BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pada zaman era globalisasi dicirikan dengan perdagangan bebas atau pasar bebas, dan kemajuan teknologi telah menghasilkan agama baru yang disebut sebagai materialime yang menjurus pada pola hidup konsumtif. Perilaku konsumtif erat kaitannya dengan budaya barat, yaitu peradaban yang menyajikan berbagai bentuk kesenangan (entertaiment) dan kenikmatan (hedonisme). Membanjirnya barangbarang di pasaran mempengaruhi sikap seseorang terhadap pembelian dan pemakian barang. Seringkali juga dipengaruhi oleh sugesti dari iklan yang cenderung kurang realistis. Pembelian suatu produk bukan lagi untuk memenuhi kebutuhan (need), melainkan karena keinginan (want) (Herlianto dalam Devydwi, 2013) . Orang lebih mau membeli televisi dari pada buku, atau membeli produk yang tidak terlalu bermanfaat karena adanya potongan harga. Mereka lebih memilih membeli berbagai peralatan rumah tangga dari pada mendapatkan pengetahuan pendidikan. Beberapa orang dengan kelas ekonomi yang cukup berada, terutama dikota besar, mall sudah menjadi rumah kedua. Mereka membeli produk tidak lagi karena memang membutuhkan, tetapi dilakukan dengan alasan-alasan lain seperti mengikuti mode yang sedang beredar, hanya ingin mencoba produk baru, ingin memperoleh pengakuan sosial dan lain-lain.
1
Menurut Soegito Parma dalam Ariesny (2007), perilaku konsumtif masyarakat Indonesia tergolong berlebihan jika dibandingkan dengan bangsa-bangsa di Asia Tenggara. Keadaan ini dilihat jika rendahnya tingkat tabungan masyarakat Indonesia dibandingkan negara lain seperti Malaysia, Philipina dan Singapura. Hal ini membuktikan bahwa masyarakat Indonesia lebih senang menggunakan uang untuk memenuhi kebutuhan yang tidak penting dengan berperilaku konsumtif atau hidup dalam dunia konsumerisme yang menjadi syarat mutlak untuk kelangsungan status dan gaya hidup. Sekarang ini, sudah banyak berkembangnya perilaku yang seharusnya dianggap kurang bermanfaat dimasyarakat, salah satu contohnya adalah perilaku konsumtif. Perilaku konsumtif disini maksudnya adalah perilaku yang menggunakan barangbarang produksi secara berlebihan dan bahkan sampai menjadi kebiasaan atau gaya hidup. Pada umumnya, setiap manusia memiliki motivasi untuk berperilaku konsumtif didalam dirinya meski kapasitasnya berbeda sesuai dengan keterbatasanketerbatasan yang dimiliki. Perilaku konsumtif ini muncul dari berbagai faktor, faktor internal dan faktor eksternal. Dimana faktor internal disini adalah dorongan dari diri sendiri untuk mendapatkan atau memuaskan apa yang diinginkan, jika faktor eksternal adalah keinginan-keinginan yang muncul dikarenakan faktor-faktor seperti lingkungan, pergaulan yang dapat terpengaruh pada diri.
2
Menurut Lubis dalam Astuti (2010) perilaku konsumtif adalah perilaku yang tidak lagi berdasarkan pada pertimbangan yang rasional, melainkan karena adanya keinginan yang sudah mecapai taraf yang sudah tidak rasional lagi. Sedangkan menurut Anggasari dalam Hotpascaman (2010) perilaku konsumtif adalah tindakan membeli barang-barang yang kurang atau tidak diperhitungkan sehingga sifatnya menjadi berlebihan. Lalu menurut Hawkins dalam Hotpascaman (2010) bahwa beberapa faktor konsumtif selain dipengaruhi oleh nilai-nilai didalam masyarakat dan keluarga juga dipengaruhi oleh faktor lainnya termasuk kepribadian. Artinya ketika seseorang
melakukan
pembelian
suatu
produk
maka
banyak
hal
yang
dipertimbangkan. Namun, kita ketahui bahwa kehidupan saat ini, justru yang sering menggunakan barang secara berlebihan yaitu umumnya para perempuan ketimbang para lelaki. Terutama perempuan yang telah memiliki penghasilan sendiri akan lebih mudah mengeluarkan uang tanpa harus melibatkan uang orang lain untuk membeli barangbarang yang diinginkan Menurut Hadipranata dalam Pratiknyo (2008) wanita mempunyai kecenderungan lebih besar untuk berperilaku konsumtif dibandingkan pria. Hal ini disebabkan konsumen wanita cenderung lebih emosional, sedang konsumen pria lebih nalar. Menurut Hadipranata dalam Pratiknyo (2008) bahwa wanita sering menggunakan emosinya dalam berbelanja. Kalau emosi sudah menjadi raja sementara keinginan begitu banyak, maka yang teijadi adalah mereka akan jadi pembeli yang royal.
3
Menurut Tambunan (2001) kecenderungan perilaku konsumsi pria yaitu mudah terpengaruh bujukan penjual, sering tertipu karena tidak sabaran dalam memilih barang, mempunyai perasaan kurang enak bila tidak membeli sesuatu setelah memasuki toko, kurang menikmati kegiatan berbelanja sehingga sering terburu-buru mengambil keputusan membeli. Sebaliknya, perilaku konsumsi wanita yaitu lebih tertarik pada warna dan bentuk, bukan pada hal teknis dan kegunaannya, mudah terbawa arus bujukan penjual, menyenangi hal-hal yang romatis daripada objektif, cepat merasakan suasana toko, dan senang melakukan kegiatan berbelanja walau hanya windows shopping (melihat-lihat tapi tidak membeli). Berdasarkan uraian tersebut maka perilaku konsumtif dapat disimpulkan sebagai perilaku konsumen yang bertindak secara emosional tanpa didasarkan perencanaan dan kebutuhan melainkan hanya karena suatu pemuasan, pemenuhan keinginan akan suatu produk yang dianggap menarik. Perilaku konsumtif tidak lagi didasarkan pada pertimbangan yang rasional dan dikendalikan oleh keinginan untuk memenuhi hasrat kesenangan duniawi. Kaum wanita cenderung untuk berperilaku konsumtif dibandingkan kaum pria. Perilaku konsumtif menyebabkan seseorang selalu merasa tidak puas, tanpa peduli bagaimana cara mendapatkannya. Dari berbagai macam profesi yang dijalanin oleh perempuan terutama profesi pramugari junior yang dipilih oleh peneliti untuk menjadikan subjek penelitian karena rata-rata gaji pramugari junior yang dapat dikatakan berpenghasilan besar dapat memungkinkan adanya indikasi berperilaku konsumtif. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil wawancara dan observasi dengan beberapa pramugari junior yang mengatakan 4
bahwa mereka sering membeli barang-barang branded seperti tas, baju, kosmetik, aksesoris dll dari penghasilan mereka. Apalagi pramugari memiliki tempat yang sering mereka kunjungi ketika sedang singgah ditempat pemberentian pesawat disuatu kota dengan mengunjungi tempat pusat perbelanjaan (mall), tempat wisata, dan lain-lain sehingga memotivasi untuk berindikasi berperilaku konsumtif Menurut Wikipedia (2013) Istilah pramugara/pramugari disepadankan hanya untuk staf perusahaan penerbangan saja (bahasa Inggris: flight attendant/steward (ress) dan penggunaan istilah ini untuk jenis transportasi selain pesawat udara jarang ditemukan lagi. Karena pada praktiknya jumlah pramugara/i pesawat juga lebih banyak daripada jenis angkutan yang lain, dan suatu penerbangan biasanya lebih didominasi oleh pramugari daripada pramugara, maka istilah pramugari menjadi lebih sering digunakan untuk menyebut pekerjaan baik pramugari maupun pramugara pesawat. Perlu kita ketahui bahwa perilaku konsumtif merupakan suatu perilaku yang sering kita lakukan tanpa sadar dan biasanya perilaku konsumtif ini kurang adanya kesadaran pada diri atau kontrol diri. Kontrol pada diri yang sering disebut dengan istilah self regulation. Menurut
Rahman
(2013)
Self
regulation
adalah
suatu
upaya
untuk
mengendalikan pikiran, perasaan, dan perilaku dalam rangka mencapai suatu tujuan pengertian tersebut menunjukan pada tiga aspek yang harus dikendalikan, yaitu pikiran, perasaan, dan perilaku. Jadi yang perlu diperhatikan pada diri kita adalah 5
menjaga pikiran, perasaan dan perilaku untuk dapat mengontrol diri sehingga tidak berperilaku konsumtif yang terkadang dapat merugikan diri kita. Kemudian menurut Schunk dalam Apanadyanti (2010), Regulasi adalah kemampuan untuk mengontrol diri sendiri. Regulasi diri merupakan penggunaan suatu proses yang mengaktivitasi pemikiran, perilaku, dan perasaan yang terus menerus dalam upaya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Individu melakukan regulasi diri dengan mengamati, mempertimbangkan, memberi, ganjaran atau hukuman terhadap dirinya sendiri (Hendri dalam klik psikologi, 2013). Dengan dasar pernyataan tersebut menjadikan peneliti merasa menarik untuk meneliti adakah Hubungan antara self regulation dengan perilaku konsumtif pada pramugari junior.
1.2 Identifikasi Masalah Dari latar belakang diatas, terdapat masalah-masalah yang muncul yaitu : 1. Apa yang menjadi indikasi pramugari junior berperilaku konsumtif? 2. Apa yang menjadi indikasi self regulation pada pramugari junior? 3. Adakah hubungan anatara self regulation dengan perilaku konsumtif pada pramugari junior?
1.3 Perumusan Masalah Dari pembatasan masalah diatas dapat dirumuskan masalah dalam peneliti ini, yaitu :” Apakah terdapat hubungan antara self regulation dengan perilaku konsumtif pada pramugari junior? 6
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan Penelitian Mengetahui hubungan antara self regulation dengan perilaku konsumtif pada pramugari khususnya pramugari junior. 1.4.2 Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini dapat memberikan manfaat, antara lain manfaat teoritis dan manfaat praktis. 1.4.2.1 Manfaat Teoritis a) Dapat memberikan gambaran self regulation dan perilaku konsumtif pada pramugari junior. b) Dapat memberikan manfaat terhadap ilmu pengetahuan, khususnya bidang psikologi terutama psikologi sosial terutama yang terkait mengenai hubungan antara self regulation dengan perilaku konsumtif dengan memberikan bukti empiris mengenai apakah ada hubungan tersebut. 1.4.2.2 Manfaat Praktis. Bagi Pramugari Hasil Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pramugari mengenai pentingnya meminimalisir perilaku konsumtif dengan penerapan self-regulation sehingga pramugari tidak berperilaku konsumtif.
7
1.5 Sistematika Penulisan Untuk memudahkan penulisan skripsi ini, penulis membagi dalam beberapa bab yang sistematikanya adalah sebagai berikut: Bab 1 : Merupakan bagian pendahulan. Bab ini mambahas tentang latar belakang penelitian ini yaitu permasalahan penelitian, identifikasi masalah perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian dan sistematika penulisan. Bab 2 : Merupakan bagian tinjauan pustaka. Bab ini membahas tentang teoriteori mengenai perilaku konsumtif dan faktor yang mempengaruhi perilaku konsumtif, indikator perilaku konsumtif, jenis-jenis perilaku konsumtif, tipetipe perilaku konsumtif, ciri perilaku konsumtif, dan pengertian self regulation, kemudian yang terakhir proses self regulation, definisi pramugari, kerangka berpikir dan hipotesis. Bab 3 : Merupakan metode penelitian yang terdiri dari desain penelitian, populasi dan sampel penelitian, teknik pengumpulan sampel, karakteristik partisipan, alat ukur yang digunakan, teknik pengujian instrumen, metode analisis data, prosedur penelitian. Bab 4 : Merupakan hasil penelitian seperti demografi responden, uji normalitas, uji korelasi, analisis deskriptif, analisis deskriptif kategori berdasarkan demografi responden, hasil analisis hubungan antara self regulation dengan perilaku konsumtif. Bab 5 : Berisi tentang kesimpulan, diskusi, dan saran.
8