BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Internet telah menjadi kebutuhan bagi setiap individu ataupun ogranisasi. Peningkatan ledakan pengguna internet telah menyebabkan pergeseran dramatis dalam cara melakukan bisnis. Dari kehidupan kita sehari-hari untuk transaksi komersial antara perusahaan, internet telah mengubah cara kita melakukan bisnis (Lee et. al., 2000). Penggunaan internet sebagai media untuk berbelanja merupakan salah satu manfaat internet, dengan jangkauan yang luas dan biaya yang murah. Melalui internet, seorang konsumen dapat mencari produk yang diinginkan, dengan waktu yang singkat. Selain itu, konsumen juga dapat memilih dan membandingkan harga dari tiap penjual dengan mudah. Dalam
beberapa
tahun
belakangan
ini
e-Commerce
sering
diimplementasikan dengan transaksi online atau belanja online atau online shopping. E-Commerce adalah penggunaan internet dan web untuk transaksi bisnis yang memungkinkan transaksi komersial antara organisasi dan individu. Transaksi komersial ini dimediasi oleh teknologi digital. Transaksi komersial melibatkan pertukaran nilai (misalnya, uang) di seluruh organisasi atau individu sebagai imbalan atas produk dan jasa (Amazon, 2006). Seiring dengan perkembangan teknologi, transaksi online atau ecommerce memberikan banyak keuntungan bagi perusahaan. Beberapa
1
keuntungan diantaranya adalah dapat meningkatkan pendapatan perusahaan dalam waktu yang singkat dan mudah, mempermudah pemasaran, memberikan kenyamanan karena transaksi bisa dilakukan dimana saja, murah karena tidak membutuhkan tenaga kerja, banyak variasi atau pilihan barangnya serta informasi yang didapat selalu update. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa e-Commerce juga memberikan risiko-risiko bagi penggunanya. Konsumen yang membeli produk melalui internet sangat berbeda dari pembelian secara konvensional. Seseorang yang membeli suatu produk melalui internet, tidak akan mendapatkan pengalaman berbelanja secara konvensional, seperti memegang dan melihat produk secara langsung. Selain itu, membeli melalui intenet mengharuskan konsumen membayar terlebih dahulu pesanannya. Hal ini dapat menjadi potensi resiko bagi kesediaan konsumen untuk membeli melalui internet. Penelitian tentang risiko e-Commerce telah banyak dilakukan sebelumnya. Salah satu penelitian yang ada adalah penelitian Ahn, et.al. (2001) yang melakukan validasi terhadap e-Commerce Adoption Model (eCAM) di Korea dan Amerika Serikat. Menurut Ahn et. al. (2001), e-CAM mengintegrasikan teknologi model penerimaan dengan teori perceived risk untuk menjelaskan adopsi e-Commerce. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
perusahaan
online
harus
mempertimbangkan
faktor-faktor
kontekstual dalam memfasilitasi perilaku adopsi konsumen. Dalam penelitian tersebut Ahn et. al. (2001) menggunakan teori Technology Acceptance Model (TAM) dan teori Consumer’s Perceived Risk.
2
TAM diukur dengan dua variabel yaitu persepsi kemudahan dan persepsi kegunaan. Sedangkan ukuran persepsi risiko dibagi menjadi dua yaitu persepsi risiko transaksi dan persepsi risiko produk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk Negara Amerika Serikat, kedua faktor risiko transaksi dan produk memiliki pengaruh negatif terhadap aktifitas belanja online, sedangkan faktor keuntungan PEU dan PU memiliki pengaruh positif terhadap PB. Namun berbeda dengan hasil penelitian di Negara Korea yang justru tidak terbukti adanya pengaruh PRT, PRP dan PU terhadap PB. Dalam e-Commerce, calon pembeli dan penjual tidak bertansaksi secara langsung melainkan melalui mediasi internet. Untuk itu dibutuhkan kepercayaan antara kedua pihak. Menurut Connolly (2007) kepercayaan konsumen dapat dibangun dalam lingkungan on-line yang terbatas dan bervariasi dalam hal dimensi masalah yang diperiksa. Connolly (2007) juga melakukan penelitian tentang e-Commerce yang berfokus pada faktor-faktor yang mempengaruhi risiko e-Commerce. Dalam penelitian tersebut Connolly (2007) mengukur risiko e-Commerce berdasarkan tingkat kepercayaan terhadap belanja online. Adapun faktorfaktor yang digunakan untuk memprediksi kepercayaan internet adalah security control (keamanan), privacy control (kerahasiaan), integrity (integritas), competence (kemampuan menggunakan internet). Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa keempat faktor tersebut terbukti berpengaruh terhadap kepercayaan dalam belanja online.
3
Di kalangan remaja, saat ini internet menjadi hal yang tidak asing lagi. Khususnya di kalangan mahasiswa, internet merupakan konsumsi seharihari, hal ini berdampak terhadap tingginya pengetahuan mahasiswa tentang internet. Berkaitan dengan risiko e-Commerce, penelitian yang dilakukan Shibghatalloh (2011) menunjukkan bahwa pengetahuan tentang teknologi internet dapat meningkatkan kepercayaan konsumen sehingga mengurangi persepsi risiko terhadap online shopping. Di Indonesia, pertumbuhan budaya belanja online terus meningkat. Menurut laporan terbaru dari Nielsen, terjadi tren pertumbuhan belanja online di kalangan pengguna internet di Indonesia. Pada hasil riset bertajuk Global Online Shopping Report, 80 persen pengguna internet di Indonesia berencana untuk melakukan belanja online dalam enam bulan ke depan. “Bila disandingkan dengan data dari riset yang sama, 68 persen dari responden mengaku pernah melakukan belanja online di masa lalu, sehingga akan ada peningkatan jumlah persentase orang yang belanja online di Indonesia,” ujar Catherine Eddy, Executive Director Consumer Research Indonesia, Nielsen, di kantornya, gedung Mayapada Tower Jakarta, Rabu 14 Juli 2010 (kaosjaket.com). Berdasarkan observasi peneliti tentang aktifitas belanja online yang dilakukan mahasiswa-mahasiswa Jogja menunjukkan adanya motivasi akan kebutuhan barang dan kemudahan yang disediakan online shop sehingga mendorong mahasiswa-mahasiswa tersebut untuk memanfaatkan online shop. Banyaknya variasi produk serta kemudahan yang ditawarkan penyedia
4
jasa online shop membuat mahasiswa-mahasiswa ini memilih berbelanja di online shop. Selain untuk memenuhi kebutuhan dan kemudahan yang dirasakan dalam belanja online, para mahasiswa ini juga memiliki keraguan terhadap originalitas, kualitas produk dan kepercayaan terhadap penyedia jasa belanja online. Namun rasa ragu itu tidak dapat mengalahkan kebutuhan akan produk sehingga mereka tetap melakukan belanja online. Hasil observasi peneliti juga menunjukkan kebanyakan mahasiswa ini merasa kecewa dengan produk yang dijual yang ternyata tidak sesuai dengan harapan. Melihat fenomena tersebut dan berdasarkan kajian hasil-hasil penelitian sebelumnya, peneliti tertarik untuk mengkaji ulang pengaruh faktor-faktor risiko e-Commerce: kegunaan, kemudahan, risiko internet, kepercayaan, keamanan dan pengetahuan internet terhadap pembelanjaan online.
1.2. Pertanyaan Riset Berdasarkan latar belakang masalah di atas, selanjutnya peneliti menentukan rumusan masalah penelitian ini sebagai berikut. 1. Apakah terdapat hubungan antara kegunaan dan kemudahan dalam Belanja Online? 2. Apakah terdapat pengaruh kegunaan terhadap pembelanjaan online? 3. Apakah terdapat pengaruh kemudahan terhadap pembelanjaan online? 4. Apakah terdapat pengaruh risiko internet terhadap pembelanjaan online?
5
5. Apakah terdapat pengaruh kepercayaan terhadap risiko internet? 6. Apakah terdapat pengaruh keamanan terhadap kepercayaan internet? 7. Apakah terdapat pengaruh pengetahuan internet terhadap kepercayaan internet?
1.3. Tujuan Penelitian dan Kontribusi Riset 1.3.1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini antara lain untuk menguji faktorfaktor risiko yang mempengaruhi konsumen terhadap pemakaian eCommerce. Faktor risiko yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kegunaan, kemudahan, risiko internet, kepercayaan internet, keamanan dan pengetahuan internet. 1.3.2. Kontribusi Riset Berikut kegunaan penulisan penelitian ini yang dapat diperoleh: 1) Kontribusi Teori Penelitian ini memberikan kontribusi kepada literature e-Commerce dengan memberikan pemahaman dan penjelasan mengenai faktorfaktor yang mempengaruhi konsumen terhadap pemakaian eCommerce. 2) Kontribusi Praktik Hasil dari penelitian ini menyajikan informasi kepada penyedia jasa eCommerce dalam merencanakan situs web untuk e-Commerce sehingga penyedia jasa dapat memahami dan mengelola aktivitas e-
6
Commerce dengan lebih baik. Penyedia jasa yang telah dan akan mengimplementasikan e-Commerce dapat menggunakan hasil dari penelitian ini sebagai referensi untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang relevan memotivasi dan mempengaruhi keputusan konsumen terhadap pemakaian e-Commerce sehingga penyedia jasa dapat menyajikan sarana e-Commerce jauh lebih baik untuk melayani keperluan konsumen.
1.4. Sistematika Penulisan Untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai penelitian yang dilakukan, maka disusunlah suatu sistematika penulisan yang berisi informasi mengenai materi dan hal yang dibahas dalam tiap-tiap bab. Adapun sistematika penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab ini di uraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kontribusi riset, serta sistematika penulisan. BAB 2 KAJIAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Pada bab ini diuraikan tentang berbagai landasan teori yang digunakan sebagai dasar dari analisis penelitian khususnya yang berkaitan dengan e-Commerce serta beberapa penelitian serupa yang pernah dilakukan sebelumnya sebagai acuan. Landasan teori ini diperoleh dari buku teks, literatur dan jurnal-jurnal terkait yang kemudian akan dirumuskan hipotesis yang akan diuji dalam penelitian.
7
BAB 3 DISAIN RISET Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai data yang meliputi rancangan riset, pengukuran, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, serta validitas dan reliabilitas, kemudian menentukan model empiris yang digunakan dalam penelitian. BAB 4 ANALISIS DATA Pada bab ini diuraikan mengenai deskripsi objek penelitian, analisis data dan pembahasan atas hasil pengolahan data. BAB 5 PENUTUP Bab ini berisi tentang kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan, serta saran-saran yang diberikan kepada perusahaan dan pihakpihak lain yang membutuhkan.
8