BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Laba merupakan salah satu tolak ukur yang digunakan dalam penilaian
kinerja perusahaan. Setiap perusahaan yang bergerak dibidang jasa, dagang, maupun manufaktur memiliki harapan agar memperoleh laba pada tingkat tertentu sebagai tujuan perusahaan yang harus dicapai. Informasi mengenai laba perusahaan dapat membantu pemilik atau pihak lain dalam menilai kinerja perusahaan maupun kekuatan laba perusahaan di masa yang akan datang (Putri, 2015). Menurut Wet dan Mvita (2013) laba bersih dibagi menjadi dua bagian yaitu saldo laba dan dividen. Laba ditahan dapat diinvestasikan kembali dan diperlakukan sebagai sumber dana jangka panjang. Namun, dividen harus didistribusikan kepada pemegang saham dalam rangka memaksimalkan kekayaan pemegang saham, karena pemegang saham telah menginvestasikan uang mereka dengan harapan diuntungkan secara finansial. PSAK No. 23 merumuskan dividen sebagai distribusi laba kepada pemegang saham sesuai dengan proporsi mereka dari jenis modal tertentu. Para investor cenderung akan memilih perusahaan yang mampu menghasilkan pengembalian modal yang tinggi dan mampu untuk mempertahankan serta mempertinggi tingkat pertumbuhannya secara terus menerus. Aktivitas investasi yang dilakukan oleh investor mempunyai tujuan yaitu mencari pendapatan atau tingkatan pengembalian investasi baik berupa pendapatan dividen maupun
1
pendapatan dari selisih harga jual saham terhadap harga belinya. Dalam hubungannya dengan pendapatan dividen, para investor umumnya menginginkan pembagian dividen yang relatif stabil karena dapat mengurangi ketidakpastian investor dalam menanamkan dananya kedalam perusahaan. Bagi para investor faktor stabilitas dividen akan lebih menarik daripada dividend payout ratio yang tinggi. Stabilitas di sini dalam arti tetap memperhatikan tingkat pertumbuhan perusahaan yang ditunjukkan oleh koefisien dengan arah yang positif. Bagi investor, pembayaran dividen yang stabil merupakan indikator prospek perusahaan yang juga stabil dengan demikian resiko perusahaan juga relatif lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan yang membayar dividen tidak stabil (Sartono, 2001). Brigham dan Gapenski (1996) menyatakan bahwa setiap perubahan dalam kebijakan pembayaran dividen akan memberikan dua dampak yang berlawanan. Apabila dividen akan dibayarkan semua, kepentingan akan cadangan dapat terabaikan. Namun, bila akan ditahan semua maka kepentingan pemegang saham akan uang kas terabaikan. Untuk menjaga kedua kepentingan itu, pihak manajemen perusahaan harus mengambil kebijakan dividen (dividend policy) yang optimal. Kebijakan dividen dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satu faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen adalah profitabilitas. Profitabilitas berupa kelebihan penghasilan diatas biaya selama satu periode akuntansi (Harahap, 2001: 226). Menurut Badu (2013) profitabilitas telah menjadi penentu dari kebijakan dividen selama bertahun-tahun, hal ini lah yang menjadikan profitabilitas faktor penting dalam mempengaruhi kebijakan dividen.Semakin tinggi tingkat laba maka
2
semakin besar tingkat pembayaran dividen yang dibagikan kepada pemegang saham. Hal ini sesuai dengan Signaling Theory yang menjelaskan bahwa pihak manajemen akan membayarkan dividen untuk memberi sinyal mengenai keberhasilan perusahaan membukukan profit(Wirjolukito et al. 2003). Lintner (1956)menyimpulkan bahwa perusahaan hanya akan meningkatkan dividen apabila laba meningkat. Hal ini menunjukkan perusahaan selalu berusaha meningkatkan citranya dengan cara setiap peningkatan laba akan diikuti dengan peningkatan porsi laba yang dibagi sebagai dividen. Faktor lain yang mempengaruhi kebijakan dividen adalah investment opportunity set (IOS). IOSmenjadi salah satu tolak ukur untuk melihat nilai perusahaan yang nantinya akan dijadikan pertimbangan dalam kebijakan pembayaran dividen. Myers (1977) menggambarkan nilai suatu perusahaan sebagai sebuah kombinasi aset yang dimiliki dengan pilihan investasi dimasa depan. Menurut Gaver dan Gaver (1993) investment opportunity set merupakan nilai perusahaan yang besarnya tergantung pada pengeluaran-pengeluaran yang ditetapkan manajemen di masa yang akan datang, yang pada saat ini merupakan pilihan-pilihan investasi yang diharapkan akan menghasilkan return yang lebih besar. Oleh karena itu investment opportunity set adalah komponen-komponen dari nilai perusahaan dan merupakan hasil dari pilihan-pilihan untuk membuat keputusan investasi yang dilakukan perusahaan di masa yang akan datang. Apabila kondisi perusahaan sangat baik maka pihak manajemen akan cenderung lebih memilih investasi baru daripada membayar dividen yang tinggi (Ahmad, 2009). Pernyataan tersebut di dukung oleh Residual of Dividen Payments Theory
3
yangmenjelaskan bahwapembayaran dividen dilakukan jika perusahaan memiliki dana sisa setelah membiayai investasi yang memiliki net present value (NPV)positif dengan menggunakan pendapatan perusahaan yang ditahan (retained earning). Apabila perusahaan tidak memiliki dana sisa maka tidak ada pembayaran dividen yang dilakukan. Penelitian ini menggunakan likuiditas sebagai variabel moderasi untuk menguji apakah likuiditas memperkuat atau memperlemah pengaruh profitabilitas dan investment opportunity set terhadap jumlah dividen yang dibayarkan. Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Tingginya tingkat likuiditas menunjukkan keyakinan investor terhadap kemampuan perusahaan membayar dividen yang dijanjikan (Palino, 2012). Hal ini didukung oleh teori yang dikemukakan Riyanto (1995) yang menyatakan bahwa likuiditas dari suatu perusahaan merupakan faktor penting yang harus dipertimbangkan untuk menetapkan besar kecilnya dividen yang akan dibagikan kepada investor. Semakin tinggi likuiditas perusahaan, maka semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. Keberadaan likuiditas yang tinggi akan menimbulkan adanya perbedaan kepentingan antara pemilik perusahaan dengan manajemennya. Pihak manajemen akan menahan kas untuk melunasi hutang atau meningkatkan investasi. Di sisi lain, pemegang saham mengharapkan dividen kas dalam jumlah relatif besar karena ingin menikmati hasil investasi pada saham perusahaan. Kondisi inilah yang dipandang teori agensi sebagai konflik antara prinsipal dan agen (Jensen, 1976). Pemegang saham berusaha menjaga agar pihak manajemen tidak terlalu banyak memegang kas
4
karena kas yang banyak akan menstimulus pihak manajemen untuk menikmati kas tersebut bagi kepentingan dirinya sendiri. Sedangkan pihak manajemen akan membatasi arus kas keluar berupa dividen kas yang berjumlah terlalu besar dengan alasan mempertahankan kelangsungan hidup, menambah investasi untuk pertumbuhan atau melunasi hutang (Suharli dan Oktorina, 2005). Pada perusahaan yang membukukan keuntungan tinggi ditambah likuiditas yang lebih baik, maka semakin besar jumlah dividen yang dibagikan. Pada perusahaan yang menginvestasikan dana lebih banyak akan menyebabkan jumlah dividen tunai yang dibayarkan berkurang (Suharli, 2007). Adapun beberapa data mengenai variabel yang akan diteliti pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia adalah sebagai berikut: Tabel 1.1Data Keuangan Sampel Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Nama Perusahaan PT Surya Toto Tbk PT Unilever Indonesia Tbk
Tahun
DPR (%)
PROF (%)
IOS (%)
LIKUID (%)
2012
41,99
15,49
-1,00
44,60
2013
41,26
13,54
5,59
50,85
2012
93,77
40,37
8,09
3,04
2013
94,51
42,13
4,64
3,36
Sumber : Annual Report IDX Tahun 2012-2013 (diolah) Melalui Tabel 1.1 dapat dilakukan analisis sementara pengaruh variabelvariabel bebas terhadap dividend payout ratio (DPR). Analisis sementara tersebut untuk mengetahui konsistensi pengaruh profitabilitas, investment opportunity set, dan moderasi likuiditas dengan variabel bebas terhadap DPR. Tabel diatas
5
menunjukkan pada tahun 2013 rasio keuangan PT Surya Toto Tbk memiliki likuiditas (cash ratio) yang lebih besar jumlah presentasenya jika dibandingkan dengan tahun 2012 yakni 6,25% (50,85%-44,60%), investment opportunity set (IOS) lebih tinggi 6,59%, namun rasio profitabilitas (PROF) turun menjadi 13,54% sehingga jumlah pembagian dividen (DPR) menjadi lebih kecil 0,73%. Dapat diartikan bahwa pada saat perusahaan memiliki kesempatan investasi yang tinggi di dukung oleh keadaan likuiditas yang baik sedangkan rasio profitabilitas rendah maka perusahaan akan memilih untuk menahan kas keluarnya demi ekspansi perusahaan yang berakibat pada pembagian dividen yang semakin kecil. Contoh lain dapat dilihat pada perhitungan rasio keuangan PT Unilever Indonesia Tbk, ketika rasio investment opportunity set (IOS) menurun 3,45% (4,64%-8,09%) sedangkan rasio profitabilitas meningkat sebesar 1,76% (42,13%40,37%) didukung oleh likuiditas yang mengalami kenaikan 0,32%maka rasio kebijakan dividen (DPR) mengalami peningkatan sebesar 0,74%. Hal ini berarti jika profitabilitas perusahaan yang tinggi di dukung oleh likuiditas perusahaan yang baik dengan keadaan IOS yang rendah maka perusahaan akan memilih untuk mendistribusikan laba berusahaan yang berakibat pembagian dividen semakin besar. Pada penelitian sebelumnya telah dilakukan pengujian beberapa faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Arif dan Fatima (2013) yang meneliti pengaruh profitabilitas dan investment opportunity set terhadap kebijakan dividen pada perusahaan non financial yang terdaftar di Karachi Stock Exchange tahun 2005-2010. Hasil penelitian tersebut membuktikan
6
bahwa profitabilitas berpengaruh positif signifikan dan investment opportunity set berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan dividen. Penelitian serupa yang dilakukan oleh Waswa et al. (2014) dan Adediran dan Alade (2013)juga menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh positif. Hal ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Demirgunes (2015) danYakub, dkk.(2014)yang membuktikan bahwa profitabilitas memiliki hubungan yang negatif terhadap kebijakan dividen. Penelitian lain yang dilakukan oleh Putri (2012) dan Sunarto (2004) menyimpulkan bahwa investment opportunity set berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Mawarni (2014) dan Mela Mustofia (2014) yang menghasilkan investment opportunity set berhubungan secara negatif dengan kebijakan dividen. Penelitian mengenai kebijakan dividen telah banyak dilakukan namun hasil yang ditunjukkan masih tidak konsisten, sehingga membuat penelitian dengan dasar kebijakan dividen ini masih menarik untuk dilakukan. Adanya kesenjangan hasil penelitian (research gap) terdahulu di duga karena terdapat variabel lain yang memperkuat atau memperlemah pengaruh variabel bebas terhadap kebijakan dividen sehingga menimbulkan pemikiran peneliti untuk menggunakan variabel moderasi dalam penelitian ini. Perbedaan penelitian ini dengan penelitianpenelitian sebelumnya yaitu penelitian ini menggunakan variabel likuiditas sebagai variabel moderasiyang pada penelitian sebelumnya belum pernah digunakan sebagai variabel pemoderasi antara variabel bebas dengan variabel terikatnya.Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan rentang waktu penelitian tahun 2012 sampai dengan
7
2014. Sektor manufaktur di pilih karena merupakan jumlah sektor yang paling banyak terdaftar di Bursa Efek Indonesia bila dibandingkan sektor lainnya. Hal itu menunjukkan bahwa peran sektor industri manufaktur dalam perekonomian di Indonesia menempati posisi dominan. Selain itu sektor manufaktur merupakan sektor yang paling banyak membagikan dividen kepada pemegang saham (Mayangsari, 2015). Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk mengambil judul “Likuiditas Memoderasi Pengaruh Profitabilitas dan Investment Opportunity Set (IOS) Terhadap Kebijakan Dividen”. 1.2
Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan, maka dapat dirumuskan
masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah. 1) Apakah profitabilitas berpengaruh pada kebijakan dividen? 2) Apakah investment opportunity set berpengaruh pada kebijakan dividen? 3) Apakah likuiditas mampu memperkuat pengaruh profitabilitas pada kebijakan dividen? 4) Apakah likuiditas mampu memperkuat pengaruh investment opportunity set pada kebijakan dividen? 1.3
Tujuan Penelitian Sesuai dengan latar belakang dan pokok permasalahan yang telah diuraikan,
maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui pengaruh profitabilitas pada kebijakan dividen.
8
2) Untuk mengetahui pengaruh investment opportunity set pada kebijakan dividen. 3) Untuk mengetahui pengaruh profitabilitas pada kebijakan dividen dengan likuiditas sebagai variabel moderasi. 4) Untuk mengetahui pengaruh investment opportunity set pada kebijakan dividen dengan likuiditas sebagai variabel moderasi. 1.4
Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis dan
praktis sebagai berikut: 1) Kegunaan Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi dalam rangka pengembangan khasanah ilmu pengetahuan, khususnya mengenai kebijakan dividen dan beberapa faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen. 2) Kegunaan Praktis (1) Bagi Akademisi Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada literatur kebijakan dividen tentang profitabilitas, investment opportunity set, dan likuiditas sebagai variabel moderasi yang dianggap sebagai faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen. (2) Bagi Perusahaan Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk pihakpihak yang berkepentingan dalam perusahaan sehingga dapat mengambil keputusan bisnis yang rasional dan dapat memberikan
9
manfaat sebagai tambahan informasi bagi penentuan kebijakan khususnya tentang kebijakan dividen. (3) Bagi Investor Penelitian ini diharapakan memberikan kontribusi bagi pengguna laporan keuangan, khususnya investor dalam pengambilan keputusan investasi saham, terutama dalam menilai kualitas informasi laba yang dilaporkan dalam laporan keuangan. 1.5
Sistematika Penulisan Skripsi ini terdiri dari lima bab. Secara garis besar, isi dari masing-masing
bab dijelaskan sebagai berikut: BAB I
PENDAHULUAN Pada bab ini dikemukakan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN Pada bab ini diuraikan mengenai landasan teori dan konsep yang berkaitan dengan pembahasan masalah yang dapat digunakan sebagai dasar acuan penelitian, pembahasan hasil penelitan sebelumnya yang relevan dengan skripsi ini, hipotesis penelitian, dan kerangka pemikiran.
10
BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini dikemukakan mengenai metode penelitian yang digunakan dalam skripsi ini, yang meliputi lokasi penelitian atau ruang lingkup wilayah penelitian, obyek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, populasi dan sampel penelitian, metode pengumpulan data, serta teknik analisis data yang digunakan. BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Bab ini menguraikan tentang deskripsi hasil dan pembahasan penelitian. BAB V
SIMPULAN DAN SARAN Bab ini merupakan penutup yang memuat simpulan dari hasil pembahasan pada bab sebelumnya dan saran-saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
11