BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Pada abad 21 ini banyak perubahan terjadi begitu cepat dalam dunia usaha dan tantangan bisnis semakin besar. Salah satu unsur penting dalam perubahan tersebut ialah peran manusia, keadaan ini mendorong pihak manajemen perusahaan terus mengupayakan penyempurnaan berbagai sistem dalam pengelolaan sumber daya manusia yang secara luas mengarah pada tujuan organisasi, bagaimana organisasi dapat kompetitif. Perusahaan dalam mencapai tujuan ditunjukkan dari hasil kinerja. Kinerja dari suatu perusahaan dilihat dari hasil kerja yang dilakukan oleh sumber daya manusia di dalamnya. Menurut Mangkunegara (2001:67) kinerja adalah ”Hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”. Kinerja dalam hal ini menunjukkan hasil kerja yang dicapai seseorang setelah melaksanakan tugas pekerjaan yang dibebankan oleh organisasi. Menurut Koesmono (2005:77) kinerja karyawan dipengaruhi oleh motivasi, budaya organisasi dan kepuasan kerja. Menurut Kotter (2005:35) Budaya organisasi adalah sistem penyebaran kepercayaan dan nilai – nilai yang berkembang dalam suatu organisasi dan mengarahkan perilaku anggota – anggotanya. Budaya organisasi dapat menjadi instrumen keunggulan kompetitif
yang utama. Sejumlah studi menunjukkan
bahwa kebudayaan yang kuat akan menuntun perilaku dan memberi makna pada
Universitas Sumatera Utara
kegiatan organisasi. Sehingga kinerja yang dihasilkan karyawan juga optimal. Budaya organisasi secara realistis mempengaruhi kinerja karyawan. Budaya organisasi yang kuat akan menumbuh kembangkan rasa tanggung jawab yang besar dalam diri kayawan sehingga mampu memotivasi untuk menampilkan kinerja yang paling memuaskan, mencapai tujuan yang lebih baik, dan pada gilirannya akan memotivasi seluruh anggotanya untuk meningkatkan kinerja. Kepuasan kerja menurut Kreitner dan Kinicki (2005:271) adalah ”Suatu efektifitas atau respon emosional terhadap aspek pekerjaan”. Respon seseorang meliputi respon terhadap komunikasi organisasi, supervisor, kompensasi, promosi, teman sekerja, kebijaksanaan organisasi dan hubungan interpersonal dalam organisasi. Dalam rangka memahami kepuasan kerja karyawan, maka seorang pemimpin harus memahami karakteristik masing-masing bawahan. Dengan memahami karakteristik individu maka akan dapat ditentukan pekerjaan yang sesuai dengan karakteristik masing-masing individu. Apabila hal tersebut terwujud maka kepuasan kerja akan dapat tercapai, sehingga kinerjanya menjadi lebih baik. Dengan kepuasan kerja yang tinggi pada setiap diri karyawan akan mendorong para karyawan untuk memberikan kinerja yang baik pada organisasi. Menurut Robbins dan Judge (2008:109) menambahkan bahwa karyawan yang memiliki kepuasan terhadap pekerjaannya akan memiliki kemungkinan lebih kecil untuk mangkir dan berhenti dari pekerjaannya selain itu juga kinerja yang dihasilkan dari karyawan tersebut juga akan semakin meningkat. Oleh karena itu, usaha menciptakan kepuasan kerja karyawan diharapkan akan mengurangi
Universitas Sumatera Utara
perilaku – perilaku negatif yang dapat menghambat unjuk kerja karyawan dalam suatu perusahaan. PT. Telkom merupakan salah satu perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia dimana yang di dalamnya melibatkan ribuan karyawan dari seluruh perusahaannya yang tersebar di seluruh Indonesia untuk mewujudkan tujuan yang ingin dicapai. Menyatukan visi dari ribuan karyawan tidaklah mudah karena setiap individu karyawan mempunyai kepribadian yang berbeda-beda satu sama lainnya. PT. Telkom Medan telah merubah sistem aturan transformasi budayanya dari Telkom way 135 ke Telkom’s 5C, hal itu juga tidak membuat banyak perubahan besar terhadap kinerja yang ada pada beberapa Divisi Regional PT. Telkom Medan. Pada dasarnya, Telkom’s 5C merupakan upgrade dari Telkom way 135, pada Telkom way 135, mempunyai 3 nilai : Customer Values, Service excellence, dan competent people. Sementara pada Telkom’s 5C mempunyai nilai-nilai budaya seperti: Commitment to long term, Customer first, Caring meritocracy, Co-creation of win-win partnership, Collaborative innovation, Menurut hasil pra survei yang telah dilakukan pada PT. Telkom menyatakan bahwa terdapat permasalahan yang terjadi yaitu budaya organisasi pada PT. Telkom. Ada beberapa karyawan yang masih menunggu instruksi atasan padahal atasan telah memberikan instuksi sebelumnya. Hal itu tidak sesuai dengan nilai budaya PT. Telkom yaitu Co-Creation Of Win – Win Partnership, yang menuntut karyawan harus aktif, kreatif dan inovatif dalam menyelesaikan pekerjaan. Atasan juga kurang melakukan pengawasan terhadap karyawannya sehingga terkadang ketika pekerjaan telah selesai dikerjakan, masih terdapat
Universitas Sumatera Utara
kesalahan- kesalahan. Masalah berikutnya mengenai budaya organisasi yaitu kurang tanggapnya karyawan dalam memberikan layanan kepada konsumen. Terkadang karyawan PT. Telkom tidak tepat waktu dalam menangani keluhan konsumen seperti masalah memperbaiki instalasi telepon. Konsumen menunggu lama sampai – sampai konsumen harus menghubungi pihak PT.Telkom untuk beberapa kali barulah ada tindak lanjut dari karyawan PT. Telkom. Hal itu tidak sesuai dengan nilai budaya organisasi PT. Telkom yaitu Customer First yang artinya mengutamakan pelanggan terlebih dahulu. Permasalahan lainnya adalah berkaitan dengan kepuasan kerja karyawan. Pekerjaan yang rutinitas dan monoton menyebabkan karyawan merasakan bosan akan pekerjaan tersebut. Karyawan menginginkan variasi pekerjaan yang masih sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki. Masalah berikutnya yaitu mengenai promosi jabatan. Perusahaan akan memberikan promosi jabatan kepada karyawan yang telah bekerja lebih dari lima tahun dan telah memberikan kontribusi yang baik kepada perusahaan. Namun ada beberapa karyawan yang tidak mendapatkan promosi tersebut. Malah karyawan yang mempunyai hubungan dekat dengan atasan dengan mudahnya memperoleh promosi tanpa harus memenuhi persyaratan tersebut. Hal ini tidak sesuai dengan nilai budaya Caring Meritocracy yaitu memberikan rewards kepada karyawan sesuai dengan kinerja dan perilaku karyawan. Dari uraian permasalahan di atas, memberikan pengaruh terhadap kinerja karyawan. Budaya organisasi yang tidak sesuai dan kepuasan kerja karyawan kurang terpenuhi berdampak langung terhadap kontribusi berupa perilaku dan
Universitas Sumatera Utara
kinerja yang diberikan karyawan terhadap perusahaan. Dimana perkembangan kinerja karyawan dari tahun ke tahun terjadi fluktuasi. Adapun sumber data yang diterima dari PT. Telkom pada periode 2010 - 2012 yang berupa nilai hasil kerja sehari-hari dan diukur setiap tahun yang disebut Nilai Kerja Individu (NKI). NKI berupa pernyataan atas suatu kinerja karyawan dalam kurun waktu tertentu yang dinyatakan dalam batas nilai prestasi, P1 adalah kinerja istimewa, P2 adalah kinerja baik sekali, P3 adalah kinerja baik, P4 adalah kurang memuaskan, dan P5 adalah kinerja buruk. Seperti terlihat pada tabel berikut ini:
Tabel 1.1 Nilai Kinerja Individu PT. TELKOM MEDAN Tahun 2010- 2012 TAHUN 2010 2011
2012
P1
0,00%
0.10%
0,11%
P2
6,3%
8,19%
10,02%
P3
92,38%
85,30%
82,35%
P4
0,75%
6,41%
7,52%
P5
0,25%
0,00%
0,00%
Sumber : PT. Telkom Medan.
Dilihat dari Tabel 1.1 Persentase kinerja secara umum, terlihat bahwa kinerja karyawan dari tahun 2010 - 2012 mengalami fluktuasi, kondisi ini terlihat dari P3 yang merupakan kinerja kategori baik dari tahun 2010 sampai 2012 mengalami penurunan dan P4 yang merupakan kategori kinerja karyawan kurang memuaskan dari tahun 2010 sampai 2012 mengalami peningkatan. Hal ini menunjukkan
Universitas Sumatera Utara
adanya kinerja karyawan yang belum optimal. Belum optimalnya tingkat kinerja yang dicapai PT. Telkom saat ini tidak terlepas dari permasalahan yang terjadi seperti mengenai budaya organisasi, dan kepuasan kerja karyawan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa fluktuasi kinerja karyawan di duga karena budaya organisasi yang diterapkan organisasi tidak sesuai dengan perilaku yang ditunjukkan oleh karyawan. Akibat dari penurunan kinerja karyawan, maka PT. Telkom mengalami kerugian. Kerugian yang dialami berupa kehilangan pelanggan yang ingin memasang instalasi telepon. Dan beberapa pelanggan yang melakukan pemutusan telepon karena adanya kekeliruan yang dilakukan karyawan PT. Telkom seperti kesalahan memberikan informasi rekening tagihan telepon yang tidak sesuai dengan pemakaian si pelanggan. Keberhasilan suatu organisasi memerlukan kinerja karyawan yang merupakan faktor utama suatu organisasi. Untuk memberdayakan sumber daya manusia diperlukan adanya standar bagi organisasi dan kesatuan nilai inti yang dianut bersama oleh semua anggota organisasi yaitu budaya organisasi yang dibentuk. Kinerja tidak lepas dari pengaruh budaya organisasi yang tercermin dari orientasi hasil yang dicapai karyawan serta bagaimana keputusan yang dibuat, siapa yang membuat, bagaimana imbalan dibagikan, siapa yang dipromosikan bagaimana diperlakukan, bagaimana organisasi respon kepada lingkungannya. Berdasarkan latar belakang permasalahan yang didukung dengan teoriteori tesebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Budaya Organisasi dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan pada PT. TELKOM Medan”.
Universitas Sumatera Utara
1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka perumusan masalah yang dijadikan objek penelitian adalah : Apakah Budaya Organisasi dan kepuasan kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada PT. Telkom Medan?” 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh budaya organisasi dan kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan pada PT. Telkom Medan. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah : 1. Bagi perusahaan sebagai informasi dan bahan masukan bagi perusahaan untuk dijadikan landasan dalam menetukan kebijakan perusahaan guna meningkatkan kinerja karyawan, dan sebagai bahan masukan dalam meningkatkan dan mempertahankan budaya organisasi. 2. Bagi peneliti, untuk memberikan kontribusi pemikiran guna memperluas wawasan dan pengetahuan berpikir dalam bidang sumber daya manusia, khususnya yang berkaitan dengan budaya organisasi dan kepuasan terhadap kinerja karyawan. 3. Bagi peneliti lain, sebagai referensi yang dapat menjadi bahan perbandingan dalam melakukan penelitian dimasa yang akan datang, khususnya penelitian yang berkaitan dengan budaya organisasi dan kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan.
Universitas Sumatera Utara