BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bidang pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan, karena pendidikan merupakan suatu wahana yang digunakan untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan berkompeten dibidangnya. Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan, keterampilan dan keahlian tertentu pada individu guna mengembangkan bakat dan kepribadian mereka. Dengan pendidikan manusia berusaha mengembangkan dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi akibat adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perubahan teknologi, informasi dan komunikasi yang terus terjadi ini menuntut adanya perbaikan dalam sistem pendidikan nasional yang akan menentukan kualitas pendidikan, sehingga dalam rangka memperbaiki sistem pendidikan nasional perlu ditetapkan visi, misi dan tujuan pendidikan karena pendidikan berlangsung sepanjang hayat. Dalam dunia pendidikan dibutuhkan pendidik yang dapat memberikan keteladanan dan mampu membangun kemauan, serta mengembangkan potensi dan kreativitas siswa. Prinsip tersebut menyebabkan adanya pergeseran paradigma proses pendidikan dari paradigma pengajaran ke paradigma pembelajaran dimana siswa didorong untuk menemukan dan melakukan pengembangan informasi yang sesuai dengan konteks kehidupan nyata sehingga proses belajar harus berlangsung sepanjang hayat. Proses belajar yang berlangsung sepanjang hayat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor
internal dan faktor eksternal. Salah satu faktor internal yang mempengaruhi belajar adalah kemampuan berpikir kreatif. Kemampuan berpikir kreatif merupakan salah satu keterampilan berpikir yang dapat melahirkan kreativitas siswa. Siswa dikatakan kreatif apabila memiliki ciri-ciri aptitude dan nonaptitude. Ciri-ciri aptitude berkaitan dengan kognitif sedangkan ciri-ciri nonaptitude berkaitan dengan sikap (Utami, 1985:85). Ciri aptitude berhubungan dengan ketrampilan berpikir lancar, ketrampilan berpikir luwes, ketrampilan berpikir orisinal, ketrampilan memperinci dan ketrampilan menilai. Sedangkan ciri nonaptitude berhubungan dengan imajinatif, merasa tertantang oleh kemajemukan dan sifat berani mengambil resiko serta rasa ingin tahu. Kenyataan ini sering bertolak belakang dengan keadaan di lapangan. Berdasarkan pengamalaman di lapangan, observasi dan hasil angket yang disebarkan sebelum memulai kegiatan pembelajaran menunjukkan bahwa dari 24 siswa terdapat 16 orang siswa memiliki kemampuan berpikir kreatif dengan presentase angket yang diperoleh < 40%. Hal ini disebabkan karena siswa yang kurang memiliki ciri kreatif yaitu ciri aptitude dan nonaptitude. Dalam kegiatan pembelajaran aktivitas siswa misalnya bertanya, menemukan konsep, melakukan percobaan, dan menemukan gagasan atau ide baru masih kurang. Hal ini karena dalam proses pembelajaran siswa lebih banyak menghafal konsep pengetahuan yang diperoleh tetapi tidak memahami konsep tersebut, sehingga mengakibatkan kemampuan berpikir kreatif siswa menjadi minim. Selain kemampuan berpikir kreatif ada faktor lain yang mempengaruhi belajar yaitu gaya belajar. Setiap siswa memiliki gaya belajar yang berbeda-beda. Gaya belajar yang dimiliki setiap siswa berpengaruh pada proses belajar dalam hal menyerap informasi,
berpikir atau berkonsentrasi, dan menyelesaikan tugas. Siswa yang mampu mengenal gaya belajarnya akan lebih mudah dalam menyerap informasi, berpikir atau berkonsentrasi dan menyelesaikan tugas. Berdasarkan pengalaman observasi dan angket yang diberikan sebelum penelitian, menunjukkan gaya belajar yang dimiliki oleh siswa dengan presentase < 40%. Dari data yang diperoleh menunjukkan bahwa siswa belum mengenal secara baik gaya belajar yang sesuai dengan kepribadiannya. Siswa yang belum mengenal gaya belajarnya akan mengalami kesulitan dalam belajar. kesulitan dalam belajar akan menyebabkan hasil belajar siswa menjadi rendah. Hasil belajar menurut Jihad dan Harris (2012:14) adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar dalam bentuk perubahan perilaku yang relatif permanen, sehingga guru harus berupaya secara optimal melalui proses pembelajaran agar siswa berperan aktif. Peran aktif dibutuhkan dalam proses pembelajaran kimia salah satunya materi pokok larutan penyangga. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran kimia pada SMA Sudirman Kupang, materi larutan penyangga dianggap sukar. Hasil ini didukung dengan hasil belajar siswa rata-rata pada materi larutan penyangga belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) sekolah yakni 75. Hal ini tercermin pada rata-rata nilai ulangan materi pokok larutan penyangga kelas XI IPA SMA Sudirman Kupang selama 3 tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 1.1 Nilai Rata-Rata Ulangan Larutan Penyangga Semester Genap Siswa Kelas XI IPA SMA SUDIRMAN Kupang
No
Tahun Ajaran
Jumlah
Nilai Rata-Rata Larutan Penyangga
Siswa
Jumlah Skor
Rata-Rata
1
2011-2012
20
1365
68
2
2012-2013
23
1397
60
3
2013-2014
24
1453
60
Sumber : Administrasi Nilai Siswa SMA SUDIRMAN Kupang 2011-2014
Melihat masalah ini, maka solusi untuk mengatasinya peneliti mencoba menerapkan pendekatan pembelajaran yang membuat siswa aktif dalam mencari dan menemukan pengetahuan, sikap dan ketrampilan lewat pendekatan inkuiri terbimbing pada materi pokok larutan penyangga. Alasannya materi larutan penyangga identik dengan hitungan dan persamaan reaksi sehingga untuk memahami materi ini dibutuhkan kemampuan berpikir kreatif, kritis dan analitis. Inkuiri terbimbing menurut Trianto (2007:13) dapat didefinisikan sebagai suatu pencarian kebenaran, informasi, atau pengetahuan. Pendekatan Inkuiri terbimbing merupakan pendekatan pembelajaran yang dapat diterapkan pada semua jenjang pendidikan. Pembelajaran dengan pendekatan ini sangat terintegrasi meliputi penerapan proses sains dengan proses berpikir logis dan berpikir kritis. Dalam pembelajaran inkuiri lebih menekankan pada proses berpikir secara kreatif, kritis, analitis dan memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar meraka dalam mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Inkuiri terbimbing merupakan pendekatan untuk memperoleh pengetahuan dan memahami dengan
jalan bertanya, observasi, investigasi, analisis, dan evaluasi sehingga proses
pembelajaran menjadi efektif, aktif, kreatif dan menyenangkan.
Berdasarkan deskripsi yang dikemukakan pada latar belakang di atas, peneliti ingin melakukan penelitian dengan judul “PENGARUH GAYA BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR
KREATIF
TERHADAP
HASIL
BELAJAR
MENERAPKAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING
KIMIA
DENGAN
PADA MATERI POKOK
LARUTAN PENYANGGA SISWA KELAS XI IPA SMA SUDIRMAN KUPANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015”.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka peneliti merumuskan beberapa masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana efektivitas pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Inkuiri terbimbing pada materi pokok larutan penyangga siswa kelas XI IPA SMA Sudirman Kupang tahun pelajaran 2014/2015? Permasalahan umum di atas didasarkan pada: a. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dengan menerapkan pendekatan Inkuiri terbimbing pada materi pokok larutan penyangga siswa kelas XI IPA SMA Sudirman Kupang tahun pelajaran 2014/2015?
b. Bagaimana ketuntasan indikator dalam pembelajaran kiIPA dengan menerapkan pendekatan Inkuiri terbimbing pada materi pokok larutan penyangga siswa kelas XI IPA SMA Sudirman Kupang tahun pelajaran 2014/2015? c. Bagaimana ketuntasan hasil belajar siswa dalam pembelajaran kiIPA dengan menerapkan pendekatan Inkuiri terbimbing pada materi pokok larutan penyangga siswa kelas XI IPA SMA Sudirman Kupang tahun pelajaran 2014/2015? 2. Bagaimana gaya belajar siswa Kelas XI IPA
SMA Sudirman Kupang tahun
pelajaran 2014/2015 ? 3. Bagaimana kemampuan berpikir kreatif siswa Kelas XI IPA
SMA Sudirman
Kupang tahun pelajaran 2014/2015 ? 4.
a. Adakah hubungan gaya belajar terhadap hasil belajar siswa dengan menerapkan
pendekatan Inkuiri terbimbing pada materi pokok larutan
penyangga siswa kelas XI IPA SMA Sudirman Kupang tahun pelajaran 2014/2015? b. Adakah hubungan kemampuan berpikir kreatif terhadap hasil belajar siswa dengan menerapkan pendekatan Inkuiri terbimbing pada materi pokok larutan penyangga siswa kelas XI IPA SMA Sudirman Kupang tahun pelajaran 2014/2015? c.
Adakah hubungan gaya belajar dan kemampuan berpikir kreatif terhadap hasil belajar siswa dengan menerapkan pendekatan Inkuiri terbimbing pada materi pokok larutan penyangga siswa kelas XI IPA SMA Sudirman Kupang tahun pelajaran 2014/2015?
5.
a. Bagaimana pengaruh gaya belajar terhadap hasil belajar siswa dengan menerapkan
pendekatan Inkuiri terbimbing
pada materi pokok larutan
penyangga siswa kelas XI IPA SMA Sudirman Kupang tahun pelajaran 2014/2015? b.
Bagaimana pengaruh kemampuan berpikir kreatif terhadap hasil belajar siswa dengan menerapkan pendekatan Inkuiri terbimbing pada materi pokok larutan penyangga siswa kelas XI IPA SMA Sudirman Kupang tahun pelajaran 2014/2015?
c.
Bagaimana pengaruh gaya belajar dan kemampuan berpikir kreatif terhadap hasil belajar siswa dengan menerapkan pendekatan Inkuiri terbimbing pada materi pokok larutan penyangga siswa kelas XI IPA SMA Sudirman Kupang tahun pelajaran 2014/2015?
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang ada maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk: 1. Untuk mengetahui efektivitas pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Inkuiri terbimbing pada materi pokok larutan penyangga siswa kelas XI IPA SMA Sudirman Kupang tahun pelajaran 2014/2015? Tujuan umum di atas didasar pada tujuan khusus yakni untuk: a. Untuk mendeskripsikan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Inkuiri terbimbing pada materi pokok larutan penyangga siswa kelas XI IPA SMA Sudirman Kupang tahun pelajaran 2014/2015?
b. Untuk mendeskripsikan ketuntasan indikator pendekatan Inkuiri terbimbing
dengan menggunakan
pada materi pokok larutan penyangga
siswa kelas XI IPA SMA Sudirman Kupang tahun pelajaran 2014/2015? c. Untuk mendeskripsikan hasil belajar siswa dengan menggunakan pendekatan Inkuiri terbimbing
pada materi pokok larutan penyangga
siswa kelas XI IPA SMA Sudirman Kupang tahun pelajaran 2014/2015? 2. Untuk mengetahui gaya belajar siswa Kelas XI IPA SMA Sudirman Kupang tahun pelajaran 2014/2015. 3. Untuk mengetahui kemampuan berpikir kreatif siswa Kelas XI IPA SMA Sudirman Kupang tahun pelajaran 2014/2015. 4. a. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan gaya belajar siswa terhadap hasil belajar dengan menerapkan pendekatan Inkuiri terbimbing
pada
materi pokok larutan penyangga siswa Kelas XI IPA SMA Sudirman Kupang tahun pelajaran 2014/2015. b. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan kemampuan berpikir kreatif siswa terhadap hasil belajar dengan menerapkan pendekatan Inkuiri terbimbing pada materi pokok larutan penyangga siswa Kelas XI IPA SMA Sudirman Kupang tahun pelajaran 2014/2015. c. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara gaya belajar dan kemampuan berpikir kreatif terhadap hasil belajar dngan menerapkan pendekatan Inkuiri terbimbing
pada materi pokok larutan penyangga
siswa kelas XI IPA SMA Sudirman Kupang tahun pelajaran 2014/2015.
5. a. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh gaya belajar siswa terhadap hasil belajar dengan menerapkan pendekatan Inkuiri terbimbing
pada materi
pokok larutan penyangga siswa Kelas XI IPA SMA Sudirman Kupang tahun pelajaran 2014/2015. b. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh kemampuan berpikir kreatif siswa terhadap hasil belajar
dengan menerapkan pendekatan Inkuiri
terbimbing pada materi pokok larutan penyangga siswa Kelas XI IPA SMA Sudirman Kupang tahun pelajaran 2014/2015. c. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara gaya belajar dan kemampuan berpikir kreatif siswa terhadap hasil belajar dengan menerapkan pendekatan Inkuiri terbimbing pada materi pokok larutan penyangga siswa Kelas XI IPA SMA Sudirman Kupang tahun pelajaran 2014/2015.
D. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Bagi Peneliti Bagi peneliti digunakan untuk menambah pengtahuan dalam membekali diri sebagai calon guru kimia yang memperoleh pengalaman penelitian secara ilmiah agar kelak dapat dijadikan modal sebagai guru dalam mengajar. 2. Bagi siswa Siswa dapat memahami dan mengenal gaya belajar dan meningkatkan kemampuan berpikir kreatif sehingga siswa lebih mendalami konsep yang sedang
dipelajari dengan mencari dan menemukan sendiri sehingga mampu menyerap informasi baru, menganalisis, melatih keterampilan berpikir, bertanggung jawab pada tugasnya, aktif mengajukan gagasan, bertanya, menyanggah pendapat, dan menjawab pertanyaan selama pembelajaran berlangsung, sehingga mampu merumuskan hasil penemuannya dengan penuh percaya diri. 3. Bagi guru a. Sebagai bahan informasi bagi guru dalam memilih startegi pembelajaran yang lebih tepat sehingga proses pembelajaran lebih aktif, menyenangkan dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran kimia . b. Membantu mengatasi permasalahan yang dihadapi siswa dalam kegiatan pembelajaran khususnya mata pelajaran kimia. 4. Bagi sekolah Hasil penelitian dapat memberikan sumbangan yang baik bagi sekolah yang mungkin dapat memperbaiki KKM mata pelajaran kimia, sebagaimana yang ditetapkan oleh sekolah, yang berdampak meningkatnya mutu pendidikan di sekolah.
E. Batasan Penelitian Adapun yang menjadi batasan penelitian ini diantaranya: 1. Penelitian ini dilakukan di SMA Sudirman Kupang. 2. Subyek penelitian adalah siswa kelas XI IPA SMA Sudirman Kupang tahun pelajaran 2014/2015.
3. Hasil belajar siswa yang dilihat dari aspek kognitif C2 (pemahaman), C3 (aplikasi), C4 (analisis), aspek psikomotor dan aspek afektif. 4. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan Inkuiri terbimbing.
F. Batasan Istilah Adapun maksud dari bagian ini adalah untuk memberi batasan istilah yang akan dibahas dalam penelitian ini. Hal ini guna untuk meminimalisir adanya kesalahpahaman dalam menafsirkan penelitian ini. Maka dari itu, peneliti terdorong untuk menjelaskan secara garis besar point-point penting yang peneliti gunakan seperti : 1. Pendekatan Inkuiri terbimbing
merupakan proses pembelajaran yang
melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri (Trianto, 2007). 2. Gaya belajar adalah bagaimana individu belajar atau cara yang ditempuh oleh masing-masing untuk berkonsentrasi pada konsep, dan menguasai informasi yang sulit dan baru melalui persepsi yang berbeda (Ghufron, 2014: 42). 3. Kemampuan berpikir kreatif merupakan kemampuan untuk menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah berdasarkan data atau informasi yang diperoleh, dimana penekanannya adalah pada kuantitas, ketepatgunaan dan keragaman jawaban (Amarta, 2013). 4. Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar (Sudjana, 2011: 22).