BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Perkembangan manusia yang senantiasa berubah dari waktu ke waktu membawa dampak perubahan tuntutan dalam kehidupannya. Perubahan kehidupan manusia dapat terjadi karena perubahan umur, perubahan pendidikan, perubahan penghasilan, maupun perubahan sosial sehingga pola kehidupannya harus disesuaikan dengan kondisi yang melingkupinya. Tidak terlepas dari hubungannya dengan bank, maka tuntutan akan kebutuhan pelayanan bank juga terkait erat dengan tingkat perkembangan masyarakat sebagai konsumen jasa perbankan. Masyarakat dengan tingkat sosial yang rendah tidak terlalu menuntut adanya inovasi terhadap jasa perbankan. Nasabah yang tingkat sosialnya lebih tinggi akan menuntut pelayanan yang memadai selain faktor aman yang menjadi kunci terciptanya kepercayaan nasabah. Sedangkan sebagian yang lain barangkali akan memberikan tuntutan agar bank tidak hanya menyediakan jasa layanan yang konvensional yang dapat diberikan setiap bank, namun mereka menuntut agar bank dapat memberikan nilai tambah sehingga nasabah dapat menikmati tidak sekedar bunga tetapi juga jaminan apabila mereka mendapatkan musibah dan nilai tambah lainnya. Pemasaran produk asuransi jiwa di Indonesia memasuki episode baru. Perusahaan asuransi, memiliki alat baru dalam memasarkan produk-produknya, yakni melalui bank (bancassurance). Bisnis ini berbentuk kerjasama antara pihak bank dan pihak asuransi tanpa mengambil alih produk produk asuransi.
1 Universitas Sumatera Utara
2
Kontribusi bancassurance berhasil mengalahkan sistem pemasaran melalui jalur keagenan. Berdasarkan riset, pertumbuhan bancassurancedi Indonesia mulai melejit sejak tahun 2006-2007. Pada semester I 2006, bancassurance
hanya
menghasilkan premi Rp 2,3 triliun, lalu melonjak lebih dari 100% menjadi Rp 5 triliun setahun berikutnya.Di Asia, bentuk bancassurance yang paling dominan adalah kerjasama pemasaran (69%) dan uniknya, (72%) produk bancassurance adalah asuransi jiwa.1 Saat ini potensi kerja sama asuransi dengan bank sangat besar. Berdasarkan data Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), pada kuartal I 2012, kontribusi jalur bancassurance mencapai Rp 9,2 triliun atau 37,8% dari total premi. Angka ini mendekati kontribusi jalur keagenan sebesar Rp 10,2 triliun atau 41,9% dari total perolehan premi. Sedangkan lini lain seperti direct marketing dan telemarketing Rp 4,9 triliun alias 20,1%. Total perolehan premi asuransi jiwa Rp 24,3 triliun, tumbuh 14,1%.2 Kebutuhan data untuk menutup polis asuransi relatif telah terpenuhi dengan menggunakan data nasabah yang sudah ada pada bank. Akan tetapi, tingkat pemahaman masyarakat tentang bancassurance masih sedikit, karena sebagian orang menilai bancassurance merupakan produk asuransi yang dikeluarkan oleh bank. Padahal bancassurance adalah produk asuransi yang dikembangkan dan didistribusikan melalui jaringan bank. Maka, diperlukan adanya perlindungan konsumen untuk memperjelas hak dan kewajiban sebagai seorang konsumen dan pelaku usaha. 1
Bancassurance mengalahkan peranan agen asuransi, http://keuangan.kontan.co.id (diakses pada tanggal 18 November 2013). 2 OJK perlu sederhanakan izin bancassurance, http://keuangan.kontan.co.id (diakses pada tanggal 14 Desember 2013).
Universitas Sumatera Utara
3
Secara teori batasan-batasan hak dan pertanggung jawaban masingmasing
pihak
yang terlibat dalam bancasurrance cukup
jelas, tetapi
permasalahan-permasalahan hukum dapat muncul dalam pelaksanaannya di lapangan. Kesalahan itu bisa saja datang dari pihak asuransi. Seperti, berbagai bentuk penipuan dalam kontrak asuransi dan proses pengelolaan klaim bancassurance. Pelaku industri asuransi, yang penjualannya melalui perbankan atau bancassurance mengaku merasa diuntungkan dengan adanya Undang-undang Otoritas Jasa Keuangan (OJK).3 Menurut pejabat Otoritas Jasa Keuangan, kerja sama bancassurance berpotensi meningkatkan pendapatan perusahaan asuransi maupun perbankan. Deputi Komisioner Pengawas Industri Keuangan Non Bank (IKNB) OJK, mengatakan sejak awal tahun hingga 28 Februari 2013 regulator telah membukukan pencatatan produk baru dan persetujuan kerja sama pemasaran produk asuransi dengan bank (bancassurance) sebanyak 216 berkas. "Berkas yang diajukan untuk pencatatan produk baru mencapai 66 berkas,".4 Otoritas perbankan seperti Bank Indonesia
menghimbau untuk
memperketat perlindungan nasabah. Seperti diketahui, nasabah bank adalah yang paling mudah ditawari produk bancassurance mengingat keakrabannya dengan tatacara pemasaran jasa keuangan bank. Sebagai pihak yang juga mempertaruhkan reputasi banknya ketika menawarkan produk asuransi tersebut kepada nasabahnya, ketidakmampuan atau tindakan ingkar janji dari perusahaan asuransi untuk melunasi klaim asuransi akan menimbulkan citra buruk tidak saja padaperusahaan asuransi, tetapi juga akan berakibat pada reputasi bank yang bersangkutan.5 3
http://bisnis.news.viva.co.id (diakses pada tanggal 14 Desember 2013). http://www.indonesiafinancetoday.com (diakses pada tanggal 14 Desember 2013). 5 http://citizennews.suaramerdeka.com (diakses pada tanggal 16 November 2013). 4
Universitas Sumatera Utara
4
Terkait perkembangan bancassurance yang semakin pesat diperlukan upaya hukum yang tegas berkaitan dengan perizinan bagi bank untuk melakukan usaha bancassurance dan peningkatan pengetahuan nasabah sehingga mampu memisahkan produk asuransi dengan produk bank sendiri, sehingga solusi keuntungan bagi semua pihak tersebut tidak menjadi kontra produktif bagi stabilitas sistem keuangan. Penulis memilih masalah tersebut untuk menjadi bahan tulisan Skripsi dengan judul: “Kajian Yuridis Terhadap Prinsip Perlindungan Nasabah dalam Bancassurance ”
B. Perumusan Masalah Untuk membatasi ruang lingkup dan mempermudah perolehan data serta analisis dalam penelitian ini, penulis memberikan batasan dalam penelitian ini yaitu hanya berfokus pada penerapan prinsip perlindungan nasabah dalam kerjasama bank dan perusahaan asuransi (Bancassurance). Untuk menjawab: 1. Bagaimanakah bentuk aktivitas kerjasama pemasaran antara bank dengan perusahaan asuransi yang selanjutnya disebut bancassurance? 2. Bagaimana
penerapan
prinsip
perlindungan
nasabah
dalam
bancassurance? 3. Bagaimanakah
penyelesaian
klaim
asuransi
dalam
kerjasama
bancassurance?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan penelitian
Universitas Sumatera Utara
5
Tujuan penelitian skripsi yang akan penulis lakukan adalah: A. Untuk mengetahui bentuk aktivitas kerjasama pemasaran antara bank dengan perusahaan asuransi yang selanjutnya disebut bancassurance. B. Untuk mengetahui bagaimana penerapan prinsip perlindungan nasabah dalam bancassurance. C. Untuk mengetahui bagaimana penyelesaian klaim asuransi dalam kerjasama bancassurance. 2. Manfaat penelitian Adapun manfaat penelitian skripsi yang akan penulisan lakukan adalah: A. Bagi Mahasiswa, untuk mengetahui dan memperoleh informasi tentang aktivitas kerjasama pemasaran antara bank dengan perusahaan asuransi yang disebut bancassurance. B. Bagi Masyarakat, untuk memberikan suatu informasi pemahaman tentang perlindungan terhadap nasabah dalam aktivitas kerjasama pemasaran antar bank dengan asuransi yang disebut bancassurance. C. Bagi Bank dan Perusahaan Asuransi, dapat dijadikan sebagai pedoman untuk mengetahui peraturan yang mengatur aktivitas kerjasama bancassurance.
D. Keaslian penelitian Berdasarkan penelusuran pada perpustakaan Universitas Sumatera Utara khususnya Fakultas Hukum, di dapati bahwa “Kajian Yuridis Terhadap
Universitas Sumatera Utara
6
Prinsip Perlindungan Nasabah Dalam Bancassurance”, belum pernah ada yang meneliti sebelumnya. Penulisan skripsi ini adalah asli dari ide, gagasan, pemikiran, dan usaha penulis sendiri dengan adanya bantuan dan bimbingan dari dosen pembimbing penulis, tanpa adanya penipuan, penjiplakan, atau hal-hal lainnya yang dapat merugikan para pihak tertentu. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa penelitian untuk skripsi ini adalah asli. Dan untuk itu penulis dapat bertanggung jawab atas keaslian penulisan skripsi ini.
E. Tinjauan kepustakaan Perlindungan dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) adalah cara, proses, perbuatan perlindungan
yang
melindungi. Sedangkan perlindungan hukum adalah suatu diberikan
terhadap
subyek
hukum,
hukum
dalam
bentukperangkat hukum baik yang bersifat preventif maupun yang bersifat represif, baik yang tertulis maupun tidak tertulis. Dengan kata lain perlindungan hukum sebagai suatu gambaran dari fungsi hukum, yaitu konsep dimana hukum dapat memberikan suatu keadilan, ketertiban, kepastian, kemanfaatan dan kedamaian. Perbankan adalah usaha yang berbentuk lembaga keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki kelebihan dana (surplus of fund) dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat yang kekurangan dana (lack of fund), serta memberikan jasa-jasa bank lainnya untuk motif profit juga sosial demi meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.6 Menurut Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 adalah badan usaha yang menghimpun dana dari
6
http://www.kajianpustaka.com (diakses pada tanggal 23 November 2013).
Universitas Sumatera Utara
7
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Menurut Budisantoso, secara lebih spesifik bank dapat berfungsi sebagai: 1. Agent of trust Dasar utama kegiatan perbankan adalah kepercayaan (trust), baik dalam hal menghimpun dana maupun penyaluran dana. Masyarakat mau menitipkan dananya di bank apabila dilandasi adanya unsur kepercayaan. Masyarakat percaya bahwa uangnya tidak akan disalah gunakan oleh bank, uangnya akan dikelola dengan baik, bank tidak akan bangkrut, dan pada saat yang telah dijanjikan simpanan tersebut dapat ditarik kembali dari bank. Pihak bank sendiri akan mau menempatkan atau menyalurkan dananya pada debitur atau masyarakat apabila dilandasi adanya unsur kepercayaan. Pihak bank percaya bahwa debitur tidak akan menyalah gunakan pinjamannya, debitur akan mengelola dana pinjaman saat jatuh tempo, dan debitur mempunyai niat baik untuk mengembalikan pinjaman beserta kewajiban lainnya pada saat jatuh tempo. 2. Agent of Development Kegiatan perekonomian masyarakat di sektor moneter dan di sektor riil tidak dapat dipisahkan. Kedua sektor tersebut selalu berinteraksi dan saling mempengaruhi. Sektor riil tidak akan dapat berkinerja dengan baik apabila sektor moneter tidak bekerja dengan baik. Kegiatan bank berupa penghimpunan dan penyaluran dana sangat diperlukan bagi lancarnya kegiatan perekonomian disektor riil. Kegiatan bank tersebut memungkinkan masyarakat melakukan kegiatan investasi, kegiatan distribusi, serta kegiatan konsumsi barang dan jasa.
Universitas Sumatera Utara
8
3. Agent of Service Di samping melakukan kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana, bank juga memberikan penawaran jasa perbankan yang lain kepada masyarakat. Jasa ditawarkan bank ini erat kaitannya dengan kegiatan perekonomian secara luas. Jasa ini antara lain dapat berupa jasa pengiriman uang, penitipan barang berharga, pemberian jaminan bank, dan penyelesaian tagihan.7 Asuransi adalah suatu alat untuk mengurangi risiko yang melekat pada perekonomian, dengan cara manggabungkan sejumlah unit-unit yang terkena risiko yang sama atau hampir sama, dalam jumlah yang cukup besar, agar probabilitas kerugiannya dapat diramalkan dan bila kerugian yang diramalkan terjadi akan dibagi secara proposional oleh semua pihak dalam gabungan itu. Asuransi menurut ketentuan pasal 246 KUHD, adalah perjanjian dengan mana penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima premi untuk memberikan penggantian kepadanya karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan yang mungkin dideritanya akibat dari suatu evenemen (peristiwa tidak pasti). Menurut Ketentuan Undang–undang Nomor 2 tahun 1992 tertanggal 11 Februari 1992 tentang Usaha Perasuransian (“UU Asuransi”), Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima premi asuransi untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung yang timbul
7
Budisantoso, T dan Sigit. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Edisi 2. (Jakarta: Salemba Empat, 2006), hlm. 9.
Universitas Sumatera Utara
9
dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang
didasarkan
atas
meninggal
atau
hidupnya
seseorang
yang
dipertanggungkan.8 Fungsi Asuransi adalah: 1. Transfer risiko dengan membayar premi yang relatif kecil, seseorang atau perusahaan dapat memindahkan ketidakpastian atas hidup (risiko) ke perusahaan asuransi. 2.
Kumpulan dana premi yang diterima kemudian dihimpun oleh perusahaan asuransi sebagai dana untuk membayar risiko yang terjadi. Berdasarkan definisi tersebut, maka dalam asuransi terkandung 4 unsur,
yaitu: 1.
Pihak tertanggung (insured) yang berjanji untuk membayar uang premi kepada pihak penanggung, sekaligus atau secara berangsur-angsur.
2.
Pihak penanggung (insure) yang berjanji akan membayar sejumlah uang (santunan) kepada pihak tertanggung, sekaligus atau secara berangsurangsur apabila terjadi sesuatu yang mengandung unsur tak tertentu.
3.
Suatu peristiwa (accident) yang tak tertentu (tidak diketahui sebelumnya).
4.
Kepentingan (interest) yang mungkin akan mengalami kerugian karena peristiwa yang tak tertentu.
Bancassurance menurut Direkur Biro Riset Info Bank Eko B. Supriyanto mengatakan, bancassurance sebagai salah satu metode pemasaran akan memberikan keuntungan dimana nasabah dapat memperoleh layanan produk, baik produk asuransi maupun bank, dalam satu atap. Selain itu, nasabah memperoleh
8
Undangan-Undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian.
Universitas Sumatera Utara
10
kenyamanan dan kemudahan karena umumnya bank bekerja sama dengan perusahaan asuransi terpilih dibandingkan dengan jika nasabah harus memilih sendiri asuransinya. Nasabah juga mendapatkan standar layanan yang sama dari bank.9 F. Metode Penelitian 1. Jenis penelitian Skripsi ini menggunakan metode penelitian yuridis-normatif, yaitu penelitian yang mengacu kepada norma-norma hukum yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan dengan putusan pengadilan. Metode ini dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder. 2. Sumber data a.
Data sekunder Data sekunder meliputi peraturaan perundang-undangan, dokumendokumen resmi, buku teks, hasil-hasil penelitian yang berwujud laporan, artikel, bahan seminar, dan bahan pustaka lainnya. Dan data sekunder pada skripsi ini meliputi: 1) Bahan hukum primer, yaitu bahan-bahan humum yang mengikat dan terdiri dari: a) Peraturan Perundang-undangan : (1) Undang-undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian; (2) Undang-undang
Nomor
8
Tahun
1999
tentang
Perlindungan Konsumen;
9
Bancassurance Layanan Satu Atap yang Menggiurkan, http://www.wikimu.com (diakses pada tanggal 23 November 2013).
Universitas Sumatera Utara
11
(3) Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen; (4) Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 12/35/DPNP 2) Bahan Hukum Sekunder, yaitu bahan hukum yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer, seperti Rancangan Undang-undang (RUU), hasil-hasil penelitian atau pendapat pakar hukum. 3) Bahan Hukum Tertier, yaitu bahan yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, seperti kamus (hukum) dan ensiklopedia. 3. Teknik pengumpulan data Penelitian Kepustakaan (Library Research), yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau yang disebut dengan data sekunder. Adapun data sekunder yang digunakan dalam penulisan skripsi ini antara lain, artikel-artikel baik yang diambil dari media cetak maupun elektronik, dokumen-dokumen pemerintah, termasuk peraturan perundang-undangan. 4. Analisis data Data primer dan data sekunder yang telah disusun secara sistematis kemudian dianalisa secara perspektif dengan menggunakan metode deduktif dan induktif. Metode deduktif dilakukan dengan cara membaca, menafsirkan dan membandingkan, sedangkan metode induktif dilakukan dengan menterjemahkan berbagai sumber yang berhubungan dengan topik
Universitas Sumatera Utara
12
dalam skripsi ini, sehingga diperoleh kesimpulan yang sesuai dengan tujuan penelitian yang telah dirumuskan.
G. Sistematika Penulisan Untuk memudahkan pemahaman terhadap materi dari skripsi ini dan agar tidak terjadinya kesimpangsiuran dalam penulisan skripsi ini, maka penulis membaginya dalam beberapa bab dan tiap bab dibagi ke dalam beberapa sub-sub bab. Adapun bab-bab yang dimaksud adalah sebagai berikut: BAB I
PENDAHULUAN Bab ini menerangkan secara ringkas mengenai Latar Belakang, Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penulisan, Keaslian Penulisan, Tinjauan Kepustakaan, Metode dan Sistematika penulisan.
BABII
PERKEMBANGAN BANCASSURANCE DI INDONESIA Bab ini membahas tentang Perkembangan usaha perasuransian di Indonesia yang meliputi tentang Sejarah Perasuransian, Dasar Hukum Perasuransian, Perkembangan Usaha Perasuransian yang ada di Indonesia dan Perkembangan perbankan di Indonesia yang meliputi Sejarah Perasuransian, Dasar Hukum Perbankan, Perkembangan Perbankan yang ada di Indonesia serta Perkembangan Bancassurance di Indonesia.
BAB III
BENTUK PERLINDUNGAN BANK YANG DITERAPKAN OLEH BANCASSURANCE
Universitas Sumatera Utara
13
Bab ini menguraikan tentang Sistem Perlindungan Hukum yang Diterapkan oleh Bancassurance. BAB IV
KLAIM
DAN
GANTI
KERUGIAN
YANG
DIBERIKAN
BANCASSURANCE Bab ini menguraikan dengan tentang Penyelesaian Klaim dan Ganti Rugi yang diberikan oleh Bancassurance. BAB V
PENUTUP Bab ini berisikan kesimpulan dari bab-bab yang telah dibahas sebelumnya dan saran yang mungkin berguna dan dapat dipergunakan untuk menyempurnakan penulisan skripsi ini.
Universitas Sumatera Utara