BAB I PENDAHULUAN
I.1.
Latar Belakang Salah satu kebutuhan pokok manusia adalah air. Ketersediaan air untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat sehari-hari sangat penting. Namun, pada beberapa tempat di Indonesia, dapat dijumpai daerah yang mengalami masalah kekurangan air. Hal ini mengindikasikan terdapat permasalahan dalam konservasi air. Konservasi air merupakan upaya untuk menjaga serta melestarikan ketersediaan air baik saat musim kemarau maupun musim penghujan. Salah satu teknik konservasi air adalah pembangunan embung. Embung merupakan bangunan penyimpan air, berbentuk seperti kolam, yang dibangun di daerah depresi, umumnya berada di bagian luar sungai (Kasiro dkk, 1994). Fungsi embung adalah menyimpan atau menampung air pada musim hujan, kemudian dapat dimanfaatkan pada saat musim kemarau sesuai dengan kebutuhan atau prioritas warga yang membutuhkan. Dusun Pucang, Desa Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten merupakan salah satu daerah di Indonesia yang mengalami permasalahan kesulitan pasokan air untuk keperluan masyarakat sehari-hari, baik pada musim kemarau dan hujan. Wilayah ini terletak di daerah lereng Gunung Merapi dan tersusun oleh endapan hasil erupsi Gunung Merapi. Air hujan yang jatuh ke permukaan tanah di daerah ini langsung meresap ke bawah permukaan. Umumnya, masyarakat setempat mengandalkan pasokan air untuk keperluan
1
2
sehari-hari dari air hujan yang ditampung dalam wadah-wadah dengan volume terbatas. Salah satu upaya untuk menyelesaian permasalahan kesulitan air di Dusun Pucang adalah dengan membangun embung yang dapat digunakan sebagai tempat penyimpanan air dengan volume yang cukup besar. Pembangunan embung di Dusun Pucang direncanakan oleh Aqua melalui program Corporate Social Responsibility (CSR). Lokasi pembangunan embung berada pada lahan perkebunan dengan lereng pada sisi barat dan timur yang diusulkan oleh warga setempat. Walaupun lokasi pembangunan embung telah ditentukan, kondisi geologi teknik dan kestabilan lereng di sekitar lokasi pembangunan embung belum diketahui sehingga memerlukan penyelidikan geologi teknik. Penelitian ini diharapkan dapat membantu dalam perencanaan serta keberlangsungan konstruksi embung.
I.2.
Batasan Masalah Penelitian ini difokuskan pada evaluasi kelayakan lokasi pembangunan
embung berdasarkan aspek geologi teknik, serta penentuan kestabilan lereng di sekitar tubuh embung.
I.3.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini antara lain:
3
a.
Lokasi pembangunan embung merupakan lahan yang diusulkan oleh masyarakat setempat. Kondisi geologi teknik lokasi pembangunan embung belum diketahui, sehingga perlu dilakukan penyelidikan geologi teknik.
b.
Lokasi pembangunan embung yang diusulkan masyarakat berada pada lahan perkebunan dengan lereng di bagian barat dan timur. Stabilitas lereng di sekitar lokasi pembangunan embung belum diketahui, sehingga perlu diteliti.
I.4.
Tujuan Penelitian Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah mengkaji aspek geologi teknik
untuk menentukan kelayakan lokasi pembangunan embung di lokasi penelitian. Penelitian
ini
diharapkan
dapat
membantu
dalam
perencanaan
serta
keberlangsungan konstruksi embung. Aspek geologi teknik yang diteliti antara lain geomorfologi daerah penelitian, jenis litologi dan struktur geologi, sifat keteknikan tanah, dan potensi bencana yang mungkin terjadi, seperti ketidakstabilan lereng di lokasi pembangunan embung, serta bencana akibat erupsi Gunung Merapi. Selain itu, lokasi yang berpotensi sebagai suplai air ke dalam tubuh embung juga dipetakan.
I.5.
Manfaat Penelitian Melalui penelitian ini, maka diharapkan dapat bermanfaat baik bagi
penulis, pembaca, maupun pihak-pihak lain yang terkait dalam penelitian ini. Beberapa manfaat dalam penelitian ini antara lain:
4
a.
Manfaat akademis Penelitian ini akan menambah pengetahuan mengenai aplikasi ilmu geologi dalam upaya konstruksi embung sebagai sarana penampung air.
b.
Manfaat praktis Hasil dari penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan pertimbangan dalam tahapan pembangunan embung di Dusun Pucang, Desa Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah.
I.6.
Lingkup Penelitian Lokasi penelitian berada di Dusun Pucang, Desa Tegalmulyo, Kecamatan
Kemalang, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah (Gambar 1.1). Berdasarkan koordinat UTM 49 S, lokasi penelitian berada pada koordinat 441900 – 443350 E dan 9161500 – 9163700 N. Luas daerah penelitian secara keseluruhan adalah 1,5 x 1,8 km2. Lokasi penelitian dapat dicapai dengan melakukan perjalanan darat secara langsung dari kampus Teknik Geologi UGM dengan waktu tempuh sekitar 2 jam.
I.7.
Peneliti Terdahulu Peneliti terdahulu pada daerah penelitian maupun di sekitar daerah
penelitian dapat memberikan referensi pada penelitian ini. Penelitian detail di daerah penelitian belum dilakukan oleh peneliti terdahulu. Berikut adalah beberapa penelitian regional yang pernah dilakukan:
5
1. Hendrayana (1993) dalam Nasution (1999) menyebutkan bahwa terdapat tiga satuan geomorfologi Gunung Merapi, yaitu Satuan Morfologi Puncak Gunung Merapi, Satuan Morfologi Lereng Gunung Merapi, serta Satuan Morfologi Kaki Gunung Merapi. 2. Wirakusumah, dkk (1989) melakukan pemetaan geologi regional Gunung Merapi skala 1:50.000. Hasil penelitiannya menyebutkan bahwa stratigrafi Gunung Merapi tersusun oleh endapan Gunung Merapi tua dan endapan Gunung Merapi muda.
Gambar 1.1. Lokasi penelitian berada di daerah Tegalmulyo, Kemalang, Klaten pada Peta RBI lembar Kaliurang 1408-244.