1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Sejak empat dasawarsa yang lalu manusia mulai disibukkan dengan kegiatan untuk memikirkan cara yang lebih efektif dan lebih muda dalam rangka mengembangkan bisnis yang terutama berkaitan dengan pembayaran suatu transaksi. Pada awal tahun 1950, business card merupakan salah satu pemecahan yang dianggap paling baik dalam rangka menanggulangi pembayaran suatu transaksi, dengan tanpa harus membawa sejumlah alat pembayaran sah, yang kadang tidak disadari bahwa hal itu mengurangi kebebasan bergerak individu. Pada awal tahun 1950-an sebagai modifikasi atas penggunaan dan kemudahan dari alat pembayaran cek perjalanan (traveller’s cheque), para pakar keuangan dan innovator di Amerika Serikat berupaya melakukan penggabungan unsur-unsur kemudahan yang dimiliki cek perjalanan dan teknologi, menjadikan kartu kredit, suatu alat pembayarn yang unik pengganti uang tunai yang dapat diterima oleh masyarakat internasional. Dari Amerika Serikat pula berkembanglah perusahaanperusahaan raksasa yang sampai saat ini menjadi induk organisasi penyelenggara kartu kredit, kelima perusahaan yang melakukan bisnis kartu kredit tersebut adalah Diners Club Inc., American Express Company, Visa International, Master International, dan Discover. Kartu Kredit semula merupakan alat pembayaran yang berkembang di negaranegara maju, baru kemudian merambah ke negara-negara berkembang, termasuk
1 Universitas Sumatera Utara
2
Indonesia. Penerbit kartu kredit pertama adalah The Diners Club Inc. di Amerika Serikat pada tahun 1950-an, kemudian diikuti oleh American Express Company pada tahun 1958. Sedangkan bank pertama yang menerbitkan kartu kredit adalah The First National Bank Long Island pada tahun 1951.1 Kartu kredit dapat dipergunakan untuk transaksi di mana saja pada pedagangpedagang, yakni pedagang yang memiliki toko, usaha jasa, mulai kelas department store, supermarket, hotel, travel, airlines, restaurant, dan art shop. Akhir-akhir ini bahkan sudah makin meluas hingga ke sektor usaha tukang jahit, salon, studio foto, rumah sakit, klinik, laboraturium, apotek, dokter gigi, fitness, and sport centre, business centre, bengkel, variasi mobil, advertising, car rental, dan lain-lain. Hal ini merupakan salah satu indikasi bahwa para wisatawan di Indonesia telah merasakan manfaat menerima pelayanan dengan kartu kredit dan nampak terlihat sudah mulai membudayakannya. Salah satu keunggulan kartu kredit adalah jangkauan penggunaan yang luas, hampir 5,7 juta merchant di 160 negara telah mengikatkan diri untuk selalu melayani para pemegang kartu kredit mendapatkan uang tunai selama 24 jam pelayanan setiap hari. Kartu khusus yang diakui sebagai alat pembayaran pengganti uang tunai ditempat-tempat yang sudah ditentukan (merchant) sesuai dengan ketentuan/batasan yang ditetapkan oleh bank atau institusi pengelola credit card. Secara umum orang mengenal kartu kredit meliputi plastic card, pengganti uang tunai, alat pembayaran universal, dan simbol status/prestige2.
1
Gustav Fawa Raharja, Buku Pintar Kartu Kredit, (Jakarta : Flash Books, 2013), hal 72 Julius R. Latumaerissa, Bank dan Lembaga Keuangan Lain, (Jakarta : PT. Salemba Empat, 2011), hal. 272 2
Universitas Sumatera Utara
3
Berdasarkan
ketentuan
dalam
Peraturan
Bank
Indonesia
Nomor
11/11/PBI/2009 tentang Penyelengaraan Alat Pembayaran dengan menggunakan kartu, yang dimaksud dengan kartu kredit (credit card) adalah alat pembayaran dengan menggunakan kartu yang dapat digunakan untuk melakukan pembayaran atas kewajiban yang timbul dari
suatu kegiatan ekonomi, termasuk transaksi
pembelanjaan dan/atau untuk melakukan penarikan tunai dimana kewajiban pembayaran pemegang kartu dipenuhi terlebih dahulu oleh acquirer atau penerbit, dan pemegang kartu berkewajiban melakukan pelunasan kewajiban pembayaran tersebut pada waktu yang disepakati baik secara sekaligus (charge card) ataupun secara angsuran3. Perkataan “kredit” telah lazim digunakan pada praktik perbankan dalam pemberian berbagai fasilitas yang berkaitan dengan pinjaman. Kata yang sama dijumpai pula dalam penerbitan kartu yang dikeluarkan oleh lembaga keuangan, baik Bank atau Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB), secara mandiri ataupun bekerjasama. Pengertian “kredit” dalam penggunaan yang semakin meluas perlu untuk ditelusuri, sejauhmana relevansi penggunaannya dalam praktik bisnis umumnya dan perbankan khususnya. Kata” kredit” berasal dari bahasa Romawi “credere” yang berarti percaya atau “credo” atau “creditum”yang berarti saya percaya. Black’s Law Dictionary memberi pengertian bahwa kredit adalah :
3
Republik Indonesia, Peraturan Bank Indonesia No. 11/11/PBI/2009 Penyelenggaraan Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu, Pasal 1 angka (4)
tentang
Universitas Sumatera Utara
4
“The ability of a businessman to borrow money, or obtain goods on time, in consequence of the favourable opinion held by the particular lender, as to his solvency and reliability” Artinya: “Kemampuan seorang pelaku usaha untuk meminjamkan uang, atau memperoleh barang-barang secara tepat waktu, sebagai akibat dari argumentasi yang tepat
dari
pemberi
pinjaman,
seperti
halnya
keandalan
dan kemampuan
membayarnya”. 4 Sedangkan Dictionary of economics menguraikan pengertian “credit card” sebagai berikut: “Plastic card or token used to finance the purchase of product by gaining point of sale credit. Credit card are issued by commercial Banks, hotel chains, and larger retailer.” Terjermahan bebas: ‘’Kartu plastik atau sejenis kartu pembiayaan yang digunakan pembelian produk secara kredit. Kartu kredit dikeluarkan oleh Bank komersial, jaringan hotel, dan pedagang”.5 John Marti dan Anthony Zeilinger mengemukakan pendapatnya tentang kartu kredit sebagai berikut : “Over quite a long period there have been predictions of the imminent arrival of the ‘cashless society’. First, it was suggested that cash (coins and Banknotes) would be replaced as a means of payment by cheques, bilyet giro transfers and other 4
Johannes Ibrahim, Kartu Kredit Dilematis Antara Kontrak dan Kejahatan (Bandung : PT. Refika Aditama, 2004), hal.7 5 Collins, Dictionary of Economics, Collins Reference, Cambridge, 1998, hal.105
Universitas Sumatera Utara
5
from of ‘paper money’; later, that it would be replaced by credit cards, charge cards and other forms of ‘plastic money’; and most recently, that it would be replaced by various kinds of electronics payments systems.” Terjemahan bebas: “Dalam periode yang panjang telah diramalkan akan terjadi suatu ‘komunitas tanpa menggunakan uang.’ Pertama, telah diusulkan cara pembayaran secara tunai (koin dan banknotes) akan digantikan dengan alat pembayaran berupa cek, bilyet giro sebagai pengganti dari uang kertas’; kemudian, alat pembayaran ini akan digantikan oleh kartu kredit, dalam format uang plastik’; dan terakhir akan digantikan oleh berbagai macam sistem pembayaran elektronika”.6 A.F. Elly Erawaty dan J.S.Badudu menjelaskan pengertian kartu kredit sebagai : “Kartu yang dikeluarkan oleh Bank atau lembaga lain yang diterbitkan dengan tujuan untuk mendapatkan uang, barang atau jasa secara kredit”. 7 Di samping penjelasan tentang “credit card” dalam konteks yang sama dijelaskan pula tentang “credit card crime” yaitu: “ A person commits an offense if he uses a credit card for the purpose of obtaining property of services with knowledge that: (1) the card is stolen or forged; or (2) the card has been revoked or cancelled; or (3) for any other reason his use of the card is unauthorized.” Terjemahan bebas:
6
John Marti dan Anthony Zeilinger, Micro Sand Money : New Technology in Banking and Shopping, Policy Studies Institute, London, 1982, hal.5 7 A.F. Elly Erawaty dan J.S. Badudu, Kamus Hukum Ekonomi, Elips, Jakarta, 1996, hal. 27
Universitas Sumatera Utara
6
“Seseorang melakukan sesuatu yang bersalah jika dirinya menggunakan suatu kartu kredit untuk kepentingan memperoleh properti/kebendaan, atau jasa dengan cara (1) kartu yang dicuri atau ditempa; atau (2) kartu yang telah ditarik kembali atau dibatalkan; atau (3) apapun alasannya penggunaan kartu adalah tidak sah’. 8 Dari definisi di atas, disimpulkan bahwa kartu kredit atau credit card adalah uang plastik yang diterbitkan oleh suatu institusi yang memungkinkan pemegang kartu untuk memperoleh kredit atas transaksi yang dilakukannya dan pembayarannya dapat dilakukan secara angsuran dengan membayar sejumlah bunga (finance charge) atau sekaligus pada waktu yang telah ditentukan. Sejauhmana unsur-unsur kredit dapat diterapkan dalam prosedur penerbitan kartu kredit : Unsur kepercayaan. Merupakan hal yang prinsip dalam penerbitan kartu kredit Bank dalam menilai kelayakan dari pemohon mempertimbangkan berdasarkan kelengkapan data yang diserahkan oleh pemohon bersama dengan aplikasi atau formulir yang telah ditandatanganinya. Unsur waktu. Penerbitan kartu kredit baik untuk pemegang kartu utama maupun kartu tambahan dalam tenggang waktu yang diperjanjikan, umumnya 12 (dua belas) bulan. Unsur prestasi. Baik pihak Bank ataupun pemegang kartu secara timbal balik memberikan prestasi. Bank akan merekomendasikan setiap penggunaan ataupun penarikan tunai yang dilakukan oleh pemegang kartu harus membayar biaya-biaya; terdiri dari biaya tahunan untuk pemegang kartu utama dan kartu tambahan disesuaikan dengan jenis kartu yang diterbitkan, biaya penarikan uang tunai (cash advance) akan dikenakan biaya administrasi sebesar 4% (empat prosen ) dari jumlah 8
Collins, Op. Cit, hal. 369
Universitas Sumatera Utara
7
penarikan dan bunga penarikan uang tunai (cash advance) sebesar 3,5 % (tiga lima per sepuluh prosen), biaya keterlambatan pembayaran minimal payment dari batas waktu yang ditentukan sebesar 5% (lima prosen) dan bunga untuk sisa pembayaran dikenakan sebesar 2,5% (dua lima persepuluh prosen), biaya penggunaan melewati batas kredit, biaya permintaan salinan tagihan dan biaya-biaya lainnya yang diperjanjikan. Unsur risiko. Penerbitan kartu kredit memiliki risiko tinggi, dikarenakan dalam pemberian fasilitas kredit umumnya tidak disyaratkan adanya agunan. Bank sangat berisiko, jika tidak dikaitkan secara cross collateral dengan fasilitas kredit yang dimiliki pada Bank tersebut. Sejauhmana prinsip-prinsip kelayakan dalam penilaian kredit menjadi acuan dalam penerbitan kartu kredit. Bank dalam menilai kelayakan dapat menelusuri data yang diserahkan pada sumber-sumber yang diyakini dapat dipercaya. Tindakan yang dilakukan oleh Bank secara hukum dapat dibenarkan dengan merujuk atas persetujuan yang tercantum dalam aplikasi atau formulir yang telah ditanda-tangani oleh pemohon, berbunyi : “Semua informasi dalam formulir ini adalah lengkap dan benar. Dengan menanda-tangani formulir ini saya/kami memberi kuasa kepada Bank untuk memeriksa semua kebenaran data adanya dengan cara bagaimanapun dan menghubungi sumber manapun yang layak menurut Bank. Saya/kami mengerti bahwa Bank berhak menolak permohonan ini tanpa harus memberikan alasan apapun pada saya/kami dan semua dokumen yang telah diserahkan tidak akan dikembalikan.
Universitas Sumatera Utara
8
Bila kartu saya/kami disetujui akan terikat oleh syarat-syarat dan ketentuan dari perjanjian pemegang kartu yang akan dikirim bersama dengan kartunya”.9 Kartu kredit merupakan salah satu kartu yang diterbitkan oleh Bank atau dikenal sebagai Bank Card. Yang dimaksud dengan Bank Card merupakan “uang plastik” yang dikeluarkan oleh Bank. Kegunaannya sebagai alat pembayaran di tempat-tempat tertentu seperti pasar swalayan, hotel, restoran, tempat hiburan dan tempat lainnya. Penggunaan berbagai jenis kartu plastik disebabkan beberapa faktor untuk keamanan, kenyamanan, kemudahan dan unsur prestise bagi pemegangnya. 10 Dalam perkembangan penggunaan kartu plastik ini, sekilas dibahas oleh Dury bahwa Edward Bellamy, seorang pengacara Amerika yang beralih profesi menjadi wartawan, menulis sebuah buku pada tahun 1887 dan diterbitkan setahun kemudian dengan judul Looking Backward yang menjadi salah satu buku terlaris pada masanya. Dalam buku tersebut Bellamy mengambil lokasi di Boston, Amerika Serikat untuk tahun 2000. Dalam percakapan disebutkan bahwa pada tahun 2000, yaitu seratus tiga belas tahun setelah penulisan buku dimaksud, uang sebagai alat pembayaran saat itu akan tergeser oleh kartu kredit, di mana pemegangnya dapat memenuhi seluruh kebutuhannya dengan menggunakan kartu yang dimaksud. Prediksi dari Bellamy membuktikan kebenarannya dan dimulai pada tahun 1950 atau sekitar 63 tahun kemudian terdapat suatu kejadian di New York, di mana seorang wiraswastawan terkenal mengundang mitra bisnisnya untuk bersantap bersama dalam melakukan
9
A.F.Elly Erawaty.Op. Cit, hal. 32 Lakstanto Utomo, Aspek Hukum Kartu Kredit dan Perlindungan Konsumen, (Jakarta : Alumni, 2011), hal.25 10
Universitas Sumatera Utara
9
negosiasi bisnis. Setelah selesai dan akan melakukan pembayaran, wiraswastawan tersebut terkejut karena dompetnya tertinggal. Dengan perasaan malu ia memberikan kartu identitas kepada restoran yang kemudian dikenal dengan nama Frank Mc Namara, mengilhaminya untuk menciptakan mekanisme pembayaran dengan menggunakan instrument kartu. Metode pembayaran tersebut dinilai lebih praktis dibandingkan dengan menggunakan uang tunai. Kartu plastik pertama yang dikeluarkan olehnya adalah Dinners Club.11 Keberhasilannya diikuti oleh berbagai industri penerbit lainnya, terutama dalam dekade tahun 1970-an dengan berbagai merk yang sangat popular, di antaranya Visacard yang dikeluarkan oleh Visa International dan Mastercard oleh Mastercard International.
B. Rumusan Masalah Berangkat dari latar belakang permasalahan tersebut, maka penelitian ini akan difokuskan pada beberapa masalah yang akan dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimanakah akibat hukum dari kartu kredit yang over limit? 2. Faktor-faktor apakah yang menyebabkan terjadinya kartu kredit yang over limit pada nasabah bank Danamon cabang Sutomo Medan? 3. Bagaimanakah upaya penyelesaian dan tanggung jawab nasabah pemegang kartu kredit pada bank Danamon cabang Sutomo Medan
11
Dury (et. all), Credit Card, Butterworths, London, 1984, hal. 5.
Universitas Sumatera Utara
10
C. Tujuan Penulisan Dari tiga rumusan permasalahan tersebut, penelitian ini bertujuan : 1. Untuk mengetahui akibat hukum dari kartu kredit yang over limit. 2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kartu kredit yang over limit pada nasabah bank Danamon cabang Sutomo Medan. 3. Untuk mengetahui upaya penyelesaian dan tanggung jawab nasabah pemegang kartu kredit pada bank Danamon cabang Sutomo Medan.
D. Manfaat Penulisan Selanjutnya, penulisan skripsi ini juga diharapkan bermanfaat untuk : 1. Manfaat secara teoritis. Penulis berharap kiranya penulisan skripsi ini dapat bermanfaat untuk dapat memberikan manfaat bagi kepentingan akademis, kepentingan praktis, maupun untuk berbagai kalangan yang membutuhkan, khususnya tentang hal-hal yang berhubungan dengan upaya penyelesaian dan tanggung jawab nasabah bank pemegang kartu kredit yang over limit. 2. Manfaat secara praktis. Secara praktis penulis berharap agar penulisan skripsi ini dapat memberi masukan pengetahuan tentang kartu kredit khususnya tentang kartu kredit yang over limit. Seperti yang diketahui kartu kredit (credit card) merupakan sarana pengganti alat pembayaran dalam lalu lintas bisnis dan kehidupan sehari-hari. Penggunaan kartu kredit telah berkembang sedemikian pesat dalam memenuhi tuntutan dan gaya hidup masyarakat modern saat ini. Tuntutan sebagai manusia modern untuk menyikapi
Universitas Sumatera Utara
11
penggunaan dan kemanfaatan kartu kredit serta memproteksi dari kartu kredit yang over limit.
E. Metode Penelitian 1. Jenis, sifat, dan bentuk penelitian Penelitian yang dilakukan adalah penelitian normatif dan penelitian empiris. Penelitian normatif dilakukan dengan melakukan studi kepustakaan terhadap data sekunder. Sedangkan penelitian empiris, yaitu dengan melakukan penelitian langsung terhadap PT. Bank Danamon Cab. Sutomo Medan. Pencarian keterangan tersebut dilakukan dengan menggunakan alat pengumpulan data berupa studi dokumen dan wawancara kepada supervisor kartu kredit Bank Danamon Cabang Sutomo Medan. 2. Sumber data Pengumpulan data yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah melalui penelitian kepustakaan ( Library Research) untuk mendapatkan konsepkonsep, teori-teori dan informasi-informasi serta pemikiran konseptual dari peneliti pendahulu baik yang berupa perundangan-undangan dan karya ilmiah lainnya. Serta dengan dilakukan penelitian langsung terhadap PT. Bank Danamon Cab. Sutomo Medan. Sumber data kepustakaan diperoleh dari : a. Bahan Hukum Primer, terdiri dari : norma, kaedah, peraturan dasar, peraturan perundang-undangan yang terkait dengan pengertian kartu kredit, perkembangan dan penggunaan kartu kredit, pihak-pihak yang terlibat dalam penerbitan kartu kredit, dasar hukum kartu kredit, manfaat kartu kredit serta tanggung jawab nasabah pemegang kartu kredit yang over limit.
Universitas Sumatera Utara
12
b. Bahan Hukum Sekunder, seperti : hasil-hasil penelitian, laporan-laporan, artikel, majalah, dan jurnal ilmiah, hasil-hasil seminar atau pertemuan ilmiah lainnya yang relevan dengan penelitian ini. c. Bahan hukum Tersier atau bahan hukum penunjang yang mencakup bahan yang memberi petunjuk-petunjuk dan penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder, seperti kamus umum, kamus hukum serta bahan-bahan primer, sekunder, tersier di luar bidang hukum yang relevan dan dapat dipergunakan untuk melengkapi data yang diperlukan dalam penelitian ini. Selanjutnya Situs Web juga menjadi bahan bagi penulisan skripsi ini sepanjang memuat informasi yang relevan dengan penelitian ini. 12 3. Teknik pengumpulan data Untuk memperoleh suatu kebenaran ilmiah dalam penulisan skripsi, maka penulis menggunakan metode pengumpulan data dengan cara studi kepustakaan (Library Research), yaitu mempelajari dan menganalisa secara sistematis buku-buku, majalah, surat kabar, peraturan peraturan perundang-undangan dan bahan-bahan lain yang berhubungan dengan materi yang dibahas dalam skripsi ini. Metode yang digunakan untuk menganalisis data adalah analisis kualitatif, yaitu data yang diperoleh kemudian disusun secara sistematis dan selanjutnya dianalisis secara kualitatif untuk mencapai kejelasan masalah yang
akan dibahas serta penulis
melakukan wawancara langsung pada Bank Danamon Cabang Sutomo Medan.
12
Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, Ghalia Indonesia, Jakarta 1998, hal. 195, sebagaimana dikutip dari Soerjono Sokerta dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, (Jakarta : Rajawali Pers, 1990), hal. 41
Universitas Sumatera Utara
13
F. Keaslian Penulisan Skripsi ini berjudul “Pertanggungjawaban Nasabah Terhadap Bank Dalam Pembayaran Kartu Kredit yang Over Limit (Studi di Bank Danamon Cabang Sutomo Medan.” Hal ini telah disetujui oleh Ketua Departemen Hukum Keperdataan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara dan telah melalui tahap pengujian kepustakaan. Berdasarkan penelusuran kepustakaan oleh pihak Perpustakaan Universitas Cabang Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara atau Pusat Dokumentasi dan Informasi Hukum Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara maka judul skripsi, yang telah ada di Perpustakaan Universitas Cabang Fakultas Hukum USU atau Pusat Dokumentasi dan Informasi FH USU adalah : 1. Bambang Feriyadi dengan judul “Peranan YLKI Dalam Perlindungan Konsumen Terhadap Pengguna Jasa Kartu Kredit Di Kota Medan (Riset YLKI Kota Medan).” Tahun 2008 dengan rumusan masalah yaitu : a.
Peranan Yayasan Perlindungan Konsumen Indonesia (YLKI) dalam memberikan perlindungan hukum terhadap konsumen kartu kredit
b.
Bagaimana peraturan mengenai perjanjian baku dalam penerbitan kartu kredit
c.
Upaya apa yang dilakukan oleh Yayasan Perlindungan Konsumen Indonesia (YLKI) dalam menyelesaikan sengketa konsumen.
2. Syifilla Farahdiba dengan judul “ Perlindungan Nasabah Kartu Kredit Ditinjau Dari UU Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen.” Tahun 2011 dengan rumusan masalah yaitu : a.
Hubungan hukum antara bank sebagai penerbit kartu kredit dengan nasabah pemegang kartu kredit
Universitas Sumatera Utara
14
b.
Hak dan kewajiban pihak bank dan nasabah pemegang kartu kredit
c.
Perlindungan nasabah pemegang kartu kredit ditinjau dari UU Nomor 8 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen
3. Sri Kartika Putri dengan judul “ Penyelesaian Sengketa Penggunaan Kartu Kredit (Credit Card) oleh Nasabah Pada PT. Bank Mandiri (Persero).” Tahun 2008 dengan rumusan masalah yaitu : Bagaimanakah penggunaan kartu kredit oleh nasabah dan tata cara penyelesaian sengketanya apabila terjadi permasalahan dalam penggunaan kartu kredit tersebut.
G. Sistematika Penulisan Untuk lebih mempertegas penguraian dari skripsi ini, serta untuk lebih mengarahkan pembaca, maka berikut di bawah ini penulis membuat sistematika penulisan/gambaran isi skripsi ini sebagai berikut : BAB I
PENDAHULUAN Pada bab ini merupakan bab pendahuluan yang menguraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penulisan, Manfaat Penulisan, Metode Penelitian, Keaslian Penulisan dan Sistematika Penulisan.
BAB II
TINJAUAN UMUM MENGENAI BANK Pada bab ini dibahas hal-hal yang berkaitan dengan Pengertian dan Pengaturan Bank, Fungsi Bank, Jenis Bank, Jasa-Jasa Bank.
Universitas Sumatera Utara
15
BAB III
TINJAUAN UMUM MENGENAI KARTU KREDIT Pada bab ini dibahas hal-hal yang berkaitan dengan Pengertian Kartu Kredit, Dasar Hukum Kartu Kredit, Jenis Kartu Kredit, Manfaat Kartu Kredit, Keuntungan Bagi Si Penjual atau Penerima Kartu Kredit, Hak dan Kewajiban Pihak yang Terlibat Dalam Kartu Kredit, Sistem Kerja Kartu Kredit Mulai Dari Permohonan Sampai Dengan Melakukan Transaksi.
BAB IV
PERTANGGUNGJAWABAN NASABAH TERHADAP BANK DALAM PEMBAYARAN KARTU KREDIT YANG OVER LIMIT Pada bab ini dibahas hal-hal yang berkaitan dengan Akibat Hukum Bagi
Kartu
Kredit
Yang
Over
Limit,
Faktor-faktor
Yang
Menyebabkan Terjadinya Kartu Kredit Yang Over Limit, Upaya Penyelesaian dan Tanggung jawab Nasabah Pemegang Kartu Kredit Yang Over Limit. BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN Pada Bab ini dibahas mengenai kesimpulan dan saran sebagai hasil dari pembahasan dan penguraian skripsi ini secara keseluruhan.
Universitas Sumatera Utara