BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemampuan beradaptasi adalah salah satu syarat manusia untuk dapat bertahan hidup. Siswa SD memerlukan kemampuan ini dalam hubungan sosial sehingga ia mampu menyesuaikan dan menerima pembelajaran di sekolah. Secara umum adaptasi merupakan proses penyesuaian individu dengan lingkungan tempat ia hidup dan melaksanakan seluruh aktivitasnya sehari-hari (Kamus lengkap Bahasa Indonesia, (2010;10). Terdapat tiga jenis adaptasi, pertama adalah adaptasi morfologi yang merupakan penyesuaian bentuk tubuh untuk kelangsungan hidupnya, kedua disebut dengan adaptasi fisiologi merupakan penyesuaian fungsi fisiologi tubuh untuk mempertahankan hidupnya, dan ketiga adalah adaptasi tingkah laku merupakan adaptasi yang didasarkan pada tingkah laku. Dikaitkan dengan kemampuan siswa Sekolah Dasar, beradaptasi lebih ditekankan pada penyesuaian tingkah laku dalam hubungan sosial di sekolah. Siswa sebagai manusia biasa, mempunyai segala macam problema dalam hidupnya. Khususnya di lingkungan sekolah, siswa kurang atau belum mempunyai kemampuan dalam beradaptasi dengan lingkungan sosial. Padahal kemampuan beradaptasi ini mempunyai peranan penting untuk membentuk perilaku dan hubungan sosial siswa, terlebih lagi untuk mendukung tahap-tahap pendidikannya. Kemampuan beradaptasi pada masa kanak-kanak itu demikian pentingnya, sehingga jika anak tidak mencapai kemampuan beradaptasi minimum hingga sekitar usia enam tahun, besar kemungkinan mereka akan menghadapi masalah pada masa dewasanya . Kemampuan beradaptasi pada anak Sekolah Dasar terlihat dalam proses sosialisasi, anak menunjukkan perilaku sesuai aturan-aturan sosial
yang ditentukan. Anakpun mulai
membutuhkan teman dekat, yaitu teman sebagai orang yang dapat membantu jika dibutuhkan. Umumnya teman dekat ini adalah kelompok sebayanya. Kelompok sebaya dapat sebagai model dalam berperilaku, di mana anak cenderung meniru perilaku kelompoknya. Jika mempunyai teman berperilaku sesuai tuntutan masyarakat, anak pun akan mengikutinya. Berbagai karakteristik dari kelompok sebaya menunjukkan bahwa kelompok sebaya memiliki keunikan tersendiri yang mungkin tidak dijumpai di kelompok yang lain. Hal ini pula yang membuat anak sebagai anggota kelompok dapat mempelajari pola-pola perilaku anggota kelompoknya. Kenyataan di SDN 1 Dutulanaa Kecamatan Limboto tampak bahwa, siswa belum mampu bekerjasama, tidak memiliki rasa percaya diri, belum mampu mentaati peraturan dan disiplin sekolah. Secara keseluruhan perilaku yang tampak dari siswa tersebut adalah indikator dari kemampuan beradaptasi tingkah laku negatif dan apabila dipersentasekan kira-kira mencapai 40% dari jumlah keseluruhan siswa di SDN 1 Dutulanaa Kecamatan Limboto khususnya yang berada di kelas IV (empat). Sebagai upaya untuk mengatasi masalah siswa tersebut di atas maka perlu dicarikan strategi atau Metode yang efektif untuk meningkatkan kemampuan beradaptasi dimaksud, salah satunya adalah Metode bermain peran. Metode bermain peran yang termasuk dalam Metode khusus konseling ini dipilih untuk mengarahkan dan melatih kemampuan siswa kaitannya dengan adaptasi tingkah laku dalam proses pembelajarannya di sekolah, dengan beberapa pertimbangan sebagai berikut : menurut Tedjasyaputra (2010;36), (1) Bermain peran lebih efektif dalam meningkatkan kemampuan beradaptasi,(2) Anak lebih menyukai Metode bermain peran dibandingkan dengan model pembelajaran lainnya, (3) Bermain peran dapat menciptakan
kemampuan adaptasi anak, maka perlu dilakukan penelitian tindakan secara cermat tentang kemampuan beradaptasi siswa disekolah. Berdasarkan penjelasan diatas, olehnya dalam penelitian ini penulis lebih memfokuskan penelitian pada peningkatan kemampuan beradaptasi pada siswa kelas IV di SDN 1 Dutulanaa Kecamatan Limboto melalui metode bermain peran. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah maka, dapat di identifikasikan masalah penelitian sebagai berikut : 1.2.1
Masih ada 40 % siswa menunjukkan kemampuan beradaptas yang kurang baik .
1.2.2
Belum optimalnya pelaksanaan bimbingan dan konseling di Sekolah Dasar
1.3 Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah Metode bermain peran dapat meningkatkan kemampuan beradaptasi pada siswa kelas IV di SDN 1 Dutulanaa Kecamatan Limboto ?.” 1.4 Cara Pemecahan Masalah Salah satu alternative pemecahan masalah meningkatkan kemampuan beradaptasi pada siswa kelas IV di SDN 1 Dutulanaa Kecamatan Limboto dapat diatasi melalui metode bermain peran dengan langkah – langkah sebagai berikut : 1) Persiapan a) Menetapkan topik atau masalah serta tujuan yang ingin dicapai. b) Guru memberikan gambaran masalah dalam situasi yang akan disimulasikan.
c) Guru menetapkan pemain yang akan terlibat dalam simulasi, peranan yang
harus
dimainkan pemeran, serta waktu yang disediakan. d) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya khususnya
pada
siswa yang terlibat dalam pemeranan simulasi. 2) Pelaksanaan a) Simulasi mulai dimainkan oleh kelompok pemeran. b) Para siswa lainnya mengikuti dengan penuh perhatian. c) Guru memberikan bantuan kepada pemeran yang mendapat
kesulitan.
d) Simulasi hendaknya dihentikan pada saat puncak. Hal ini dimaksudkan untuk mendorong siswa berpikir dalam menyelesaikan masalah yang sedang disimulasikan. 3) Penutup a) Melakukan diskusi baik tentang jalannya simulasi maupun materi
cerita
yang
disimulasikan. Guru harus mendorong agar siswa dapat memberikan kritik dan tanggapan terhadap proses pelaksanaan
simulasi.
b) Merumuskan kesimpulan. 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian dan rumusan masalah sebelumnya, maka tujuan dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan beradaptasi pada siswa kelas IV di SDN 1 Dutulanaa Kecamatan Limboto melalui metode bermain peran. 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: a. Untuk siswa: Memberi motivasi dalam kemampuan beradaptasi di sekolah maupun dalam kegiatan kesehariannya.
b. Untuk guru: Memberi pengalaman bagi guru dalam melaksanakan kegiatan pembimbingan di Sekolah Dasar khususnya dalam pelaksanaan Metode bermain peran. c. Untuk Orang tua: Memberi tambahan pengetahuan mengenai pemeliharaan kemampuan adaptasi dalam tingkah laku. d. Untuk Sekolah: Memberi pemahaman tentang metode-metode khusus dalam Bimbingan dan Konseling di sekolah dalam meningkatkan kemampuan beradaptasi khususnya dalam tingkah laku siswa.