BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Persaingan bisnis yang meningkat dewasa ini menuntut perusahaan untuk
memanfaatkan kemampuan yang ada dengan semaksimal mungkin agar unggul dalam persaingan pasar global (Sri Hastuti, 2008). Perubahan ekonomi secara global menuntut setiap perusahaan untuk meningkatkan efektivitas dalam operasi perusahannya. Hal ini dimaksudkan agar perusahaan dapat bersaing dalam situasi dan kondisi persaingan yang semakin ketat di masa sekarang maupun di masa yang akan datang. Dengan demikian perusahaan dituntut untuk meningkatkan kemampuan di dalam bidang operasional maupun dalam bidang manajerial (Steffi Sigilipu, 2013). Kinerja merupakan suatu hasil prestasi kerja yang optimal yang dilakukan oleh seorang, kelompok atau badan usaha. Kinerja dapat diukur dengan melihat kemampuan perusahaan dalam meningkatkan laba. Suatu perusahaan dikatakan mempunyai kinerja yang baik jika perusahaan mendapatkan keuntungan sesuai target yang telah ditetapkan (Mulyadi, 2001). Kinerja manajerial dalam organisasi merupakan salah satu cara untuk menentukan berhasil atau tidaknya tujuan perusahaan yang telah ditetapkan. Mahoney et, al (1963) dalam Nazarudin (1998) menyatakan kinerja manajerial adalah kinerja individu anggota organisasi dalam kegiatan-kegiatan manajerial
1
2
seperti perencanaan, investigasi, koordinasi, evaluasi, pemiliha staf, negosiasi, perwakilan, pengawasan. Pada situasi yang memburuk manajer perlu memiliki kemampuan untuk melihat dan meggunakan peluang, mengidentifikasi masalah, dan menyeleksi serta mengimplementasikan proses adaptasi dengan tepat (Dwiandra, 2006). Manajer juga perlu mempertahankan kelangsungan hidup serta mengendalikan perusahaan sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai dengan tepat. Tujuan
perusahaan
itu
sendiri
pada
umumnya
mencakup
pada
pertumbuhan perusahaan, laba yang dihasilkan, produktivitas, kelangsungan perusahaan, dan kesejahteraan karyawan (Syamsuddin, 2007). Kunci keberhasilan perusahaan adalah penciptaan dan penggunaan informasi secara akurat. Beberapa ahli manajemen menekankan bahwa perusahaan yang menguasai informasi memiliki keunggulan kompetitif dalam lingkungan bisnis. Keunggulan kompetitif yang dapat diciptakan oleh perusahaan dapat dicapai dengan salah satu cara, yaitu meningkatkan kinerja manajerial (Dwiandra, 2006). PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company, Tbk adalah perusahaan mutinasional yang bergerak dibidang consumer goods. Perusahaan ini menawarkan produk minuman seperti susu, Buavita, Teh Kotak, Sari Asem Asli, dan Sari Kacang Ijo dalam kemasan aseptik yang tahan lama. Namun kinerja manajerial pada PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company, Tbk dapat dinyatakan menurun setiap tahunnya (Supiandi, 2014).
3
PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company, Tbk mencatat laba usaha pada tahun 2013 sebesar Rp. 423.195 juta. Pada tahun 2014 mencatat laba usaha sebesar Rp. 374,126juta. Laba usaha mengalami penurunan sebesar Rp. 49.069 juta. Namun penjualan bersih pada tahun 2014 sebesar 13% meleset dari target semula yang dicanangkan sebesar 15%. Hal ini sesuai dengan data laporan keuangan PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company, Tbk periode tahun 2010-2014 cenderung menurun. Adapun data laporan keuangan PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company, Tbk sebagai berikut: Grafik 1.1 Pertumbuhan laba PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company, Tbk 500000 450000 400000 350000 300000 250000 200000 150000 100000 50000
0 Tahun 2009
Tahun 2010
Tahun 2011
Tahun 2012
Tahun 2013
Tahun 2014
Sumber: laporan keuangan PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company, Tbk Tahun 2010-2014 (data diolah)
4
Grafik diatas menunjukkan presentase laba usaha di PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company, Tbk. Laba Usaha tahun 2012 adalah Rp. 429.342 juta dengan presentase 15,28% dari total penjualan bersih. Pada tahun 2013 laba usaha sebesar Rp. 423.195 juta dengan presentase 12,23% dari total penjualan bersih. Sedangkan laba usaha 2014 sebesar Rp. 374.126 juta dengan presentase 9,5% dari total penjualan bersih di PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company, Tbk. Bedasarkan penjelasan-penjelasan di atas, turunnya presentase laba usaha mencerminkan kurang bagusnya kinerja manajerial. Kinerja manajerial perlu diperbaiki sehingga pada periode selanjutnya kinerja manajerial yang tidak terlalu bagus tidak dapat terulang kembali. Kinerja manajerial dapat tercapai secara efektif dan efisien apabila fungsi dari manajemen dilaksanakan dengan baik dari tahap perencanaan sampai pada tahap pengendalian manajemennya sehingga dapat memberikan kinerja yang optimal guna menjamin tercapainya tujuan perusahaan (Supriyono, 2000). Salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja manajerial ialah teknologi informasi (Wahyu dan Kiki, 2013). Perkembangan teknologi informasi telah membawa dampak pada sebuah perusahaan. Teknologi informasi dengan komputer adalah salah satu motor penggerak yang telah merubah segalanya. Pemrosesan informasi berbasis komputer mulai dikenal sebagai alat pengolah data untuk menghasilkan informasi di bidang akuntansi (Rakhmadi, 2007). Ajeng dan Titiek (2010) mengatakan bahwa tujuan digunakannnya teknologi informasi ialah memberikan kemudahan kepada para pengguna untuk mendapat informasi dengan cepat, relevan, tepat waktu, lengkap, dapat dipahami
5
dan teruji. Dalam dunia bisnis pemanfaatan teknologi informasi menyebabkan perubahan yang luar biasa dalam persaingan, produksi, pemasaran, pengelolaan sumber daya manusia, penanganan transaksi pertukaran antara perusahaan dengan customernya dan dengan perusahaan lain (Mulyadi, 2001). Teknologi informasi merupakan bagian dari sistem informasi yang digunakan untuk menyampaikan maupun mengolah informasi. Teknologi informasi adalah serangkaian perangkat keras dan lunak yang dirancang untuk mentransformasi data menjadi informasi yang berguna (Bodnar, 2006). Haag dan Cummings (1998) dalam Arsono dan Muslichah (2002) menyatakan
teknologi
informasi
berguna
dalam
menangkap
informasi,
menyampaikan informasi, menciptakan informasi, menyimpan informasi, dan mengkomunikasikan informasi oleh jadi teknologi informasi dapat membantu manajer
dalam
membuat
perencanaan,
pengkoordinasian,
pengawasan,
investigasi, evaluasi yang pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja manajerial. Teknologi informasi juga dapat mempengaruhi informasi yang disajikan oleh SAM karena informasi yang dihasilkan dapat menunjang kebutuhan manajemen. Pengukuran kinerja manajerial terhadap unit yang mempunyai tingkat saling ketergantungan tinggi, akan sangat bermanfaat apabila pengukuran tersebut mencakup penilaian reliabilitas, kerjasama, dan fleksibiitas para manajer (Hayes 1997 dalam Ajeng dan Titiek 2010). Perusahaan dengan kinerja yang baik maka telah menerapkan hubungan saling ketergantungan satu departemen dengan departemen lain. Selain teknologi
6
informasi, saling ketergantungan juga memiliki pengaruh terhadap kinerja manajerial (Wahyu dan Kiki, 2013). Saling ketergantungan menciptakan kebutuhan informasi tambahan untuk memastikan bahwa kinerja dapat terkoordinasi dengan baik. Tantangan bagi manajemen adalah memuaskan kebutuhan informasi departemen dan koordinasi arus kerja diantara sub-unit fungsional menjadi sangat independen (Sri Hastuti, 2008). Di
samping
itu,
saling
ketergantungan
organisasi
cenderung
mempengaruhi aktivitas perencanaan dan pengendalian bagi sub unit yang mempunyai tingkat saling ketergantungan tinggi. Maka, didalam situasi saling ketergantungan tinggi, para manajer akan membutuhkan SAM yang dapat memberikan informasi yang bersifat integritas (Muslichah, 2003). Jadi, semakin tinggi tingkat saling ketergantungan akan menyebabkan semakin kompleksnya tugas yang dihadapi manajer. Sebagai akibat manajer membutuhkan informasi yang lebih banyak, baik itu informasi yang terkait dengan departemen lain. Informasi yang baik dapat dicapai secara efektif dan efisien ialah dengan melakukan pengembangan terhadap sistem informasi yang berguna bagi manajerial. Informasi yang dihasilkan akan membantu manajer untuk mengatasi kompleksitas tugas yang dihadapi, sehingga dengan informasi yang tersedia akan meningkatkan kinerja manajerial. Menurut Krismiaji (2005:12) berpendapat bahwa: “Sistem informasi merupakan suatu cara yang dilaksanakan untuk mengumpulkan, mengolah, dan menyimpan data serta cara yang
7
digunakan untuk melakukan pengendalian dan menyediakan informasi untuk membantu manajemen dalam mengambil keptusan dan menjalankan kegiatan operasional perusahaan sehingga tujuan telah ditetapkan dapat tercapai.” Informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi disediakan kepada para manajer oleh suatu perusahaan dalam dunia bisnis mempunyai sasaran utama. Sasaran utama informasi tersebut dijelaskan oleh Hansen dan Mowen (2009:2), yaitu: 1. Menyediakan informasi yang menunjang pengambilan keputusan, 2. Menyediakaninformasi yang mendukung perhitungan biaya jasa, produk dan tujuan lain yang diinginkan manajemen, 3. Menyediakan informasi akuntansi yang digunakan dalam perencanaan, pengendalian, dan pengevaluasian. Sistem akuntansi manajemen (SAM) merupakan prosedur dan sistem formal yang menggunakan informasi untuk mempertahankan dan menyediakan alternatif dari berbagai kegiatan perusahaan. Mia dan Patiar (2001) menyatakan bahwa syarat utama informasi yang diperlukan, yaitu sistem akuntansi manajemen (SAM) yang dapat membantu manajer dalam meningkatkan kualitas pengambilan keputusan sehingga dapat memperbaiki kinerja organisasi. Sistem akuntansi manajemen dalam perusahaan manufaktur diharapkan dapat mempersiapkan para manajer dalam membentuk format yang tepat bagi industri dan para manajer dituntut dapat merasakan kepuasan dari sistem akuntansi manajemen terhadap kebutuhan informasi (Arsono dan Muslichah, 2002). Karakteristik sistem informasi akuntansi manajemen berdasarkan persepsi para manajer dalam pengambilan keputusan. Menurut penelitian Chenhall dan Morris (1986) dalam Achmad dan Ira (2009) menemukan bukti empiris mengenai karakteristik informasi yang bermanfaat menurut persepsi para manajerial yaitu
8
terdiri dari informasi broad scope, timeliness, aggregation, dan integration. Menurut Chenhall dan Morris (1986) dalam Jurnal akuntansi dan keuangan mengidentifikasi empat karakteristik sistem informasi akuntansi manajemen yang baik dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Informasi broadscope (lingkup luas) lebih mengacu kepada informasi dari sistem informasi akuntansi manajemen yang mewakili dimensi fokus, kuantitatif, dan horizon waktu (Gordon dan Narayanan, 1984). Informasi broadscope juga mencakup permasalahan ekonomi maupu non ekonomi, estimasi kejadian yang mungkin terjadi di masa yang akan datang dan aspek-aspek lingkungan. Informasi broadscope berguna untuk mencapai kinerja yang lebih baik (Sathe dan Watson, 1987). 2. Menurut Bodnar (1995) informasi timelines menunjukkan ketepatan waktu dalam memperoleh informasi dari suatu kejadian. Informasi dapat dikatakan tepat waktu apabila informasi tersebut mencerminkan kondisi terkini dan sesuai dengan kebutuhan manajer. Informasi yang tepat waktu akan membantu manajer dalam pengambilan keputusan. 3. Informasi aggregation juga merupakan informasi yang memperhatikan penerapan bentuk kebijakan formal (seperti discounted cash flow) atau model analitis informasi hasil akhir yang didasarkan pada area fungsional (seperti pemasaran, produksi) atau didasarkan pada waktu (seperti bulanan, kuartalan). Informasi aggregation diperlukan dalam organisasi karena dapat mencegah kemungkinan terjadinya overload informasi (Chia, 1995; Iselin, 1998 dalam YP Supardiyono, 1999).
9
4. Chenhall dan Morris (1986) menjelaskan bahwa informasi yang terintegrasi juga menunjukkan adanya keterbukaan informasi, karena dampak kebijakan satu unit dapat diketahui oleh unit lainnya dalam organisasi. Dengan adanya informasi yang terintegrasi juga akan mangakibatkan para manajer mempertimbangkan unsur integritas didalam melakukan evaluasi kerja. Karakteristik informasi yang tersedia dalam organisasi tersebut akan menjadi efektif apabila mendukung kebutuhan pengguna informasi akan pengambilan keputusan. Hal ini sejalan dengan pendekatan kontijensi bahwa tingkat ketersediaan dari masing-masing karakteristik informasi sistem akuntansi mungkin tidak selalu sama untuk setiap organisasi tetapi ada faktor tertentu lainnya yang akan mempengaruhi tingkat kebutuhan terhadap informasi akuntansi manajemen. Hal ini dapat digambarkan bahwa informasi akuntansi manajemen sebagai sub kontrol dalam organisasi, akan selalu dihadapkan pada sub sistem kontrol lainnya seperti desentralisasi karena kedua sub sistem kontrol tersebut selalu ada dalam suatu organisasi. (Outley, 1980 dalam Nazarudin, 1998). Maka dari itu peneliti mengambil dimensi informasi broadscope karena lingkungan yang luas dan tidak mencakup internal perusahaan saja melainkan eksternal perusahaan. Penelitian ini mereplikasi penelitian Arsono Laksamana dan Muslichah (2002) dengan menggunakan variabel teknologi informasi, saling ketergantungan, kinerja manajerial, dan karakteristik sistem akuntansi manajemen yang bertindak sebagai variabel antara (intervening). Penelitian Arsono dan Musclihah menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif karakteristik sistem akuntansi
10
manajemen (SAM) scope yang bertindak sebagai variabel intervening dalam hubungan antara teknologi informasi dan saling ketergantungan terhadap kinerja manajerial. Beberapa peneliti terdahulu menunjukkan hasil penelitian yang berbedabeda. Fuad Rahman (2000) menggunakan karakteristik sistem akuntansi manajemen yaitu broad scope sebagai hubungan antara ketidakpastian lingkungan dan desentralisasi terhadap kinerja manajerial. Sedangkan Wahyu, Kiki, Elen (2013) pun menunjukkan bahwa teknologi informasi dan saling ketergantungan memiliki efek positif langsung dan dampak yang signifikan terhadap kinerja manajerial melalui sistem akuntansi manajemen (SAM). Pada penelitian Sri Hastuti (2008) menyimpulkan bahwa teknologi informasi tidak berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Sedangkan, saling ketergantungan berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sistem akuntansi manajemen memiliki peran sebagai memediasi antara teknologi informasi dan saling ketergantungan terhadap kinerja manajerial. Penelitian yang dilakukan oleh Ajeng dan Titiek (2010) berpendapat pengaruh sistem akuntansi manajemen lebih besar dibandingkan dengan teknologi informasi. Hasil penelitian menyimpulkan untuk meningkatkan kinerja Manajerial akan lebih efektif melalui teknologi informasi dan saling ketergantungan dibandingkan dengan dimediasi oleh karakteristik sistem akuntansi manajemen. Mengingat pentingnya teknologi informasi dan saling ketergantungan yang dimiliki oleh setiap perusahaan agar sistem akuntansi manajemen (SAM) khusunya informasi broadscope yang dijalankan dapat meningkatkan kinerja
11
manajerial. Sistem akuntansi manajemen (SAM) menjadi pendorong
pada
perusahaan agar laba usaha yang dihasilkan meningkat. Maka peneliti memiliki minat untuk mengambil judul penelitian “Pengaruh Teknologi Informasi dan Saling Ketergantungan terhadap Kinerja Manajerial melalui Karakteristik Sistem Informasi Akuntansi Manajemen sebagai variabel Intervening” (Studi kasus pada PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company, Tbk).
1.2
Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, masalah dalam penelitian ini
adalah masih kurang baiknya kinerja manajerial pada PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company, Tbk. Adapun pertanyaan penelitian yang disusun adalah sebagai berikut: 1. Apakah teknologi informasi berpengaruh terhadap kinerja manajerial pada PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company, Tbk? 2. Apakah
saling
ketergantungan
berpengaruh
terhadap
kinerja
manajerial pada PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company, Tbk? 3. Apakah teknologi informasi berpengaruh terhadap karakteristik informasi sistem akuntansi manajemen pada PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company, Tbk? 4. Apakah saling ketergantungan berpengaruh terhadap karakteristik informasi sistem akuntansi manajemen pada PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company, Tbk?
12
5. Apakah teknologi informasi berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial
melalui
karakteristik
informasi
sistem
akuntansi
manajemen pada PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company, Tbk? 6. Apakah saling ketergantungan berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial
melalui
karakteristik
informasi
sistem
akuntansi
manajemen pada PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company, Tbk?
1.3
Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi maupun
data yang relevan dengan pemecahan masalah yang diidentifikasi, kemudian data dan informasi dianalisis dan diolah untuk dibuat penelitian dan ditarik kesimpulan. Maksud yang lainnya adalah untuk meneliti penggunaan manajer terhadap sistem informasi yang tersedia pada perusahaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan solusi atas masalah dengan cara menjawab pertanyaan yang terdapat dalam identifikasi masalah, yaitu: 1. Untuk mengetahui pengaruh teknologi informasi terhadap kinerja manajerial pada PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company, Tbk. 2. Untuk mengetahui pengaruh saling ketergantungan terhadap kinerja manajerial pada PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company, Tbk.
13
3. Untuk mengetahui pengaruh teknologi informasi terhadap karakteristik sistem informasi akuntansi manajemen pada PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company, Tbk. 4. Untuk
mengetahui
pengaruh
saling
ketergantungan
terhadap
karakteristik sistem informasi akuntansi manajemen pada PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company, Tbk. 5. Untuk mengetahui pengaruh teknologi informasi melalui karakteristik sistem informasi akuntansi manajemen terhadap kinerja manajerial pada PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company, Tbk. 6. Untuk
mengetahui
pengaruh
saling
ketergantungan
melalui
karakteristik sistem informasi akuntansi manajemen terhadap kinerja manajerial pada PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company, Tbk.
1.4
Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi semua pihak. Adapun
kegunaan dalam penelitian ini diarahkan pada kegunaan praktis dan kegunaan teoritis, sebagai berikut : 1.4.1
Bagi Praktisi 1. Bagi Penulis a. Sebagai salah satu syarat dalam menempuh ujian Sarjana untuk meraih gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi di Universitas Widyatama.
14
b. Dapat mengembangkan kreatifitas, memahami, dan mengetahui seberapa jauh ilmu yang diperoleh dalam penilitian ini. c. Mengetahui seberapa jauh kemampuan penulis dalam memecahkan permasalahan. 2. Bagi Perusahaan a. Membantu manajer melakukan perencanaan organisasi dimasa datang agar tercapainya suatu tujuan yang diharapkan. b. Dapat mempertahankan atau memperbaiki kinerja dalam suatu organisasi agar lebih baik lagi. 3. Bagi Pihak Lain Peneltian ini diharapkan dapat menjadi gambaran bagi para peneliti berikutnya dan sebagai acuan apabila ingin meneliti dengan objek yang sama, berkaitan dengan penggunaan informasi akuntansi.
1.4.2
Aspek Pengembangan Ilmu Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan juga
pengetahuan dalam bidang akuntansi manajemen. Serta dapat mengkaji dan membandingkan teori yang diperoleh mengenai Pengaruh Teknologi Informasi dan Saling Ketergantungan terhadap Kinerja Manajerial dengan Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen sebagai variabel Intervening. Diharapkan juga dapat menjadi bahan referensi penelitian selanjutnya.
15
1.5
Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan pada PT. Ultrajaya Milk Industry and
Trading Company, Tbk yang berlokasi di jalan Jl. Raya Cimareme 131, Padalarang 40552, Kab. Bandung Barat. Adapun penelitian ini dilakukan mulai bulan September 2015 sampai dengan selesainya penelitian ini.