bekerja di stasiun kereta api Madiun hingga menjabat Hoof Komisaris. Tahun 1922 bergabung dengan Sarekat Islam dan mendirikan Setia Hati Pencak Sport Club di Desa Pilangbango, Madiun, yang kemudian berkembang sampai ke daerah Nganjuk, Kertosono, Jombang, Ngantang, Lamongan, Solo, dan Yogyakarta. Tahun 1925, ditangkap oleh Pemerintah Belanda dan dipenjara di Cipinang, kemudian dipindahkan ke Padang, Sumatra Barat selama 15 tahun. SH PSC dibubarkan Belanda karena terdapat nama "pencak". Setelah pulang dari masa tahanan mengaktifkan kembali SH PSC dan untuk menyesuaikan keadaan, kata "pencak" pada SH PSC menjadi "pemuda". Kata "pemuda" semata-mata hanya untuk mengelabui Belanda agar tidak dibubarkan. Bertahan sampai tahun 1942 bersamaan dengan datangnya Jepang ke Indonesia. Tahun 1942, atas usul saudara SH PSC Soeratno Soerengpati tokoh pergerakan Indonesia Muda, nama SH Pemuda Sport Club
13
diubah menjadi Setia Hati Terate. Pada waktu itu SH Terate bersifat perguruan tanpa organisasi. Tahun
1948,
atas
prakarsa
Soetomo
Mengkoedjojo,
Darsono,dan lain-lain mengadakan konferensi di rumah Ki Hadjar Hardjo Oetomo di desa Pilangbango, Madiun. Hasil konferensi menetapkan Setia Hati Terate yang dulunya bersifat perguruan diubah menjadi organisasi Persaudaraan Setia Hati Terate dengan diketuai oleh Oetomo Mangkoewidjojo dengan wakilnya Darsono. Kemudian secara berturut-turut:
-
Tahun 1950, Ketua Pusat oleh Mohammad Irsyad.
-
Tahun 1974, Ketua Pusat oleh RM Imam Koesoepangat.
-
Tahun 1977-1984, Ketua
Dewan Pusat
oleh RM Imam
Koesoepangat dan Ketua Umum Pusat oleh Badini.
-
Tahun 1985, Ketua Dewan Pusat oleh RM Imam Koesoepangat dan Ketua Umum Pusat oleh Tarmadji Boedi Harsono.
-
Tahun 1988, Ketua Dewan Pusat RM Imam Koesoepangat meninggal dunia dan Persaudaraan Setia Hati Terate dipimpin oleh Ketua Umum Tarmadji Boedi Hardjono sampai sekarang. Untuk menjadi saudara pada Persaudaraan Setia Hati "Terate"
ini, sebelumnya seseorang itu terlebih dahulu harus mengikuti pencak silat dasar yang dimulai dari sabuk hitam, merah muda, hijau dan putih kecil. Pada tahap ini seseorang tersebut disebut sebagai siswa atau calon saudara.
14
Selama
dalam
proses
latihan
pencak
silat,
seorang
pelatih/warga (saudara SH) juga memberikan pelajaran dasar ke-SH-an secara umum kepada para siswa. Setelah menamatkan pencak silat dasar tersebut, seseorang yang dianggap sebagai warga atau saudara SH adalah apabila ia telah melakukan pengesahan yang dikecer oleh Dewan Pengesahan. Dewan pengesahan ini termasuk saudara SH yang "terbaik dari yang terbaik" yang dipilih melalui musyawarah saudara-saudara SH. Proses kecer tersebut berlangsung pada bulan Syura. Adapun sarat yang harus disediakan dalam pengeceran antara lain: Ayam jago, mori, pisang, sirih, dan lain sebagainya sarat-sarat yang telah ditentukan. Dalam proses pengeceran ini, kandidat diberi pengisian dan gemblengan jasmani dan rohani dan ilmu ke-SH-an serta petuahpetuah, petunjuk-petunjuk secara mendalam dan luas. Saudara SH yang baru disahkan tersebut, dalam tingkatan ilmu disebut sebagai saudara tingkat I (erste trap). Pada Persaudaraan Setia Hati Terate juga dibagi dalam tiga jenis tingkatan saudara yaitu saudara SH Tingkat I (ester trap), Tingkat II (twede trap), tingkat III (derde trap). Pada Persaudaraan Setia Hati Terate diajarkan 37 jurus pencak silat yang merupakan warisan dari Ki Ngabei Soerodiwirjo di erste trap serta pelajaran ilmu ke-SH-an yang dapat diperoleh pada tingkatan twede trap dan derde trap. Jurus-jurus tersebut merupakan ramuan dari
15
beberapa aliran pencak silat yang berada di nusantara, di antaranya dari Jawa Barat, Betawi (Jakarta), dan Minangkabau. Kandang SH Terate tersebar di seluruh wilayah Indonesia dan di beberapa negara seperti Belanda, Perancis, Belgia, Jerman, Amerika Serikat, Australia, Malaysia, Singapura, Vietnam, Brunei Darussalam. Secara administratif mulai dirintis pencatatan jumlah saudara pada tahun 1986. Sehingga jumlah saudara mulai tahun 1986 - 1999 sebanyak 108.267.10 b. Pengertian beladiri Pencak Silat merupakan salah satu olah raga beladiri yang berasal dari Indonesia. Untuk menjadi seorang pesilat yang berprestasi, diperlukan kerja keras dan disiplin. Selain itu Pesilat harus mempunyai mental yang kuat, keberanian dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.11 Pengertian beladiri adalah menjaga baik-baik atau memelihara diri atau badan.12 Persaudaraan Setia Hati Terate adalah : Persatuan Setia Hati terate yang merupakan sebuah organisasi yang mempunyai ikatan antara saudara “SETIA HATI” (SH) dan lembaga yang mempunyai simbol terate.13
10
www.shterate.com/-69k Pendidikan Jasmani dan Kesehatan (Cerah CV. Teguh Karya),12. 12 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka; 1989), 664. 13 Persaudaraan Setia Hati, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, ii. 11
16
Bunga
terate melambangkan ketahanan hidup dimana saja,
walaupun tinggal biji, akan tetap bertunas dan hidup artinya :
-
Persaudaraan Setia Hati terate diharapkan mampu mandiri dan berkembang dimana saja
-
Manusia Persaudaraan Hati terate mempunyai sikap hidup yang dinamis, bisa menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang tidak baik. Bunga terate terdiri dari kuncup setengah mekar dan mekar.14
Artinya : Warga dan Siswa Persatuan Setia Hati terate terdiri dari berbagai lapisan masyarakat tertinggi tanpamembedakan golongan, politik, kekayaan dan sebagainya. Beladiri disini yang dimaksudkan adalah bukan untuk mencari musuh tapi digunakan untuk menegakkan keadilan dan untuk membela kesehatan hidup, apabila jiwa kita terancam oleh musuh, pembelaan tidak hanya dengan beladiri saja atau pencak silat, tetapi dengan cara ramah, sopan santun juga merupakan beladiri. c. Azas, Sifat dan Tujuan Beladiri Persaudaraan Setia Hati Terate 1. Azas Beladiri Persaudaraan Setia Hati Terate Persaudaraan Setia Hati terate berazaskan Pancasila.15 2. Sifat Beladiri Persaudaraan Setia Hati Terate Persaudaraan Setia Hati terate bersifat persaudaraan yang kekal, keolahragaan dan kesenian, yang bersifat jasmani dan rohani, 14 15
Persaudaraan Setia Hati Teratari, Ranting Madiun, 25. Ibid, 1
17
kekeluargaan, kebersamaan dan tidak membedakan latar belakang kehidupan serta tidak berafiliasi pada aliran politik manapun.16 3. Tujuan Beladiri Persaudaraan Setia Hati terate bertujuan mempertebal rasa cinta sesama melestarikan dan mempertinggi seni olahraga pencak silat dengan berpedoman pada wasiat setia hati serta menciptakan manusia berbudi luhur, tahu benar dan salah, takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. d. Materi Persaudaraan Setia Hati Terate Tingkat polos penekanannya pada : 1
2
Ketaatan dan kepatuhan kepada -
Keluarga
-
Guru / Pelatih
-
Sesama anggota Persaudaraan Setia Hati Terate
Mengenal lambang Persaudaraan Setia Hati Terate meliputi17 a. Bentuk segi empat Artinya adalah empat arah mata angin dan lima pancer yaitu meliputi pusat dimana kita berpijak, maksudnya: manusia Persaudaraan Setia Hati Terate dalam mencapai tujuannya/ mengembangkan
diri
16
berpegang
teguh
pada
Ibid, 2 Kumpulan Materi Keeshaan Persaudaraan Setia Hati Terate, Koperasi Terate Manunggal, Madiun, Hal. 16. 17
18
wasiat
Persaudaraan Setia Hati Terate yang diantaranya adalah agar selalu taat kepada Tuhan YME, kepada orang, dan sebagainya. b. Jantung Warna putih melambangkan kesucian Jantung dibatasi warna merah melambangkan: batas suatu kedisiplinan. Artinya : cinta kasih yang diberikan adalah suci bersih tanpa pamrih, tidak berlebihan dan ada batasnya. Sinar melambangkan jalannya hukum karma, yaitu hukum ghaib Tuhan Yang Maha Esa yang berlaku dalam tata kehidupan manusia yang terjadi dengan adil dan tidak memihak. c. Dasar Hitam, melambangkan kekekalan dan keabadian Artinya : Persaudaraan yang dijalin sesama warga atau sesama siswa dan sebaliknya adalah kekal, abadi, lahir dan batin. d. Tulisan Persaudaraan melambangkan : Persaudaraan Artinya : Persaudaraan Setia Hati Terate dalam membina siswa dan warganya yang diutamakan adalah kekekalan tali persaudaraan : pencak silat hanyalah prasarana saja. e. Tulisan Setia Hati, melambangkan kesetiaan pada hati Artinya : Manusia Persaudaraan Setia Hati Terate diharapkan memiliki rasa setia terhadap hatinya sendiri, percaya pada dirinya sendiri.
19
f. Tulisan Terate, melambangkan dari bunga terate g. Pita tegak berwarna merah diatas putih melambangkan keberanian atas dasar kesucian, manusia Persaudaraan Setia Hati Terate adalah seorang pemberani atas dasar kesucian. Berani karena benar, takut karena salah. h. Senjata persilatan, melambangkan : senjata atau sarana untuk mempertahankan diri. Bahwa manusia Persaudaraan Setia Hati Terate mempunyai kewajiban untuk melindungi diri, negara dan bangsa bila ada yang mengusik ketenangan atau mengganggunya baik dari orang dalam maupun serangan dari luar. Tingkat Jambon 1. Mempelajari tentang sejarah Persaudaraan Setia Hati Terate 2. Arti ban / ikat pinggang tingkatan Ban/ikat pinggang dalam Persaudaraan Setia Hati Terate terdiri dari a. Ban/ikat pinggang tingkat polos18 Warna ban/ikat pinggang ini tidak ada/tak berwarna karena polos pengertiannya adalah suatu keadaan yang masih lugu. tingkat polos adalah siswa yang belum mengenal atau belum mengerti apa-apa b. Ban/ikat pinggang tingkat jambon 18
Roeslan WS. Mutiara Hidup Persaudaraan Setia Hati Terate, Madiun, 1962, Hal. 3.
20
Warna ban/ikat pinggang ini adalah jambon (bahasa jawa) atau merah muda. Disini dikandung suatu pengertian bahwa warna merah (tanpa muda) adalah melambangkan sesuatu keberanian yang memakai perhitungan. c. Ban/ikat pinggang tingkat hijau Warna ban/ikat pinggang tingkat ini adalah hijau. Disini dikandung suatu maksud warna hijau melambangkan suatu harapan. siswa tingkat ini sudah mempunyai harapan untuk menjadi warga Persaudaraan Setia Hati Terate tingkat I mengingat pelajaran yang diperoleh khususnya jurus sudah sampai pada jurus 20. d. Ban/ikat pinggang tingkat putih Warna ban/ikat pinggang tingkat ini adalah putih. Disini dikandung suatu pengertian bahwa putih melambangkan kesucian, kebersihan. Diharapkan siswa pada tingkat ini mulai mempersiapkan diri untuk menjadi tingkat I dengan jalan menjaga tindak tanduk, sikap, perbuatan, batin pada hal-hal yang putih, suci dan bersih agar dapat mengikuti pengesahan menjadi warga Persaudaraan Setia Hati Terate 3. Mempelajari tentang kebaikan dalam menilai kebaikan seorang Persaudaraan Setia Hati Terate mempunyai cara sendiri dan akan berbeda dengan yang lain. Penilaian tersebut adalah : -
Penilaian umum
21
Benar-benar-salah dinilai salah Salah-salah-benar dinilai benar -
Penilaian Setia Hati Benar-benar-salah dinilai benar Salah-salah-benar dinilai salah Jadi penilaian Persaudaraan Setia Hati Terate dilihat banyak salahnya atau banyak benarnya.
4. Tentang kebenaran adalah: sikap perbuatan yang tidak melanggar hukum Tuhan, negara, dan adat. 5. Tentang berdo’a: memohon sesuatu pada Tuhan Yang Maha Esa, segala do’a yang kita pinta akan dikabulkan oleh Allah. Materi Tingkat Hijau Arti pembukaan yaitu rangkaian gerakan yang merupakan salam pembuka sebagai ciri khas perguruan yang mengandung arti dalam Persaudaraan Setia Hati Terate rangkaiannya adalah : b. Berdiri jongkok c. Kedua telapak tangan bertemu, mengarah keatas dan kedua ibu jari didepan jantung d. Jari telunjuk dan jari tengah kanan diacungkan e. Kaki kanan dibuka kesamping secukupnya. Jari telunjuk dan jari tengah kanan menunjuk menyentuh tangan dan sambil posisi kaki jongkok dengan menumpu pada kaki kanan. f. Posisi kaki tetap jongkok, kedua jari diacungkan keatas.
22
g. Kedua jari dibawah ke pelipis kanan h. Jari tangan kanan mengepal dan ditarik kedepan i. Posisi kaki berubah jongkok kesamping kiri diikuti sikutan (tangkisan siku) j. Diteruskan dengan gerakan seperti poin 3 s/d 7 k. Terakhir berdiri tegak kembali -
Sifat manusia Persaudaraan Setia Hati Terate a. Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa b. Pemberani dan tidak takut mati c. Soal kecil dan remeh mengalah; soal besar dan prinsip baru berpikir dan bertindak. d. Sederhana e. Memayu hayuning bawana
-
Berdo’a Ada beberapa teori berdo’a menurut Persaudaraan Setia Hati Terate yaitu : a. Resik atine b. Pener lakune c. Manteb tekade
Materi tingkat putih Tingkat putih merupakan persiapan untuk pengesahan sebagai warga Persaudaraan Setia Hati Terate tingkat I, dalam hal ini materi
23
yang diberikan adalah secara keseluruhan mulai dari materi polos sampai materi tingkat hijau. Dengan istilah pemantapan materi e. Pelaksanaan dan Keikutsertaan Siswa SMK Kusuma Terate Madiun Terhadap Beladiri Persaudaraan Setia Hati Terate Adapun pelaksanaan keikutsertaan bela Diri Persaudaraan Setia Hati Terate bertempat : Pada tingkat ban polos sampai dengan ban tingkat hijau -
Tempat dimasing-masing sub rayon
-
Yang menyampaikan materi: masing-masing pelatih
Pada tingkat ban putih -
Tempat : diranting atau kecamatan Madiun
-
Tutor
: warga tingkat II atau warga senior
-
Materi
: semua materi dari tingkat ban polos sampai materi ban
hijau berdasarkan jadwal dari pengurus. Kemudian berdasarkan dokumentasi dan observasi penulis dilokasi latihan di Persaudaraan Setia Hati Terate Madiun. Usaha yang dilakukan sebagai berikut : 1. Melatih kedisiplinan Dalam hal ini team pelatih menuntut agar para siswa untuk selalu
mematuhi
segala
peraturan
yang
telah
ditetapkan
kedisiplinan tersebut antara lain : disiplin dalam waktu latihan, disiplin dalam menjalankan ibadah, disiplin dalam menjalin persaudaraan. Bila siswa melakukan keteledoran maka ia
24
mendapatkan
peringatan
(peringatan
lesan/hukuman
fisik).
Adakalanya individual atau bersama-sama, tergantung dari kesalahan yang dilakukannya. 2. Memupuk rasa persaudaraan Persaudaraan Setia Hati Terate mempunyai peran yang sangat berarti, untuk memupuk rasa persaudaraan tersebut setiap kali bertemu dengan anggota didalam latihan selalu mengucapkan salam (tegur sapa) dan berjabat tangan ini sudah menjadi tradisi di Persaudaraan Setia Hati Terate. Dari sini dapat diketahui bahwa dengan jabatan tangan dapat menghilangkan marah, benci, dan dendam dibenak masing-masing. Lebih-lebih setelah melakukan sambung atau hukuman. Dengan berjabatan tangan mendidik siswa agar selalu memaafkan atas segala kesalahan orang lain serta berlapang dada. 3. Menghormati para pelatih/warga tingkat I/warga tingkat II. Setiap kali ada warga/pelatih yang datang ditempat latihan secara spontanitas siswa menghampiri mereka (bila sedang istirahat) dan langsung berjabat tangan. Ini adalah sebagai ungkapan rasa hormat kepada pelatih atau isyarat tingkat yang telah disahkan lebih dahulu dari pada siswa. Jadi sudah sepantasnya dan kewajibannya untuk menghormati mereka. Yang demikian itu dapat diambil suatu hikmah yakni melatih dan
25
membiasakan siswa agar tidak bersikap sombong (angkuh ), namun melatih jiwa atau mental selalu bersikap rendah hati. 4. Melatih kebersamaan (gotong royong/familier) Sewaktu siswa selesai melakukan latihan, mereka diberi waktu untuk istirahat (sholat, makan, dll), tanpa ada komando dari team pelatih semua siswa berkumpul untuk istirahat bersama, payah, letih, bau keringat dirasakan bersama, makan dan minum dirasakan bersama. 5. Memberikan materi kepribadian siswa Materi kepribadian dipandang sebagai salah satu aspek yang memiliki peranan yang penting dalam membentuk para siswa agar memiliki tingkah laku yang utama. Adapun materi kepribadian yang diajarkan : a. Mengambil hikmah dari sejarah berdirinya Persaudaraan Setia Hati Terate b. Tata pergaulan Tata pergaulan yang diajarkan di Persaudaraan Setia Hati Terate meliputi 1. Tata pergaulan dirumah meliputi : -
sikap terhadap orang tua
-
sikap terhadap saudara dan keluarga
-
sikap sebagai warga masyarakat
2. Tata pergaulan disekolah meliputi :
26
-
sikap terhadap sesama teman
-
hak dan kewajiban sesama teman
c. Cita-cita menjadi seorang pemimpin Dalam materi tersebut siswa yang kelak bila menjadi seorang pemimpin, dapat menjadi pemimpin yang baik dalam mengemban tugas-tugas yang diberikan kepadanya. Minimal sebagai pemimpin bagi dirinya sendiri. Memayu
hayuning
bawana
maksudnya
dapat
menciptakan suasana kebahagiaan dimana dia berada. Agar suasana seperti itu terwujud maka setiap siswa diharapkan selalu berpegang teguh pada ajaran agama masing-masing karena tidak ada agama yang menghendaki kehancuran. Disamping itu diharapkan tidak mempunyai buruk sangka pada orang lain. Tujuan materi tersebut adalah : -
Melatih siswa agar dapat membuat senang kepada orang lain dengan kejujuran.
-
Dapat mewujudkan kerjasama yang baik19
2. Kedisplinan Shalat Disiplin
merupakan
bimbingan
kearah
perbaikan
melalui
pengarahan penerapan, dan paksaan. Displin dapat juga berarti
19
Hasil wawancara dengan Bapak Murjoko (Ketua I PSHT Madiun), 3 November 2009
27
pelaksanaan peraturan secara keras sehingga para pelanggar tata tertib menjadi jera.20 Menurut bahasa Disiplin adalah ketaatan pada peraturan dan tata tertib sesuai bidang yang mempuyai obyek, sistem, serta mempunyai metode tertentu. Sedangkan kedisiplinan adalah berusaha supaya menjalankan dan mentaati tata tertib. 21 Sehingga dapat diketahui bahwa kedisiplinan adalah ketaatan pada peraturan tata tertib yang terkait pada peraturan yang berlaku di lingkungan, kedisiplinan tidak dapat terpaksa pada teori saja. Faktor yang penting dari kedisiplinan adalah kemauan untuk mengaplikasikan peraturan yang berlaku dengan baik. Jadi kedisplinan shalat adalah ketaatan pada peraturan dan tata tertib dalam shalat
1) Pengertian Shalat Perkataan shalat berasal dari bahasa arab yaitu
ةOQ8ا
yang
mempunyai makna sama dengan @ءJz8 اyang berarti do’a.22 Dalam bahasa arab perkataan shalat digunakan untuk beberapa arti diantaranya digunakan untuk arti do’a. seperti dalam firman Allah yang terdapat dalam Al-Qur’an surat (9) At-taubah ayat 103 :
20
Muhammad Sastro Projo, Kamus Istilah Pendidikan dan Umum, (Surabaya: Usaha Nasional, 1981) 117. 21 Tim Penyusun Kamus Bahasa,Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka 2002) 120. 22 Imam Ghozali, Melatih Jiwa dengan Sifat Terpuji (Surabaya: Bintang Usaha Jaya, 2003)9.
28
y7s?4θn=|¹ ¨βÎ) ( öΝÎγø‹n=tæ Èe≅|¹uρ $pκÍ5 ΝÍκÏj.t“è?uρ öΝèδãÎdγsÜè? Zπs%y‰|¹ öΝÏλÎ;≡uθøΒr& ôÏΒ õ‹è{ ∩⊇⊃⊂∪ íΟŠÎ=tæ ìì‹Ïϑy™ ª!$#uρ 3 öΝçλ°; Ös3y™ Artinya :
berdo’alah untuk mereka sesungguhnya do’a kamu itu (menjadi) ketentraman jiwa bagi mereka. Dan Allah mendengar lagi maha mengetahui.23
Dan digunakan untuk arti rahmat dan untuk arti mohon ampunan seperti dalam firman Allah dalam surat Al-ahzab ayat 43
4 Í‘θ–Ψ9$# ’n<Î) ÏM≈yϑè=—à9$# zÏiΒ /ä3y_Ì÷‚ã‹Ï9 …çµçGs3Í×‾≈n=tΒuρ öΝä3ø‹n=tæ ’Ìj?|Áム“Ï%©!$# uθèδ ∩⊆⊂∪ $VϑŠÏmu‘ tÏΖÏΒ÷σßϑø9$$Î/ tβ%Ÿ2uρ Artinya : Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan malaikat-Nya (memohonkan ampunan untukmu) supaya dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang terang) dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman.24 Digunakannya istilah shalat bagi ibadah ini adalah tidak jauh berbeda dari arti yang digunakan oleh bahasa diatas, karena didalamnya, mengandung do’a-do’a, baik berupa permohonan rahmat, ampunan dan lain sebagainya.25 Menurut A. Hasan (1999), Bigha (1984), Muhammad bin Qosim Asy-Syafi’ (1982) dan Rasjid (1976) shalat menurut bahasa arab berarti berdo’a. ditambahkan oleh Ash- Shiddieqy (1983) bahwa perkataan shalat dalam bahasa arab berarti do’a memohon kebajikan dan pujian; sedangkan secara hakekat mengandung pengertian 23
Depag R.I, Al-Qur’an dan Terjemahnya, 297. Ibid., 674 25 Zakiah Darajad, Ilmu Fiqh, Jakarta: 1982. 79. 24
29
“berhadap hati (jiwa) kepada Allah dan mendatangkan takut kepadanya, serta menumbuhkan didalam jiwa rasa keagungan, kebesaranNya dan kesempurnaan-kekuasaan-Nya.”26 Menurut Sayyid Sabiq shalat adalah ibadah yang terdiri dari perkataan dan perbuatan tertentu yang dimulai dengan takbirotul ikhram dan diakhiri dengan salam.27 Oleh Islam shalat diletakkan dalam kedudukan yang sangat terhormat dan tidak ada bandingannya, lebih dari itu Islam juga memberikan perhatian khusus terhadap shalat sebagai bukti Islam memerintahkan orang melaksanakan shalat dan menjaganya dalam keadaan apapun. Shalat merupakan santapan rohani, membisik hati dan pembersih jiwa. Diwajibkan Allah karena shalat merupakan benang merah yang menghubungkan antara Allah dengan hambanya.28 Dengan shalat aspek hidup dan kehidupan manusia bisa diatur dan ditata dengan baik. Dengan shalat manusia sanggup mencegah perbuatan keji dan munkar.29 dan shalat merupakan sarana untuk mengikat hubungan batin antara seorang hamba dan sang pencipta, dan juga sebagai penguat benteng pertahanan dari godaan setan yang
26
Drs. Sentot Hariyanto, M.SI. Pikologi Shalat (Yogyakarta: Mitra Pustaka) 59. Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah I (Badung: Al-Ma’arif, 1997) 191. 28 Muhammad Abdul Malik, Azzaghabi, Malang: Nian Orang yang tidak Shalat (Terj : Abdul Rosyad Shidiq, Jakarta : Pustaka Al-Kautsar 2001) 18. 29 Mawardi Labay Al-Sulthoni, Tidak Usah Takut Syariat Islam (Jakarta: Al-Mawardi Prima: 2002) 255. 27
30
tengah berupaya menanamkan sifat-sifat pembangkannya terhadap perintah Allah.30 Dari definisi tentang shalat yang telah dipaparkan diatas pada intinya shalat merupakan ibadah pokok yang harus dilaksanakan oleh setiap umat Islam.
2) Hikmah Shalat Ada kiat untuk memahami sedalam-dalamnya tentang hikmah yang tersembunyi didalam ibadah shalat lantaran salah satu ibadah yang terpenting yang dapat membawa manusia kedalam hakekat Ketuhanan Yang Maha Esa itu, sehingga setiap tindakan dan perbuatan serta rencana kita selalu dipimpin dan diberi petunjuk oleh Allah Yang Maha Kuasa dan berhasillah cita-cita yang ditujukan kearah keadilan, kemakmuran yang hakiki dan abadi. Dari sudut religius, shalat merupakan hubungan langsung antara hamba dengan kholiknya yang didalamnya terkandung kenikmatan munajat pernyataan ubudiyah menyerahkan segala urusan kepada Allah keamanan dan ketentraman serta perolehan keuntungan. Disamping itu shalat merupakan suatu cara untuk memperoleh kemenangan serta menahan seseorang dari perbuatan kejahatan dan kesalahan.31
30 31
M.Nur Abdul Hafizh, Mendidik Anak Bersama Rosululloh (Jakarta: Al-Bayan) 155. Rahman Ritonga Zainuddin, Fiqh Ibadah (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2002) 89.
31
Firman Allah dalam surat Al- Mukminun ayat 1-2 berbunyi
∩⊇∪ tβθãΖÏΒ÷σßϑø9$# yxn=øùr& ô‰s% Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman
∩⊄∪ tβθãèϱ≈yz öΝÍκÍEŸξ|¹ ’Îû öΝèδ tÏ%©!$# (Yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam sembahyangnya32 Ibadah shalat mengandung hikmah yang banyak sekali. Dengan shalat yang dilakukan secara sungguh-sungguh sesuai dengan yang dituntunkan rosullullah SAW. Akan membentuk pribadi yang mampu menduduki martabatnya selaku makhluk Allah yang paling luhur. Sekian banyak hikmah yang terkandung dalam ibadah shalat dapat ditunjukkan antara lain sebagai berikut : 1. Dengan ibadah shalat akan menjadikan pribadi seseorang mampu dan tangguh menjauhkan diri dari segala perbuatan munkar dan keji. 2. Dengan ibadah shalat akan dapat membentuk akhlak yang tangguh dan teguh. Pribadi yang teguh menghadapi berbagai cobaan dan tantangan hidup. 3. Dengan ibadah shalat akan menjadikan dirinya senantiasa ingat kepada Allah Dzat Maha Pengatur dan penentu segala kehidupan. 4. Dengan ibadah shalat mendidik seseorang menjadi manusia yang disiplin terhadap waktu, disiplin terhadap tugas kewajiban dan tanggung jawab. 32
Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, 526.
32
5. Dengan ibadah shalat seseorang menyadari bahwa selaku hamba Allah yang memiliki sifat-sifat alpa, lemah dan mudah terpengaruh oleh lingkungan sekitar yang menyesatkan maka senantiasa memohon maghfiroh, taufiq, hidayah dan ma’unah Allah SWT. Agar diselamatkan dari liku-liku hidup yang penuh dengan godaan dan ujian dunia. 6. Shalat dapat meningkatkan kesehatan jasmani secara optimal Dr.H. Ali Sabae, seorang profesor medis, menjelaskan bahwa bila ditinjau dari segi kesehatan maka setiap gerakan, sikap serta setiap perubahan dalam gerak dan sikap tubuh pada saat seseorang melakukan shalat adalah suatu rangkaian dari butirbutir ritmis yang mengandung nilai kesehatan yang tak terhingga.33 Bahwa shalat ibarat permata indah yang ingin selalu dipandang oleh pemiliknya. Shalat adalah puncak kenikmatan bagi jiwa-jiwa yang bersih dan ingin selalu mentauhidkan Allah. Ia adalah kenikmaatan bagi orang-orang yang khusuk menjalankannya dan berlapang dada bagi orang-orang berhati bersih. Ia juga amalan yang memperberat timbangan bagi orang-orang yang mengharapkan surga-Nya. Shalat juga merupakan rahmat dari Allah bagi hamba-hambanya yang beriman.
33
Mustafa Kamal Pasha, Fiqh Islam (Yogyakarta: 2003), 37-40.
33
Shalat juga berfungsi sebagai perantara untuk mendekatkan diri kepada Allah, bukan karena Allah membutuhkan kita, namun karena kita membutuhkannya. dengan shalat pula, Allah ingin menunjukkan kepada manusia tentang Tuhannya. Sesungguhnya shalat adalah cahaya dan kekuatan bagi hati dan tubuh. Shalat juga dapat melapangkan rejeki dan menambah kecintaan makhluk. Makhluk Allah kepada kita.34 Shalat adalah do’a si hamba kepada Khaliq nya yakni Allah SWT. Shalat berarti juga pertemuan antara hamba dengan Tuhan. Tempat pertemuan itu di dalam hati. Jika hati tertutup, tidak mengindahkan dan tidak perduli, ataupun mati, maka shalat yang dilakkukan tidak memberi manfaat kepada dirinya. Shalat yang tidak khusuk itu tidak mendatangkan faedah kepada jasmani, karena hati adalah zat untuk badan.35 Secara individual shalat merupakan pendekatan diri (taqarrub) kepada Allah SWT. Mengisyaratkan jiwa dan keinginan semata-mata mengagungkan
Allah
SWT,
bukan
berlomba-lomba
untuk
mempertaruhkan hawa nafsu dalam mencapai kemegahan dan mengumpulkan harta.disamping itu shalat merupakan peristirahatan diri dan ketenangan jiwa sesudah melakukan kesibukan dan menghadapi aktivitas dunia.36
34 Syeikh Abdul Qoyyim Al-Jauziyyah, Rahasia dan Hikmah dibalik Ibadah Shalat (Surakarta: Ziyad Visi Media, 2008) 36-39. 35 Syekh Abdul Qodir Jailani, Rahasia Sufi (Yogyakarta: Pustaka Sufi 2003), 164. 36 Ritonga, Fiqh Ibadah, 89.
34
Allah berfirman (Q.S. Al-Baqoroh: 45)
¨βÎ) ( Ìôfx'ø9$# tβ#uöè%uρ È≅ø‹©9$# È,|¡xî 4’n<Î) ħôϑ¤±9$# Ï8θä9à$Î! nο4θn=¢Á9$# ÉΟÏ%r& ∩∠∇∪ #YŠθåκô¶tΒ šχ%x. Ìôfx'ø9$# tβ#uöè% Jadikan sabar dan salat sebagai penolongmu, dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu37 Shalat mengajarkan seseorang untuk disiplin dan mentaati berbagai peraturan dan etika dalam kehidupan dunia. Dengan demikian orang yang melakukan shalat akan memahami peraturan nilai sopan santun. ketentraman dan menkonsentrasikan pikiran kepada hal-hal yang bermanfaat, karena penuh dengan pengertian ayat-ayat Al-Qur’an yang mengandung nilai-nilai tersebut. Dari segi sosial kemasyarakatan, shalat merupakan pengukuran akidah setiap anggota masyarakat dan kekuatan jiwa mereka yang berimplikasi terhadap persatuan dan kesatuan umat. Persatuan dan kesatuan menumbuhkan hubungan sosial yang harmonis dalam menghadapi segala problem kehidupan sosial dan kemasyarakatan.38
3) Dasar dan tujuan pendidikan shalat 1) Dasar pendidikan shalat Dasar pelaksanaan shalat adalah Al-Qur’an dan Al-hadist akan tetapi disini penulis mengambil dasar pelaksanaan salat dari
37 38
Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, 16. Ritonga, Fiqih, 90-91.
35
Al-Qur’an diantaranya sebagai berikut (Surat Al-Isra’ ayat 78, AlAnkabut 45, Al-Baqarah 43) Surat Al Isra’ ayat 78. hal 436
nο4θn=¢Á9$# āχÎ) ( nο4θn=¢Á9$# ÉΟÏ%r&uρ É=≈tGÅ3ø9$# š∅ÏΒ y7ø‹s9Î) zÇrρé& !$tΒ ã≅ø?$# $tΒ ÞΟn=÷ètƒ ª!$#uρ 3 çt9ò2r& «!$# ãø.Ï%s!uρ 3 Ìs3Ζßϑø9$#uρ Ï!$t±ósx'ø9$# Ç∅tã 4‘sS÷Ζs? ∩⊆∈∪ tβθãèoΨóÁs? Artinya: Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Alkitab (Al-Qur’an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan munkar, dan sesungguhnya mengingat Allah (Shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain ) dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.39 Surat Al-Ankabut ayat 45
∩⊆⊂∪ tÏèÏ.≡§9$# yìtΒ (#θãèx.ö‘$#uρ nο4θx.¨“9$# (#θè?#uuρ nο4θn=¢Á9$# (#θßϑŠÏ%r&uρ Artinya : Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat shubuh) sesungguhnya shalat shubuh itu disaksikan oleh malaikat) 40 Al-Baqarah ayat 43 (hal 16)
’n<Î) ÏM≈yϑè=—à9$# zÏiΒ /ä3y_Ì÷‚ã‹Ï9 …çµçGs3Í×‾≈n=tΒuρ öΝä3ø‹n=tæ ’Ìj?|Áム“Ï%©!$# uθèδ ∩⊆⊂∪ $VϑŠÏmu‘ tÏΖÏΒ÷σßϑø9$$Î/ tβ%Ÿ2uρ 4 Í‘θ–Ψ9$# Artinya: Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku’lah beserta orang-orang yang ruku’.41
39
Ibid, 635. Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, 436. 41 Ibid, 16. 40
36
2) Tujuan pendidikan shalat Adalah suatu kenyataan bahwa tak seorangpun yang sempurna, apalagi maha sempurna, melainkan seseorang itu serba terbatas, sehingga dalam menempuh perjalanan hidupnya yang sangat kompleks itu, ia tidak akan luput dari kesulitan dan problema. Namun, dengan hati yang selalu ingat kepada Tuhan yang maha sempurna, seseorang akan mendapatkan kekuatan batin dalam menghadapi segala problema hidupnya itu dengan rasa optimis dan rela.42 Dari berbagai ayat diatas, dapat diambil pengertian bahwa Allah memerintahkan hambanya untuk mendirikan shalat itu ada tujuan dan hikmahnya yang sangat berguna bagi orang-orang yang melaksanakannya, diantara tujuan pendidikan shalat adalah : 1. Supaya manusia menyembah kepada Allah saja, tunduk dan sujud hanya kepada Nya. 2. Supaya manusia ingat kepada Allah yang memberikan hidup dan penghidupan. 3. Menyelamatkan kita dari berbagai kejahatan dan kemunkaran 4. Menjaga kita sehingga tetap pada jalan yang lurus 5. Membantu kita untuk membangun akhlak yang luhur. 6. Menjadikan kita untuk bertanggung jawab dan mampu mengendalikan kehidupan yang benar.
42
Zakiah, Ilmu Fiqh, 79-80.
37
Shalat merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh setiap umat islam. Oleh karena itu pendidikan shalat diharapkan mampu menjadikan bahwa ia sebagai makhluk tuhan, maka harus menyembah pada sang Khalik. Salah satunya dengan cara ibadah shalat.43
4) Aspek psikologis shalat Sebenarnya yang mengetahui rahasia shalat atau apa rahasia dibalik shalat tentunya hanya Allah dan RasulNya, namun sebagai manusia yang dibekali akal maka perlu mencari sesuatu dibalik rahasia shalat sesuai dengan disiplin ilmu yang dimiliki oleh penulis yaitu psikologi. Shalat merupakan ibadah yang istimewa dalam agama islam, baik dilihat dari perintah yang diterima oleh muhammad secara langsung dari Tuhan maupun dimensi-dimensi yang lain. Quraish Shihab (1992) menambahkan bahwa kenapa “oleholeh” yang dibawa Rasul dari perjalanan isra’ mi’roj adalah kewajiban shalat, sebab shalat merupakan sarana penting guna mensucikan jiwa dan memelihara ruhani. Diakui oleh Nasr (1983) bahwa ritus utama dalam agama islam adalah shalat yang akan mengintegrasikan kehidupan manusia kedalam ruhaniah dan shalat ini disebut pula sebagai trans agama,serta amal ibadah yang pertama kali akan ditimbang dihari kemudian (akherat).
43
Ahsan, Sistem Pendidikan Agama (Bandung: Risalah, 1984), 86.
38
Beberapa aspek terapiutik yang terdapat dalam ibadah shalat antara lain : 1) Aspek olah raga Di negara yang kita cintai ini dan juga dibeberapa negara lain masalah olah raga menjadi perhatian yang sangat besar, sehingga perlu diangkat seorang” menteri pemuda dan olah raga” demikian
pula
perlu
diciptakan
slogan.
Slogan
untuk
menggalakkan olah raga. Misalnya “tiada hari tanpa olah raga ; memasyarakatkan olah raga dan mengolah ragakan masyarakat” tidak jarang uang dihamburkan untuk olahraga, bahkan kadangkadang nilai kemanusiaan, nilai keagamaan dilanggar demi memajukan olah raga, misalnya hal-hal yang mengandung judi atau judi itu sendiri, misalnya dahulu di Indonesia pernah ada NALO, PORKAS, SDSB, piala eropa tahun 2000 (EURO 2000) yang menyita milyar dan manusia untuk melihatnya bahkan seolah-olah telah menghipnotis/ menyihir seluruh penjuru dunia, khususnya umat Islam. Padahal kalau mereka diperintah agama, misalnya bangun malam untuk tahajud akan sangat sulit, tapi untuk bangun malam untuk melihat sepak bola akan dijalani dengan senang hati dan berusaha mati-matian untuk dapat melaksanakannya dengan segala konsekuensi. Kalau diperhatikan gerakan-gerakan didalam shalat maka terlihat mengandung unsur gerakan-gerakan olah raga; mulai dari takbir, berdiri, ruku’, sujud, duduk diantara dua sujud,
39
duduk akhir (attahiyat) sampai mengucapkan salam. Prof. Dr. HA. Saboe (1986) dalam bukunya hikmah kesehatan dalam shalat berpendapat bahwa hikmah yang diperoleh dari gerakan-gerakan shalat berpendapat bahwa hikmah yang diperoleh dari gerakangerakan shalat tidak sedikit artinya bagi kesehatan jasmaniyah, dan dengan sendirinya akan membawa efek pula pada kesehatan ruhaniyah atau kesehatan mental/jiwa seseorang. 2) Aspek relaksasi otot Ibadah shalat juga mempunyai efek seperti relaksasi otot, yaitu kontraksi otot, pijatan dan tekanan pada bagian-bagian tubuh tertentu selama menjalankan shalat. 3) Aspek relaksasi kesadaran indera Ada dua macam relaksasi, yaitu relaksasi otot dan relaksasi kesadaran indera. Relaksasi kesadaran indera ini seseorang biasanya diminta untuk membayangkan pada tempat-tempat tertentu
yang
mengenakkan,
misalnya
seseorang
disuruh
membayangkan di pantai.44 4) Aspek kekhusyu’an (konsentrasi) Khusyu’ adalah mencari keselamatan untuk kebenaran. Dalam penegrtian lain khusyu’ adalah orang yang mampu mengendalikan gejolah syahwat, emosi, mampu memberikan pencerahan hati sehingga saluran anggota tubuh menjadi tenang.45
44 45
Sentot Haryanto, M.Si. Psikologi Shalat, Yogyakarta: 2005, 60-78. Imam Al-Ghazali, Muhammad Nuh, Mempertajam Mata Bati (Mitra Press, 2007), 125
40
Shalat merupakan proses yang menuntut konsentrasi yang dalam. Bagi setiap muslim dituntut untuk melakukan hal tersebut, yang dalam bahasa arab disebut khusu’. Kekhusyu’an dalam shalat inilah bila kita teliti secara lebih mendalam mengandung unsur meditasi. Meditasi pada saat sekarang ini merupakan alternatif untuk mengatasi berbagai macam permasalahan yang dihadapi orang sibuk, terutama stres. Laporan yang disebutkan oleh R.Wals melalui sebuah artikelnya dalam journal of humanitic psychology (23/1/1983), yang berjudul meditation practice and research. Dalam artikelnya tersebut, Walsh melaporkan beberapa penelitian yang
menunjukkan
bahwa
meditasi
berpengaruh,
untuk
meningkatkan rasa percaya diri, kontrol diri, harga diri, empati dan aktualisasi diri. Disamping itu meditasi juga membawa efek untuk mengurangi rasa cemas yang melanda seseorang, stres, depresi, dan sebagai terapi untuk menghilangkan ketergantungan obat dan alkohol.46
5) Faktor-faktor yang mempengaruhi kedisiplinan Pada dasarnya disiplin itu awal pengendalian diri yang bertumpu pada kesadaran, sehingga disiplin dipengaruhi atas : a. Tujuan dan kemampuan, tujuan kedisiplinan antara lain : melakukan
tindakan
serupa
dan
mempertahankan
standar
kelompok yang konsisten dan efektif. Disinilah bentuk pentingnya 46
Imam Musbikhin, Rahasia Shalat (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2005), 156.
41
prinsip Right man in the Right Place (orang yang tepat ditempat yang tepat) sebagaimana yang telah dicontohkan Rosulullah SAW. b. Keadilan-keadilan yang menjadi landasan pemberian reward dan hukuman akan merangsang terciptanya kedisiplinan karena sudah menjadi sifat manusia ingin diperlakukan serata dan merasa penting. c. Saksi
hukuman,
saksi
hukuman
berperan
penting
dalam
memelihara kedisiplinan pada diri sendiri atau pada orang lain. Saksi hukuman hendaknya cukup wajar untuk setiap pelanggaran atau tindakan indisipliner, bersifat mendidik, dan menjadi motivator untuk memelihara kedisiplinan.47
B. Kerangka Berfikir 1. Jika keikutsertaan siswa pada beladiri Persaudaraan Setia Hati Terate disiplin maka kedisiplinan shalat baik. 2. Jika keikutsertaan siswa pada beladiri Persaudaraan Setia Hati Terate tidak disiplin maka kedisiplinan shalat tidak baik
C.
Hipotesis . Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti data yang terkumpul.48
47 48
Ibid. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 1996).
42
Ho : Tidak ada pengaruh keikutsertaan beladiri Persaudaraan Setia Hati Terate terhadap kedisiplinan sholat siswa SMK Kusuma Terate Madiun Ha : Ada pengaruh keikutsertaan beladiri Persaudaraan Setia Hati Terate terhadap kedisiplinan sholat siswa SMK Kusuma Terate Madiun
43
BAB III PENGARUH KEIKUTSERTAAN BELADIRI PERSAUDARAAN SETIA HATI TERATE TERHADAP KEDISIPLINAN SHALAT SISWA SMK KUSUMA TERATE MADIUN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah Berdirinya SMK Kusuma Terate Madiun SMK Kusuma Terate adalah salah satu sekolah swasta yang terletak di jalan Merak Madiun. Sekolahan ini berdiri pada tahun 1987 dengan nama SMA SH Terate, dengan ruang kelas berjumlah enam kelas dan siswanya mayoritas berasal dari lingkungan sekolah dan berasal dari Kabupaten Madiun. Karena pada saat itu rung kelas tidak mencukupi maka aktifitas belajar diadakan pada pagi dan sore. Pada tanggal 16 Juli 1990 dirintis sebuah sekolah kejuruan dengan nama SMIP (Sekolah Menengah Industri Pariwisata). Untuk masuk sekolah ini diadakan seleksi siswa yang sangat ketat sehingga menghasilkan
lulusan
yang
sangat
kompeten.
Seiring
dengan
perkembangan pendidikan peminat SMA pelan-pelan berkurang akhirnya untuk SMA SH Terate ditutup sekitar tahun 1992, sehingga yang tinggal hanya SMIP dengan populasi yang sangat besar dengan lulusan yang dihasilkan berkompeten dalam bidangnya. Hal ini terbukti bahwa lulusan SMIP dapat diterima di dunia industri dengan bekal keahlian dan ketrampilannya, bahkan tidak sedikit yang mampu berwirausaha menciptakan lapangan pekerjaan, khususnya dibidang tata boga (restoran).
44
Pada tahun 1997 dengan pertimbangan dan saran dewan guru serta penasehat dari yayasan maka istilah SMIP diganti dengan nama SMK Kusuma Terate. Hal ini sesuia dengan peraturan Dinas Pendidikan Kota Madiun, bahwa semua jurusan keahlian tingkat menengah diubah namanya menjadi SMK. SMK Kusuma terate didirikan para tokoh di yayasan Setia Hati Terate (SHT) termasuk golongan warga-warga sepuh dengan tujuan mengembangkan peranan SH Terarate kepada masyarakat luas, khususnya dibidang pendidikan. Karena dengan melalui pendidikan atau sekolah dapat dijaring atlet-atlet muda berbakat yang dapat berprestasi, khususnya pada iven-iven olah raga beladiri pencak silat baik lokal, nasional maupun internasional. Adapaun yang menjadi kepala sekolah adalah:
•
Drs. H. M. Singgih pada tahun 1990-2003
•
Drs. R. Moerdjoko pada tahun 2004-2007
•
Heru Putranto, S.E pada tahun 2007-sekarang. Adapun batas-batas SMK Kusuma Terate Madiun adalah sebagai
berikut: Sebelah utara
:
Jl. Nila dan perkampungan penduduk
Sebelah timur
:
SMP 7 Madiun
Sebelah selatan
:
Jl. Merak, Perumahan Merak Indah
Sebelah barat
:
Lapangan Sepak Bola Kelurahan Lambangan 749
49
Lihat transkip wawancara: 01/W/ F-1/ 13-I/ 2009 dalam lampiran hasil penelitian
45
46
2. Struktur Organisasi Struktur organisasi yang ada di SMK Kusuma Terate ini terdiri dari Komite Sekolah, Kepala Sekolah, DU/ DI, Wakasek Kurikulum, Wakasek sarana Prasarana, Wakasek Kesiswaan, Wakasek Humas, BP, OSIS, KOPSIS, POKJA PROKERIN, Wali Kelas, Dewan Guru dan Siswa.50 Untuk lebih Jelasnya tentang struktur organisasi ini dapat dilihat pada gambar 3.1
Gambar 3.1 Struktur Organisasi SMK Kusuma Terate Madiun Komite Sekolah
Wakasek Kesiswaan
• BP/ BK • UKS • OSIS • KOPSIS
Kepala Sekolah
Wakasek Sarana Prasarana
DU/ DI
Wakasek Kurikulum
Ketua Prog. Keahlian
• Pembina Lab Komputer • Lab. Boga • Mini Hotel
Wali Kelas X
Wali Kelas XI
Wakasek HUMAS
POKJA Prakerin/ PSG
Wali Kelas XII
Dewan Guru Siswa Siswi 50
Lihat transkip dokumentasi: 01/D/F-1/3-I/2009 dalam lampiran hasil penelitian
47
3. Keadaan Guru dan Siswa51
Tabel 3.1 Keadaan Guru SMK Kusuma Terate Madiun Klasifikasi
Jumlah
Guru
20
PNS
10
Non PNS
10
TU
2
Tabel 3.2 Keadaan Siswa SMK Kusuma Terate Madiun Kelas
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
X
7
23
30
XI
7
17
24
XII
2
5
7
Jumlah
16
45
61
4. Keadaan Sarana dan Prasarana52 Sebagai penunjang dalam proses pembelajaran, maka pihak SMK Kusuma Terate berusaha memberikan pelayanan yang terbaik kepada seluruh siswa, antara lain dengan menyediakan sarana dan prasarana sebagaimana tertera dalam tabel 3.3. 51 52
Lihat transkip dokumentasi: 02/D/F-1/3-I/2009 dalam lampiran hasil penelitian Lihat transkip wawancara: 02/W/F-1/3-I/2009 dalam lampiran hasil penelitian
48
Tabel 3.3 Sarana Dan Prasarana SMK Kusuma Terate Madiun Jenis
Jumlah
Keadaan
Ruang Kelas
4
Baik
Lab. Komputer
1
Baik
Lab, Boga
1
Baik
Mini Hotel
2
Baik
Dapur
1
Baik
UKS
1
Baik
Ruang OSIS
1
Baik
KOPSIS
1
Baik
R. Kepala Sekolah
1
Baik
R. wakil Kep Sek
1
Baik
R. Guru
1
Baik
R. Tata Usaha
1
Baik
Masjid Umar al-Faruq
1
Baik
B. Data Khusus Berikut akan disajikan tentang data pengaruh keikutsertaan beladiri Persaudaraan Setia Hati Terate terhadap kedisiplinan shalat siswa di SMK Kusuma Terate Madiun. Data ini diperoleh dari angket yang telah disebarkan peneliti kepada para responden.
49
1. Data tentang keikutsertaan beladiri Persaudaraan Setia Hati Terate siswa SMK Kusuma Madiun (X) Setelah data dari angket terkumpul maka diadakan pengolahan atas jawaban angket tersebut. Berikut hasil jawaban angket tentang keikutsertaan beladiri Persaudaraan Setia Hati Terate siswa SMK Kusuma Madiun.
Tabel 3.4 Hasil Jawaban Angket Tentang Keikutsertaan Siswa SMK Kusuma Terate Pada Beladiri Persaudaraan Setia Hati Terate No Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 A B A B A B B B B B B A A A B B B B B A A B A B
2 C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C
3 C C C C B B C B B C C B B B C B C A B B A B C C
50
Item Soal 4 5 A C C C C A A C C A A C C C A C C C C C C C C C A A B C C C A C B C A A A C B C A C B B C C B A
6 A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A C A C A
7 A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A
8 A A A B B A A A A A A A A A B A A A A A A B A A
25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61
B B B B C B B A A A B B A B A C C B B B B B B B B A B B A B B B B A A C B
C C C C B C C C C C C C B C C C C C C C B C C C C B C C B C C C C A A C C
B C C B C C C B B B C C C B B A B B A C C B B B B B B B C C B B A A A B A
A B B A B A A B A B A A B B B A B A B B A A A A B B B B B A B B B B B B B
A A A C B C C A C C C C A C A A B C C A C C C C C A C A A C C C C B B B C
A A A A B A A A A B A A A A A A A A A A B A A A A A A A A A C C A A A A B
A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A B B A A
A A B B B A B A A A B B A B A A A A A A B B A B B A B B A B A A A B B A A
Dari data jawaban angket tersebut, maka langkah selanjutnya adalah mengadakan skoring. Untuk alternatif jawaban A (mendukung) diberi nilai 3, untuk jawaban B (kurang mendukung) diberi nilai 2 dan
51
untuk jawaban C (tidak mendukung) diberi nilai 1. Adapun skoring ini dapat dilihat dalam tabel 3.5 berikut:
Tabel 3.5 Hasil Perhitungan Angket Tentang Keikutsertaan Siswa SMK Kusuma Terate Pada Beladiri Persaudaraan Setia Hati Terate No Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
1 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 2 2 2 2 1 2 2 3 3
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1
3 1 1 1 1 2 2 1 2 2 1 1 2 2 2 1 2 1 3 2 2 3 2 1 1 2 1 1 2 1 1 1 2 2
Item Soal 4 5 3 1 1 1 1 3 3 1 1 3 3 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 3 2 1 1 1 3 2 2 1 3 3 3 1 2 1 3 1 2 2 1 1 2 3 3 3 2 3 2 3 3 1 2 2 3 1 3 1 2 3 3 1
52
6 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 1 3 1 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3
7 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
8 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3
Skor
Ket
18 15 18 16 18 18 15 18 16 15 15 17 21 18 12 19 16 21 17 18 16 17 14 18 20 18 17 17 15 17 16 20 19
S K S S S S K S S K K S T S K S S T S S S S K S T S S S K S S T S
34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61
3 2 2 3 2 3 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 2 3 2 1 2
1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 3 1 1 1
2 1 1 1 2 2 3 2 1 3 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 3 3 2 2 3
2 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2
1 1 1 3 1 3 3 2 1 1 3 1 1 1 1 1 3 1 3 3 1 1 1 1 2 1 2 1
2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 1 3 3 3 3 2
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3
3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 2 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3
17 16 16 20 16 20 20 17 18 18 18 16 16 18 17 16 21 16 18 20 17 15 15 18 20 17 17 17
S S S T S T T S S S S S S S S S T S S T S K K S T S S S
Guna mempermudah dalam penilaian dari perolehan angket, maka penulis mengelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu: Tinggi (T), Sedang (S) dan Kurang (K). pengkategorian ini diperoleh dengan menggunakan rumus R= H-L+1, dan untuk mencari interval digunakan rumus i= Keterangan: R: Range H: High score
53
R K
L: Lowest score 1: Bilangan Konstan I: Interval K: Banyak Kelas Sehingga diperoleh R = 21-12+1= 10 dengan i=
10 = 3, 3 dan untuk kelas 3
interval dibulatkan keatas maka menjadi 4. jadi pengkategoriannya adalah sebagai berikut: Untuk nilai 12-15 dikategorikan Kurang (K) Untuk nilai 16-19 dikategorikan Sedang (S) Untuk nilai 20-23 dikategorikan Tinggi (T) Untuk hasil dari pengkategorian ini bisa dilihat dalam lampiran 3.5 tersebut di atas.
2. Data tentang kedisiplinan shalat siswa SMK Kusuma Terate Madiun (Y) Mengenai data tentang kedisiplinan shalat ini dapat dilihat dalam jawaban angket sebagaimana tercantum dalam tabel 3.6 berikut:
Tabel 3.6 Hasil Jawaban Angket Tentang Kedisiplinan Shalat Siswa SMK Kusuma Terate Madiun No Responden 1 2 3 4 5 6
1 B A A A B A
2 B B B B B B
3 B B C B B B
54
Item Soal 4 5 C A C A A A B A C A A A
6 B A A B A A
7 A A A A A A
8 B B B B B B
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A B A A A B A A A A A A A A A A A A B A A A B B
B B B B B A B C B B B B A B A B B B B A A B B B B B B A B A B B A B A B A B B B A B B B
B B C B C B C B B B B A B C A B B B B B B C B B B B B A B B B B B B B B B B B B B C B B
55
C A C C C A A A C A A A A A C A A A A A A C B A A C A C A C A C A C A A A A A C A A C B
A A A A A A A A A A A A A A A B A A A A A A A C C A A B A A A A A A A A A A B A C B A B
A A A A A A A A A A A A B A A B B B B B B B A A A A B B B B A A A B B B A A B B A B B B
A A A B B B A B A A A A A A A A A C C A A A A A A A B A A A A A A B B B A A B B A A A B
B B B B B B C C A A A A A A A B B B B B B B B B B B B C C A C C A A A A A A B A C C C B
51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61
A A A A A A B B C B A
B B B A B B B B A B B
B B B A B B C B B C B
A A A A A A C B B C C
B A A B A A A B C B A
B B B A A A B A C B B
B B B A A A A A A A B
B B B B B B B A A B A
Seperti halnya variabel X maka untuk variabel Y juga diadakan pengkategorian dengan perhitungan R= 23-15+1=9, dengan nilai i= 3. sehingga diperoleh: Untuk nilai 15-17 dikategorikan K Untuk nilai 18-20 dikategorikan S Untuk nilai 21-23 Dikategorikan T Untuk perhitungan hasil angket dan kategori tentang kedisiplinan shalat siswa SMK Kusuma Terate Madiun dapat dilihat dalam tabel 3.7 berikut:
Tabel 3.7 Hasil Perhitungan Angket Kedisiplinan Shalat Siswa SMK Kusuma Terate Madiun No Responden 1 2 3 4 5 6 7
1 2 3 3 3 2 3 3
2 2 2 2 2 2 2 2
3 1 2 1 2 2 2 2
4 1 1 3 2 1 3 1
56
Item Soal 5 3 3 3 3 3 3 3
6 2 3 3 2 3 3 3
7 3 3 3 3 3 3 3
8 2 2 2 2 2 2 2
Jml
Ket
17 19 20 19 18 21 19
K S S S S T S
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3
2 2 2 2 3 2 1 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2
2 1 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 1 3 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2
3 1 1 1 3 3 3 1 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 1 2 3 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 3 3 3 3 1 3 3 1 2 3
57
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 1 1 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 1 2 3 2 2
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2 2 2
3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 1 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 3 3 3 2 2
2 2 2 2 2 1 1 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 3 1 1 3 3 3 3 3 3 2 3 1 1 1 2 2
21 18 18 17 21 19 18 20 22 22 22 22 21 22 19 20 18 18 21 21 16 20 19 19 18 19 18 19 20 20 18 23 18 21 20 23 22 17 18 19 17 16 16 18
T S S K T S S S T T T T T T S S S S T T K S S S S S S S S S S T S T S T T K S S K K K S
52 53 54 55 56 57 58 59 60 61
3 3 3 3 3 2 2 1 2 3
2 2 3 2 2 2 2 3 2 2
2 2 3 2 2 1 2 2 1 2
3 3 3 3 3 1 2 2 1 1
58
3 3 2 3 3 3 2 1 2 3
2 2 3 3 3 2 3 1 2 2
2 2 3 3 3 3 3 3 3 2
2 2 2 2 2 2 3 3 2 3
19 19 22 21 21 16 19 16 15 18
S S T T T K S K K S
BAB IV ANALISIS DATA TENTANG PENGARUH KEIKUTSERTAAN BELADIRI PERSAUDARAAN SETIA HATI TERATE TERHADAP KEDISPLINAN SHALAT SISWA SMK KUSUMA TERATE MADIUN
C. Analisis Data (Pengkajian Hipotesis) 1. Analisis data dengan prosentase a. Analisis data tentang keikutsertaan beladiri Persaudaraan Setia Hati Terate siswa SMK kusuma Terate Madiun Berdasarkan hasil angket tentang keikutsertaan beladiri yang telah diberikan kepada responden maka dapat dianalisis sebagai berikut:
Tabel 4.1 Tanggapan Responden Tentang Keikutsertaan Beladiri Persaudaraan Setia Hati Terate No
Kategori soal
Alternatif
F
N
%
Jawaban 1
Apakah
anda
aktif a. Ya
mengikuti latihan beladiri. b. Kadang c. tidak
17
27,9
40
65,6
4
6,5
Jumlah 2
61 Faktor memotivasi
apa anda
yang a. Bakat
1
1,6
ikut b. Hobi
5
8,2
55
90,2
beladiri
c. Sekedar ingin
59
Jumlah 3
61 7
11.5
b. tidak bisa
30
49,2
c. cara bertgaul
24
39,3
Faktor apa yang membuat a. gerakan anda tidak suka beladiri
Jumlah 4
61 Berapa kali anada berlatih a. 1 kali dalam 1 minggu b. 2 kali
24
39,3
27
44,3
c. 3 kali
10
16,4
Jumlah 5
61 Apakah anda suka a. sangat suka melakukan teknik gerakan b. suka dengan keras saat latihan c. tidak suka
16
26,2
5
8,2
40
65,6
Jumlah 6
61 Pada situasai apa anda a. kerusuhan bisa melakukan b. perkumpulan pembelaan sesama
53
87
4
6,5
4
6,5
anggota c. silaturrami di guru besar Jumlah 7
61
Jenis beladiri yang anda a. Persaudaraan ikuti Setia Hati Terate
60
98,4
1
1,6
-
-
b. Pagar Nusa c. Kera Sakti Jumlah 8
61 Bagaimana perasaan anda a. sangat suka saat latihan b. biasa c. tidak suka
Jumlah
40
65,6
21
34,4
-
61
60
1. Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang aktif mengikuti latihan beladiri adalah sebanyak 27,9 %, yang kurang aktif sebanyak 65,6 % dan yang tidak aktif adalah sebanyak 6,5 % 2. untuk faktor yang memotivasi siswa mengikuti beladiri, dari faktor bakat ada 1,6 %, karena hobi8,2 % dan hanya karena keinginan terdapat 90,2 % 3. Sedangkan faktor yang menyebabkan siswa tidak suka terhadap beladiri adalah 11,5 % tidak menyukai gerakannya, 49,2 % karena tidak bisa dan 39,3% karena tidak menyukai cara bergaul warga. 4. Mengenai rutinitas latihan dalam seminggu ada 39,3% sebanyak 1 kali, 44,3 % sebanyak 2 kali dan 16,4 % sebanyak 3 kali. 5. Ternyata tidak semua gerkan yang keras dalam beladiri disukai, hal ini dapat dilihat bahwa 26,2 % siswa sangat menyukainya, 8,2% biasa dan sebanyak 65,6% tidak menyukai teknik gerakan keras. 6. Dari jawaban angket diketahui bahwa siswa melakukan pembelaan diri pada saat kerusuhan adalah sebanyak 87 %, saat perkumpulan sesama anggota sebanyak6,5 % dan pada saat silaturrahmi sebanyak 6,5% 7. Aliran beladiri yang paling banyak diikuti siswa adalah Persaudaraan Setia Hati Terate, ini ditunjukkan dengan prosentase sebesar 98,4% dan hanya 1,6% yang mengikuti di luar Persaudaraan Setia Hati Terate. 8. Perasaan sangat senang pada saat latihan dapat ditunjukkan dengan prosentase 65,6% dan biasa saja sebanyak 34,4 %.
61
Secara keseluruhan untuk keaktifan keikutsertaan bela diri Persaudaraan Setia Hati Terate siswa SMK Kusuma Terate Madiun dalam kategori Tinggi adalah sebanyak 10 anak atau 16,4%, untuk kategori sedang sebanyak 42 siswa atau 68,8% dan untuk kategori kurang adalah sebanyak 9 atau 14,8%. Jadi dengan demikian dapat disimpulakan bahwa kektifan siswa dalam keikutsertaan beladiri Persaudaraan Setia Hati Terate adalah dalam kategori sedang yaitu sebanyak 68,8%.
b. Analisis data tentang kedisiplinan shalat siswa SMK Kusuma Terate Madiun
Tabel 4. 2 Tanggapan Responden Tentang Kedisiplinan Siswa SMK Kusuma Terate Madiun Kategori Soal
No
Alternatif
F
N
%
Jawaban 1
Apakah anda selalu berdoa
a. Ya
50
82
setelah shalat
b. Kadang
10
16,4
c. Tidak
1
1,6
Jumlah 2
Apakah
61 anda
tertib a. Ya
melaksanakan shalat 5 waktu b. Kadang c. Tidak
13
21,3
47
77,1
1
1,6 61
3
3
4,9
b. Kadang
49
80,3
c. Tidak
9
14,8
Apakah anda melaksanakan a. Ya shalat sunah
Jumlah
61
62
4
Bagaimana perasaan anda a. sangat senang
37
60,7
ketika shalat
b. senang
5
8,2
c. biasa
19
31,1
Jumlah 5
61
Bagaimana sikap anda ketika a. Tetap tenang
48
78,7
sedang shalat tiba-tiba teman b. Membiarkan
9
14,8
c. Berhenti
anda memanggil
4
6,5
shalat Jumlah 6
61
Bagaimana sikap anda bila a. Tetap ditugasi menjadi imam di
sanggup
masjid
menjadi
padahal
bersamaan
saat
itu
dengan
47,5
31
50,9
1
1,6
imam
pertandingan beladiri yang b. Lihat sikon c. Melihat
anda nantikan
29
pertandingan Jumlah 7
Ketika
61 anda
problem
menghadapi a. shalat minta yang
sulit
77,1
13
21,3
1
1,6
petunjuk
dipecahkan bagaimana cara b. berbagi cerita anda mencari solusi
47
dengan teman c. bertindak sesuka hati
Jumlah 8
61
Apakah
anda
melakukan
shalat
dapat a. Ya dengan b. Kadang c. Belum
khusuk Jumlah
18
29,5
34
55,7
9
14,8 61
1. Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang melakukan doa setelah shalat ada 82%, kadang-kadang 16,4% dan 1,6% tidak berdoa
63
2. Mengenai ketertiban dalam melaksanakan shalat 5 waktu diketahui ada 21,3 % siswa sudah tertib, 77,1% kadang-kadang dan 1,6% belum tertib. 3. Mengenai kebiasaan melakukan shalat sunnah diketahui bahwa 4,9% sudah melaksanakan, 80,3 % kadang-kadang dan 14,8% belum melaksanakan. 4. Ketenangan setelah melakukan shalat ternyata dapat dirasakan oleh 60,7% siswa, perasaan senang sebanyak 8,2% dan biasa saja sebanyak 31,1% siswa. 5. Sikap siswa ketika melakukan shalat, yang tiba-tiba ada teman memanggil adalah 78,7% tetap tenang, 14,8% membiarkan teman, dan 6,5% berhenti sejenak dalam shalat. 6. Sikap siswa bila ditugasi menjadi imam shalat, padahal bersamaan dengan pertandingan beladiri yang sangat dinantikan adalah 47,5% tetap sanggup menjadi imam, 50,9% melihat sikon, dan 1,6% siswa melihat pertandingan. 7. Ketika siswa menghadapi masalah yang sulit dipecahkan, cara mencari solusi pemecahannya adalah dengan shalat memohon petunjuk kepada Allah dilakukan oleh siswa sebanyak 77,1%, berbagi cerita dengan teman 21,3% dan 1,6% bertindak sesuka hati. 8. Mengenai kekhusukan dalam shalat, sebanyak 29,5% siswa mengaku sudah khusuk, 55,7% kadang-kadang dan 14,8% belum khusuk. Secara keseluruhan dapat disebutkan bahwa kedisiplinan shalat siswa SMK Kusuma Terate Madiun dalam kategori tinggi sebanyak 18 siswa atau 29,5%, untuk kategori sedang sebanyak 33 siswa atau 54,1% dan kategori kurang sebanyak 10 siswa atau 16,4%. Jadi dengan demikian kedisiplinan shalat siswa SMK Kusuma terate adalah dalam kategori sedang yaitu sebanyak 54,1%.
64
2. Analisis Data Dengan Product Moment Setelah penulis memberikan angket kepada responden, maka langkah selanjutnya adalah melakukan scoring sebagaimana hasil di atas. Adapun langkah berikutnya adalah menganalisis data tersebut dengan menggunakan rumus korelasi Product moment 1
∑x y r xy =
1
− (Cx 1 y 1 ) N SDx 1 .SDy 1
Adapun langkah-langkah dalam analisis Product moment: 1
a. Mencari nilai korelasi pada variable X, dengan rumus Cx =
b. Mencari nilai korelasi pada variableY, dengan rumus Cy 1 =
∑x
1
N
∑y
1
N
c. Mencari standar deviasi nilai X dimana i=1 dengan rumus: 1
SDx =I
∑ fx
12
−(
N
∑ fx
1
N
)2
d. Mencari standar deviasi nilai Y dimana i=1 dengan rumus: 1
SDy =I
∑ fy N
12
−(
∑ fy N
1
)2
Dalam proses analisa korelasi tersebut maka data akan akan diolah, namun sebelumnya untuk memperoleh angka indeks korelasi (r xy ) terlebih dahulu perlu diketahui hipotesa untuk penelitian ini.
65
Untuk Hipotesis nihil (Ho): tidak ada korelasi positif antara keikut sertaan beladiri Persaudaraan Setia Hati Terate terhadap kedisiplinan shalat siswa SMK Kusuma Terate Madiun. Untuk Hipotesis alternatif (Ha): ada korelasi positif antara keikut sertaan beladiri Persaudaraan Setia Hati Terate terhadap kedisiplinan shalat siswa SMK Kusuma Terate Madiun. Langkah
selanjutnya
adalah
melakukan
perhitungan
memperoleh r xy dengan menyiapkan tabel kerja sebagai berikut:
Tabel 4. 3 Perhitungan Indeks Korelasi Antara Variabel X dan Y No Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
X 18 15 18 16 18 18 15 18 16 15 15 17 21 18 12 19 16 21 17 18 18 17 14 18 20
66
Y 17 19 20 19 18 21 19 21 18 18 17 21 19 18 20 22 22 22 22 21 22 19 20 18 18
untuk
26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61
18 17 17 15 17 16 20 19 17 16 16 20 16 20 20 17 18 18 18 16 16 18 17 16 21 16 18 20 17 15 15 18 20 17 17 17
21 21 16 20 19 19 18 19 18 19 20 20 18 23 18 21 20 23 22 17 18 19 17 16 16 18 19 19 22 21 21 16 19 16 15 18
Setelah diketahui perhitungan variabel X dan Y sebagaimana tabel di atas, maka langkah selanjutnya adalah menyiapkan peta korelasi untuk indeks korelasi variabel X dan Y. perhitungan ini dapat dilihat pada tabel 4.4
67
68
Setelah dibuat peta korelasi maka langkah selanjutnya adalah sebagai berikut: Cx 1 =
Cy
1
∑x
1
=
N
∑y =
1
=
N
20 = 0,32786888 61
24 = 0,3934426 61
∑ fx
1
SDx =I
12
∑ fx −(
1
N
N
)2
208 20 2 −( ) 61 61
=1
= 3,409836 − 0,1074979 = 3,3023381 =1,8172336
∑ fy
1
SDy =I
N
−(
∑ fy N
1
)2
228 24 2 −( ) 61 61
=1 =
12
3,7377049 − 0,154797
= 3,5829079 = 1,892857 1
∑x y r xy =
1
− (Cx 1 y 1 ) N SDx 1 .SDy 1
17 − (0,3278688)(0,3934426) = 61 (1,8172336)(1,892857 )
69
=
0,2786885 − 0,1289975 3,4397633
=
0,149691 3,4397633
= 0,0435178 = 0,043
D. Pembahasan dan Interpretasi Dari perhitungan tersebut di atas maka dapat ditentukan interpretasi terhadap angka indeks perhitungan korelasi r yaitu sebagai berikut: 1. Secara sederhana atau kasar Dalam memberikan interpretasi secara sederhana pada umumnya dapat digunakan pedoman sebagai berikut:
Besar Product
Interpretasi
moment 0,00-0,20
Antara variabel X dan Y memang terdapat korelasi, akan tetapi korelasi itu sangat lemah atau
sangat
rendah,
sehingga
korelasi
itu
diabaikan 0,20-0,40
Antara variabel X dan Y terdapat variabel yang rendah atau lemah
0,40-0,70
Antara variabel X dan Y terdapat korelasi yang sedang atau cukup
0,70-0,90
Antara variabel X dan Y terdapat korelasi yang kuat atau tinggi
0,90-1,00
Antara variabel X dan Y ada korelasi yang sangat kuat atau sangat tinggi.
70
Dari perhitungan nilai koefisien korelasi dimana r xy = 0,044. apabila ditinjau maka nilai korelasi sebesar 0,196 adalah termasuk korelasi yang sangat lemah atau sangat rendah, sehingga korelasi itu diabaikan atau dianggap tidak ada korelasi antara variabel X dan variabel Y. 2. Dengan tabel nilai “r” Product Moment Setelah diketahui nilai r xy disini penulis ingin memberikan interpretasi penilaian dari penyajian hipotesa. Sebelumnya dicari dulu dengan db atau df dengan rumus db = N-Nr, jadi db = 61-2= 59. Langkah berikutnya adalah dikonsultasikan dengan tabel nilai koefisien korelasi “r” Product Moment, dimana untuk db= 59 tidak tercantum, maka digunakan pada nilai yang mendekati yaitu 60, dan nilai db = 60 pada taraf signifikasi 5% adalah 0,250 dan untuk 1% adalah 0,325, adapun untuk r observasi adalah 0,043. Karena nilai r 0 < r t , baik pada taraf signifikansi 5% ataupun 1% maka Ho diterima, sedangkan Ha ditolak. Dengan demikian tidak ada korelasi positif yang signifikan antara variabel X dan variabel Y. Hal tersebut menunjukkan bahwa tidak ada korelasi yang signifikan antara keikutsertaan beladiri Persaudaraan Setia Hati Terate dengan kedisiplinan shalat siswa SMK Kusuma Terate Madiun. Jadi tingkat kedisiplinan dalam shalat siswa SMK Kusuma Terate Madiun tidak dipengaruhi oleh keikutsertaan beladiri Persaudaraan Setia Hati Terate.
71
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Tingkat keikutsertaan siswa SMK Kusuma terate pada Persaudaraan Setia Hati Terate adalah dalam kategori sedang, maksudnya siswa tidak begitu pasif dalam kegiatan beladiri. 2. Tingkat kedisiplinan shalat siswa SMK Kusuma terate adalah dalam kategori sedang, maksudnya tidak semua siswa meninggalkan perintah shalat, tetapi siswa juga mementingkan shalat dalam kehidupannya. 3. Tidak ada korelasi yang signifikan antara keikutsertaan beladiri Persaudaraan Setia Hati Terate dengan kedisiplinan shalat siswa SMK Kusuma Terate Madiun. Jadi tingkat kedisiplinan dalam shalat siswa SMK Kusuma Terate Madiun tidak dipengaruhi oleh keikutsertaan beladiri Persaudaraan Setia Hati Terate. Hal ini dikarenakan bahwa kedisiplinan shalat siswa berdasarkan pribadi masing –masing dan juga dilandasi pendidikan agama dari tiap siswa.
B. Saran 1. Bagi orang tua: jika anak menginginkan untuk ikut latihan beladiri sebaiknya jangan dicegah, karena belum tentu anak yang ikut latihan beladiri mempunyai moralitas yang rendah. 2. Bagi siswa: meskipun mengikuti latihan beladiri sebaiknya kewajiban shalat jangan ditinggalkan dan kedisiplinan shalat lebih ditingkatkan.
72
3. Bagi guru: hendaknya membimbing dan mengarahkan siswa agar kedisiplinan dalam shalat lebih ditingkatkan meskipun siswa mengikuti beladiri. 4. Bagi pelatih: hendaknya dalam latihan jika bertepatan dengan waktu shalat selalu mengingatkan siswa dan mengajak siswa untuk melaksanakan shalat.
73
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Hafizh, M.Nur. Mendidik Anak Bersama Rosululloh. Jakarta: Al-Bayan. Ahsan, Sistem Pendidikan Agama. Bandung: Risalah, 1984 Al-Ghazali, Imam. Muhammad Nuh, Mempertajam Mata Bati. Mitra Press, 2007 ------------. Melatih Jiwa dengan Sifat Terpuji. Surabaya: Bintang Usaha Jaya, 2003. Al-Habsyi, M.Bagir. Fiqih Praktis (Menurut Al-Qur’an, As-Sunnah dan Pendapat Para Ulama’). Bandung; Mizan, 1999. Al-Jauziyyah, Syeikh Abdul Qoyyim. Rahasia dan Hikmah dibalik Ibadah Shalat. Surakarta: Ziyad Visi Media, 2008. Al-Sulthoni, Mawardi Labay. Tidak Usah Takut Syariat Islam. Jakarta: AlMawardi Prima: 2002. Darajad, Zakiah. Ilmu Fiqh, Jakarta: 1982 Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1989 Hariyanto, Sentot. Pikologi Shalat. Yogyakarta: Mitra Pustaka. Jailani, Syekh Abdul Qodir Rahasia Sufi. Yogyakarta: Pustaka Sufi 2003 Kamal Pasha, Mustafa. Fiqh Islam. Yogyakarta: 2003 Kumpulan Materi Keeshaan Persaudaraan Setia Hati Terate, Koperasi Terate manunggal, Ponorogo Malik, Muhammad Abdul, Azzaghabi. Malang: Nian Orang yang tidak Shalat (Terj : Abdul Rosyad Shidiq, Jakarta : Pustaka Al-Kautsar 2001Sabiq, Sayyid. Fiqih Sunnah I. Badung: Al-Ma’arif, 1997. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta; Rineka Cipta, 1996 Musbikhin, Imam. Rahasia Shalat. Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2005.
74
Persaudaraan Setia Hati, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, ii. Persaudaraan Setia Hati Terate, Ranting Ponorogo Roeslan WS. Mutiara Hidup Persaudaraan Setia Hati Terate, Madiun, 1962 Sastro Projo, Muhammad. Kamus Istilah Pendidikan dan Umum. Surabaya: Usaha Nasional, 1981. Sudjono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1999. Sugiono, Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta, 1994. www.shterate.com/-69k
Zainuddin, Rahman Ritonga. Fiqh Ibadah. Jakarta: Gaya Media Pratama, 2002.
75