BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Sumber pembiayaan merupakan salah satu faktor terpenting dalam menjalankan suatu usaha. Salah satu bentuk pendanaan yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah dengan menerbitkan obligasi. Obligasi adalah surat utang jangka panjang yang dapat dipindahtangankan yang berisikan perjanjian antara pihak yang menerbitkan untuk membayar imbalan berupa bunga pada periode tertentu dan melunasi pokok utang pada waktu yang telah ditentukan kepada pihak pembeli obligasi (Bursa Efek Surabaya, 2001). Purwaningsih (2008) menyatakan bahwa, investasi pada obligasi banyak diminati oleh para investor karena obligasi memiliki pendapatan yang bersifat tetap yang diperoleh dari bunga yang akan diterima secara periodik dan pokok obligasi pada saat jatuh tempo. Bagi para emiten, obligasi merupakan sekuritas yang relatif lebih aman dibandingkan dengan saham karena biaya emisinya lebih murah dibandingkan dengan saham (Husnan, 2000). Investasi pada obligasi memang lebih aman, namun obligasi tetap memiliki risiko yaitu risiko tingkat suku bunga dan risiko perusahaan tidak mampu membayar kupon obligasi atau pokok hutang obligasinya. Risiko obligasi tersebut dapat diminimalisir melalui peringkat obligasi. Peringkat obligasi menyatakan skala risiko atau tingkat keamanan suatu obligasi yang diterbitkan serta memberikan pernyataan yang informatif dan
1
memberikan sinyal tentang probabilitas kegagalan hutang suatu perusahaan. Keamanan suatu obligasi ditunjukkan oleh kemampuan suatu perusahaan dalam membayar bunga dan melunasi pokok pinjaman sehingga pemodal mendapatkan informasi mengenai peringkat obligasi dengan menggunakan jasa agen pemeringkat obligasi tersebut (Fauziah, 2014). Pemeringkatan menjadi hal yang wajib bagi setiap obligasi yang diterbitkan dan ditawarkan pada penawaran umum (Tandelilin, 2010:250). Peringkat yang diberikan merupakan salah satu acuan dari investor ketika akan memutuskan untuk membeli suatu obligasi (Amalia, 2013). Tandelilin (2010:251) menyatakan bahwa tingkat peringkat obligasi bervariasi dari satu lembaga pemeringkat ke lembaga pemeringkat lainnya. Di Indonesia terdapat 2 (dua) lembaga pemeringkat obligasi yaitu PT. PEFINDO (Pemeringkat Efek Indonesia) dan PT. Kasnic Credit Rating Indonesia. Agen pemeringkat ini menilai dan mengevaluasi sekuritas hutang perusahaan yang diperdagangkan secara umum, baik dalam bentuk peringkat maupun perubahan peringkat obligasi yang selanjutnya diumumkan ke pasar modal. Secara umum peringkat obligasi dikategorikan menjadi dua yaitu kategori investment-grade (AAA, AA, A dan BBB) adalah kategori bahwa perusahaan atau negara dianggap memiliki kemampuan yang cukup dalam melunasi utangnya dan kategori non investment-grade (BB, B CCC dan D) yaitu kategori perusahaan dikatakan tidak layak untuk berinvestasi bagi para investor. Salah satu fenomena yang terjadi di Indonesia yaitu peringkat obligasi dari beberapa emiten mengalami gagal bayar (default) yang kebetulan memiliki peringkat
2
investment-grade, sehingga menimbulkan suatu pertanyaan apakah peringkat obligasi yang dinilai oleh agen pemeringkat di Indonesia akurat. Chan dan Jagadeesh (1999) dalam Estiyanti (2012) menyatakan bahwa, salah satu alasan mengapa peringkat obligasi yang dikeluarkan oleh agen pemeringkat biasanya mengalami gagal bayar karena agen pemeringkat tidak melakukan monitor tehadap kinerja perusahaan setiap hari. Kamstra, dkk. (2001) menyatakan bahwa, terdapat banyak faktor yang mempengaruhi peringkat obligasi baik dari faktor keuangan maupun non keuangan. Faktor keuangan meliputi rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas, rasio leverage, dan pertumbuhan perusahaan. Faktor non keuangan meliputi ukuran perusahaan, jaminan, reputasi auditor dan umur obligasi. Penelitian ini menggunakan beberapa variabel yang memiliki pengaruh terhadap peringkat obligasi yaitu likuiditas, ukuran perusahaan, leverage dan jaminan. Penulis menggunakan variabelvariabel tersebut karena penelitian terdahulu hasilnya masih terdapat research gap. Variabel pertama yang digunakan dalam penelitian ini adalah likuiditas. Sutrisno (2005:70) menyatakan bahwa, likuiditas adalah kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban finansial jangka pendek tepat pada waktunya. Semakin tinggi tingkat likuiditas perusahaan maka akan semakin tinggi peringkat obligasi yang diberikan kepada perusahaan tersebut. Rasio likuiditas yang tinggi mengindikasikan obligasi pada perusahaan tersebut termasuk dalam kategori investment-grade, karena dengan aset lancar yang lebih tinggi daripada hutang lancar menunjukkan
3
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek kepada investor tepat pada waktunya. Terdapat tiga jenis rasio likuiditas yaitu current ratio, quick ratio dan cash ratio. Rasio likuiditas dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan current ratio (rasio lancar). Current ratio digunakan karena merupakan indikator terbaik untuk menilai sejauh mana perusahaan menggunakan aktiva-aktivanya dapat diubah menjadi kas dengan cepat untuk melunasi utang perusahaan. Karena apabila menggunakan quick ratio membutuhkan waktu yang relative lebih lama dalam mengkonversi nilai persediaan menjadi uang kas, dan pada cash ratio terdapat beberapa komponen dalam aktiva lancar tidak dengan mudah untuk segera diuangkan dan digunakan untuk memnuhi kewajibannya. Penelitian yang dilakukan oleh Purwaningsih (2008), Magreta dan Nurmayanti (2009) serta Kilapong dan Setiawati (2012) menunjukkan bahwa likuiditas berpengaruh negatif terhadap peringkat obligasi. Hasil tersebut tidak sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Almilia dan Devi (2007), Raharja dan Sari (2008), Manurung et al. (2009) serta Susilowati dan Sumarto (2010) menunjukkan bahwa likuiditas berpengaruh positif terhadap peringkat obligasi perusahaan. Variabel kedua yang digunakan dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan. Brigham & Houston (2006) mendefinisikan ukuran perusahaan sebagai rata-rata total penjualan bersih untuk tahun yang bersangkutan sampai beberapa tahun, ukuran perusahaan juga merupakan karakteristik suatu perusahaan dalam hubungannya dengan struktur perusahaan. Ukuran perusahaan membantu investor untuk
4
mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar bunga obligasi secara periodik serta melunasi pokok pinjaman yang dapat meningkatkan peringkat obligasi perusahaan. Elton dan Gruber (1995) menyatakan bahwa, perusahaan-perusahaan besar kurang berisiko dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan kecil. Semakin besar perusahaan, potensi mendeversifikasikan risiko unsystematic-nya semakin besar sehingga membuat risiko obligasi perusahaan tersebut menurun (Maylia, 2007). Miswanto dan Husnan (1999) menyebutkan bahwa, ukuran perusahaan dapat diukur dengan menggunakan total asset, penjualan atau ekuitas. Proksi yang digunakan untuk mengukur ukuran perusahaan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan total aset yang dimiliki oleh perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Almilia dan Devi (2005) serta Magreta dan Nurmayanti (2009) menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap peringkat obligasi perusahaan. Hasil tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Yuliana et al. (2011) serta Kilapong dan Setiawati (2012) yang menunjukkan bahwa ukuran perusahaan memiliki pengaruh positif terhadap peringkat obligasi perusahaan. Variabel ketiga yang digunakan dalam penelitian ini adalah leverage. Maylia (2007) menyatakan bahwa, leverage menunjukkan proporsi dalam penggunaan utang untuk membiayai investasi terhadap modal yang dimiliki. Burton et al. (1998) menyatakan bahwa, semakin rendah leverage perusahaan maka semakin tinggi peringkat obligasi yang diberikan oleh perusahaan. Nilai leverage yang tinggi menunjukan perusahaan tersebut masuk dalam kategori non-invesment grade karena tanggungan beban bunga utang sehingga risiko yang dihadapi semakin besar.
5
Semakin rendah nilai leverage, maka semakin kecil aktiva yang didanai dengan utang, sehingga semakin baik peringkat yang diberikan terhadap perusahaan tersebut. Proksi rasio leverage yang digunakan dalam penelitian ini adalah debt to equity ratio. Debt to equity (DER) digunakan untuk melihat seberapa besar perusahaan dibiayai oleh utang atau dibiayai oleh pihak luar perusahaan. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Raharja dan Sari (2008), Magreta dan Nurmayanti (2009) serta Yuliana et al. (2011) menunjukkan bahwa leverage berpengaruh negatif terhadap peringkat obligasi. Penemuan tersebut tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Purmono (2005), Purwaningsih (2008) yang menunjukkan hasil bahwa leverage memiliki pengaruh yang positif terhadap peringkat obligasi. Variabel terakhir yang digunakan dalam penelitian ini adalah jaminan. Berdasarkan jaminan obligasi dibedakan atas dua jenis yaitu obligasi yang dijamin dan obligasi yang tidak dijamin. Brister et al. (1994) mengatakan bahwa, investor akan menyukai obligasi yang dijamin dibandingkan dengan obligasi yang tidak dijamin. Karena apabila obligasi dijamin dengan menggunakan aset yang bernilai tinggi, maka rating obligasi akan semakin baik dan dengan menjaminkan aset yang dimiliki oleh perusahaan maka perusahaan tersebut dapat menekan risiko yang akan diterima. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Luciana (2007), Estianti dan Gerianta (2012) variabel jaminan berpengaruh negatif terhadap peringkat obligasi, karena kenaikan jaminan dikatakan tidak mempengaruhi profitabilitas kenaikan tingkat obligasi perusahaan. Obligasi yang dijamin dengan aset khusus atau obligasi yang
6
tidak dijamin dengan aset khusus tidak diperhitungkan dalam menentukan peringkat obligasi. Penemuan tersebut tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati (2005), Rika (2011) dan Yuliana et al. (2011) yang menunjukkan bahwa jaminan berpengaruh positif terhadap peringkat obligasi perusahaan. Tabel 1.1 Rata-Rata Current Ratio (CR), Ukuran Perusahaan (SIZE) dan Debt to Equity Ratio (DER) pada Perusahaan Sektor Keuangan di Bursa Efek Indonesia yang Menerbitkan Obligasi Periode 2012-2014 Variabel
2012 3,96 17,06 7,65
Rata-Rata CR (%) Rata-Rata SIZE (%) Rata-Rata DER (%) Sumber : Lampiran 4,5,6
Tahun 2013 3,28 17,22 7,46
2014 3,73 17,39 7,06
Berdasarkan Tabel 1.1 di atas menunjukkan rata-rata variabel current ratio pada perusahaan sektor keuangan yang menerbitkan obligasi selama tahun penelitian mengalami penurunan dari tahun 2012 ke tahun 2013 sebesar 3,96% menjadi 3,28%, namun meningkat pada tahun 2014 sebesar 3,73%. Rata-rata variabel ukuran perusahaan pada perusahaan sektor keuangan yang menerbitkan obligasi selama tahun penelitian mengalami peningkatan dari tahun 2012 sampai 2014 sebesar 17,06%, 17,22% dan 17,39%. Dan rata-rata variabel debt to equity ratio pada perusahaan sektor keuangan yang menerbitkan obligasi selama tahun penelitian mengalami penurunan dari tahun 2012 sampai 2014 yaitu 7,65%, 7,46% dan 7,06%. Bursa Efek Indonesia merupakan tempat diperdagangkannya obligasi di Indonesia. Salah satu jenis obligasi yang diperdagangkan di pasar modal saat ini adalah obligasi yang diterbitkan oleh korporasi. Penelitian ini menggunakan objek
7
pada sektor keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Karena obligasi pada sektor keuangan mendominasi penerbitan obligasi korporasi sepanjang tahun 20122014. Pendapatan bunga tetap (kupon) yang tinggi menjadi daya tarik investor untuk memiliki obligasi sektor keuangan (Kontan Online, 29 Mei 2015). Periode penelitian yang dilakukan adalah selama tiga tahun yaitu dari tahun 2012-2014. Periode tiga tahun dipilih karena termasuk penelitian terbaru. Data peringkat yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang dikeluarkan oleh PT. PEFINDO, karena emiten-emiten yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia lebih banyak menggunakan PT. PEFINDO sebagai lembaga pemeringkat obligasinya berarti perusahaan telah memiliki kepercayaan yang tinggi atas penilaian agen rating tersebut. Perbedaan hasil antara beberapa penelitian tersebut menunjukkan adanya masalah, sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi peringkat obligasi. Oleh karena itu penulis bermaksud untuk mengkaji lebih lanjut mengenai peringkat obligasi dengan mengambil judul : “Pengaruh Likuiditas, Ukuran Perusahaan, Leverage Dan Jaminan Terhadap Peringkat Obligasi Pada Sektor Keuangan Di Bursa Efek Indonesia”.
1.2 Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
8
1)
Apakah likuiditas berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi pada sektor keuangan di Bursa Efek Indonesia ?
2)
Apakah ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi pada sektor keuangan di Bursa Efek Indonesia ?
3)
Apakah leverage berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi pada sektor keuangan di Bursa Efek Indonesia ?
4)
Apakah jaminan berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi pada sektor keuangan di Bursa Efek Indonesia ?
1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1)
Untuk mengetahui signifikansi pengaruh likuiditas terhadap peringkat obligasi pada sektor keuangan di Bursa Efek Indonesia.
2)
Untuk mengetahui signifikansi pengaruh ukuran perusahaan terhadap peringkat obligasi pada sektor keuangan di Bursa Efek Indonesia.
3)
Untuk mengetahui signifikansi pengaruh leverage terhadap peringkat obligasi pada sektor keuangan di Bursa Efek Indonesia.
4)
Untuk mengetahui signifikansi pengaruh jaminan terhadap peringkat obligasi pada sektor keuangan di Bursa Efek Indonesia.
9
1.4 Kegunaan Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dijelaskan, maka penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat atau kegunaan sebagai berikut : 1)
Kegunaan Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat berguna dan memperkaya kajian empiris yang berkaitan dengan investasi dan faktor-faktor yang mempengaruhi peringkat obligasi di Bursa Efek Indonesia.
2)
Kegunaan Praktis Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan berguna bagi perusahaan maupun investor yang ingin berinvestasi pada obligasi dan pihak-pihak lain sebagai tambahan informasi serta pertimbangan dalam melakukan investasi.
1.5 Sistematika Penulisan Sebagai arahan dalam memahami skripsi ini, penulis menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut : BAB I
PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan, peneliti menjelaskan mengenai latar belakang masalah yang terdiri dari hal-hal apa saja yang mendasari dilakukannya penelitian. selain itu, pada bab ini peneliti juga menjelaskan pokok permasalahan yang diambil, tujuan dan kegunaan penelitian serta sistematika penulisan penelitian.
10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS Pada bab kajian pustaka dan hipotesis penelitian ini, peneliti menguraikan mengenai landasan teori yang berkaitan dengan pasar modal, obligasi, likuiditas, ukuran perusahaan, leverage dan jaminan serta penelitian sebelumnya yang melandasi penelitian ini.
BAB III
METODE PENELITIAN Pada bab metode penelitian, peneliti menguraikan desain penelitian, lokasi penelitian, objek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data serta teknik analisis data.
BAB IV
DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Pada bab ini peneliti menguraikan mengenai gambaran umum sektor keuangan di Bursa Efek Indonesia sebagai penerbit obligasi yang menjadi sampel dalam penelitian, deskripsi hasil penelitian sesuai dengan analisis yang dilakukan serta pembahasan mengenai hasil analisis tersebut.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN Pada bab simpulan dan saran, peneliti menyampaikan serta menguraikan kesimpulan yang diperoleh dari hasil analisis dalam pembahasan serta saran-saran yang diberikan sesuai dengan simpulan yang diperoleh dari penelitian.
11