BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Menurut Priantara(2013:2) Fraud
di Indonesia diawali dengan
Vereenigde Oost–indische Campaign (VOC) yang didirikan tahun 1602 dan selama 200 tahun menikmati kejayaan kolonialisme dan monopoli perdagangan di Asia, khususnya Indonesia VOC diakui sebagai perusahaan multinasionalpertama di dunia dan perusahaan pertama di dunia yang menerbitkan saham. Pada akhir abad ke-18,
VOC mengalami penurunan sehingga dijuluki dengan Vergaan
Onder Corruptie (merujuk akronim VOC) yang diterjemahkan sebagai binasa oleh korupsi Perished by Corruption. VOC bangkrut dan secara
formal
dibubarkan pada tahun 1800 dan kepemilikan aset dan utang diambil alih oleh pemerintah Hindia Belanda di Indonesia. Kejahatan pegawai (Fraud Employee) pada dasarnya adalah suatu tindakan kejahatan yang dilakukan pegawaiuntuk mengambil keuntungan dari pihak lain yang direncanakan yang dilakukan di dalam perusahaan pemerintah ataupun swasta tempat pegawai bekerja. Kejahatan ini biasanya dilakukan oleh pegawai perseorangan, kelompok ataupun jaringan kelompok. Survey yang dilakukan oleh Association of Certified Fraud Examiners(2014) berdasarkan posisinya menunjukkan bahwa 42% pegawai paling banyak melakukan tindakan fraud dibandingkan dengan posisi manajer dan eksekutif. Tahun 2008 kejahatan yang dilakukan oleh pegawai mencapai 39.70%, di tahun 2010 naik menjadi 42.10% dan mengalami penurunan pada tahun 2012
1
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2
menjadi41.60%, dan di tahun 2014 mengalami peningkatan sebesar 0.4%. penelitian ACFE dari tahun 2008-2014 menunjukkan rata-rata fraud yang dilakukan oleh pegawai mengalami peningkatan dibandingkan dengan manajer dan eksekutif. Tindakan kecurangan yang dilakukan pegawai di perusahaan bukan hal yang baru, contoh saja pembobolan dana dan aset nasabah yang melibatkan oknum bank. Kasus dugaan pemalsuan emas milik Ratna Dewi seberat 59 kilogram. Emas-emas tersebut digadaikan oknum BRP dan polisi menetapkan 7 karyawan BRI sebagai tersangka (Tribunnews, 2013). Peristiwa lain yang terjadi di dunia perbankan adalah Senior Relationship Manager Citibank Malinda Dee. Ia ditetapkan sebagai tersangka oleh polisi dengan kasus penggelapan uang dan pencurian dana nasabah, yaitu nasabah yang memiliki simpanan di atas Rp. 500 juta sampai Rp. 20 Miliar yang ditampung dalam 12 rekening bank lain. Fenomena seperti ini tidak lepas dari lemahnya pengawasan Bank Indonesia(Mulyadi, 2012). Kejahatan lain yang bisa dilakukan oleh pegawai adalah korupsi. Beberapa kasus korupsi yang ditemukan sebagian besar dilakukan oleh pegawai/ karyawan dan relasi yang masih ada hubungannya dengan karyawan. Korupsi di Indonesia dilakukan hampir diseluruh instansi pemerintahan dan swasta, kasus korupsi semakin terlihat biasa saja dan tanpa disadari kejahatan itu merupakan hal yang wajar bagi masyarakat Indonesia. Menurut Priantara(2013:10) tindak pidana korupsi bukan lagi masalah lokal, akan tetapi sudah menjadi permasalahan global, sehingga
kerjasama
internasional
diperlukan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
untuk
penegakan
dan
3
pemberantasannya yang didukung oleh integritas, akuntabilitas, dan manajemen pemerintah yang baik. Fraudpada prinsipnyamemiliki tiga unsur yaitu adanya tekanan, adanya
kesempatan
dan
adanya
pembenaran
terhadap
tindakan
tersebut.Fraudmerupakan perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh orangorang dari dalam dan/atau dari luar organisasi serta dilakukan untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan/atau kelompok sementara dilain pihak merugikan pihak lain baik langsung maupun tidak langsung.Dalam bukunya yang berjudul Fraud Examination, Steve Albrecht mengatakan bahwa ada tiga hal yang menyebabkan seseorang melakukan fraud, yaitu : pressure (tekanan), oppurtunity (kesempatan) dan rasionalization(pembenaran), (Majalah Solusi, 2012). Tekanan atau presure biasanya terjadi karena perilaku menyimpang karyawan. Motivasi yang menyebabkan karyawan melakukan fraud yaitu terdesak karena membutuhkan uang atau persaingan gaya hidup karyawan yang mewah, tekanan dari keluarga atau dari atasan. Kesempatan atau oppurtunity terjadi karena pengaruh lingkungan dan moral hazard karyawan, ada kemungkinan karyawan tidak sadar bahwa mereka telah melakukan kecurangan, misalnya saja penggunaan asset kantor yang digunakan untuk kepentingan pribadi, mereka akan menganggap hal ini lumrah dan biasa saja karena karyawan tersebut terbiasa dan bahkan karyawan lain juga melakukan hal yang sama, kesempatan seperti ini jelas merugikan perusahaan sedikit demi sedikit. Pembenaran atau rationalization adalah pemikiran, sikap dan ide untuk melakukan pembenaran atas kecurangan yang dilakukan, seperti
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4
penggunaan peralatan kantor yang digunakan untuk keperluan pribadi, namun karyawan tersebut membenarkannya dengan alasan karyawan yang lainpun melakukan hal yang sama atau melakukan pembenaran dengan alasan asset tersebut jarang digunakan.Kebiasaan buruk seperti ini
dan lemahnya sistem
internalcontrol di perusahaan yang berisiko tinggimengharuskan perusahaan swasta atau pemerintahan harus membangun sistem internalcontrol yang mampu meminimalisir kecurangan dan kejahatan karyawan. Kualitas pengendalian internal yang baik dapat menekan terjadinya kecurangan yang dilakukan oleh karyawan.Penelitian yangdilakukan oleh Ahmad dan Norhashim(2008) tentang kejahatan yang dilakukan oleh karyawan, perilaku karyawan dan control environment. Sample yang dilakukan dalam penelitian ini adalah 433 karyawan di Malaysia dengan menggunakan kuesioner, kesimpulan dari
penelitian
ini
adalah
ada
beberapa
karyawan
yang
melakukan
penyalahgunaan asset. Studi kasus yang dilakukanoleh Michael (2014) mengenai rintangan dan tantanganinsurance fraud investigator yang meneliti karyawan pada perusahaan asuransi yang bekerja sekitar 10 tahun. Beberapa penemuan yang menarik yaitu pentingnya komponen manusia dan dampak perubahan tenaga kerja yang
dapat
menyebabkan
kecurangan
sehingga
dapat
diidentifikasi
permasalahannya, strategi khusus dan cara mengatasi kecurangan/ kejahatan harus dilakukan oleh perusahaan. Terkait dengan perilaku kejahatan, beberapa teori perilaku kejahatan yang menunjukkan bahwa kejahatan tidak terjadi begitu saja tetapi ada kondisi-
http://digilib.mercubuana.ac.id/
5
kondisi yang menyebabkan pelaku melakukan suatu tindakan kejahatan. Kondisi tersebut diperkuat dengan adanya elemen kognisi dan kemampuan manusia untuk melakukan pembelajaran terhadap setiap kondisi tersebut, seperti adanya perilaku kejahatan dari orang lain, pengalaman tindak kejahatan dan peluang dilakukannya tindak kejahatan. Menurut Ahmad dan Norhashim (2008) kecurangan atau kejahatan di dalam organisasi dilakukan oleh karyawan didefinisikan sebagai bentuk ketidakjujuran karyawan yang menyebabkan kerugian di perusahaan. Segala bentuk penipuan kerja yang melanggar dan menghambat kepentingan organisasi untuk tujuan keuntungan finansial langsung atau tidak langsung kepada pelaku. Kasus yang telah dipaparkan sebelumnya dan penelitian terdahulu menjelaskan bahwa banyaknya kejahatan yang dilakukan oleh pegawai, terutama pegawai sektor bank, publik dan manufaktur, namun tidak menutup kemungkinan fraud terjadi pada sektor jasa. Penelitian yang dilakukan oleh ACFE pada perusahaan sektor jasa telah membuktikan bahwa sektor jasa juga berpeluang sebagai objek para pegawai untuk melakukan fraud. Kasus terbesar di perusahaan sektor jasa adalah korupsi sebesar 35.6% dan kasus terbesar kedua adalah skimming sebesar 33.3% (ACFE, 2015). Kasus fraud juga terjadi pada perusahaan distributor minuman PT. Tirta Varia Intipratama. Kasus penggelapan aset merupakan kasus yang banyak ditemui
oleh
internal
auditor,
kasus
penggelapan
aset
berulang tiap
bulannya.Kebutuhan primer masyarakat atas minum mendorong PT. Tirta Varia Intipratama untuk menyediakan persediaan minuman untuk dijual lebih banyak
http://digilib.mercubuana.ac.id/
6
lagi. Semakin berkembangnya perusahaan, maka semakin banyak pendapatan dan aset perusahaan yang dijadikan objek oleh pegawai untuk melakukan fraud. PT. Tirta Varia Intipratama merupakan perusahaan berkembang dengan sistem manajemen mutu yang baik. Sistem manajemen yang baik ditandai dengan adanya internalaudit selaku internal kontrol perusahaan dan adanya prosedur-prosedur kerja yang bersertifikasi ISO yang membantu perusahaan menjalankan aktivitas bisnisnya dengan harapan perusahaan dapat mengurangi risiko kerugian. Internal audit dan sistem manajemen mutu yang telah dibentuk oleh perusahaan nyatanya tidak memberikan kepuasan bagi perusahaan, karena pada kegiatan
auditrutinauditor
selalu
menemukan
kecurangan-kecurangan
yangdilakukan oleh karyawan yang menyebabkan kerugian. Ketidakmampuan internalaudit sebagai internal kontrolperusahaan dan sistem manajemen mutu yang tidak berfungsi dengan baik yang ditandai dengan temuan-temuan kecurangan karyawan mendorong penulis menganalisa lebih dalam mengenai fraud yang dilakukan karyawan. B. Rumusan Masalah Diterapkannya peraturan-peraturan dan perluasan pengawasan yang dilakukan oleh lembaga organisasi pemerintah ataupun swasta diharapkan perusahaandapat terhindar dari fraud, namun pada kenyataannya masih ada kasus fraud di sektor publik ataupun swastayang ditemukan yang berisiko pada kerugian perusahaan.Penelitian ini bermaksudmengkaji dan menganalisa fraud yang dilakukan oleh pegawai PT. Tirta Varia Intipratama.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
7
Berdasarkan penjelasan tersebutrumusan masalah dalam penelitian ini adalahapasaja faktorapa yang mendukungterjadinyafraud triangle yang dilakukan karyawanpada PT. Tirta Varia Intipratama. C. Tujuan dan kontribusi penelitian 1. Tujuan penelitian Tujuan dilakukannya penelitian ini adalahuntuk menganalisafaktor fraud yang dilakukan oleh karyawan. 2. Kontribusi penelitian Kontribusi penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk berbagai pihak yang berkepentingan berupa: a. Kontribusi teori Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan ilmu fraud auditing terutama tentang perilaku karyawan pada industri khususnya sektor distributoryang bisa menyebabkan terjadinya frauddan kebijakan-kebijakan yang akan diambil oleh pemerintah khususnya tentang kebijakan dalam masalah kejahatan. b. Kontribusi praktik Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi pengambil keputusan dan internal auditor, khususnya pada perusahaan distributor dalam meminimalisir risiko perusahaan.
c. Kontribusi Kebijakan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
8
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan untuk membantu perusahaan dalam pembuatan prosedur atau kebijakan baru di perusahaan untuk meminimalisir fraud yang dilakukan oleh pegawai.
http://digilib.mercubuana.ac.id/