BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Masalah Masyarakat pada umumnya masih mempunyai persepsi bahwa sejarah merupakan mata pelajaran yang membosankan. Tidak heran jika sampai sekarang pendidikan sejarah belum dapat dikatakan meningkat mutunya secara signifikan kalau dibandingkan dengan negara- negara lain. Hal ini juga disebabkan karena model pembelajaran yang seringkali digunakan adalah model pembelajaran konvensional yang cenderung monoton, di mana seorang guru hanya memberikan uraian teori dan memberikan contohcontoh soal. Dengan model pembelajaran yang seperti itu siswa hanya akan menggunakan otak kirinya untuk bekerja, akibatnya siswa akan merasa bosan dan jenuh, bahkan mungkin stres. Menurut Rustiyah dalam Suryosubroto (1997) pelaksanan proses belajar mengajar di sekolah terdapat beberapa aspek kemampuan yang harus dikuasai dan dilakukan oleh guru supaya KBM dapat efektif , yaitu : 1.
Membelajarkan siswa secara aktif
2.
Mempergunakan banyak metode mengajar (variasi metode)
3.
Memberikan motivasi belajar siswa yang tepat
4.
Materi yang diajarkan sesuai dengan kurikulum dan kebutuhan masyarakat
5.
Mempertimbangkan perbedaan individual siswa
6.
Selalu membuat perencanaan sebelum mengajar
1
7.
Memberikan pengaruh yang sugestif kepada siswa
8.
Memilih keberanian dalam menghadapi siswanya dan masalah yang timbul sewaktu PBM berlangsung
9.
Mampu menciptakan situasi yang demokratis disekolah
10. Sewaktu menyajikan bahan pengajaran,guru memberikan masalahmasalah yang merangsang siswa untuk berfikir 11. Mengintegrasikan semua pelajaran yang diberikan kepada siswa 12. Menghubungkan mata pelajaran di sekolah dengan kebutuhan nyata di masyarakat 13. Memberikan kebebasan kepada siswa untuk dapat menyelidiki mengamati sendiri, belajar sendiri dan mencari pemecahan, masalah sendiri 14. Menyusun perencanaan pengajaran remedial dan diberikan kepada siswa yang memerlukan Tahap awal sebagai usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan sejarah yaitu membuat pembelajaran yang menyenangkan sehingga siswa tidak perlu merasa takut dan bosan untuk mengikuti pelajaran sejarah. Dengan berkembangnya dunia pendidikan, maka banyak penelitian yang menunjukkan bahwa kondisi belajar yang menyenangkan lebih efektif daripada kondisi yang tidak menyenangkan. Kondisi menyenangkan bisa membuat siswa tidak benci pada mata pelajaran sejarah, karena dalam kehidupan sehari-hari manusia senantiasa dihadapkan pada masalah masalah
2
yang bertumpu pada masa lalu yang mempengaruhi kehidupan sekarang dan menentukan kehidupan yang akan datang. Ada banyak cara menurut peneliti supaya pelajaran sejarah menjadi menyenangkan, yaitu : 1.
Digunakannya metode dan strategi pembelajaran yang bervariasi
2.
Membuat siswa untuk aktif dalam berfikir dan berbuat sesuatu
3.
Mengkondisikan belajar sambil bermain. Disini siswa bisa berinteraksi dengan teman lainnya. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyelesaikan masalahnya (soal) kemudian meminta siswa untuk mengemukakan bagaimana siswa tersebut menyelesaikan masalah yang dihadapi
4.
Tidak memarahi siswa apabila siswa tersebut melakukan kesalahan dalam
menyelesaikan
masalahnya
tetapi
mambantu
siswa
mengetahui kesalahannya dan menemukan penyelesaiannya yang benar. 5.
Siswa dilatih untuk bersikap terbuka. Dengan sikap terbuka itu guru lebih mudah untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap pelajaran dan mengetahui apa yang ada dalam pikiran siswa. Pola pembelajaran yang dikembangkan di Indonesia dewasa ini
menuntut keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dan juga menuntut kreatifitas siswa untuk mengolah data yang diberikan guru. Keaktifan belajar yang rendah dalam pembelajaran dapat terjadi karena metode yang digunakan kurang melibatkan aktifitas siswa secara langsung. Pembelajaran
3
di kelas masih banyak didominasi oleh guru sehingga kurang mampu membangun persepsi, minat dan sikap siswa yang lebih baik. Proses pembelajaran yang berpusat pada guru menyebabkan siswa mengalami kebosanan. Akibatnya berdampak pada prestasi belajar yang secara umum kurang memuaskan. Berdasarkan observasi mata pelajaran Sejarah kelas XI IPS 1 SMA Kristen Satya Wacana bahwa hasil ulangan harian beberapa siswa masih dibawah. Kriteria ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran sejarah 65. Hasil tes dari 32 siswa yang tuntas nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) 65 baru mencapai 60 % dan sisanya 40 % belum mencapai KKM. Rendahnya ketuntasan belajar Sejarah di SMA Kristen Satya Wacana disebabkan oleh beberapa hal antara lain :1) Kurangnya keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran karena masih didominasi oleh guru.2) Metode yang digunakan masih konvensional sehingga siswa merasa jenuh / bosan.3) Banyaknya materi yang harus dipelajari oleh siswa sehingga siswa mengalai kesulitan dalam proses belajarnya.4) Minat belajar siswa yang rendah terhadap
sejarah.5)
Hasil
belajar
yang
mengacu
prestasi
belum
menunjukkan hasil yang maksimal. Melibatkan siswa secara optimal dalam proses belajar mengajar merupakan salah satu cara yang strategis bagi pendidik untuk meningkatkan dan memperbaiki layanan pendidikan. Keterlibatan siswa dalam hal ini tidak hanya saja akan tetapi perlu memperhatikan aspek lainnya yaitu aspek afektif dan psikomotorik. Di dalam usaha meningkatkan kualitas subjek
4
didik, guru harus memiliki, determinasi tinggi, pembaharuan- pembaharuan, metode mengajar yang tepat, dan memperhatikan situasi kelas. Untuk itu tindakan kelas merupakan langkah yang tepat untuk mewujudkan hal itu. Dengan memperhatikan uraian di atas, peneliti mencoba untuk memberikan alternatif model pembelajaran aktif Quiz Team. Pembelajaran Quiz Team merupakan salah satu pembelajaran aktif yang dikembangkan oleh Mel Silberman di mana siswa dibagi ke dalam tiga tim. Setiap siswa dalam tim bertanggung jawab untuk menyiapkan kuis jawaban dan tim yang lain menggunakan waktu untuk memeriksa catatannya. Dengan adanya pertandingan akademis ini terciptalah kompetisi antar kelompok, para siswa akan senantiasa berusaha belajar dengan motivasi yang tinggi agar dapat memperoleh nilai yang tinggi dalam pertandingan dan siswa akan memiliki minat untuk belajar sejarah. Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul "Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Sejarah dengan Model Pembelajaran Quiz Team pada Siswa Kelas XI IPS 1 SMA Kristen Satya Wacana Salatiga Tahun Pelajaran 2012-2013". Dengan penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan menciptakan
suasana
pembelajaran
yang
penggunaan model pembelajaran Quiz Team.
5
menyenangkan
dengan
B.
Identifikasi Masalah Dalam penelitian ini, peneliti melakukan identifikasi masalah yaitu bahwa di kelas XI IPS 1 SMA Kristen Satya Wacana Salatiga hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran Sejarah masih rendah. Berikut ini adalah beberapa penyebab hasil belajar siswa rendah : 1. Kurangnya keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran karena masih didominasi oleh guru . 2.
Metode yang digunakan masih konvensional yaitu dengan metode ceramah sehingga siswa merasa jenuh / bosan.
3. Banyaknya materi yang harus dipelajari oleh siswa sehingga siswa mengalami kesulitan dalam proses belajarnya 4. Minat belajar siswa yang rendah terhadap sejarah 5. Hasil belajar yang mengacu prestasi belum menunjukkan hasil yang maksimal C.
Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan diteliti dapat dirumuskan: Apakah peningkatan hasil belajar IPS sejarah dapat diupayakan dengan menggunakan model pembelajaran Quiz Team pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Kristen Satya Wacana Salatiga tahun Pelajaran 2012-2013.
D.
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPS sejarah dengan menggunakan model pembelajaran Quiz Team pada
6
siswa kelas XI IPS 1 SMA Kristen Satya Wacana Salatiga Semester 1 Tahun Pelajaran 2012-2013. E.
Manfaat Penelitian Dari penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat : 1. Manfaat secara teoritis yaitu : a. Menambah literatur ilmiah bidang ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan penggunaan model pembelajaran inovatif Quiz Team pada mata pelajaran IPS Sejarah b. Memperkaya khasanah ilmu pengetahuan dan informasi di bidang pendidikan c. Dapat
dijadikan
sebagai
acuan
dalam
penelitian
tentang
pembelajaran di Sekolah. 2. Manfaat secara praktis yaitu : a. Bagi siswa Diharapkan siswa selalu meningkatkan kreatifitas dan motivasi belajar. b. Bagi Guru Mendorong guru untuk menciptakan proses belajar mengajar yang bisa menumbuhkan ketertarikan siswa terhadap ilmu pengetahuan sosial dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat dan efektif dalam penyampaian materinya.
7
c. Bagi Sekolah Sekolah dapat lebih meningkatkan kualitas proses belajar mengajar dan memberi kesempatan kepada gurunya untuk mengelola proses belajar secara leluasa. d. Pada Mata Pelajaran Sejarah 1) Mendapatkan cara untuk menarik minat siswa dalam mata pelajaran sejarah dan mewujudkan siswa menyukai sejarah 2) Melatih siswa berpikir logis, rasional, kritis dan cermat
8