BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat penting untuk semua orang, dari berbagai jenis pekerjaan pendidikan menjadi modal utama. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal menjadi sarana dalam mecapai keberhasilan pendidikan. Kualitas pendidikan, terutama ditentukan oleh proses belajar mengajar yang berlangsung diruang-ruang kelas. Menurut Darmadi (2010:16) Pendidikan merupakan suatu rekayasa untuk mengendalikan learning guna mencapai tujuan yang secara efektif dan efisien. Dalam proses rekayasa ini peran “Teaching” amat penting, karena merupakan kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mentranfer pengetahuan, ketrampilan dan nilai kepada siswa sehingga apa yang di transfer memiliki makna bagi diri sendiri, dan berguna tidak saja bagi dirinya tetapi juga bagi masyarakatnya. Dalam usaha meningkatkan kualitas pendidikan disadari satu keyakinan, yakni bahwa kunci keberhasilan mempersembahkan dan menciptakan guru-guru yang profesional, yang memiliki kekuatan dan tanggung jawab yang membantu untuk merencanakan pendidikan di masa depan. Secara formal, untuk menjadi profesional guru disyaratkan memenuhi kualifikasi minimum dan bersertifikat pendidik. Menurut Danim (2010:18) Guru-guru yang memenuhi kriteria profesional inilah yang akan mampu menjalankan fungsi utamanya secara efektif dan efisien untuk mewujudkan proses pendidikan dan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, yakni berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
1
Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga mempunyai fakultas yang bertindak khusus untuk menciptakan seorang pengajar atau guru yaitu Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), FKIP ini menpunyai visi menjadi lembaga pendidikan tenaga pendidikan penghasil pendidik yang professional dan berdaya cipta(creative minority) berlandaskan iman Kristen, Katalog FKIP (2015:3) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan memiliki Program Studi Pendidikan
Ekonomi
yang
meniliki
Visi
:
menjadi
lembaga
pengembangan ilmu pendidikan ekonomi dalam penerapannya untuk menghasilkan
guru
profesional
yang
berjiwa
wirausaha,
dan
berkarakter mengasihi. Katalog FKIP (2015:32). Dituntut untuk mampu menjadi calon guru yang profesional hal ini dapat dipupuk mulai saat masuk menjadi mahasiswa Pendidikan Ekonomi. Menurut Katalog FKIP (2015:35) Perwujudan calon guru profesional yang berdaya unggul, tidak lepas dari sajian kurikulum yang berisi materi dan sajian mata kuliah dalam struktur kurikulum. Adapun struktur kurikulum progdi PE : 1. Kelompok mata kuliah Pengembangan Kepri-badian (MPK) 2. Kelompok mata kuliah Keilmuan dan Ketrampilan dasar profesi (MKK) 3. Kelompok mata kuliah Keahlian Berkarya dan keahlian profesi (MKB) 4. Kelompok mata kuliah Perilaku Berkarya (MPB) 5. Kelompok mata kuliah Kehidupan Berkarya (MBB) Berdasar hal tersebut mahasiswa diharapkan dapat berhasil menjalani perkuliahan dengan baik. Dalam kegiatan perkuliahan mahasiswa harus melaksanakan struktur kurikulum. Serta mahasiswa
2
harus memahami dan mengerti setiap maka kuliah yang diajarkan oleh dosen. Supaya mahasiswa dapat memahami dan mengerti tentang pelajaran yang disampaikan dosen, mahasiswa harus mengenali dirinya tentang gaya belajar apa yang digunakan. Dalam hal ini gaya belajar mahasiswa ikut berperan dalam mencapai guru yang profesional, (DePorter & Hernacki, 2011:110) Gaya belajar merupakan suatu kombinasi dari bagaimana ia menyerap, dan kemudian mengatur serta mengolah informasi. Sebagian orang mungkin memiliki gaya belajar tertentu yang dominan
digunakan
dalam
berbagai
situasi,
sehingga
kurang
menggunakan gaya yang berbeda untuk situasi yang berbeda. Gaya belajar menurut Grinder (dalam De Porter & Hernacki 2011) dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu gaya belajar visual (lebih peka terhadap indera penglihatan), gaya belajar auditory (lebih peka terhadap indera pendengaran), dan gaya belajar kinesthetic (lebih peka dengan bergerak, bekerja, dan menyentuh). Setiap individu memiliki kecenderungan mempunyai salahsatu dari gaya belejar tesebut yang memudahkan mahasiswa dalam menyerap informasi. Gaya belajar yang tepat akan memungkinkan mahasiswa belajar lebih efektif dan efisien. Gaya belajar dapat dikenali dengan adanya kepekaan dalam diri, Saat ini mahasiswa diharap sudah mengetahui jati dirinya masingmasing. Kemandirian menjadi keharusan bagi mahasiswa. Dalam kehidupan tidak akan selalu bergantung dengan orang lain, maka dari itu mahasiswa sudah harus mandiri. Dari kehidupan sehari-hari maupun dalam belajar.
3
Sebagai calon guru yang profesional di tuntut untuk menjadi pribadi yang mandiri dalam setiap kegiatan, mencari pengetahuan dan membuka diri untuk mendapat ilmu yang lebih banyak. Kemandirian belajar menjadi modal penting untuk menjadi calon guru profesional. Menurut Holstein (1984:1) kemandirian merupakan keharusan dalam pelajaran dewasa ini, sejauh pelajaran itu diarahkan kepada hari depan pelajar, yang dengan nyata dapat dilihat dalam keluarga dan masyarakat. Berdasar pengamatan awal yang penulis lakukan dapat diketahui beberapa gejala problematis sebagai berikut : 1. Dari pengamatan Saat pelaksanaan PPL mahasiswa saat mengajar masih sering membaca buku,
terdapat siswa bertanya namun
belum bisa menjawab pertanyaan, penguasaan kelas kurang karena ada siswa yang berbicara dengan teman, tidur dikelas. 2. Pengamatan mahasiswa saat perkuliahan mahasiswa saat mendapat tugas presentasi namun masih sering membaca slide, mahasiswa saat kuliah cenderung diam dan kurang aktif dikelas. Mahasiswa meminjam buku apabila diminta oleh dosen. 3. Dari cara berpenampilan saat pelaksanaan PPL bagi wanita rok masih diatat lulut atau ketat, rambut yang panjang masih terurai. Penampilan saat kuliah masih ada yang mengenakan kaos oblong, saat hari senin dan jumat belum mematuhi peraturan bahwa harus mengenakan batik. 4. Mahasiswa masih ada yang terlambat masuk kelas melebihi toleransi keterlambatan 15 menit.
4
Dari gelaja problematis tersebut penulis akan meneliti tentang “Hubungan Gaya Belajar Dan Kemandirian Dengan Kesiapan Menjadi Guru Dikalangan Mahasiswa FKIP Progdi Pendidikan Ekonomi UKSW Salatiga” 1.2 Rumusan Masalah 1. Apakah kesiapan menjadi guru profesional dikalangan Mahasiswa FKIP Progdi Pendidikan Ekonomi UKSW Salatiga memiliki tingkat yang tinggi atau rendah? 2. Adakah hubungan gaya belajar dengan kesiapan menjadi guru profesional dikalangan Mahasiswa FKIP Progdi Pendidikan Ekonomi UKSW Salatiga? 3. Adakah hubungan kemandirian dengan kesiapan menjadi guru profesional dikalangan Mahasiswa FKIP Progdi Pendidikan Ekonomi UKSW Salatiga? 4. Adakah hubungan gaya belajar dan kemandirian dengan kesiapan menjadi guru profesional dikalangan Mahasiswa FKIP Progdi Pendidikan Ekonomi UKSW Salatiga? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasar rumusan masalah maka tujuan penelitian ini untuk : 1.
Menganalisis
Kesiapan
menjadi
Guru
Profesional
dikalangan
Mahasiswa FKIP Progdi Pendidikan Ekonomi UKSW Salatiga.
5
2.
Menganalisis hubungan antara Gaya Belajar dengan Kesiapan menjadi Guru Profesional dikalangan Mahasiswa FKIP Progdi Pendidikan Ekonomi UKSW Salatiga.
3.
Menganalisis hubungan antara Kemandirian dengan Kesiapan menjadi Guru Profesional dikalangan Mahasiswa FKIP Progdi Pendidikan Ekonomi UKSW Salatiga .
4.
Menganalisis hubungan Gaya Belajar dan Kemandirian dengan Kesiapan menjadi Guru Profesional dikalangan Mahasiswa FKIP Progdi Pendidikan Ekonomi UKSW Salatiga.
1.4 Signifikansi Penelitian 1. Signifikansi Teoritis Penelitian ini diharapakan dapat mendukung pendapat dari Menurut Danim (2010:17) yang menyatakan bahwa : guru merupakan pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan formal. 2. Manfaat Praktis a. Bagi penulis Untuk melatih dan mengembangkan kemampuan dalam bidang penelitian, serta dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang gaya belajar, kemandirian, dan kesiapan menjadi guru profesioanl.
6
b. Bagi mahasiswa -
Memberikan masukan tentang pentingnya mengetahui gaya belajar agar secara sadar dapat menerima ilmu dengan baik.
-
Pentingnya kemandirian agar menjadi pribadi yang tangguh dan tidak bergantung pada orang lain.
7