BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Perkembangan industri saat ini menuntut perusahaan untuk selalu memikirkan strategi agar dapat mempertahankan posisi di tengah persaingan pasar yang semakin ketat. Banyak faktor yang mendukung suatu perusahaan dapat bertahan di tengah persaingan, salah satunya adalah pemegang saham, yang merupakan sumber dana bagi perusahaan (Brigham dan Houston, 2014). Peran pemegang saham yang penting membuat perusahaan bertujuan untuk memperoleh profit dari kegiatan ekonomi yang dilakukan. Tujuan perusahaan adalah memaksimalkan kekayaan dan kesejahteraan pemegang saham sehingga mampu mempertahankan eksistensinya di tengah pasar. Brigham mempertahankan
dan
Houston
pemegang
(2014)
saham
menyatakan
dengan
cara
jika
perusahaan
menghasilkan
nilai
perusahaan yang tinggi. Nilai perusahaan merupakan cerminan dari kinerja perusahaan. Perusahaan dengan nilai yang tinggi akan lebih menarik minat pemegang saham dalam berinvestasi karena nilai adalah salah satu faktor yang dijadikan pertimbangan bagi pemegang saham dalam melakukan investasi. Tinggi rendahnya nilai perusahaan tergantung pada manajerial perusahaan, baik dalam kebijakan maupun kinerja. Kebijakan-kebijakan perusahaan dapat membentuk nilai perusahaan ke depannya, salah satunya adalah kebijakan
1
berkaitan dengan struktur modal. Manajerial harus mampu membuat struktur modal yang optimal untuk memaksimalkan nilai perusahaan. Salah satu kebijakan struktur modal adalah terkait dengan pendanaan yang dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu pendanaan yang bersumber dari internal dan pendanaan eksternal (Muhsinin, 2011). Sumber dana internal dapat diperoleh dari laba yang ditahan sedangkan sumber eksternal dapat diperoleh dari penerbitan ekuitas atau utang yang baru. Menurut Brealey et al. (2012) saat suatu perusahaan didanai oleh saham secara keseluruhan maka seluruh aliran kas adalah milik pemegang saham. Jika perusahaan tersebut menerbitkan utang dan ekuitas maka aliran kas perusahaan terbagi menjadi dua, arus dana yang lebih aman mengalir pada pemegang utang sedangkan arus yang lebih berisiko akan dipegang oleh pemegang saham. Menurut Brigham dan Houston (2014) ada keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan jika menggunakan sumber dana berupa utang yaitu pembayaran bunga yang pasti. Perusahaan yang sukses tidak perlu membagi kelebihan profit pada pemegang utang. Keuntungan lain bagi perusahaan adalah pembayaran bunga utang tersebut akan memberikan manfaat pada perusahaan
berupa
penyesuaian
penghematan
pajak
yang
akan
memaksimalkan nilai perusahaan hanya ketika utang perusahaan sampai pada titik optimal, jika melebihi titik tersebut maka nilai perusahaan akan turun drastis, oleh sebab itu perusahaan tidak hanya menggunakan utang sebagai sumber dana melainkan mengombinasikannya dengan sumber lain. Di sisi lain pendanaan utang juga memiliki kerugian, pertama karena pembayaran bunga
2
yang pasti akan meningkatkan risiko perusahaan, kedua jika kondisi perusahaan sedang buruk dan pendapatan tidak cukup untuk membayar bunga maka perusahaan akan terancam bangkrut (Brigham dan Houston, 2014). Struktur modal suatu perusahaan optimal apabila kombinasi sumber dana yang digunakan oleh perusahaan dapat memaksimalkan nilai bagi para pemegang saham dan mampu meminimalkan risiko yang akan ditanggung oleh para pemegang saham. Menurut Brealey et al. (2012) ada banyak hal yang harus dipertimbangkan dalam menetapkan kombinasi sumber dana struktur modal yang optimal, yaitu kemungkinan bahwa tidak ada kombinasi lebih baik yang muncul daripada kombinasi yang telah ada. Struktur modal dapat dikatakan optimal jika struktur modal mampu memaksimalkan nilai atau harga saham perusahaan, dan secara umum rasio utang terhadap modal harus lebih rendah sehingga mampu memaksimalkan earning per share (EPS) sesuai yang diharapkan. Hal ini dikarenakan harga saham berhubungan positif dengan expected earnings tetapi berhubungan negatif dengan risiko yang besar (Brigham dan Houston, 2014). Dalam melakukan optimalisasi struktur modal perusahaan harus mempertimbangkan kemungkinan biaya yang akan ditanggung dalam mencari sumber dana (cost of capital). Cost of capital perusahaan menghitung return yang diinginkan oleh pemegang saham dari investasi yang dilakukan pada suatu perusahaan dan hal tersebut tergantung dari bagaimana pemegang saham menilai perusahaan tersebut, sehingga jika sumber dana didapatkan melalui utang maka biaya akan berbentuk bunga sedangkan jika melalui ekuitas maka
3
akan berbentuk required return yang diinginkan oleh pemegang saham. Oleh sebab itu kebijakan ini harus disesuaikan dengan kondisi keuangan perusahaan. Manajer harus mengatur kombinasi utang-ekuitas pada struktur modal yang mampu memaksimalkan harga saham, walaupun pada dasarnya cukup sulit untuk mengestimasi perubahan struktur modal yang pada akhirnya akan memberikan pengaruh pada harga saham karena ketika perusahaan mampu untuk memaksimalkan harga saham maka di sisi lain perusahaan akan mampu untuk meminimalkan weighted average cost of capital (Brigham dan Houston, 2014). Banyak teori yang dapat digunakan oleh manajer untuk menjadi pedoman dalam menentukan kebijakan struktur modal. Teori tersebut pada akhirnya berpengaruh pada pendanaan perusahaan. Penyesuaian antara kondisi perusahaan dan risiko bisnis yang sedang dihadapi menjadi pertimbangan dalam kebijakan struktur modal. Hal ini menyebabkan kebijakan struktur modal berbeda-beda antara perusahaan satu dan lainnya. Teori-teori berkaitan dengan struktur modal antara lain Modigliani dan Merton Miller (MM) tahun 1985, trade-off theory, signaling theory, agency theory, dan market timing theory. Market timing theory menyatakan bahwa perusahaan akan cenderung menerbitkan ekuitas saat kondisi pasar sedang baik, dan memilih pendanaan utang saat kondisi pasar sedang buruk. Dalam market timing theory manajer cenderung menerbitkan ekuitas saat pasar sedang baik karena manajer percaya
4
bahwa ekuitas perusahaan pada saat itu mengalami overpriced (Eckbo et al., 2007 dalam Huang 2013). Alti (2006) dan Baker dan Wurgler (2002) menggunakan market-to-book sebagai variabel dalam menentukan posisi perusahaan saat menerbitkan ekuitas. Banyak perusahaan yang menerapkan market timing theory pada penggunaan sumber dana bagi struktur modalnya. Hal ini karena market timing mendukung adanya informasi yang tidak simetri berkaitan dengan nilai wajar saham, yang pada akhirnya akan menyebabkan nilai saham menjadi overvalued maupun undervalued. Manajer yang memiliki insentif pada informasi pasar akan menggunakan market timing jika memungkinkan dan jika manajer lebih peduli dengan para pemegang saham yang ada karena pasar modal yang cenderung tidak efisien dan tersegmen pada dasarnya membuat market timing yang terjadi menguntungkan bagi pemegang saham dalam hal biaya memasuki atau keluar dari pasar (Baker dan Wurgler, 2002). Menurut Baker dan Wurgler (2002) equity market timing adalah aspek yang penting pada kebijakan keuangan perusahaan yang sesungguhnya sehingga dapat mempengaruhi kebijakan struktur modal. Perusahaan menggunakan market timing theory pada saat menerbitkan utang maupun ekuitas sebagai sumber pendanaan, salah satunya adalah pada saat IPO. Pengaruh negatif signifikan pada leverage terlihat pada tahun-tahun pertama setelah IPO perusahaan (Baker dan Wurgler, 2002).
5
Penerbitan leverage juga dipengaruhi oleh faktor-faktor selain kondisi pasar dalam market timing theory, antara lain leverage, profitabilitas perusahaan, dan ukuran perusahaan perusahaan sebelum dilakukan penerbitan ekuitas atau utang (IPO) (Baker dan Wurgler, 2002 dalam Alti, 2006). Banyak penelitian yang dilakukan berkaitan dengan pengaruh teoriteori tersebut pada kebijakan struktur modal perusahaan. Penelitian berkaitan market timing theory di Indonesia sendiri masih menunjukkan hasil yang tidak konsisten, sehingga di sini peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian yang berfokus pada pengaruh equity market timing pada perubahan leverage perusahaan. Equity market timing yang digunakan perusahaan dalam penerbitan ekuitas dilihat melalui dua instrumen yaitu market-to-book dan tingkat leverage tahun sebelum melakukan IPO.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang tersebut maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: a. Apakah market-to-book berpengaruh terhadap perubahan leverage perusahaan yang melakukan IPO? b. Apakah tingkat leverage tahun sebelumnya berpengaruh terhadap perubahan leverage di tahun perusahaan melakukan IPO?
6
1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan pengujian terhadap equity market timing yang ada di Indonesia dengan menggunakan dua instrumen, yaitu: a. Menguji
pengaruh
market-to-book
terhadap
perubahan
leverage
perusahaan yang melakukan IPO. b. Menguji pengaruh leverage tahun sebelumnya terhadap perubahan leverage perusahaan yang melakukan IPO.
1.4 Manfaat Penelitian a. Bagi Perusahaan Penelitian ini diharapkan mampu menjadi pertimbangan bagi perusahaan dalam menentukan kebijakan struktur modal berdasarkan pada equity market timing sehingga perusahaan mampu meningkatkan kemungkinan dalam pemilihan struktur modal yang optimal dengan menerbitkan ekuitas di waktu yang tepat sesuai dengan market timing. b. Bagi Investor Penelitian ini diharapkan menjadi masukan dan bahan pertimbangan bagi investor dalam melakukan keputusan investasi pada perusahaanperusahaan berdasarkan tingkat leverage dan variabel-variabel lain dalam penelitian ini sehingga investasi dapat dilakukan secara tepat karena dapat memastikan nilai saham yang sesungguhnya dari perusahaan yang melakukan IPO.
7
1.5 Batasan Penelitian Dalam mempertahankan penelitian agar tetap fokus pada rumusan masalah dan tujuan yang telah ditetapkan, maka penelitian ini akan diberi batasan-batasan, antara lain: a. Penelitian dilakukan pada perusahaan non-keuangan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia. b. Penelitian dilakukan pada perusahaan yang melakukan IPO pada tahun 2007-2012. c. Jangka waktu penelitian dilakukan pada tahun 2007-2014. d. Perusahaan yang diteliti memiliki laporan keuangan yang lengkap selama jangka waktu penelitian.
1.6 Sistematika Penulisan Penelitian ini akan secara lengkap dibahas melalui lima bab, yaitu: BAB I
: PENDAHULUAN
Pada bab ini akan berkaitan dengan latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan. BAB II
: TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini akan berkaitan dengan landasan teori yang mendukung masalah penelitian, penelitian terdahulu, dan rumusan hipotesis.
8
BAB III
: METODE PENELITIAN
Pada bab ini akan berkaitan dengan data dan sampel penelitian, variabel dan model empiris yang digunakan, serta metode analisis yang digunakan dalam penelitian. BAB IV
: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan berkaitan dengan analisis data berserta hasilnya, hasil pengujian hipotesis serta pembahasannya. BAB V
: SIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini akan berkaitan dengan kesimpulan, keterbatasan penelitian, saran yang diberikan untuk pertimbangan penelitian yang selanjutnya, serta implikasi hasil penelitian.
9