BAB I PENDAHULUAN 1.1.
Latar Belakang Pembangunan ekonomi daerah pada dasarnya beranggapan bahwa
pengembangan wilayah sangat ditentukan oleh tumbuhkembangnya wiraswasta nasional maupun daerah. Wiraswasta mampu berkembang dengan dukungan dari kelembagaan-kelembagaan di wilayah tersebut, meliputi industri, universitas, asosiasi kegiatan perdagangan dan jasa, pemerintah daerah dan pengusaha lokal. Menurut Arsyad (1999) bahwa pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses yang mencakup pembentukan institusi-institusi baru. Perbaikan kapasitas tenaga kerja yang ada untuk menghasilkan produk dan jasa yang lebih baik.Pembangunan ekonomi daerah
pada intinya mengemukakan bagaimana
mengembangkan perekonomian daerah yang memanfaatkan potensi sumberdaya yang dimiliki, sejauhmana perdagangan dan jasa tersebut mampu menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat setempat dan menumbuhkan perekonomian daerah, serta bagaimana kelangsungannya dimasa yang akan datang. Pertumbuhan ekonomi di Kota Jambi yang mengalami peningkatan di tahun 2009 sebesar 6,46% dan tahun 2010 menjadi 6,6 % membuat Pemerintah Kota Jambi mulai berbenah untuk membangun infrastruktur Perdagangan, salah satu contohnya adalah pusat perbelanjaan. Sampai tahun 2010 terdapat paling tidak 11 pusat perbelanjan di Kota Jambi . Pada bulan September tahun 2010 telah diresmikan pusat perbelanjaan yaitu Jambi Town Square di Jalan Kapten. A. Bakarudin.
1
Pusat perbelanjaan memberikan peningkatan pendapatan bagi daerah berupa pajak, karena adanya kegiatan ekonomi. Kegiatan ekonomi yang terjadi karena faktor penggerak transaksi konsumen yang datang ke pusat perbelanjaan sudah tentu didominasi kalangan menengah ke atas. Konsumen yang datang ke pusat perbelanjaan akan memberikan akumulasi pendapatan seperti parkir, belanja, kuliner, nonton bioskop dan bermain di arena permainan. Pusat perbelanjaan adalah sebuah lambang pengakuan dari pihak-pihak terutama penyewa, bahwa baiknya iklim investasi yang ada di Kota Jambi terlebih jika penyewa berasal dari luar negeri. Pertumbuhan ekonomi yang dilihat dari pertumbuhan PDRB Kota Jambi pada tahun 2005-2010 selalu mengalami kenaikan dimana bisa dilihat pada Gambar 1.1. di bawah ini.
8.00% 7.16%
7.00% 6.00%
6.14%
5.93%
6.47%
6.66%
5.00% 4.00% 3.00% 2.00% 1.00% 0.00% 2006
2007
2008
2009
2010
Gambar 1.1. Pertumbuhan PDRB Kota Jambi tahun 2006-2010 Sumber : BPS Kota Jambi (2010: 19-20; 2011:289)
2
Pusat perbelanjaan disatu sisi memberikan keuntungan bagi para konsumen karena banyaknya barang yang tersedia disamping keleluasaan dan kenyamanan konsumen untuk memilih barang yang dibutuhkan.Selain itu, beberapa kegiatan atau usaha yang sama akan menguntungkan kalau lokasinya berdekatan satu sama lain (Rahardjo, 1983). Dengan demikian, kompleks pertokoan di sekitar pusat perbelanjaan yang menjual barang-barang yang serupa akan banyak dikunjungi oleh calon pembeli (konsumen). Sebelum krisis ekonomi pada tahun 1998 terdapat 3 (tiga) pusat perbelanjaan yang berada di Kota Jambi yaitu Matahari Department Store, Mandala, dan Tropi. Berlanjut pada masa reformasi dan otonomi daerah diberlakukan, pembangunan Pusat perbelanjaan di Kota Jambi mulai tumbuh pesat berawal dari pembangunan WTC Batanghari, Jambi Prima Mall, Meranti, Mall Kapuk, Abadi Swalayan, Hypermart dan terakhir pada tahun 2008 ditandai dengan pembangunan pusat perbelanjaan Jambi Town Square di Jalan Kapten A. Bakarudin. Dari uraian di atas dapat dikatakan pembangunan pusat perbelanjaan memiliki pengaruh bagi perdagangan dan jasa di sekitarnya. Pengaruh dari pusat perbelanjaan tersebut kiranya akan menarik apabila diteliti lebih lanjut tentang pengaruh pusat perbelanjaan terhadap perdagangan dan jasa di sekitarnya yang ada di Kota Jambi.
3
1.2.Rumusan Masalah Keberagaman aktivitas yang dapat dilakukan oleh manajemen sebuah pusat perbelanjaan mampu mengundang minat banyak orang untuk berkunjung. Konsumen yang datang ke pusat perbelanjaan memiliki berbagai macam tujuan, baik itu untuk belanja, rekreasi, melihat pameran ataupun hanya berkunjung. Sehingga aktivitas masyarakat kota memusat di sekitar pusat perbelanjaan, menjadikan sebuah peluang bagi perdagangan dan jasa di sekitar pusat perbelanjaan meraup keuntungan. Aktivitas masyarakat kota yang memusat di pusat perbelanjaan bisa menimbulkan pengaruh bagi perdagangan dan jasa di sekitarnya, dengan kata lain keberadaan pusat perbelanjaan memiliki pengaruh tertentu bagi perdagangan dan jasa di sekitarnya. Pembangunan pusat perbelanjaan di Kota Jambi saat ini sudah ada 11 unit dan Pemerintah Kota Jambi berencana untuk membangun lagi pusat perbelanjaan. Hal ini tentunya sesuatu yang menarik bagi penulis untuk meneliti bagaimana pengaruh pusat perbelanjaan terhadap perdagangan dan jasa disekitarnya. Dari pemahaman di atas dapat dirumuskan pertanyaan penelitian: 1.
Bagaimanakah pengaruh pusat perbelanjaan terhadap perdagangan dan jasa disekitarnya?
2.
Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan perdagangan dan jasa disekitar pusat perbelanjaan?
4
1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan penelitian ini adalah: 1.
Mengidentifikasi pengaruh yang ditimbulkan dari pusat perbelanjaan terhadap perdagangan dan jasa di sekitarnya di Kota Jambi.
2.
Mengidentifikasi faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan perdagangan dan jasa di sekitar pusat perbelanjaan di Kota Jambi pada saat ini.
1.4. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut: 1.
Memberikan sumbangan pikiran bagi perbaikan pengaruh pembangunan pusat perbelanjaan terhadap perdagangan dan jasa disekitarnya di Kota Jambi.
2.
Memberikan sumbangan pikiran bagi Pemerintah Kota Jambi yang ingin berbenah
dan
membangun
infrastruktur
perdagangan
seperti
pusat
perbelanjaan. 3.
Memberi landasan bagi penelitian selanjutnya guna melakukan kajian terhadap pengaruh pembangunan pusat perbelanjaan terhadap perdagangan dan jasa di sekitarnya yang akan datang.
1.5. Keaslian Penelitian Keaslian suatu penelitian dapat dilihat dari 4 (empat) hal, yaitu metode penelitian, cakupan penelitian, wilayah penelitian dan pendekatan. Penelitian yang dilakukan oleh Rachmawati (1999) mengenai peranan kampus sebagai pemicu kegiatan
pelayanan
dan
urbanisasi
spasial
serta
faktor-faktor
yang
mempengaruhinya dengan menggunakan metode studi kasus di Kota Yogyakarta
5
menghasilkan kesimpulan bahwa keberadaan kampus dapat menjadi pemicu bagi timbulnya kegiatan pelayanan dan urbanisasi spasial dan terdapat tingkat perbedaaan kemampuan kampus dalam memeicu timbulnya kegiatan pelayanan dan terjadinya urbanisasi spasial. Senada dengan Rachmawati, Yakobus (2000) juga melakukan penelitian mengenai dampak keberadaan kampus terhadap perkembangan usaha pelayanan dan jasa dengan menggunakan metode studi kasus di
Kota
Kupang
menghasilkan
pertumbuhan usaha pelayanan dan
kesimpulan
kampus
dapat
mendorong
jasa serta faktor yang mempengaruhi
perkembangan usaha pelayanan dan jasa di sekitar kampus adalah kondisi fisik lahan serta jaringan dan kondisi jalan. Marhendryanto (2003) melakukan penelitian mengenai pengaruh kampus perguruan tinggi terhadap perkembangan kawasan sekitarnya di kota semarang, dengan menggunakan metode deduktif kualitatif, memberikan kesimpulan bahwa perngaruh kampus terhadap pola pergerakan yang terjadi di kawasan sekitarnya, dipengaruhi oleh sistem pendidikan, jumlah mahasiswa, sebaran tinggal/kost mahasiswa, aktivitas harian mahasiswa, jaringan jalan dan transportasi yang melayani. Penelitian mengenai pusat perbelanjaan sebelumnya pernah dilakukan oleh Haryono (2002) dengan judul dampak kehadiran pusat perbelanjaan terhadap kegiatan perdagangan dan jasa disekitarnya. Haryono (2002) melakukan penelitian dengan menggunakan metode studi kasus di Kota Semarang, dengan hasil kehadiran pusat perbelanjaan berdampak negatif secara ekonomi namun berdampak positif secara spasial.
6
Penelitian yang dilakukan oleh penulis juga mengenai pusat perbelanjaan dengan judul pengaruh pusat perbelanjaan terhadap perdagangan dan jasa di sekitarnya di Kota Jambi. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Haryono (2002), penulis menggunakan metode deduktif kualitatif dengan variabel-variabel penelitian yang lebih ditekankan terhadap perdagangan dan jasa di sekitar pusat perbelanjaan di Kota Jambi. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari Budiharsono (2001), Branch (1995), Rachmawati (1999), Yakobus (2000), Hapriadi (2002) dan Haryono (2002). Dengan demikian terdapat perbedaan metode penelitian, cakupan penelitian, wilayah penelitian dan pendekatan antara penelitian yang dilakukan oleh penulis dengan penelitian-penelitian yang dilakukan sebelumnya.
7