BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan
merupakan
upaya
yang
terencana
dalam
proses
pembimbingan dan pembelajaran bagi individu agar berkembang dan tumbuh menjadi manusia yang mandiri, bertanggung jawab, kreatif, berilmu, sehat, dan berakhlak mulia baik dilihat dari aspek jasmani maupun rohani. Ini sejalan dengan Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS Bab II Pasal 3 yang berbunyi: Tujuan pendidikan nasional ialah berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia-manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pendidikan dari segi kehidupan dirasakan sangat penting bagi perkembangan hidup manusia. Pendidikan sudah merupakan kebutuhan yang mendasar bagi setiap individu. Oleh karena itu pembaharuan pendidikan harus selalu dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Salah satu komponen penting dalam pendidikan adalah guru. Hal ini disebabkan gurulah yang berada di barisan terdepan dalam pelaksanaan pendidikan. Gurulah yang langsung berhadapan dengan peserta didik untuk mentransfer ilmu pengetahuan dan teknologi sekaligus mendidik dengan nilainilai positif melalui bimbingan dan keteladanan.
1
2
Menurut Wina Sanjaya (2010: 49), penyusunan standar proses pendidikan diperlukan untuk menentukan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru sebagai upaya ketercapaian Standar Kompetensi Lulusan. Dengan demikian standar proses dapat dijadikan pedoman oleh setiap guru dalam pengelolaan proses pembelajaran serta menentukan kompenenkomponen yang dapat mempengaruhi proses pendidikan. Untuk mengetahui prestasi belajar siswa, setiap sekolah memiliki Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Siswa yang telah memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal dinilai telah memenuhi ketuntasan. Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), masing-masing sekolah memiliki Kriteria Ketuntasan Minimal yang berbeda-beda tergantung dari kebijakan sekolah. Kriteria Ketuntasan Minimal berlaku untuk semua mata pelajaran, termasuk juga mata pelajaran Akuntansi. Sebagaimana yang diterapkan dalam SMK Batik Perbaik Purworejo, Kriteria Ketuntasan Minimal yang ditetapkan adalah 75 dalam mata pelajaran Akuntansi. Prestasi Belajar Akuntansi yang dicapai siswa dipengarui oleh banyak faktor baik yang berasal internal maupun eksternal siswa. Faktor internal yaitu faktor yang berkaitan dengan diri siswa, diantaranya kemampuan, minat, motivasi, keaktifan belajar, tingkat kecerdasan, dan sebagainya. Faktor eksternal adalah faktor dari luar diri siswa, diantaranya adalah kurikulum atau bahan pelajaran, guru atau pengajar, model pembelajaran, sarana dan fasilitas,
3
keluarga, masyarakat, lingkungan sekitar dan sebagainya (Slameto, 2010: 5471). Proses pembelajaran yang baik tercermin dalam prestasi belajar siswa selama mengikuti proses pembelajaran. Dalam sebuah proses pembelajaran dituntut interaksi yang seimbang, interaksi yang dimaksudkan adalah adanya interaksi atau komunikasi antar guru dengan siswa, siswa dengan siswa, dan siswa dengan guru. Dengan adanya komunikasi banyak arah yang memungkinkan akan terjadinya aktivitas dan kreativitas yang diharapkan. Guru dituntut memiliki strategi dalam melaksanakan pembelajaran. Kemp dalam Wina Sanjaya (2010: 126) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Strategi pembelajaran sering tidak diperhatikan oleh guru. Hal tersebut berakibat pada metode yang digunakan kurang sesuai dengan tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, situasi dan kondisi siswa. Di samping itu pendekatan yang digunakan tidak sesuai dengan karakteristik materi pelajaran. Hal lain yaitu teknik yang digunakan kurang tepat. Faktor-faktor tersebut akan berpengaruh negatif terhadap prestasi belajar. Proses pembelajaran dapat dilakukan dengan beberapa strategi, yaitu strategi penyampaian-penemuan atau expositio-discovery learning, strategi kelompok dan strategi individual atau groups-indivisual learning (Wina Sanjaya, 2010: 128).
4
Pembelajaran yang menarik dan melibatkan keaktifan siswa akan mempermudah siswa dalam memahami dan menguasai materi yang dipelajari sehingga prestasi belajar juga akan tinggi. Pembelajaran yang dilakukan di kelas akan berlangsung efektif jika guru dapat memilih strategi yang sesuai dengan keadaan yang ada dalam kelas tersebut. Setiap guru akan menggunakan strategi yang berbeda-beda satu sama lain. Pembelajaran konvensional yang ada saat ini merupakan pembelajaran yang menuntut keaktifan guru dalam menyampaikan pembelajaran. Hal tersebut membuat siswa cenderung pasif dan tidak terlalu berminat terhadap pembelajaran. Tingginya intensitas penggunaan metode ceramah yang dilakukan oleh guru menjadikan siswa tidak melakukan banyak aktivitas, sehingga guru mengalami kesulitan dalam memunculkan minat siswa terhadap mata pelajaran yang diajarkan, terutama untuk mata pelajaran yang didalamnya memerlukan banyak proses menghitung. Rendahnya minat terhadap pembelajaran akan mengakibatkan siswa tidak dapat memahami materi pelajaran dengan baik. Hal ini juga akan berpengaruh terhadap Prestasi Belajar Akuntansi siswa. Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan pada tanggal 24 Oktober 2012, Prestasi Belajar Akuntansi di SMK Batik Perbaik Purworejo khususnya kelas XI Ak 2 masih rendah hal ini terlihat dari pencapaian KKM yang kurang optimal. Dari data hasil ulangan harian, ulangan tengah semester dan ulangan akhir semester gasal kelas XI Ak 2, terdapat 17 saja yang
5
mencapai nilai KKM dari 30 siswa atau 43,33% siswa yang belum mencapai KKM. Kondisi ini disebabkan karena metode yang digunakan guru dalam kegiatan belajar mengajar masih sebatas ceramah. Selama proses belajar mengajar berlangsung siswa rata-rata tidak mempunyai buku pegangan dan masih banyak siswa yang berbicara di luar materi pelajaran dan tidak fokus pada penjelasan guru, ada beberapa siswa yang mengerjakan PR di sekolah, mengantuk, melamun dan belajar di sekolah pada saat akan diadakan ulangan. Belajar akan lebih berhasil bila telah diketahui tujuan yang yang ingin dicapai. Salah satu cara untuk memperoleh pengetahuan Akuntansi yang baik, meningkatkan Prestasi Belajar Akuntansi dan untuk mengatasi berbagai kelemahan dalam proses belajar mengajar adalah dengan menerapkan strategi pembelajaran kooperatif. Kunandar (2008: 359) pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sengaja mengembangkan interaksi yang saling asuh antarsiswa untuk menghindari ketersinggungan dan kesalah pahaman yang dapat menimbulkan permusuhan. Pendapat lain menurut Rusman (2011: 201) dalam pembelajaran kooperatif ini, guru lebih berperan sebagai fasilitator yang berfungsi sebagai jembatan penghubung ke arah pemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan siswa sendiri. Salah satu tipe pembelajaran dalam strategi kooperatif yaitu tipe Think Pair Share (Berpikir, Berpasangan, Berbagi), strategi yang digunakan adalah saling bertukar pikiran secara berpasangan. Penerapan pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share mengharapkan siswa dapat mengembangkan keterampilan berpikir dan
6
menjawab dalam komunikasi antara satu dengan yang lain, serta bekerja saling membantu dalam kelompok kecil. Dengan menerapkan strategi tipe Think Pair Share diharapkan siswa dapat meningkatkan prestasi belajarnya. Mulyasa (2006: 102) dengan metode dan strategi tersebut diharapkan setiap peserta didik dapat mengembangkan potensinya secara optimal, sehingga akan lebih cepat dapat menyesuaikan diri dengan kebutuhan masyarakat apabila mereka telah menyelesaikan suatu program pendidikan. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti memutuskan untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “Implementasi Strategi Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI AK 2 SMK Batik Perbaik Purworejo Tahun Ajaran 2012/2013”.
B. Identifikasi Masalah Dari uraian yang telah disampaikan dalam latar belakang masalah, dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut : 1. Pendekatan pembelajaran yang digunakan guru dalam mengajar ialah pendekatan pembelajaran konvensional, sehingga pembelajaran kurang bervariasi. 2. Kemampuan siswa untuk berkomunikasi, menyampaikan pendapat, berinteraksi dan berdiskusi dalam pembelajaran Akuntansi masih kurang.
7
3. Banyak siswa yang tidak mempunyai buku pegangan sehingga pembelajaran hanya berpusat pada guru membuat siswa menjadi pasif. 4. Kondisi kelas yang kurang baik pada kelas XI Ak 2 terlihat pada saat guru menjelaskan materi pelajaran masih banyak siswa yang kurang memperhatikan seperti sibuk berdiskusi sendiri dengan teman yang lain atau sebangku, bertukar benda yang tidak ada hubunganya dengan kegiatan belajar mengajar. 5. Beberapa
siswa
yang
kurang
disiplin
dalam
mengerjakan
dan
mengumpulkan tugas atau pekerjaan rumah. 6. Masih ada siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) hal ini ditunjukkan dari nilai ulangan harian, ulangan tengah semester dan ulangan akhir semester di SMK Batik Perbaik Purworejo kurang memuaskan yaitu 43,33% atau sebanyak 13 siswa dari jumlah secara keseluruhan yaitu 30 siswa sehingga dapat dikatakan bahwa Prestasi Belajar Akuntansi yang dicapai belum optimal. 7. Penggunaan strategi pembelajaran Think Pair Share masih jarang digunakan oleh guru.
8
C. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah yang telah disebutkan, maka perlu diadakan pembatasan masalah agar peneliti lebih fokus dalam menggali dan mengatasi masalah yang ada. Peneliti membatasi masalah pada mata pelajaran Akuntansi khususnya pada Kompetensi Dasar membukukan data persediaan supplies ke kartu persediaan supplies. Selain itu, Prestasi Belajar Akuntansi yang dimaksud dalam penelitian ini juga akan dibatasi pada aspek kognitif siswa.
D. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah Implementasi Strategi Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) dapat meningkatkan Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI AK 2 SMK Batik Perbaik Purworejo Tahun Ajaran 2012/2013?”
E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang ada dalam peneliti ini, maka tujuan yang hendak dicapai adalah untuk mengetahui peningkatan Prestasi Belajar Akuntansi dengan Implementasi Strategi Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) Siswa Kelas XI AK 2 SMK Batik Perbaik Purworejo Tahun Ajaran 2012/2013.
9
F. Manfaat Penelitian Dengan dilakukannya penelitian ini, manfaat yang dapat diperoleh, diantaranya : 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi ilmu pengetahuan dan pendidikan kaitannya dalam penggunaan strategi kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) untuk meningkatkan Prestasi Belajar Akuntansi khususnya pada Kompetensi Dasar membukukan data persediaan supplies ke kartu persediaan supplies. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti Dapat menambah pengetahuan, wawasan, dan pengalaman dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas. b. Bagi Siswa Dapat meningkatkan prestasi belajar sehingga mendapat nilai optimal. c. Bagi Guru Manfaat dari penelitian ini juga dapat meningkatkan kinerja guru dalam mengajar siswa, sehingga guru akan menjadi lebih kompeten dibidangnya.