1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Munculnya usaha budidaya benih ikan di Kecamatan Bojongpicung tidak terlepas dari berkembangnya budidaya perikanan air tawar di Propinsi Jawa Barat sebagai salah satu sentra budidaya ikan air tawar di Indonesia. Dalam subsistem pola intensifikasi budidaya ikan air tawar secara umum terdiri dari empat subsistem yang saling berhubungan dan tidak dapat dipisahkan diantaranya adalah subsistem pembenihan, subsistem pendederan, subsistem pembesaran dan subsistem pemasaran (Khairuman, 2002:2). Konsekuensi dari peningkatan subsistem usaha pembesaran budidaya ikan air tawar, dalam skala lokal maupun internasional telah menyebabkan terjadinya peningkatan kebutuhan akan benih ikan dan induk dalam jumlah besar (Amri dan Khairuman, 2008:10). Meningkatnya usaha pembesaran ikan dengan teknik Jaring Apung (KJA) di bendungan –bendungan besar di Jawa Barat telah mendorong munculnya subsistem usaha pembenihan yang dilakukan oleh masyarakat di sekitar daerah irigasi Cihea, Kecamatan Bojongpicung. Setelah dibangunnya bendungan-bendungan besar di Jawa Barat seperti Cirata tahun 1984 dan Saguling tahun 1985, berkembang aktivitas budidaya pembesaran ikan dengan sistem Kolam Jaring Apung (KJA). Usaha pembesaran ikan yang berkembang di bendungan tersebut memerlukan pasokan benih ikan yang dikembangkan di kolam darat. Keadaan tersebut telah memicu terjadinya aktivitas
2
ekonomi baru di sekitar Daerah Irigasi Cihea, Kecamatan Bojongpicung. Dengan tersedianya potensi pengairan yang cukup baik, petani di sekitar Daerah Irigasi memanfaatkan kondisi tersebut sebagai peluang usaha baru. Mereka mengubah lahan persawahannya yang ditanami oleh padi menjadi kolam pembenihan ikan. Mereka menyediakan pasokan benih ikan ke petani pendeder ikan di Bandung yang kemudian menjual benih ikan ke petani pembesar ikan di bendungan- bendungan besar di Jawa Barat seperti bendungan Cirata, dan Saguling. Dalam pola budidaya perikanan hal ini merupakan keterkaitan antara subsistem pembenihan, subsistem pendederan dan subsistem pembesaran. Keberadaaan irigasi Cihea di Kecamatan Bojongpicung menyediakan kualitas air yang baik untuk budidaya benih ikan. Air sebagai media hidup ikan adalah faktor yang sangat penting dalam budidaya benih ikan. Sumber air dalam usaha budidaya benih ikan di Kecamatan Bojongpicung berasal dari irigasi Cihea yang mengalir ke daerah persawahan milik warga. Aliran air dari irigasi Cihea masih jernih dan belum mengalami pencemaran berat karena tidak adanya aktivitas industri dengan skala besar yang berkembang di daerah tersebut, sehingga kualitas airnya masih terjaga dan cocok untuk mengembangkan budidaya benih ikan. Para petani di Kecamatan Bojongpicung kemudian memanfaatkan kesempatan tersebut untuk mengembangkan usaha budidaya benih ikan air tawar sebagai alternatif usaha baru bagi masyarakat. Usaha budidaya benih ikan diperkirakan mulai dirintis secara intensif oleh masyarakat di Kecamatan Bojongpicung sekitar tahun 1990. Setelah dibangunnya bendungan-bendungan besar di Jawa Barat seperti Cirata tahun 1984 dan Saguling
3
tahun 1985 yang merupakan pasar akhir dari usaha budidaya benih ikan ini. Pada awalnya sebagian besar penduduk di Kecamatan Bojong Picung adalah petani padi, bahkan Kecamatan Bojongpicung dikenal sebagai salah satu daerah lumbung padi di Kabupatean Cianjur. Kemudian warga dari desa Jati menguji cobakan usaha pembenihan ikan di lahan sawah miliknya setelah membaca petunjuk dari buku dan mengikuti penyuluhan-penyuluhan. Uji coba usaha benih ikan tersebut berhasil, dan mendapatkan respon yang baik dari para petani setempat. Hal tersebut terbukti dengan banyaknya petani di Kecamatan Bojongpicung yang kemudian ikut serta menekuni usaha budidaya benih ikan tersebut secara bertahap, sehingga di Kecamatan Bojongpicung terjadi peralihan profesi masyarakat petani dari petani padi menjadi petani ikan. Budidaya perikanan yang di kembangkan di Kecamatan Bojongpicung adalah usaha budidaya benih ikan. Tekniknya adalah dengan mengubah lahan persawahan milik petani menjadi kolam pembenihan ikan. Usaha budidaya ikan air tawar di Kecamatan Bojongpicung tidak dikembangkan hingga usaha pembesaran karena kurangnya pakan alami yang terdapat di daerah tersebut. Sehingga untuk usaha pembesaran dilakukan di daerah lain yang kaya akan pakan alami untuk menekan biaya produksi. Berkembangnya usaha budidaya benih ikan di Kecamatan Bojongpicung, yang mengakibatkan terjadinya peralihan profesi petani dari petani padi menjadi petani ikan di perkirakan telah menimbulkan adanya perubahan etos kerja pada masyarakat di Kecamatan Bojongpicung. Berubahnya tempat mata pencaharian
4
masyarakat dari sawah menjadi kolam ikan telah mendorong mereka untuk melakukan adaptasi terhadap kondisi tersebut. Pada awalnya sebagai masyarakat petani mereka hanya mengenal teknik mengolah sawah, dan cenderung statis dalam berusaha tapi karena perubahan tempat mata pencahariannya dari sawah menjadi kolam ikan mendorong mereka untuk mempelajari teknik baru yaitu teknik budidaya benih ikan. Usaha budidaya benih ikan tersebut juga menimbulkan
kreativitas untuk dapat bersaing dalam
melangsungkan usahanya, contohnya salah seorang warga di kampung Cibihbul, Desa Jati sejak tahun 2001 telah berupaya mengembangkan budidaya udang galah. Sehingga budidaya perikanan di Kecamatan Bojongpicung lebih beragam selain budidaya benih ikan juga mulai berkembang budidaya udang galah. Melihat
perkembangan
usaha
budidaya
benih
ikan
di
Kecamatan
Bojongpicung. Dinas Perikanan Peternakan dan Kelautan Kabupaten Cianjur kemudian ikut serta mengembangkan usaha tersebut. Salah satu bentuk dukungannya adalah dengan membangun Balai Benih Ikan di desa Jati pada tahun 2001. Balai Benih Ikan desa Jati dalam perkembangannya telah mendorong berkembangnya usaha-usaha berupa Unit Pembenihan Rakyat atau UPR. Dengan semakin berkembangnya kelembagaan kelompok pembenihan ikan (UPR), diharapkan kebutuhan benih ikan dapat tercukupi seiring dengan permintaan benih ikan yang cukup tinggi sehingga dapat menimbulkan peluang lapangan kerja baru di bidang perikanan khususnya di Kecamatan Bojong Picung.
5
Dari hal –hal yang telah dipaparkan di atas, maka penulis tertarik untuk menuliskannya dalam skripsi yang berjudul ”Perkembangan Usaha Budidaya Benih Ikan dan Dampaknya Terhadap Kehidupan Sosial-Ekonomi Masyarakat di Kecamatan
Bojongpicung,
Kabupaten
Cianjur
Tahun
1990-2006”.
Alasan
ketertarikan penulis mengambil judul tersebut adalah, Pertama, karena banyaknya masyarakat di Kecamatan Bojongpicung yang beralih profesi dari petani padi menjadi petani ikan bahkan banyak dari masyarakat di Kecamatan Bojongpicung yang menggeluti usaha budidaya benih ikan, namun disisi lain banyak juga masyarakat yang masih tetap bertahan sebagai petani padi. Kedua, Kecamatan Bojongpicung yang awalnya dikenal sebagai salah satu lumbung padi di Cianjur, kini mulai dikenal juga sebagai lumbung ikan air tawar dengan mengembangkan budidaya perikanan, dalam hal ini penulis ingin mengetahui lebih jauh tentang asal mula dan perkembangan usaha budidaya benih ikan di Kecamatan Bojongpicung serta faktor pendorong usaha budidaya benih ikan ini dapat berkembang dengan cepat di Kecamatan Bojongpicung. Ketiga, Kurun waktu yang dipilih adalah dari tahun 1990 yaitu ketika mulai dirintisnya usaha budidaya benih ikan ini oleh masyarakat Kecamatan Bojongpicung setelah dibangunnya bendungan-bendungan besar di Jawa Barat seperti Cirata tahun 1984 dan Saguling tahun 1985. Kurun waktu penelitian diakhiri sampai tahun 2006 yaitu ketika usaha budidaya benih ikan di Kecamatan Bojongpicung, mulai berkembang dengan pesat ke beberapa desa diantaranya adalah Desa Jati, Desa Cibarengkok, Desa Bojongpicung dan Desa Cikondang. Balai Benih Ikan Jati (BBI)
6
dalam perkembangannya juga telah mendorong berkembangnya usaha-usaha berupa Unit Pembenihan Rakyat atau UPR yang dinilai telah berhasil meningkatkan pendapatan masyarakat, pada tahun 2006 juga dianggap sebagai cerminan (reflection) terhadap kemajuan usaha pembenihan ikan pada tahun-tahun selanjutnya.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merumuskan masalah utama dalam penulisan skripsi ini, yaitu “Mengapa usaha budidaya benih ikan menjadi alternatif pilihan usaha baru masyarakat di Kecamatan Bojongpicung?” untuk membatasi ruang lingkup penelitian ini, maka penulis membatasainya dalam beberapa pertanyaan sebagai rumusan masalah, diantaranya adalah : 1.
Bagaimana
kehidupan
sosial-ekonomi
masyarakat
di
Kecamatan
Bojongpicung? 2.
Bagaimana upaya masyarakat dalam mengembangkan usaha budidaya benih ikan di Kecamatan Bojongpicung tahun 1990-2006?
3.
Bagaimana kontribusi dari usaha budidaya benih ikan terhadap kehidupan sosial-ekonomi para petani pembenih ikan di Kecamatan Bojongpicung tahun 1990-2006?
1.3 Tujuan Penelitian Dalam penelitian ini tentunya terdapat tujuan yang ingin penulis capai. Hal tersebut disebabkan penulisan sejarah bukanlah sekedar memaparkan fakta –fakta
7
yang didapat, tetapi juga untuk mendapatkan pelajaran dari nilai-nilai yang terkandung dalam sebuah peristiwa masa lampau. Adapun tujuan khusus yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Menjelaskan gambaran umum tentang kehidupan sosial-ekonomi masyarakat di Kecamatan Bojongpicung, meliputi karakteristik, gaya hidup, etos kerja dan interaksi sosial masyarakat di Kecamatan Bojongpicung serta potensi sumber daya alam yang terdapat di Kecamatan Bojongpicung. 2. Menjelaskan upaya yang dilakukan masyarakat dalam mengembangkan usaha budidaya benih ikan, sehingga dapat berkembang dengan baik di lihat dari aspek
manajemen
usaha,
permodalan,
produksi,
pemasaran, jumlah
pengusaha, luas tanah yang diubah menjadi kolam ikan, serta kuantitas dan kualitas ikan. 3. Menjelaskan tentang kontribusi dari usaha budidaya benih ikan terhadap kehidupan sosial-ekonomi para petani pembenih ikan di Kecamatan Bojongpicung meliputi perubahan sosial yang terjadi dalam kehidupan masyarakat seperti mobilitas sosial, pendidikan dan masalah sosial lainnya serta kondisi ekonomi masyarakat dengan memperhatikan aspek tingkat kesejahteraan masyarakat dilihat dari penghasilan yang diperoleh dan aspek ekonomi lainnya.
8
1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi semua pihak. Diantaranya adalah dapat menambah pengetahuan mengenai data dan informasi tentang perkembangan budidaya benih ikan di Kecamatan Bojongpicung pada tahun 1990-2006, menjadi bahan informasi mengenai kehidupan sosial ekonomi masyarakat petani di Kecamatan Bojongpicung khususnya petani ikan dan juga menambah pengetahuan mengenai peranan usaha budidaya benih ikan dalam mengembangkan perekonomian rakyat yang berada di Kecamatan Bojongpicung Kabupaten Cianjur.
1.5 Metode dan Teknik Penelitian 1.5.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah metode historis. Menurut Ismaun (2005:34) metode historis adalah rekontruksi imajinatif tentang gambaran masa lampau peristiwa –peristiwa sejarah secara kritis analitis berdasarkan bukti –bukti dan data peninggalan masa lampau yang disebut sumber sejarah. Metode historis dalam prosesnya mencangkup empat hal: 1. Heuristik Tahap heuristik merupakan langkah awal dari metode histories dengan melakukan pencarian dan penelusuran terhadap sumber-sumber yang relevan baik sumber primer maupun sumber sekunder sehingga dapat dipergunakan dalam menjawab pertanyaan yang akan dibahas. Sumber-sumber yang digunakan dalam penelitian ini berupa dokumen-dokumen baik yang diterbitkan maupun tidak, buku-
9
buku dan sumber tertulis lainnnya. Selain sumber tertulis, digunakan pula sumber lisan yang dianggap dapat memberikan informasi terhadap permasalahan yang dikaji. Sumber lisan diperoleh dengan teknik wawancara. 2. Kritik Sumber Pada tahap ini, penulis mencoba untuk menilai dan mengkritisi sumbersumber yang terkumpul. Fungsi dari proses ini adalah untuk mengetahui apakah sumber-sumber yang dipergunakan itu relevan atau tidak dengan permasalahan yang dikaji oleh penulis. Kritik sumber adalah metode untuk menilai sumber yang kita butuhkan. Penilaian sumber sejarah memiliki dua aspek yaitu aspek internal dan eksternal dari sumber sejarah. Sumber-sumber yang kita peroleh dipilih melalui kritik eksternal, yaitu cara pengujian terhadap aspek –aspek luar dari sumber sejarah yang digunakan, baik sumber lisan maupun sumber tertulis dan kritik internal, yakni cara pengujian yang dilakukan terhadap isi dari sumber tersebut. 3. Interpretasi Pada tahap ini penulis memberikan penafsiran terhadap fakta –fakta yang telah diperoleh selama melakukan penelitian. Tahap ini dilakukan melalui historical thinking, yaitu peneliti berusaha memahami lebih dalam sebuah peristiwa sejarah dengan memposisikan diri sebagai pelaku sehingga seolah-olah dapat menghidupkan kembali peristiwa sejarah tersebut. Untuk mempertajam analisis atas fakta –fakta dalam penelitian ini, dilakukan pendekatan interdisipliner dengan menggunakan beberapa konsep ilmu sosial lainnya seperti sosiologi, antropologi dan ekonomi yang relevan dengan permasalahan yang dibahas.
10
4. Historiografi Historiografi merupakan tahap akhir dari sebuah penelitian sejarah. Historiografi disebut juga penulisan sejarah. Menulis sejarah merupakan suatu kegiatan intelektual dan merupakan suatu cara yang utama untuk memahami sejarah. Ketika sejarawan memasuki tahap menulis, maka ia mengerahkan seluruh daya pikirnya, bukan saja kerterampilan teknis penggunaan kutipan-kutipan ataupun catatan-catatan tetapi yang terutama adalah penggunaan pikiran-pikiran kritis dan analisisnya. Pada akhirnya seorang sejarawan harus menghasilkan suatu sintesis dari seluruh hasil penelitiannya atau penemuannya itu dalam suatu penelitian utuh yang disebut Historigrafi (Sjamsudin, 1996: 156). 1.5.2 Teknik penelitian Teknik penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam kepentingan untuk mengkaji dan menganalisis permasalahan yang diangkat adalah dengan studi literatur dan wawancara: 1. Study literatur Studi literatur merupakan teknik yang digunakan oleh penulis dengan cara membaca berbagai sumber tertulis yang mendukung serta relevan dengan permasalahan yang dikaji. Kegiatan ini dilakukan melalui study kepustakaan melalui buku –buku yang berkaitan dengan permasalahan yang akan dikaji oleh penulis. Termasuk arsip-arsip dan dokumen-dokumen daerah untuk mendapatkan informasi yang akan memperkuat pengakajian dan analisis terhadap data-data yang sesuai dengan penelitian yang akan di kaji penulis.
11
2. Wawancara Teknik ini digunakan untuk memperoleh data yang diperlukan dengan cara mengajukan pertanyaan yang dijawab secara lisan oleh narasumber. Hal tersebut dimungkinkan karena terbatasnya sumber tertulis, sehingga dalam pengumpulan sumber penelitian tentang perkembangan usaha budidaya benih ikan dan dampaknya terhadap kehidupan sosial-ekonomi masyarakat di Kecamatan Bojongpicung, Kabupaten Cianjur Tahun 1990-2006, membutuhkan teknik wawancara untuk mempermudah mengumpulkan sumber.
1.6 Sistematika Penulisan Penulisan skripsi disusun dengan sistematika sebagai berikut : Bab I Pendahuluan, dalam bab I ini akan dikemukakan latar belakang masalah mengapa penulis memilih tema ini, selain itu bab ini memuat rumusan masalah yang akan dibahas, tujuan penulisan yang menjelaskan tentang hal-hal yang akan disampaikan untuk menjawab semua permasalahan yang telah ditentukan, manfaat penelitian yang dilakukan, teknik dan metode penelitian, serta yang terakhir dipaparkan adalah tentang sistematika penulisan. Bab II Tinjauan Pustaka, dalam Bab ini akan berisikan penjabaran mengenai sumber-sumber kepustakaan yang digunakan dan mendukung terhadap permasalahan yang sedang dikaji oleh penulis yaitu mengenai perkembangan usaha budidaya benih ikan dan dampaknya terhadap kehidupan sosial-ekonomi masyarakat di Kecamatan Bojongpicung, Kabupaten Cianjur Tahun 1990-2006. Kajian pustaka ini merupakan
12
kerangka dasar berfikir bagi penulis untuk dapat memahami temuan-temuan yang diperoleh di lapangan, sehingga di harapkan dapat mempermudah dalam melakukan analisis terhadap permasalahan yang dikaji. Bab III Metode dan Teknik Penelitian. dalam bab ini akan dibahas mengenai langkah-langkah metode dan teknik penelitian yang dilakukan penulis untuk keperluan mendapatkan sumber-sumber sejarah yang relevan dengan permasalahan yang menjadi bahan kajian, adapun langkah –langkah tersebut meliputi heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi Bab IV Usaha Budidaya Benih Ikan di Kecamatan Bojongpicung, Kabupaten Cianjur Tahun 1990-2006 (Kajian Sosial - Ekonomi). Bab ini merupakan uraian penjelasan terhadap aspek-aspek yang menjadi pertanyaan dalam rumusan masalah sebagai bahan kajian penulis. Pembahasannya meliputi gambaran umum tentang wilayah Kecamatan Bojongpicung, kehidupan sosial-ekonomi masyarakat di Kecamatan Bojongpicung, Kabupaten Cianjur tahun 1990-2006, upaya yang dilakukan oleh masyarakat dalam mengembangkan usaha budidaya benih ikan sehingga dapat berkembang dengan cepat dan dijadikan sebagai alternatif usaha baru di Kecamatan Bojongpicung, serta kontribusi adanya usaha budidaya benih ikan terhadap kehidupan sosial-ekonomi para petani ikan di Kecamatan Bojongpicung tahun 1990-2006. Pembahasan dalam bab ini di tulis berdasarkan sumber tertulis yang diperoleh dan juga dari hasil wawancara. Bab V Kesimpulan, dalam Bab terakhir ini akan dikemukakan beberapa kesimpulan yang merupakan analisis penulis terhadap permasalahan yang telah
13
diajukan sebelumnya secara keseluruhan, tentunya setelah penulis menganalisis semua fakta yang didapat dengan di dukung oleh berbagai sumber literatur yang telah penulis baca serta dilakukan pengkajian pada bab sebelumnya.
14