BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pada umumnya perusahaan bertujuan menghasilkan laba dalam mempertahankan usahanya. Salah satu kegiatan operasional tersebut adalah penjualan baik berbentuk tunai maupun penjualan secara kredit. Pada dasarnya perusahaan lebih menyukai penjualan tunai dibandingkan dengan kredit, namun adanya persaingan maka perusahaan melakukan penjualan kredit yang akan menimbulkan piutang. Menurut Soemarso (2000: 338) piutang “merupakan kebiasaan bagi perusahaan untuk memberikan kelonggaran kepada para pelanggan pada waktu melakukan penjualan”,
kelonggaran-kelonggaran
yang
diberikan,
biasanya
dalam
bentuk
memperbolehkan para pelanggan tersebut membayar kemudian atas penjualan barang atau jasa yang dilakukan. Penjualan dengan syarat demikian disebut dengan penjualan kredit. Penjualan kredit
memberikan resiko yang besar bagi perusahaan, karena
perusahaan akan menerima piutang dari pelanggannya. Piutang ini berpengaruh sekali bagi perusahaan karena apabila dana perusahaan tersebut tertanam dalam piutang maka perusahaan tidak dapat lagi memutarkan dananya untuk kegiatan yang lain dan berakibat terganggunya arus kas dari perusahaan tersebut. Hal ini dapat saja terjadi misalkan tidak tepatnya pelanggan membayar hutangnya yang telah ditetapkan tanggal jatuh tempo oleh perusahaan.
1
Universitas Sumatera Utara
2 Perum Perumnas Regional I Medan merupakan perpanjangan tangan pemerintah dalam memenuhi kebutuhan perumahan masyarakat yang bertugas dan berwenang untuk melaksanakan pembangunan perumahan rakyat dan prasarana lingkungan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Perumahan yang ditawarkan oleh Perum Perumnas Regional I Medan kepada masyarakat terdiri dari berbagai jenis tipe rumah yang bertujuan agar masyarakat dapat bebas memilih tipe rumah sesuai dengan penghasilannya. Disamping itu pihak Perum memberikan kelonggaran penjualan rumah yaitu secara kredit yang akan ditagih pembayarannya dalam jangka waktu tertentu. Berikut ini disajikan data mengenai jumlah piutang Perum Perumnas Regional I Medan mulai tahun 2000 sampai tahun 2005. Tabel 1.1 Anggaran dan Realisasi Jumlah Piutang Perum Perumnas Regional I Medan tahun 2000 sampai dengan tahun 2005 (dalam ribuan Rupiah) Tahun
Anggaran
Realisasi
Pencapaian (%)
2000
10.222.791
3.908.080
38,22
2001
6.153.801
5.679.032
92,28
2002
3.561.530
14.543.183
408,34
2003
9.585.000
10.611.523
110,70
2004
7.604.860
12.689.314
166,85
2005
6.621.300
14.819.657
223,81
Sumber: Laporan Keuangan Perum Perumnas Regional I Medan untuk tahun 2000 sampai dengan 2005. Pada Tabel 1.1 di atas dapat dilihat bahwa jumlah piutang yang terjadi pada Perum Perumnas Regional I Medan dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2005 mengalami peningkatan dan berfluktuasi bila dilihat dari persentase pencapaian setiap tahunnya.
Universitas Sumatera Utara
3 Piutang yang terjadi di Perum Perumnas Regional I Medan ada dua jenis yaitu piutang retensi adalah piutang jaminan yang ditahan oleh pihak bank yang berupa sertifikat dan piutang usaha dibagi atas tiga jenis yaitu Kekurangan Uang Muka (KUM), (Kelebihan Luas Tanah (KLT) dan Cicilan Tunai (CITUN). KUM terjadi apabila nasabah belum melunasi uang muka pembelian rumah kepada pihak perum sebesar 20% dari harga jual rumah. KLT terjadi apabila nasabah membeli rumah yang ukurannya melebihi luas standar yang telah ditentukan. Sedangkan CITUN terjadi apabila nasabah tidak memenuhi syarat untuk melakukan KPR oleh Bank, mendapat peninjauan kembali oleh pihak perum untuk memperbolehkan nasabah melakukan kredit rumah yang berurusan langsung dengan pihak Perum. Jumlah piutang yang terjadi di Perum Perumas Regional I Medan dilihat dari anggaran dan realisasi mengalami peningkatan dari setiap tahun. Adapun yang mendasari Perum Perumnas Regional I Medan membuat anggaran setiap tahunnya adalah suatu kewajiban direksi perusahaan yang diambil dari rapat koordinasi cabang-cabang untuk melihat peluang pasar di masing-masing daerah sehingga dapat menentukan strategi penjualan dan pembangunan rumah. Pada Tabel 1.1 terlihat bahwa tahun 2000 dan tahun 2001, anggaran lebih besar daripada realisasi yang artinya dalam tahun 2000 dan tahun 2001 penjualan rumah banyak dibayar secara tunai dibandingkan pembayaran secara kredit, sedangkan untuk tahun 2002 sampai tahun 2005, anggaran lebih kecil daripada realisasi karena adannya penumpukan piutang tak tertagih, dan hal ini terjadi karena nasabah kebanyakan menunggak pembayaran kredit rumah yang sudah ditentukan. Dari wawancara yang dilakukan penulis, alasan nasabah melakukan penunggakan terjadi karena kondisi
Universitas Sumatera Utara
4 perekonomian yang menuntut nasabah lebih mengutamakan kebutuhan pokok sehari-hari, dan nasabah yang melakukan kredit rumah adalah kalangan menengah kebawah. Pengelolaan manajemen piutang jika tidak dilaksanakan dengan baik maka kemungkinan terjadinya jumlah piutang yang terus meningkat secara khusus piutang tak tertagih akan sangat besar jumlahnya yang akan merugikan perusahaan yang bersangkutan. Manajemen Piutang adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pemimpin dan pengendalian melalui klaim yang diharapkan akan diselesaikan melalui penerimaan kas dalam upaya anggota organisasi dengan menggunakan semua sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk membahas manajemen piutang pada Perum Perumnas Regional I Medan dengan mengadakan penelitian yang berjudul ”Analisis Implementasi Manajemen Piutang Pada Perum Perumnas Regional I Medan”.
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan, maka penulis merumuskan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu ”Apakah Perum Perumnas Regional I Medan dalam mengelola manajemen piutang pada tahun 2000 sampai dengan 2005 sudah efisien?”.
C.Kerangka Konseptual Terjadinya piutang adalah ditimbulkan karena adanya transaksi penjualan secara kredit oleh perusahaan kepada para pelanggannya. Untuk dapat mempertahankan
Universitas Sumatera Utara
5 langganan-langganan yang sudah ada sekarang dan untuk menarik langganan-langganan baru, perusahaan pada umumnya melakukan penjualan secara kredit. Penjualan kredit pada akhirnya akan menimbulkan hak penagihan atau piutang kepada langganan sangat erat hubungannya dengan persyaratan kredit yang diberikan. Sekalipun pengumpulan piutang tidak tepat pada waktu yang sudah ditetapkan, namun sebagian besar dari piutang tersebut akan terkumpul dalam jangka waktu kurang dari satu tahun. Oleh karena itu piutang dimasukkan sebagai salah satu komponen aktiva lancar perusahaan. Setiap perusahaan yang melakukan penjualan khususnya secara kredit harus melakukan pengelolaan piutang dengan sebaik-baiknya mulai dari kebijakan kredit, kebijakan pengumpulan piutang, teknik pengumpulan piutang. Kegiatan pengelolaan piutang di kenal dengan istilah manajemen piutang. Perusahaan akan memperoleh kegiatan pengelolaan piutang yang efisien, jika pihak perusahaan menerapkan manajemen piutang yang baik dan benar sesuai dengan yang telah ditetapkan. Adapun manajemen piutang yang diharapkan dapat mendukung kegiatan pengelolaan piutang yang efisien terdiri dari: 1. Kebijakan kredit, merupakan pedoman yang ditempuh oleh perusahaan dalam menentukan seorang nasabah layak atau tidak layak diberikan kredit. 2. Kebijakan pengumpulan piutang, merupakan prosedur yang harus diikuti dalam mengumpulkan piutang bila mana sudah jatuh tempo. 3. Teknik pengumpulan piutang, dapat dilakukan beberapa tindakan seperti melalui surat, telepon, kunjungan personal dan tindakan hukum. (Syamsuddin, 2000: 256)
Universitas Sumatera Utara
6 Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan pengelolaan piutang akan berjalan dengan lancar bila didukung dengan manajemen piutang yang baik. Kerangka konseptual yang telah diuraikan dapat digambarkan sebagai berikut: Manajemen Piutang a. Kebijakan kredit b. Kebijakan pengumpulan piutang
Kegiatan pengelolaan piutang yang efisien
c. Teknik pengumpulan piutang Gambar 1.1 Kerangka konseptual Sumber : Syamsudin, 2000 (diolah)
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengelolaan manajemen piutang yang dikelola oleh Perum Perumnas Regional I Medan tahun 2000 sampai dengan 2005. Sedangkan manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Bagi penulis Sebagai bahan untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan dalam bidang keuangan secara khusus tentang piutang. 2. Bagi Perum Perumnas Regional I Medan. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam menetapkan kebijakan manajemen piutang yang disalurkan kepada nasabah. 3. Bagi peneliti Lain Memberikan sumbangan pemikiran dan referensi bagi peneliti yang nantinya dapat memberikan perbandingan dalam mengadakan penelitian lebih lanjut di masa yang akan datang.
Universitas Sumatera Utara
7 E. Metode Penelitian 1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada Perum Perumnas Regional I Medan yang beralamat di Jalan Matahari Raya No.313 Helvetia Medan di mulai dari bulan November sampai dengan Februari 2008. 2. Batasan Operasional Penelitian ini hanya terbatas untuk meneliti kebijakan manajemen piutang yang dikelola oleh Perum Perumnas Regional I Medan dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2005. 3. Jenis dan Sumber Data Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari sumbernya melalui wawancara dengan pegawai bagian pendanaan dan akuntansi Perum Perumnas Regional I Medan. b. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari sumber yang telah terdokumentasi di Perum Perumnas Regional I Medan melalui literatur ilmiah yang berkaitan dengan topik bahasan dalam penelitian. 4. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Teknik Dokumentasi Yaitu dengan cara mengumpulkan data yang telah terdokumentasi di Perum Perumnas Regional I Medan berupa sejarah perusahaan maupun struktur organisasi dalam perusahaan tersebut, laporan keuangan meliputi neraca dan laporan laba rugi
Universitas Sumatera Utara
8 perusahaan serta teori yang berkaitan untuk mendapatkan gambaran masalah yang diteliti. b. Wawancara Yaitu mengumpulkan data pendukung dengan melakukan wawancara tanya jawab dengan pegawai bagian pendanaan dan akuntansi Perum Perumnas Regional I Medan.
5. Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Analisis Deskriptif yaitu dengan mengadakan pengumpulan dan penganalisaan data yang diperoleh sehingga dapat dimengerti dan kemudian diinterpretasikan sehingga diperoleh gambaran yang sebenarnya mengenai objek penelitian.
Universitas Sumatera Utara