BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Penelitian Modal intelektual merupakan satu dari sekian banyak indikator dalam
pengukuran terhadap aset tidak berwujud (intangible asset), yang telah menarik perhatian para ahli diberbagai bidang, termasuk akuntansi. Perhatian terhadap modal intelektual tersebut telah dimulai sejak tahun 1990-an ketika secara emplisit praktek dalam pengelolaan aset tidak berwujud mulai dikaitkan dengan perkembangan teknologi dan informasi, yang secara spesifik berfokus pada penilaian modal intelektual. Pada perkembangannya, modal intelektual menjadi salah satu ukuran dalam penentuan nilai perusahaan, yang bertujuan untuk mengukur proses pengelolaan perusahaan yang berbasis pada pengetahuan (knowledge based). Di Indonesia, perhatian terhadap modal intelektual mulai berkembang pada saat diperkenalkannya PSAK (Pedoman Standar Akuntansi Keuangan) No.19 Revisi tahun 2000 mengenai aset tidak berwujud (Ulum, 2009) Menurut PSAK No.19 Revisi 2010 Aset tidak berwujud adalah aset non moneter yang dapat diidentifikasi tanpa wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan atau menyerahkan barang atau jasa, disewakan kepada pihak lainnya, atau untuk tujuan administratif. Meskipun tidak didefinisikan secara mendalam mengenai modal intelektual, namun hal tersebut telah menarik perhatian para pelaku bisnis dan akuntan untuk mengenal lebih jauh pentingnya peran modal intelektual dalam pelaporan akuntansi. 1
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2
Modal intelektual memang masih baru dan belum banyak ditanggapi oleh para pelaku bisnis global, padahal adanya perbedaan antara nilai buku dengan nilai pasar saham (perbedaan ini mencolok untuk perusahaan yang berbasis pengetahuan), menunjukkan adanya missing value berupa intellectual capital. Kondisi demikian mengisyaratkan pentingnya dilakukan penilaian terhadap jenis aktiva tak berwujud tersebut. Namun demikian sampai saat ini belum ada peraturan khusus yang mengatur mengenai pengukuran dan pelaporan dari modal intelektual (Widiyaningrum, 2004). Pulic (1998; 1999; 2000) modal intelektual pada perusahaan tidaklah diukur secara langsung, melainkan merujuk pada suatu standar untuk menilai efisiensi atas nilai tambah yang menjadi hasil atas kemampuan intelektual perusahaan (Value added intellectual cofficient – VAIC
TM
). Komponen utama
dari VAICTM terdiri dari sumber daya perusahaan yaitu, 1. Physical capital (Value added capital employed – VACA), 2. Human capital (Value added human capital – VAHU), dan 3. Structural capital (Structural capital value added – STVA). Tujuan utama dari ekonomi berbasis pengetahuan adalah untuk menciptakan value added, sedangkan untuk dapat menciptakan value added dibutuhkan ukuran yang tepat tentang physical capital dan intellectual potential dikutip dari Pulic (1998). Lebih lanjut disampaikan oleh Pulic (1998) bahwa intellectual ability yang kemudian disebut dengan VAIC, menunjukkan sejauh mana kedua sumber daya tersebut (physical capital dan intellectual potential) telah dimanfaatkan secara efisien oleh perusahaan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3
Perbankan merupakan salah satu sektor industri yang memiliki modal intelektual paling intensif dan masuk kedalam kategori industri berbasis pengetahuan (knowledge bades – industries), yaitu industri yang memanfaatkan inovasi yang diciptakan untuk memberikan nilai tersendiri bagi perusahaan atas produk dan jasa yang dihasilkan untuk konsumen. Perbankan merupakan sektor bisnis yang bersifat intellectually intensive dan juga sektor jasa yang bergantung pada akal/kecerdasan manusia dalam pelayanan terhadap pelanggan. Pengaruh modal intelektual terhadap industri sektor perbankan telah dibuktikan dalam beberapa penelitian, salah satunya penelitian yang dilakukan oleh Uniariny (2012) yang menyimpulkan bahwa modal intelektual memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan sektor perbankan, meskipun tidak menunjukan signifikansi yang besar. Perbankan merupakan sektor yang memberi kontribusi penting dalam mendorong perekonomian nasional yang memiliki fungsi intermediasi terhadap dana yang diterima dari nasabah, karena pentingnya peran bank dalam menjalankan fungsinya tersebut maka perlu adanya ketentuan yang mengatur guna menjaga kepercayaan nasabah terhadap aktivitas perbankan. Salah satu peraturan yang dibentuk untuk mengatur aktivitas perbankan adalah peraturan mengenai permodalan bank, peraturan tersebut berfungsi sebagai penyangga terhadap kemungkinan terjadinya kerugian serta menjaga dana dan kepercayaan nasabah yang telah ditanamkan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4
Tingkat kesehatan bank dapat diukur melalui beberapa aspek, dimana hal tersebut diterangkan dalam Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011 mengenai tata cara Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum. Tingkat kesehatan bank diukur menggunakan pendekatan rasio (RiskBased Bank Rating / RBBR), yang meliputi faktor-faktor sebagai berikut : profil risk (risk profile), good corporate governance (GCG), rentabilitas (earning) dan permodalan (capital) untuk menghasilkan peringkat komposit tingkat kesehatan bank. Sebagai salah satu indikator tingkat kesehatan bank, permodalan merupakan bagian penting dalam menentukan nilai perusahaan. Struktur modal merupakan perimbangan antara pendanaan modal dengan hutang (debt financing) perusahaan. Dengan demikian selain ekuitas, hutang juga merupakan unsur dari struktur modal perusahaan. Struktur modal merupakan kunci perbaikan produkstivitas dan kinerja perusahaan. Struktur modal diperlukan untuk meningkatkan nilai perusahaan karena penetapan struktur modal dalam kebijakan pendanaan perusahaan menentukan profitabilitas perusahaan. Pemanfaatan
optimal
atas
sumber
daya
dan
pendanaan
dapat
meningkatkan kinerja dan memperbaiki posisi keuangan yang perusahaan miliki, dimana hal tersebut akan menarik perhatian para investor, sehingga mengarahkan pada persepsi positif yang kemudian mempengaruhi nilai perusahaan. Nilai perusahaan yang tinggi akan membuat pasar percaya tidak hanya pada kinerja perusahaan saat ini namun juga pada prospek perusahaan di masa depan. Nilai perusahaan merupakan nilai pasar dari suatu ekuitas perusahaan ditambah dengan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
5
nilai pasar hutang. Dengan demikian, perubahan dari jumlah ekuitas perusahaan dengan hutang perusahaan dapat mencerminkan nilai perusahaan. (Yuliana, 2011) Beberapa penelitian telah dilakukan berkaitan dengan modal intelektual dan struktur modal, diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Chen et al,. (2005) yang melakukan penelitian empiris hubungan antara modal intelektual dengan nilai pasar dan kinerja keuangan, yang berkesimpulan bahwa modal intelektual berpengaruh positif terhadap nilai pasar dan kinerja keuangan. Penelitian lain yang dilakukan oleh Ekowati (2012) dengan menggunakan Pertial Least Square (PLS) menyimpulkan bahwa secara statistik terdapat pengaruh positif pada modal fisik, modal finansial, dan modal intelektual terhadap kinerja perusahaan. Hans Herlambang Wicaksana (2011) menyimpulkan adanya pengaruh yang signifikan antara modal intelektual terhadap nilai dan kinerja keuangan perusahaan. Sementara itu penelitian yang dilakukan oleh Uniariny (2012) menyimpulkan adanya pengaruh antara modal intelektual terhadap nilai perusahaan meskipun tidak signifikan dan pada variabel lainnya menunjukan bahwa terdapat pengaruh signifikan pada struktur modal terhadap nilai perusahaan. Namun disisi lain terdapat beberapa penelitian yang menunjukan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara modal intelektual dengan nilai perusahaan, antara lain penelitian yang dilakukan oleh Firer dan William (2003) yang mengindikasikan bahwa hubungan antara efisiensi dari value added IC (VAICTM) dan ukuran kinerja perusahaan secara umum adalah terbatas dan tidak konsisten. Penelitian yang dilakukan Yosi Metta (2010) menyebutkan bahwa modal intelektual tidak berpengaruh terhadap nilai pasar dan kinerja keuangan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
6
perusahaan di Indonesia. Sementara itu Ni Wayan Yuniasih, Dewa Gede Wirama, I Dewa Nyoman Badera (2011) menyimpulkan bahwa modal intelektual berpengaruh positif pada kinerja keuangan perusahaan namun tidak berpengaruh pada nilai perusahaan. Disamping itu penelitian yang dilakukan oleh Meythi (2012) menunjukan bahwa tidak terdapat pengaruh signifikan antara struktur modal terhadap nilai perusahaan, dengan pertumbuhan perusahaan sebagai variabel moderating. Dari hasil penelitian terdahulu menunjukan adanya perbedaan antara hubungan modal intelektual dan struktur modal dengan nilai perusahaan, hal tersebut dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor baik dari segi kondisi industri itu sendiri maupun perbedaan teori yang digunakan pada masing-masing penelitian. Adanya ketidak-konsistenan hasil penelitian tersebut serta belum adanya peraturan khusus yang mengatur mengenai pengukuran dan pelaporan dari modal intelektual, memberikan motivasi untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Modal Intelektual dan Struktur Modal terhadap Nilai Perusahaan pada Sektor Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.
B.
Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan uraian diatas, maka penelitian ini dilakukan untuk membuktikan secara detail masalah pokok dalam penelitian ini yaitu : 1. Apakah modal intelektual berpengaruh positif terhadap
nilai
perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
http://digilib.mercubuana.ac.id/
7
2. Apakah struktur modal berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 3. Apakah modal intelektual dan struktur modal berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
C.
Tujuan dan Kontribusi Penelitian
1.
Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Memberikan bukti empiris bahwa modal intelektual berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Memberikan bukti empiris bahwa struktur modal berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 3. Memberikan bukti empiris bahwa modal intelektual dan struktur modal berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
8
2.
Kontribusi Penelitian
Adapun manfaat yang ingin dicapai dari penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Bagi Penulis Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana untuk memperluas wawasan dan pengetahuan mengenai, pengaruh modal intelektualdan struktur modal terhadap nilai perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Bagi Perusahaan Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber referensi dan informasi tambahan bagi perusahaan yang ada di Indonesia khususnya bagi perbankan, untuk lebih memperhatikan dan mengembangkan modal
intelektual
serta
menjadi
bahan
pertimbangan
dalam
pengambilan keputusan perencanaan struktur modal yang dimiliki sehingga menjadi nilai tambah dan keunggulan kompetitif bagi perusahaan. 3. Bagi Pembaca dan Masyarakat Penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi mengenai relevansi dalam menilai kinerja perusahaan melalui pengukuran modal intelektual dan struktur modal pada laporan keuangan, karena belum ada standar mengenai pengungkapan dan penyajian mengenai modal intelektual dalam laporan keuangan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/